"A..Apa yang terjadi padaku?!"
Monica kebingungan karena tubuhnya tiba-tiba tidak bisa digerakkan sama sekali. Seperti ada sesuatu yang mengikatnya, namun tak kasat mata.
Di depannya, Nuwa tengah menyeringai tajam padanya.
Dengan membawa pedang milik Monica, Nuwa menghampiri wanita itu dan membuatnya ketakutan setengah mati. Monica tak bisa berbuat apa-apa, sekujur tubuhnya benar-benar tidak bisa digerakkan.
"Ma..Mau apa kau?! Jangan coba-coba mendekat!!"
Melihat ketakutan di wajah Monica membuat seringai Sang Dewi semakin terkembang lebar. "Ada apa denganmu sekarang? Bukannya kau tadi ingin membunuhku?! Lalu kenapa sekarang kau hanya diam seperti seekor tikus yang terperangkap di dalam sangkar besi?!" Nuwa menyeringai.
Monica tadi begitu sesumbar ingin menghabisinya. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, Monica sangat ketakutan hingga dia terkencing di celana.
Dia menyapukan pandangannya kesana-kemari, namun tak ada seorang pun yang bisa menyelamatkannya dari Nuwa.
Lalu, apakah Sang Dewi benar-benar akan membunuhnya?! Maka jawabannya tidak, karena seorang Dewi dilarang untuk membunuh manusia apapun alasannya. Dan yang Nuwa lakukan hanyalah untuk memberikan efek jera pada Monica agar tidak macam-macam lagi padanya.
"TOLONG... TOLONG... TOLONG!!" teriak Monica. Dia sangat berharap ada orang yang datang untuk menolongnya.
Nuwa menatap Monica dengan senyum meremehkan. "Percuma saja kau berteriak, bahkan sampai suaramu habis pun tidak akan ada orang yang datang untuk menolongmu!! Aku tidak akan membunuhmu, tetapi untuk malam ini nikmati saja keseruanmu disini!! Kau hanya akan berteman dengan kegelapan!!"
"Brengsekk!! Yakk!! Wanita jallang, jangan pergi kau!! Yakk!!! Aarrkkhhh... Sial!! Kenapa malah aku yang terjebak disini!! Viona, aku pasti akan menghabisimu!!"
.
.
Rey membuka benda hitam bertali yang menutup mata kanannya guna memastikan apakah matanya masih tetap berwana merah atau sudah kembali ke warna semula.
Perubahan pada warna matanya membuat Rey terus bertanya-tanya kenapa dan bagaimana hal semacam ini bisa terjadi?!
Tak ada penjelasan. bahkan Nenek Nero pun tak mau memberitahunya dan hanya mengatakan ia akan menemukan jawabannya saat waktunya tiba. Begitu banyak teka-teki yang tidak bisa dipecahkan sendiri, membuat dia selalu dihantui rasa penasaran.
Perhatian Rey teralihkan oleh derap langkah kaki seseorang yang datang. Rey menoleh kebelakang dan mendapati Nuwa berjalan menghampirinya. Wajah cantiknya terlihat sumringah, membuatnya penasaran dan bertanya-tanya.
Buru-buru Rey memakai kembali eyepacht-nya sebelum Nuwa melihat kondisi mata kanannya. Kemudian lelaki itu berbalik dan menghampiri perempuan yang resmi menjadi istrinya tersebut.
"Luka apa ini?" tanya Nuwa melihat luka memanjang di tulang pipi kiri Rey.
Lelaki itu menggeleng. "Bukan apa-apa, hanya luka kecil saja. Kau terlihat sedikit aneh hari ini!! Tidak biasanya kau terlihat sesenang ini,"
"Ya, aku baru saja melakukan sebuah keseruan. Jadi aku bahagia. Oya, Rey. Aku dengar dari nenek saat malam hari kota Seoul sangatlah cantik, bagaimana jika kau pergi mengajakku berkeliling kota? Aku ingin melihat keindahan kota saat malam hari, itu pun jika kau tidak keberatan. Tapi aku juga tidak akan memaksa kok," ujar Nuwa panjang lebar.
"Kalau begitu ganti pakaianmu, kebetulan ada festival kembang api malam ini. Aku akan membawamu pergi ke sana."
Kedua mata Nuwa berbinar seketika mendengar apa yang Rey katakan. "Benarkah? Baiklah, kalau begitu aku ganti baju dulu. Tunggu sebentar ya," gadis itu beranjak dari hadapan Rey dan pergi begitu saja.
lelaki itu mendengus geli. Sikap Nuwa yang sedikit bar-bar membuatnya tak percaya jika dia adalah seorang Dewi.
