Kebingungan Keluarga

"Setelah memasuki tubuh ini, aku mendapatkan apa yang belum pernah aku rasakan. Ternyata seperti ini mendapat kasih sayang dari seorang paman," gumam Valia sambil menatap mobil Xander yang semakin menjauh.

Saat menjadi Silyena, ia tidak pernah mendapatkan kasih sayang atau pun cinta dari orang lain.

Satu-satunya yang bisa memberikan cinta dan kasih sayang hanyalah sang ibu, ia bahkan teringat dulu bagaimana dulu Granov terus menyiksa Carmila.

Tak terasa, cairan bening itu mulai menetes di pipi Valia. "Aku sungguh menyesal ibu, aku benar-benar sangat menyesal karena tidak pernah membantumu saat diri mu di siksa oleh ayah," gumam Valia sambil menatap lurus ke depan.

"Karena itu, aku berdoa untuk bisa melihat ibu lagi dan meminta maaf padamu, tapi aku tidak menyangka bahwa aku bisa kembali ke zaman dimana kita bisa menjadi teman satu kampus. Walau seperti itu, aku tetap harus bersyukur, karena aku bisa melampiaskan amarahku dari masa lalu pada Granov dan yang lainnya!." lanjut Valia sambil menggeretakkan giginya.

Valia pun mulai menghapus cairan bening yang sudah menumpuk di kelopak matanya, dan ia mulai memasuki mansion itu.

Valia langsung berjalan ke arah dapur, ia berjalan dengan langkah gontai.

Nisia yang baru saja tiba, justru melihat sang anak terus menunduk di meja makan, ia terlihat binggung melihat eskpresi Valia yang menampilkan sebuah kesedihan.

Nisia pun dengan cepat menghampiri Valia, lalu ia pun menyapanya sambil menepuk pundak sang anak "Valia," sapa Nisia sambil tersenyum.

Spontan hal itu membuat Valia terkejut dan langsung menoleh kearah Nisia "Ah, ibu," ucap Valia sambil membalas senyuman Nisia.

Setelah melihat wajah sang nak dengan teliti, untuk pertama kalinya Nisia melihat rambut Valia yang begitu rapi, ia pun mulai heran melihat sang anak yang tiba-tiba mengubah penampilannya.

Nisia berdiri di samping Valia dan memegang rambutnya, "Ada apa dengan rambutmu?, bukankah kau sangat suka dengan model yang berantakan?" tanya Nisia dengan heran.

Valia melirik dan ikut memegang rambutnya yang sudah sangat rapi, "Aku tidak menyukainya model itu lagi ibu, itu sudah menjadi trend lama, dan aku menyukai model rambutku yang sekarang, ini tampak terlihat sangat segar" ucap Valia sambil tersenyum.

Nisia yang mendengar itu merasa sangat bersyukur karena sang anak susah mau merubah penampilannya, "Benarkah?, tapi kamu memang terlihat jauh lebih cantik karena menggunakan gaya rambut seperti ini" ucap Nisia sambil mengelus pucuk kepala sang anak, lalu ia pun menciumnya dengan angkat lembut.

Setelah itu, Nisia seperti merasa mencium aroma yang tidak sedap, lalu ia melihat pakaian yang di gunakan Valia terlihat sudah berlumuran noda merah.

Nisia mengernyitkan dahinya, "Valia!, ada apa dengan pakaian mu?, apa ini darah?" ucap Nisia sambil memegang pakaian Valia dan melihat wajah anaknya secara bergantian.

Valia mula menunduk kan kapalnya dan ia melihat pakaiannya sudah di penuhi oleh noda berwarna merah.

"Ah ... ini, aku melihat kucing mati di jalan, lalu aku memungutnya dan menguburnya ibu," jawab Valia dengan tenang.

Nisia tampak terkejut dan membulatkan matanya dengan sempurna, "Apa?!, kenapa kau ada disini?, pergi dan mandi lah, aroma mu sungguh sangat tidak sedap" ucap Nisia sambil menutup hidung dan menjauhkan dirinya dari Valia.

Valia yang memiliki ide mulai berdiri dan mendekati Nisia "ayolah ibu, aku ingin ibu memelukku" ucap Valia sambil merentangkan tangannya agar Nisia mau memeluknya.

"Menjauh lah dari ibu Valia," usir Nisia sambil membuat gestur mengibaskan tangannya.

Melihat raut wajah sang ibu, membuat Valia mulai tertawa terbahak-bahak "Haha ... ayolah ibu, aku sangat merindukan ibu" ucap Valia disela tawanya sambil mengejar Nisia.

Nisia terkejut karena melihat Valia mengejarnya "Tidak!, menjauh lah Valia!" teriak Nisia yang berlari menjauh dari Valia.

