Di sebuah kamar yang gelap, seorang pria sedang duduk di tempat tidurnya dengan bersandar pada tepi tempat tidur itu. Hanya lampu di sebelah tempat tidurnya saja yang menyala remang-remang.
Dia memandang sebuah lukisan seorang gadis berambut panjang yang sedang tersenyum. Gadis dalam lukisan itu kira-kira berusia sekitar dua puluh tahun. Sesekali pria itu mendapati dirinya tersenyum kecil.
"Masih sama, senyum itu masih sama, hidung mancung dan bibir tipismu pun masih sama , rambut hitam panjang itu masih sama, mata ungu indah itu pun juga masih sama. Hanya tatapannya yang berubah. Dewi-ku sayang. Kali ini kita akan bersama untuk selamanya," kata ucap itu kemudian mencium lukisan tersebut.
Pria itu kemudian meletakkan lukisannya di atas nakas kecil samping tempat tidurnya. Ia bangkit dari posisinya dan berjalan lurus kearah kamar mandi.
.
.
"Nona Selena, apa yang sedang Anda lakukan disini?!"
Seorang pelayan memergoki Selena yang sedang memasukkan sesuatu ke dalam salah satu menu sarapan pagi ini.
Buru-buru ia menyimpan botol kecil itu ke dalam saku celananya. Selana menatapnya sinis.
"Tidak ada!! Aku hanya ingin mencicipi dan memastikan jika makanan yang kalian masak itu benar-benar layak!!" ucapnya memberi penjelasan.
Karena tidak mungkin Selena mengatakan yang sebenarnya pada kedua pelayan tersebut. Karena bisa-bisa, dirinya sendiri yang terkenal masalah jika merek sampai melapor pada Nenek Nero.
"Tapi yang anda lakukan terlalu mencurigakan, Nona!! Semoga saja anda tidak melakukan sesuatu yang bisa merugikan orang lain, jika itu sampai terjadi maka kami yang akan menanggung akibatnya!!" jawab pelayan itu menimpali.
Bekerja selama bertahun-tahun di kediaman Nero, membuat mereka sedikit banyak mulai memahami dan mengenal sifat Selena yang sebenarnya.
Di balik penampilannya yang anggun, dia adalah seorang wanita bermuka dua. Dan Selena selalu berusaha untuk mendapatkan muka di depan Nenek Nero, tetapi selalu gagal. Karena sebenarnya Nenek Nero tak pernah menyukai Selena dan keluarganya.
.
.
"Kau harus bertahan. Kenapa kau harus mengorbankan dirimu seperti ini hanya demi iblis sepertiku?! Aku mohon, jangan tinggalkan aku!!"
"Jangan pernah tangisi kepergianku!! Ini adalah takdirku, mati demi melindungi seseorang dari ras Iblis. Aku mencintaimu, itulah alasanku rela mati demi dirimu!!"
Bibirnya bergerak untuk mengecup singkat bibir milik si pria yang memeluknya itu. Rasa asin dan aroma besi berkarat seketika masuk ke dalam indera perasa dan penciumnya. Darah disudut bibir itulah yang menjadi asal aroma tersebut.
"Jaga dirimu baik-baik, jangan pernah melakukan kegilaan hanya demi diriku. Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya, aku mencintaimu!!"
Nuwa terbangun dengan nafas terengah-engah. Dia baru saja bermimpi buruk. Dalam mimpinya itu, Nuwa melihat gambaran seorang Dewi yang rela mati demi kekasihnya yang merupakan Pangeran Iblis.
Mimpi yang sangat aneh namun terasa nyata. Bahkan dia bisa merasakan bagaimana sakitnya ketika sebuah cahaya merah menembus tubuh perempuan yang ada di mimpinya itu. Ada air mata yang mengalir dari sudut matanya.
"Apa-apaan itu tadi?! Kenapa aku bisa bermimpi seaneh itu?!!" ucap Nuwa penuh kebingungan.
Kata-kata itu terdengar begitu familiar, ia seperti pernah mendengar seseorang mengucapkannya. Tetapi Nuwa tidak ingat itu kapan dan dimana. "Sial!! Ada apa denganku?! Kenapa aku bisa sampai terbawa perasaan seperti ini?! Jelas-jelas itu tadi hanya mimpi!!" gumam gadis itu setengah berbisik.
"Kenapa kau bicara sendiri?!" ucap Rey yang entah dari mana datangnya tiba-tiba sudah ada dibelakang Nuwa.
"Omo!! Kenapa kau mengejutkanku!!" Nuwa mengusap dadanya.
Rey tak memberikan respon, dia mendekati Nuwa kemudian duduk disampingnya. "Mimpi aneh?!" tebak Rey 100% benar.
Sontak Nuwa menoleh dan menatap Rey penuh tanya. "Bagaimana kau bisa tau? Perasaan aku tidak mengatakan apapun padamu," ucap Nuwa sambil menatap langsung ke dalam manik hitam milik Rey.
