Suasana hening menyelimuti kebersamaan Rey dan Nuwa. Keduanya tak saling bicara dan sama-sama diam dalam keheningan.
Sesekali Rey melirik perempuan yang berjalan di sampingnya dari ekor mata kirinya, wajah tampannya tak menunjukkan ekspresi apapun, datar.
Tiba-tiba Nuwa menghentikan langkahnya dan membuat Rey ikut berhenti juga. Rey menatap Gadis itu penuh tanya. "Ada apa?" tanya Rey kebingungan.
Kemudian gadis itu menunjuk sebuah kedai makanan yang berada di seberang jalan."Kelihatannya makanan di sana sangat enak, buktinya saja banyak pengunjung yang datang. Bagaimana jika kita pergi ke sana dan mencobanya?" ucap Nuwa memberi usul.
Rey tak memberikan jawaban apa-apa, sebagai gantinya dia hanya menganggukkan kepala. Tanda Jika ia menyetujui usulan Nuwa.
Mereka berdua memasuki kedai tersebut. Banyaknya pengunjung yang berada di sana membuat Rey merasa tidak nyaman, wajar karena itu bukanlah restoran bintang lima yang memiliki ruangan VIP. Namun hal berbeda justru ditunjukkan oleh Sang Dewi. Nuwa terlihat biasa-biasa saja, dia nyaman-nyaman saja.
Kedatangan mereka berdua begitu menarik perhatian, terutama bagi kaum pria. Kecantikan Nuwa yang berada di luar batas wajar manusia biasa membuat mereka tak berkedip sama sekali. Dan hal itu membuat Rey merasa tidak nyaman. Seolah-olah dia tidak rela Nuwa menjadi pusat perhatian banyak pasang mata.
"Kita pergi saja dari sini, terlalu berada di tempat ini membuatku tidak nyaman!! Kita makanan malam di tempat lain saja,"
Nuwa menahan pergelangan tangan Rey dan menatapnya penuh tanya. "Tidak nyaman kenapa? Tempat ini bersih dan menurutku sangat nyaman, jadi kenapa harus ke tempat lain?!" ujar Nuwa panjang lebar.
Rey tak mengatakan apa-apa. Dia berbalik dan pergi begitu saja. "Yakk!! Tunggu!!" seru Nuwa dan segera mengejar suaminya. Gadis itu merentangkan kedua tangannya dan menghalangi Rey untuk pergi. "Kau mau kemana? Aku sangat lapar," ucapnya sambil memegangi perutnya yang keroncongan.
"Jika kau tidak mau makan di tempat lain ya terserah. Yang jelas aku tak tidak sudi makan disini!!"
Nuwa menghela napas. dia bingung, sepertinya ada masalah apa sih Rey dengan tempat ini?! Lagipula tempatnya sangat bersih dan ramai, sudah pasti rasa makanannya juga enak. Tapi kenapa dia malah tidak mau, benar-benar membingungkan!!
"Iya, tapi aku jangan ditinggal juga!!" seru Nuwa sambil mempoutkan bibirnya. "Kalau begitu kau harus membawaku ke tempat makan yang paling enak dan paling mahal. Bukanlah kau itu seorang, Tuan Muda, yang sangat kaya raya jadi membawaku makan malam di tempat mewah aku rasa bukanlah masalah untukmu!!"
Rey mendesah berat. Dia gemas sendiri melihat ekspresi Nuwa yang sangat mengenaskan itu. Sampai-sampai Rey tidak tahan untuk tidak menjitak kepalanya.
Kemudian Rey membawa Nuwa untuk makan malam di tempat yang dia inginkan.
"Omo!!" Tiba-tiba Nuwa menghentikan langkahnya saat melihat seorang anak kecil yang berdiri tepat dibawah sebuah papan nama sebuah Boutique yang salah satu pengaitnya terlepas. "Astaga anak itu dalam bahaya,"
Baru saja Nuwa melangkahkan kakinya, namun langkahnya terhenti saat tiba-tiba ada yang menarik lengannya hingga membuat mereka berdua jatuh bersamaan dengan Nuwa berada di atas tubuh orang tersebut. Sang Dewi mengangkat wajahnya dan matanya bertemu langsung degan mata orang itu yang tak lain dan tak bukan adalah Rey.
Susah payah Nuwa menelan salivanya ketika matanya dan Rey saling mengunci. Saling menatap dengan pandangan tak terbaca. Menimbulkan debaran aneh di hati masing-masing.
"Ya tuhan perasaan apa ini?" gumam Rey dalam hati.