Selang beberapa saat gadis itu Kembali dengan pakaian berbeda. Untuk sesaat Rey terpaku melihat cantiknya gadis itu. Buru-buru dia membuang muka kearah lain ketika Nuwa sudah ada dihadapannya.
"Kau sudah siap?" gadis itu mengangguk.
Nuwa memperhatikan penampilan Rey.Tidak seperti biasanya dia yang selalu memakai kemeja lengan panjang, malam ini Rey memakai kemeja lengan terbuka yang dipadukan dengan long vest hitam yang senada dengan warna kemeja dan celananya.
Lalu pandangan Nuwa bergulir pada lengan berototnya, tidak terlalu besar terlihat kuat ketika disentuh. Rona merah muncul di kedua pipi Sang Dewi.
"Penampilanmu terlihat sangat aneh, sudahlah kita berangkat sekarang." Ucap Nuwa lalu beranjak dari hadapan Rey. Dia berjalan mendahului lelaki itu.
Kedatangan mereka bertiga mengalihkan perhatian beberapa orang yang sedang berkumpul di meja makan, semua ada di sana kecuali Monica. Dan hanya Nuwa yang tahu di mana keberadaan wanita itu sekarang.
"Viona, Rey, Frans, kalian datang juga. Cepat duduk, kita makan malam sama-sama." Seru Nenek Nero.
Rey menggeleng. "Malam ini aku dan Viona makan malam diluar. Dia ingin jalan-jalan, jadi aku mengajaknya sekalian untuk makan malam di luar." Ucap Rey menimpali.
"Baiklah, kau memang harus membawanya untuk jalan-jalan. Apalagi malam ini ada festival kembang api, baiklah dan selamat bersenang-senang untuk kalian berdua." Ucap Nenek Nero sambil tersenyum lebar.
"Nenek, kami pergi dulu."
Tangan Delon terkepal kuat melihat Nuwa dan Rey yang semakin dekat. Terus terang saja, Delon tidak menyukai kedekatan mereka berdua. Karena Delon ingin agar Nuwa menjadi miliknya.
"Lihat saja, lumpuh!! Aku pasti bisa merebutnya darimu!!" ucapnya dalam hati.
Delon tak akan tinggal diam. Dia pasti akan mendapatkan Nuwa bagaimanapun caranya. Bagaimana mungkin Delon lebih memilih butiran pasir dibandingkan sebuah berlian.
.
.
Frans menghentikan mobilnya di area Sungai Han. Dengan sangat tidak sabar, Nuwa pun bergegas turun dari mobil dan meninggalkan dua pria yang masih di dalam.
Nuwa melihat lautan manusia yang sepertinya datang untuk menyaksikan Festival seperti dirinya.
Rey dan Frans pun bergegas turun. Dan sekarang Rey bisa lebih leluasa, pria itu turun dari tanpa kursi rodanya. Saat berada di luar, Rey tidak perlu berpura-pura lagi. "Tuan Muda, dimana Nona Viona? Cepat sekali menghilangnya,"
"Siall!! Benar-benar merepotkan!!" tanpa menghiraukan Frans, Rey segera membela lautan manusia itu untuk menemukan Nuwa yang menghilang dari pandangan matanya.
Rey terus menyapukan pandangannya berharap bisa segera menemukan gadis itu. Begitu banyak orang yang datang, dan hal itu akan membuatnya kesulitan. Tetapi seharusnya tidak, karena Nuwa tak sama seperti mereka.
"Disana kau rupanya!!" Rey melangkahkan kakinya menghampiri gadis itu yang berdiri dibawah pohon sakura.
Tanpa sepatah kata pun, Rey meraih tangan Nuwa dan menggenggamnya. Membuat gadis itu terkejut bukan main. "Rey,"
"Jika tidak seperti ini, kau pasti akan menghilang lagi." Ucap Rey tanpa menatap lawan bicaranya.
Sudut bibir Nuwa tertarik keatas. Detik berikutnya, suara kembang api terdengar begitu nyaring di telinga. Kembang api yang menghiasi langit malam itu dengan sangat indah.
Semua orang ber-wah ria melihatnya. Termasuk Rey dan Nuwa.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
wow bakalan jatuh cinta bener bucin apakah nuwa bakal menghilang thor klw jatuh cinta sama rey
2023-02-09
0
Triiyyaazz Ajuach
iyuhhh pede sekali kau Delon maaf ya Nuwa nggak tertarik tuch sama playboy cap kadal kaya kamu
2023-02-09
0
Sri Endaryati
Lnjutttt thorrrr,,
2023-02-09
0