Sedangkan Javier yang baru saja datang terkejut melihat Valia mengejar Nisia sambil merentangkan tangannya.

"Valia!" panggil Javier dengan suara pelan namun menggema ke seluruh mansion.

Valia langsung berhenti dan ia pun menoleh kearah Javier, seketika saja tubuh Valia terasa kaku.

"Apa dia marah padaku, seperti ayah ku yang dulu?" batin Valia sambil melotot kan matanya dan tubuh itu pun mulai gemetar.

Javier berjalan menghampiri Valia dan ia pun menjewer telinga Valia "kau anak nakal, beraninya mengganggu ibumu" ucap Javier dengan tegas.

Awalnya Valia menutup matanya, tapi ternyata ketika tangan Javier berada di daun telinganya, ia justru tidak merasakan sakit sama sekali, lalu Valia melihat kearah Javier yang sedang menatapnya dengan tajam.

"Tidak sakit, tapi kenapa ayah menatapku seperti itu" batin Valia sedikit ketakutan.

Nisia melihat ketakutan Valia, ia merasa tidak tega melihat sang anak ketakutan, "Apa yang kau lakukan pada anakku?, kenapa kau menatap Valia seolah ingin memakannya?" ucap Nisia sambil mencubit lengan Javier.

Javier terkejut melihat sang istri melotot kearahnya, "Tidak, tidak, aku hanya memberinya sedikit pelajaran saja" ucap Javier yang merasa sakit di lengannya.

Melihat pertengkaran itu, seketika saja, Valia tertawa dengan keras "Haha ... ada apa dengan kalian berdua?, kenapa kita saling mencubit satu sama lain" ucap Valia di sela tawanya.

Javier dan Nisia cukup terkejut melihat Valia tengah tertawa keras, keduanya bahkan saling memandang satu sama lain.

Biasanya Valia tidak pernah tertawa pada mereka, karena hal itu lah yang membuat keduanya tampak terdiam dan merasa canggung.

Binggung?, tentu saja. Perubahan yang di berikan Valia mampu membuat Javier dan Nisia tampak kebingungan.

"Valia?, apa benar ini kau, nak?" tanya Nisia dengan cairan bening yang tampak mulai tumpah.

Tawa Valia terhenti, ia melihat kedua orang tuanya tengah menatapnya dengan wajah yang sangat sulit di artikan.

Tapi, mau tidak mau, ia tetap harus menghadapi situasi sulit yang mungkin akan terjadi, "tentu saja ini aku ibu" ucap Valia sambil merentangkan tangannya lagi.

Javier melepaskan tangannya dari daun telinga Valia, dan Nisia juga melepaskan tangannya dari lengan Javier.

Nisia terkejut dan ia pun bersiap-siap untuk melarikan diri "Tidak!, menjauh lah Valia" ucap Nisia yang berusaha lari mengelilingi sofa.

Javier yang melihat itu merasa tidak percaya, keduanya tampak seperti kucing dan tikus, dan perubahan Valia justru membuat keduanya tampak terlihat senang.

"Haha .... " Javier pun mulai tertawa.

Lalu Valia menghentikan langkahnya dan mulai menatap kearah Javier, "aku juga sangat ingin memeluk ayah" ucap Valia yang kini tengah berlari kearah Javier dan langsung memeluknya.

"Valia!" teriak Javier dengan keras.

"Haha ... , ayo terus peluk ayah mu, Valia." ucap Nisia Yanga tertawa terbahak-bahak.

Kini didalam pelukan javier, Valia tengah tersenyum sumringah "dulu aku berharap bahwa ayah dan ibu akan seperti ini, tapi semua harapanku tidak pernah terkabulkan, dan sekarang aku bisa mendapatkan kedua cinta dari mereka berdua. Ini benar-benar sangat hangat" batin Valia yang terus memeluk Javier dengan kuat.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Yoni Hartati

Yoni Hartati

valia kan termasuk orkay tp masih aja di bully.

2023-05-14

3

Frando Kanan

Frando Kanan

nasi udh jd bubur...

