Berusaha Mendekati Carmila

Semenjak mengetahui Jian selalu merundung Valia asli, Kaliandra mulai memperhatikan Valia asli secara diam-diam.

Setiap Jian melakukan hal itu pada Valia asli, ia pun menyuruh temannya yang ada di dalam kelas Valia untuk menghentikan Jian, dan hal itu terus terjadi sehingga membuat Jian kesal dan memarahi pria yang terus membantu Valia asli.

"Aku berharap perubahanmu ini dapat membuat mereka semua tunduk padamu," batin Kaliandra sambil berjalan dengan teman-temannya.

Sedangkan Valia terus memegang bokongnya yang sakit. "sialan, ini benar-benar sangat sakit." umpat Valia dengan kesal.

Setelah sampai di gedung yang ingin di tuju nya, Valia langsung berjalan dari kelas ke kelas lainnya, ketika berada di kelas Granov, Valia langsung melangkahinya.

Karena dulu Silyena pernah mendengar dari cerita sang ibu bahwa ibunya tidak pernah satu kelas dengan Granov.

Lalu Valia naik ke lantai atas, ia pun terus mengintip dari kelas ke kelas lainnya, Valia melihat Carmila sedang berinteraksi dengan temannya, lalu Valia memberanikan diri untuk langsung masuk kedalam kelas itu.

"Mereka berdua," batin Valia sambil mengeram marah dan mulai mengepalkan kedua tangannya.

Lalu Valia pun berusaha menetralkan ekspresinya, "I—, " Valia terdiam lalu menghembuskan nafasnya dengan pelan "Carmila," panggil Valia membenarkan panggilannya.

Ia seketika lupa bahwa Carmila bukanlah ibunya lagi di kehidupan yang sedang di jalani saat ini.

Carmila yang mendengar panggilan itu langsung menoleh kearah sumber suara, ia pun melihat Valia yang sudah berada di belakangnya.

"Valia." ucap Carmila yang sedikit terkejut, ia bahkan tidak menyangka bahwa Valia menghampirinya ke dalam kelas.

Teman-teman Carmila terkejut melihat Valia menghampiri Carmila, terlihat di wajah temannya bahwa mereka tampak tidak senang melihat Carmila berteman dengan Valia.

Valia bisa merasakan tatapan permusuhan dari teman-teman Carmila, tapi ia mencoba tidak perduli dan malah tersenyum manis, wajah itu bahkan terlihat sangat berseri-seri.

"Haha ... aku sudah mengirim mu sebuah pesan tapi kau tidak membalasnya, jadi aku berpikir akan jauh lebih menyenangkan jika aku langsung menemui mu," ujar Valia sambil tertawa pelan.

Carmila yang melihat tawa Valia justru membuat Carmila senang, "Maaf, sejak tadi aku tidak memegang ponsel, tapi apa yang ingin kau lakukan disini?," tanya Carmila dengan memiringkan sedikit kepalanya.

Valia terdiam dan mulai berpikir "Ah itu, aku belum memikirkannya, tunggu sebentar ... bagaimana kalau kau membantuku mengerjakan tugas?, sebentar saja" ucap Valia sambil memohon dan menempelkan kedua telapak tangannya di hadapan Carmila.

Carmila yang mendengar itu mengeluarkan ponselnya, dan ia melihat sebuah pesan masuk dari nomor yang tak dikenal.

"Hallo .... Aku adalah Valia, tolong simpan nomor ku,"

Itulah ketikan yang ada di pesan itu, lalu Carmila pun menyimpan nomor Valia.

"Lihat?, aku sudah menyimpan nomormu," ucap Carmila sambil memperlihatkan ponselnya pada Valia.

Valia yang melihat itu tampak tersenyum, "Terimakasih," ucapnya.

Lalu Carmila kembali melihat ponselnya untuk melihat jadwal kelas yang ada di catatan ponselnya.

"Aku tidak memiliki kelas lagi, jadi sepertinya kita bisa mengerjakan tugasmu, lagi pula aku penasaran dengan pelajaran kuliah mu" ucap Carmila sambil melihat ke arah Valia.

Ketika Carmila ingin beranjak, kedua temannya pun tidak tinggal diam. "Tunggu Carmila," cegah sang teman.

