Setelah semua orang mendengarnya, Valia kini melirik kearah para polisi itu, "Apa kalian yakin akan melakukan hukuman itu padanya?" tanya Valia pada dua polisi itu.
Keringat dingin mulai terlihat di dahi keduanya polisi itu, mereka juga melirik ke kanan dan ke kiri.
Lalu tiba-tiba polisi itu pun memiliki sebuah ide, salah satu polisi itu pun berusaha untuk mengajak Jian pergi, "Ayo ikut kami, kita akan membicarakan ini di kantor polisi" ucap salah satu polisi itu sambil memberi Jian jalan.
Valia yang melihat itu mulai mengernyit kan dahinya, ia tidak terima jika Jian tidak di bawa pergi dengan paksa seperti dirinya.
"Tidak!, kau harus memutuskannya di sini, bukankah kau berlaku seperti itu padaku setelah mendengar sebilah perkataan darinya?, lalu kenapa kau berlaku berbeda padanya?" tanya Valia dengan santai.
Silyena tiba-tiba saja mengingat bahwa kedua polisi ini juga lah yang tidak menerima laporan Valia asli, dan sekarang Silyena dengan sengaja membalas perbuatan kedua polisi itu agar tidak semena-mena pada dirinya lagi.
#Flashback On
Jian, Rila dan Asra kini tengah mencubit seluruh tubuh Valia asli, cubitan itu bahkan meninggalkan bekas lebam.
Valia terus menahan rasa sakit itu, ia memohon pada Jian untuk berhenti melakukan hal tidak terpuji itu padanya.
Valia asli tidak menyerah begitu saja, ia pun terus menangis dan terus mencoba memohon pada Jian, "Hentikan!" ucap Valia asli sambil menangis.
Kalian yang mendengar itu justru tertawa dengan keras, "Haha ... bukankah saat kau pertama kali melihatku kau justru seperti menantang ku?, lalu sekarang kau ingin aku berhenti?, lelucon apa ini" ucap Jian di sela tawanya.
Jian dan yang lainnya pun memulai memukuli tubuh Valia asli, dan setelah selesai mereka pun langsung meninggalkan Valia asli yang tengah terkapar di lantai.
Valia asli pun benar-benar merasa marah, ia pun dengan berani bangkit dan pergi ke kantor polisi, lalu Valia memberikan laporan atas penganiayaan yang dialami olehnya, tapi, siapa sangka para polisi itu bahkan tidak mendengarkan perkataan Valia asli, dan justru mengolok-olok dirinya.
Bahkan salah satu dari mereka menertawakan Valia asli dan mengatakan bahwa dirinya tengah berbohong.
Valia asli tampak terkejut dengan tingkah para polisi itu, sejak saat itu, ia tidak pernah mengatakan soal dirinya yang mendapatkan pembulian dari Jian dan kelompoknya lagi pada orang lain.
#Flashback Off
Awalnya ketika para polisi itu melihat Valia berdiri di depan Jian, polisi itu tampak tersenyum tipis, ia bahkan mengira Valia masihlah orang bodoh yang menangis sambil memberikan laporan atas perundungan yang dilakukan oleh Jian padanya.
Tapi sekarang, ia melihat bahwa Valia yang ada di depannya bukanlah Valia yang dulu terus memohon padanya, melainkan Valia yang tengah menatapnya dengan tajam disertai senyuman yang mematikan dan bahkan polisi itu merasa bahwa Valia terus memojokkannya.
"Dia telah berubah sebanyak ini, bahkan membuatku sampai tidak bisa berkutik lagi" batin Polisi itu.
Valia tersenyum smirk melihat kepanikan yang terlihat jelas di wajah kedua polisi itu, "Kau harus merasakan rasa malu yang pernah kau lakukan pada Valia asli" batin Valia sambil tersenyum smirk
"Ada apa?, kau tidak mau melakukannya pada dia?," tanya Valia sambil menunjuk kearah Jian dan yang lainnya.
"Bu-bukan seperti itu—," perkataan polisi itu bahkan terputus dengan ucapan Valia.
Valia yang mendengar itu pun bahkan mengernyitkan "Jika bukan seperti itu, maka kau harus menentukannya sekarang, karena aku tidak punya waktu untuk bermain dengan mu" ucap Valia lagi dengan lantang.
"Nona, kami hanyalah bawahan, dan tugas kami hanya bisa membawa nona ini pergi ke kantor pusat, karena yang menentukan hukuman apa yang nona ini dapatkan adalah atasan kami, tolong mengertilah nona" ucap polis itu dengan tegas.
"Baik, aku akan menunggu kabar dari kalian, mereka semua akan menjadi saksi ku" ucap Valia sambil menyimpan kembali bolpoinnya dan ia pun menendang pecahan laptop itu dengan kuat, sehingga membuat semua orang yang ada di sana terkejut.