"Rey, kau baik-baik saja kan?" tanya Nuwa dan segera menyandarkan Rey dari lamunan panjangnya.
Suara lembut Nuwa yang masuk ke dalam indera pendengarannya membuat Rey sadar seketika, dengan sedikit kasar lelaki itu mendorong tubuh Sang Dewi yang masih berada di atasnya hingga membuat gadis itu terjengkang kebelakang
"Yak!! Kenapa kau mendorongku eo?!" sungut Nuwa sembari beranjak dari posisinya saat ini.
"Kau ini yang apa-apaan, apa maksudmu berlari ke sana?! Apa kau mau cari mati? Apa kau sudah bosan hidup eo?!" teriak Rey tak kalah kencang dari Nuwa.
"Apa kau bilang? Aku mencari mati, aku rasa tidak!! Hm, kau sudah salah paham kenapa aku sampai berlari kesana. Aku tadi berusaha untuk menyelematkan seorang anak kecil yang hampir saja tertimpa papan nama sebuah Boutique!! Dan anak itu~!! Omo, anak itu!! Jangan-jangan dia~" pekik Nuwa kemudian menyapukan pandangannya.
Namun Nuwa tak melihat apapun, apalagi seorang anak kecil yang terluka parah karena tertimpa sebuah Papan kayu. Tetapi ia hanya melihat seorang Wanita yang wajahnya sama sekali tak asing baginya.
"Kakak!!" seru gadis itu dengan lantang.
Rey memicingkan matanya." Kakak!! Siapa yang kau panggil?!" tanya Rey yang entah sejak kapan berdiri di belakang gadis itu.
"Omo!! Yakk!! Kenapa kau suka sekali mengejutkanku eo?!" pekik Nuwa sembari mengusap dadanya saking terkejutnya. "Aku melihat kakakku di sana, tapi sekarang sudah pergi entah kemana!!" sambung Nuwa menjelaskan.
Tanpa penjelasan lebih pasti pun, tentu saja Rey tau siapa yang Nuwa maksud. Dia adalah kakak gadis itu yang berasal dari dunia yang sama dengannya."Hn," gumam Rey kemudian beranjak dari hadapan Nuwa dan berjalan menuju kursi kayu yang ada di bawah lampu kota.
Melihat Lelaki itu berlalu dari hadapannya. Nuwa pun bergegas mengejarnya dan kemudian duduk disamping lelaki tersebut.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Rey merasa tak nyaman.
Nuwa menggeleng. "Tidak apa-apa! Aku hanya ingin melihat wajah tampanmu saja, soalnya aku tidak pernah melihat lelaki setampan dirimu bahkan di duniaku" ujar Nuwa panjang lebar. Dan yang dia katakan tentu saja bukan omong kosong belaka.
Mendengar ucapan yang keluar dari bibir Nuwa membuat wajah Rey menjadi merah merona seperti kepiting rebus. Melihat wajah merah pria itu membuat Nuwa menjadi cemas dan khawatir. Salah satu tangannya terulur untuk menyentuh pipi Rey dan memastikan jika lelaki yang telah resmi menjadi suaminya itu baik-baik saja, namun Rey justru menghempaskan tangan gadis itu dengan sedikit kasar.
"Kenapa kau terus-terusan menatapku?!" tanya Rey. Dia benar-benar merasa tidak nyaman sama sekali.
"Aku lihat wajahmu merah? Apa kau sakit?" ucap Nuwa dengan khawatir.
Rey menepis tangan gadis itu. "Tidak, kau hanya salah lihat saja!!" sungut Rey datar.
"Benarkah begitu? Aku pikir kau tidak baik-baik saja karena wajahmu memerah!!" balas Nuwa menimpali.
"Aku baik-baik saja. Dan sebenarnya kau jadi untuk makan malam tidak?! Kalau tidak sebaiknya kita pulang saja!!"
"Tentu saja jadi. Ayo, cepat bawa aku kesana sekarang juga!!" rengek Nuwa sambil menggoyangkan lengan terbuka suaminya.
Rey menghela napas. Dengan gemas dia menjitak kepala perempuan itu. "Dasar kau ini!! Seperti bocah saja!!"
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Ilan Irliana
Nuwa g akn ngilng..krn Rey cnt sjti'y...hihi...
2023-03-18
0
Triiyyaazz Ajuach
apa kakaknya Nuwa turun ke bumi juga
2023-02-12
0
ChiChi
Nasib Nuwa xtergolek... 😅😅😅
2023-02-10
1