Lalu kedua temannya menarik Carmila sedikit menjauh dari Valia, "Bagaimana kau bisa berteman dengannya?," tanya Fallen dengan tidak percaya.

Sedangkan Valia justru merubah ekspresinya menjadi datar, ia menatap tajam ke salah satu teman Carmila.

"Benar Carmila, apa kau tidak pernah mendengar rumor yang beredar?" timpal Zewina yang benar-benar tidak percaya melihat Carmila dekat dengan Valia.

Carmila terlihat sangat binggung, ia pun mengerutkan dahinya, "rumor apa?, apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Carmila yang benar-benar tidak tau tentang Valia.

Carmila tidak pernah memperdulikan rumor-rumor yang beredar, ia hanya perduli tentang belajar dan belajar, jika dirinya sedang bersama teman-temannya Carmila memang mendengarkan perkataan mereka, tapi ia tidak pernah memasukkannya kedalam hati ataupun kedalam pikirannya.

Menurut Carmila, rumor itu tidaklah penting untuk nya, bahkan ia sendiri tidak tau gosip mengenai dirinya dan juga Granov.

Fallen dan Zewina saling memandang satu sama lain, mereka memang tidak heran dengan sifat Carmila, karena mereka berteman sudah sangat lama dan hal itu membuat mereka sangat mengerti sifat Carmila.

Melihat keduanya terdiam, Carmila mulai menggelengkan kepalanya dengan pelan, "Sudah-sudah, hentikan ini ... aku akan pergi dengannya, jadi kalian bisa bermain tanpa diriku." ucap Carmila sambil tersenyum dan berbalik dan melambaikan tangannya.

Melihat Carmila berjalan kearahnya, Valia mengubah ekspresinya dengan cepat dan kembali tersenyum.

"Bagaimana?," tanya Valia sambil menanyakan pendapat Carmila.

"Beres, ayo kita pergi." usul Carmila sambil melangkah terlebih dahulu.

Mata Valia mengikuti gerak tubuh Carmila, ia merasa ingin menangis, tapi Valia menahan cairan bening itu agar Carmila tidak melihatnya.

Lalu Valia melangkahkan kakinya dan menggandeng tangan Carmila, sedangkan Carmila tersentak kaget karena Valia menggandengnya secara tiba-tiba.

Carmila tidak merasa risih dengan kehadiran Valia. Carmila sendiri tidak mengetahui perasaan apa yang dirasakannya, yang jelas ia justru merasa sangat senang telah bertemu dengan Valia.

Tinggi mereka juga tidak lah jauh, jika Carmila memiliki tinggi 165 cm, maka Valia memiliki tinggi 169.

Kecantikan Valia pun tidak kalah dari Carmila, sehingga mata para mahasiswa kini tertuju pada keduanya, tapi mereka berdua justru tampak acuh tak acuh.

Valia mulai memegang dagunya dengan tangan yang lain, "Bagaimana kalau kita pergi ke cafe?, apa kau memiliki cafe favorit?" tanya Valia sambil menoleh kearah Carmila.

"Ada, apa kau mau pergi kesana?" tanya Carmila sambil menoleh kearah Valia.

Sedangkan Valia mengangguk dan tersenyum, Valia melihat Carmila tengah tersenyum dan melihat lurus kedepan, sedangkan Valia tidak mengalihkan pandangannya dari Carmila

"Ibu, di kehidupan lama mu, kita tidak pernah keluar dari rumah itu, bahkan untuk melangkah kan kaki keluar dari pintu saja tidak bisa, jadi, kali ini aku berjanji untuk membuatmu merasa sangat bahagia. Jika bisa, aku akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia di dunia ini." batin Valia dengan raut wajah sedih.

Tiba-tiba saja, Carmila menoleh, ia melihat Valia tengah menatapnya dengan raut wajah sedih, "Hei, ada apa dengan wajahmu?, apa kau tengah mengingat ibu angkat mu lagi?," tanya Carmila dengan suara lembut.

Valia tersentak kaget dan ia pun mengangguk setelah mendengar perkataan Carmila, "benar, dia wanita yang sangat cantik, walau aku anak angkatnya tapi dia tidak memperlakukan ku dengan kasar, aku benar-benar merindukannya," ucap Valia sambil menempelkan wajahnya di lengan Carmila.