"Karena aku juga pernah mengalaminya. Mimpi yang benar-benar aneh dan menurutku sangat tidak masuk akal,"
"Apakah dalam mimpimu itu, kamu juga melihat seorang wanita yang rela mati demi kekasihnya? Kemudian mereka kedua berjanji untuk bertemu di kehidupan selanjutnya?!" tanya Nuwa memastikan. Dan Rey mengangguk membenarkan.
Nuwa terdiam. Dalam hatinya, Nuwa terus bertanya kenapa bisa ia dan Rey sampai mengalami mimpi yang sama?! Lalu apa sebenarnya arti dari mimpi itu, mungkinkah itu ada hubungannya dengan masalah mereka?! Nuwa sama sekali tidak tau. Dan tugasnya adalah memecahkan teka-teki itu.
Sang Dewi menutup matanya. Sebuah cahaya putih kehijauan muncul dari ujung jari manisnya. Meskipun melihatnya, namun tak ada keterkejutan yang Rey tunjukkan, karena dia sudah tau siapa Nuwa sebenarnya.
"Apa yang kau lakukan?!" Rey mundurkan kepalanya ketika melihat Nuwa mengarahkan jari telunjuknya yang mengeluarkan cahaya itu ke dahinya.
Sang Dewi mendengus. "Diamlah!! Aku tidak akan melakukan apapun padamu, apalagi mencelakaimu. Aku hanya ingin tahu, kenapa kita berdua memiliki mimpi yang sama!!" jelas Nuwa.
Mendengar ucapan Nuwa membuat Rey terdiam. Bukan hanya Nuwa saja yang penasaran, tetapi dia juga. "Lakukan!!" pinta Rey. Nuwa mengangguk. Kemudian dia meletakkan jarinya di kening Rey dan mulai menutup matanya.
Kilasan demi kilasan dan gambaran masa lalu mulai memenuhi kepalanya. Nuwa mulai merasakan nafasnya yang memberat, air mata bercucuran dari kelopak mata dan membasahi wajah cantiknya. Membuat Rey kebingungan dan bertanya-tanya.
"Viona, ada apa denganmu?! Memangnya apa yang kau lihat? Kenapa kau menangis?!" tanya Rey sambil menguncang bahu gadis itu dengan pelan.
Nuwa membuka mata dan melepaskan napasnya yang tak beraturan. Udara malam itu seharusnya hangat, namun tak dirasa begitu olehnya. Dia menatap sosok di hadapannya, seorang pria asing yang tiba-tiba masuk ke dalam hidupnya, seorang pria asing yang pantas ia beri gelar sebagai pria paling menyebalkan.
Dalam gambaran itu begitu jelas sekali. Dia melihat seorang perempuan yang wajahnya sangat mirip dengannya menjalin cinta terlarang dengan pria yang berasal dari ras iblis. Dan yang lebih mengejutkan lagi, pria itu sangat mirip dengan pria di depannya ini. Hanya saja warna mata dan rambutnya yang berbeda.
"Apa yang kau lihat?!" tanya Rey penasaran.
Nuwa mengangkat wajahnya dan menatap lelaki di depannya ini dengan tatapan yang sulit diartikan. Alih-alih menjawab pertanyaan Rey, dia malah bangkit dan berjalan kearah dinding kaca yang berada di samping kanan tempat tidur. Pandangannya lurus pada langit malam.
"Kau tidak akan percaya dengan yang aku lihat!!" kemudian Nuwa berbalik dan mengunci langsung ke dalam manik kiri milik Rey.
Lalaki itu menautkan alisnya. "Maksudmu, apa?!" ia bertanya dengan penasaran.
Nuwa menutup matanya dan menghela napas panjang. "Mimpi yang kita alami, ada hubungannya dengan kehidupan kita dimasa lalu. Kita dulu adalah....!!"
BRAKK...
Nuwa menggantung ucapannya setelah mendengar suara keras mirip sesuatu yang jatuh. Buru-buru ia berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi, sedangkan Rey masih belum beranjak sedikit pun dari posisinya saat ini.
Dan sesampainya di ruang keluarga. Nuwa melihat dua pemuda yang wajahnya tidak asing tengah di kerumuni oleh para pelayan dan pengawal. Lalu pandangan Nuwa bergulir pada langit-langit rumah yang jebol.
"Ya Tuhan, kenapa harus terulang kembali, dan apa yang sebenarnya mereka lakukan disini?!"
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
siapa yg datang
2023-02-12
0
ChiChi
siapa tuhh yg jatuh 😅😅😅😅
2023-02-11
0
young park
waàaahhh apa Nuwa sudah mengetahui masalalu mereka ,,,
nah siapa lagi tuh yg jatuh dari langit 😂😂😂
2023-02-11
0