Setelah membuat ke kacauan di kantin, Valia pergi meninggalkan tempat itu, sedangkan para polisi itu pun pulang dengan tangan kosong.
Merek bahkan tidak membawa Jian pergi, lalu sang dosen pun membubarkan para mahasiswa.
Setelah itu, Rila terus merintih kesakitan. Sedangkan Jian, Asra dan Gleni yang mendengar itu langsung membawa Rila ke ruang kesehatan.
Valia tau bahwa mereka tidak akan benar-benar membawa Jian,"Apa kau mengira bisa lolos begitu saja?, tentu hal itu tidak mungkin terjadi" batin Valia sambil tersenyum smirk
Valia terus berjalan, ia pun masuk kedalam kelasnya dengan sangat santi, ia bahkan tidak perduli dengan perkataan rektor dan tetap masuk kedalam kelasnya serta mengikuti pelajaran.
Valia mengambil jurusan Art and Design, ia berada di gedung yang berbeda dari Carmila dan Granov, sedangkan kedua orang itu mengambil jurusan business dan manajemen.
Valia kembali duduk di sudut atas, ia pun tidak memperdulikan tatapan semua orang yang tengah tertuju padanya.
Lalu salah seorang mulai mendekati Valia, ia duduk di samping Valia sambil tersenyum manis. "Bagaimana pertemuan mu dengan rektor?" tanya orang itu dengan penasaran.
Valia yang mendengar itu langsung melirik kearah wanita itu, ia bahkan mengernyitkan alisnya, "Apa perduli mu?" tanya Valia dengan dingin.
Wanita itu terkejut ketika mendapatkan pertanyaan dari Valia, ia bahkan tidak menyangka bahwa Valia kini miliriknya dengan tajam.
"A-aku hanya bertanya saja," ucap wanita itu dengan gugup.
"Biasanya Valia selalu duduk di depan kelas dan menunduk, tapi kali ini dia memilih duduk di urusan paling belakang dan di paling sudut, sebenarnya ada apa dengannya?" batin wanita itu sambil melirik sesekali ke arah Valia.
"Jangan pedulikan aku." jawab Valia dengan mengalihkan pandangannya keluar jendela.
Wanita itu kini terus berada di samping Valia, sedangkan Valia terlihat sangat risih dengan keberadaan wanita itu.
"Bisakah kau pergi?, kita tidak sedekat itu, jadi kau tidak perlu mencari rasa simpati ku" ucap Valia sambil memutar lehernya dan melihat keluar jendela.
Wanita itu kembali terkejut, biasanya Valia tidak pernah berbicara kasar padanya, tapi sekarang Valia seolah tidak pernah menganggap dirinya.
Spontan saja wanita itu bangkit dan ingin melangkah, namun ia samar-samar mendengar suara Valia.
"Munafik" gumam Valia kecil.
Wanita itu terkejut mendengar perkataan Valia, ia pun memutar lehernya, "A-apa?" tanya wanita itu sambil melihat kearah Valia.
Sedangkan Valia tidak menjawabnya dan hanya menatap keluar jendela, lalu dosen pun masuk kedalam ruangan, ia melihat Valia tengah menatap jendela, namun ia tidak berani Valia untuk mengeluarkannya.
Valia terus menatap keluar jendela, ia tidak tertarik untuk mendengarkan penjelasan dosen, awalnya Valia berpikir bahwa dosen ini akan mengusirnya, tapi siapa sangka bahwa dosen itu hanya diam dan tidak mengatakan apapun.
"Dosen yang sangat menarik" batin Valia sambil melirik dosen itu dan tersenyum tipis.
Valia pun termenung, ia benar-benar binggung mengenai balas dendamnya pada Granov, karena Valia asli telah mengancamnya.
"Kau harus memikirkan cara agar bisa membalas dendam pada musuh Valia asli dan juga pada musuh ku sendiri." batin Valia.
"Tapi bagaimana caranya?," gumamnya, Valia asli bahkan terlihat tidak suka jika dirinya membalaskan dendam ibunya terlebih dahulu pada sang ayah.
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Valia mendapatkan jalan keluarnya "Baiklah, aku akan melakukannya secara perlahan, dan aku ucapkan terimakasih, karena mu, aku bisa merasakan kasih sayang kedua orang tua serta keluargamu, aku sungguh bersyukur karena kau telah menarik ku ke masa lalu, jadi aku juga bisa mengetahui rahasia ayah dan membalaskan semua perlakuan keluarga ayah padaku dan juga ibu" gumam Valia sambil tersenyum tipis.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Ida Blado
knp mesti bingung,,,tinggal kumpulin bukti lalu gunakan kekuasaan keluarga,buat apa jg ngikutin gaya miskin valia
2023-04-02
0
Frando Kanan
seharusny panggil tua bangka bkn ayah 💢
2023-02-28
0
Spring Haw
Lanjut Thor 👍
2023-02-16
6