2023-02-28

0

Exely

Exely

ahh ikut senang liat Silyena dapat kehangatan dari keluarga Valia

2023-02-14

3

lihat semua
Episodes
1 Kematian Ibu
2 Membuka Mata
3 Kembali ke Kampus
4 Berubah
5 Perlawanan Valia
6 Mencari Ibu
7 Kedatangan Xander
8 Kebingungan Keluarga
9 Pertemuan
10 Menyelidiki Rahasia Granov
11 Peringatan Valia pada Silyena
12 Mengajukan Syarat
13 Teriakan Mahasiswa
14 Kebingungan Silyena
15 Pertemuan Dengan Kaliandra
16 Berusaha Mendekati Carmila
17 Gangguan dari Jian
18 Tidak Suka di Ganggu Saat Bersama Ibu
19 Seperti Bukan Anakku
20 Penemuan Jasad
21 Mengusir Telisa
22 Mata dibalas Mata dan Gigi dibalas Gigi
23 Teror yang di Dapat Elena
24 Ancaman Silyena pada Valia
25 Tidak ada Yang bisa Mencabut Lisensi Dokterku
26 Mengetahui Tentang Pembulian Valia
27 Ketakutan Elena
28 Silyena Amoriya
29 Penyiksaan
30 Melampiaskan Kesedihan
31 Kematian Elena
32 Kegelisahan Keluarga Amoriya
33 Penemuan Jasad Elena
34 Terpuruknya Keluarga Amoriya
35 Karin yang Termenung
36 Teman Bermuka Dua
37 Denda
38 Berusaha Bersikap Normal
39 Semakin Ingin Bertemu
40 Kehilangan Anak Tertua, Menantu dan Cucu
41 Aksi di Tengah Jalan
42 Sangat Sulit di Pisahkan
43 Melaksanakan Janjiku
44 Menabrak Pohon
45 Empat Tembakan
46 Mencincang Daging
47 Menaburkan Daging Sesuai Janji
48 Kekhawatiran Delna
49 Kembali ke Rumah Sakit
50 Pertemuan Nero dan Valia
51 Nona Muda Yang Sangat Unik
52 Persetujuan
53 Terkejutnya Rila dan Jian
54 Kecurigaan Jian
55 Masih Takut
56 Memarahi Teman di Depan Semua Orang
57 Memuji Keakraban
58 Memotong Dua Lidah
59 Ketiak Basah
60 Kecurigaan Polisi
61 Tidak Akan Bisa Menemukan Bukti Apapun
62 Membuat Senior Menjadi Miliknya
63 Kasus Yang Sama
64 Tuduhan tak Berdasar Namun Benar
65 Garis Batas Yang Tidak Boleh di Sentuh
66 Kedatangan Seseorang
67 Menculik Valia
68 Kata Yang Memuakkan
69 Lelucon Valia
70 Hembusan Nafas Terakhir Renzo
71 Mengetahui Seluruh Kejadian di Kampus
72 Menghapus Nama
73 Kakak dan Kakak Ipar
74 Menjenguk
75 Skakmat!
76 Tamparan Kuat
77 Pengacara Yang di Segani
78 Tidak Mempercayai Polisi Lagi
79 Pikiran Jernih Carmila
80 Menyuntikkan 8 Botol Injeksi
81 Mengeluarkan Darah
82 Biodata Ferry
83 Tanyakan Pada Anak Kalian Masing-Masing
84 Pertemuan Ketiga Orang Tua
85 Kemarahan Yuwin pada Jian
86 Valia Yang Penasaran
87 Membatalkan Libur Kampus
88 Kembalinya Orang Dari Masa Lalu Jian
89 Apa kau Setuju?
90 Kedatangan Wanita Pengganggu
91 Jatuhnya Valia
92 Mahasiswa Pindahan
93 Perlakuan Kasar Riana
94 Pertemuan Kakak dan Adik
95 Aku Akan Memberimu Pelajaran!
96 Balasan Yang Adil
97 Jantung Yang Seakan Berhenti Berdetak
98 Hadiah Spesial
99 Rahasia Yang Diketahui
100 Kaliandra dan Riana
101 Senior dan Junior
102 Kasus Rumit
103 Kecurigaan Riana
104 Ancaman yang Menjadi Kenyataan
105 Penyesalan Valia Asli
106 Kecurigaan Xander
107 Kata yang Terkubur
108 Peringatan Silyena
109 Buku Kuno
110 Desa Pandora
111 Gudang Persenjataan
112 Dejavu
113 Dua Foto
114 Menggunting Jahitan
115 Meminta Penjelasan yang Memuaskan
116 Rapat!
117 Perjalanan Pembalasan Dendam
118 Uang dan Kekuasaan Adalah Segalanya
119 Singgasana
120 Memperjelas Identitas Valia Samantha
121 Harga yang Harus di Bayar
122 Pembuat Onar
123 Ketakutan Riana
124 Senyuman Menyakitkan
125 Kepingan Masa Lalu Valia
126 Kepingan Masa Lalu Valia 2
127 Sepenggal Cerita
128 Membuat Mereka Hancur Berkeping-keping
129 Mereka?
130 Orang-orang Haus Kekuasaan
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Kematian Ibu
2
Membuka Mata
3
Kembali ke Kampus
4
Berubah
5
Perlawanan Valia
6
Mencari Ibu
7
Kedatangan Xander
8
Kebingungan Keluarga
9
Pertemuan
10
Menyelidiki Rahasia Granov
11
Peringatan Valia pada Silyena
12
Mengajukan Syarat
13
Teriakan Mahasiswa
14
Kebingungan Silyena
15
Pertemuan Dengan Kaliandra
16
Berusaha Mendekati Carmila
17
Gangguan dari Jian
18
Tidak Suka di Ganggu Saat Bersama Ibu
19
Seperti Bukan Anakku
20
Penemuan Jasad
21
Mengusir Telisa
22
Mata dibalas Mata dan Gigi dibalas Gigi
23
Teror yang di Dapat Elena
24
Ancaman Silyena pada Valia
25
Tidak ada Yang bisa Mencabut Lisensi Dokterku
26
Mengetahui Tentang Pembulian Valia
27
Ketakutan Elena
28
Silyena Amoriya
29
Penyiksaan
30
Melampiaskan Kesedihan
31
Kematian Elena
32
Kegelisahan Keluarga Amoriya
33
Penemuan Jasad Elena
34
Terpuruknya Keluarga Amoriya
35
Karin yang Termenung
36
Teman Bermuka Dua
37
Denda
38
Berusaha Bersikap Normal
39
Semakin Ingin Bertemu
40
Kehilangan Anak Tertua, Menantu dan Cucu
41
Aksi di Tengah Jalan
42
Sangat Sulit di Pisahkan
43
Melaksanakan Janjiku
44
Menabrak Pohon
45
Empat Tembakan
46
Mencincang Daging
47
Menaburkan Daging Sesuai Janji
48
Kekhawatiran Delna
49
Kembali ke Rumah Sakit
50
Pertemuan Nero dan Valia
51
Nona Muda Yang Sangat Unik
52
Persetujuan
53
Terkejutnya Rila dan Jian
54
Kecurigaan Jian
55
Masih Takut
56
Memarahi Teman di Depan Semua Orang
57
Memuji Keakraban
58
Memotong Dua Lidah
59
Ketiak Basah
60
Kecurigaan Polisi
61
Tidak Akan Bisa Menemukan Bukti Apapun
62
Membuat Senior Menjadi Miliknya
63
Kasus Yang Sama
64
Tuduhan tak Berdasar Namun Benar
65
Garis Batas Yang Tidak Boleh di Sentuh
66
Kedatangan Seseorang
67
Menculik Valia
68
Kata Yang Memuakkan
69
Lelucon Valia
70
Hembusan Nafas Terakhir Renzo
71
Mengetahui Seluruh Kejadian di Kampus
72
Menghapus Nama
73
Kakak dan Kakak Ipar
74
Menjenguk
75
Skakmat!
76
Tamparan Kuat
77
Pengacara Yang di Segani
78
Tidak Mempercayai Polisi Lagi
79
Pikiran Jernih Carmila
80
Menyuntikkan 8 Botol Injeksi
81
Mengeluarkan Darah
82
Biodata Ferry
83
Tanyakan Pada Anak Kalian Masing-Masing
84
Pertemuan Ketiga Orang Tua
85
Kemarahan Yuwin pada Jian
86
Valia Yang Penasaran
87
Membatalkan Libur Kampus
88
Kembalinya Orang Dari Masa Lalu Jian
89
Apa kau Setuju?
90
Kedatangan Wanita Pengganggu
91
Jatuhnya Valia
92
Mahasiswa Pindahan
93
Perlakuan Kasar Riana
94
Pertemuan Kakak dan Adik
95
Aku Akan Memberimu Pelajaran!
96
Balasan Yang Adil
97
Jantung Yang Seakan Berhenti Berdetak
98
Hadiah Spesial
99
Rahasia Yang Diketahui
100
Kaliandra dan Riana
101
Senior dan Junior
102
Kasus Rumit
103
Kecurigaan Riana
104
Ancaman yang Menjadi Kenyataan
105
Penyesalan Valia Asli
106
Kecurigaan Xander
107
Kata yang Terkubur
108
Peringatan Silyena
109
Buku Kuno
110
Desa Pandora
111
Gudang Persenjataan
112
Dejavu
113
Dua Foto
114
Menggunting Jahitan
115
Meminta Penjelasan yang Memuaskan
116
Rapat!
117
Perjalanan Pembalasan Dendam
118
Uang dan Kekuasaan Adalah Segalanya
119
Singgasana
120
Memperjelas Identitas Valia Samantha
121
Harga yang Harus di Bayar
122
Pembuat Onar
123
Ketakutan Riana
124
Senyuman Menyakitkan
125
Kepingan Masa Lalu Valia
126
Kepingan Masa Lalu Valia 2
127
Sepenggal Cerita
128
Membuat Mereka Hancur Berkeping-keping
129
Mereka?
130
Orang-orang Haus Kekuasaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!