"Sudah lah, dia sudah tenang di alam sana, jika kau merindukannya kau bisa memelukku" ucap Carmila yang sedikit sedih mendengar perkataan Valia.

Carmila melihat mata Valia seakan berbinar "benarkah?," tanya Valia untuk memastikan perkataan Carmila.

"Tentu." jawab Carmila sambil menganggukkan kepalanya.

Awal bertemu dengan Valia, Carmila merasa wanita itu tidak memiliki niat buruk padanya, justru ia merasa nyaman dengan kedekatannya bersama Valia.

"Dia anak yang sangat unik." batin Carmila sambil tersenyum.

Keduanya pun berjalan keluar kampus, lalu Carmila mengajak Valia ke cafe favoritnya, "Cafe itu berada tepat di belakang kampus, apa kau tidak masalah jika kita berjalan kaki?." tanya Carmila.

"Tidak apa-apa, jalan kaki bahkan jauh lebih menyenangkan daripada menggunakan kendaraan." balas Valia sambil tersenyum.

Setelah sampai di cafe, mereka memesan dua minuman dan beberapa cemilan.

Lalu Valia mengeluarkan design yang sedang di kerjakannya, Carmila yang melihat itu justru terkejut melihat design yang buat oleh Valia.

"Sebenarnya yang membuat design ini adalah Valia asli, karena sejak masuk kedalam tubuhnya, aku belum pernah menyentuh kertas ini" batin Valia sambil tertawa kecil.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Ika Lestari

Ika Lestari

semangat..

2023-06-11

4

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Ga guna broo kalau cuma merhatiin diam2, karena dulu yg dibutuhin Valia asli itu seseorang yg mampu menerimanya apa adanya & mampu melindunginya dari para pembuli!
Lagian Valia yg asli udh keburu metong

2023-02-17

3

Zalyra

Zalyra

ayooo berusaha terus

2023-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 Kematian Ibu
2 Membuka Mata
3 Kembali ke Kampus
4 Berubah
5 Perlawanan Valia
6 Mencari Ibu
7 Kedatangan Xander
8 Kebingungan Keluarga
9 Pertemuan
10 Menyelidiki Rahasia Granov
11 Peringatan Valia pada Silyena
12 Mengajukan Syarat
13 Teriakan Mahasiswa
14 Kebingungan Silyena
15 Pertemuan Dengan Kaliandra
16 Berusaha Mendekati Carmila
17 Gangguan dari Jian
18 Tidak Suka di Ganggu Saat Bersama Ibu
19 Seperti Bukan Anakku
20 Penemuan Jasad
21 Mengusir Telisa
22 Mata dibalas Mata dan Gigi dibalas Gigi
23 Teror yang di Dapat Elena
24 Ancaman Silyena pada Valia
25 Tidak ada Yang bisa Mencabut Lisensi Dokterku
26 Mengetahui Tentang Pembulian Valia
27 Ketakutan Elena
28 Silyena Amoriya
29 Penyiksaan
30 Melampiaskan Kesedihan
31 Kematian Elena
32 Kegelisahan Keluarga Amoriya
33 Penemuan Jasad Elena
34 Terpuruknya Keluarga Amoriya
35 Karin yang Termenung
36 Teman Bermuka Dua
37 Denda
38 Berusaha Bersikap Normal
39 Semakin Ingin Bertemu
40 Kehilangan Anak Tertua, Menantu dan Cucu
41 Aksi di Tengah Jalan
42 Sangat Sulit di Pisahkan
43 Melaksanakan Janjiku
44 Menabrak Pohon
45 Empat Tembakan
46 Mencincang Daging
47 Menaburkan Daging Sesuai Janji
48 Kekhawatiran Delna
49 Kembali ke Rumah Sakit
50 Pertemuan Nero dan Valia
51 Nona Muda Yang Sangat Unik
52 Persetujuan
53 Terkejutnya Rila dan Jian
54 Kecurigaan Jian
55 Masih Takut
56 Memarahi Teman di Depan Semua Orang
57 Memuji Keakraban
58 Memotong Dua Lidah
59 Ketiak Basah
60 Kecurigaan Polisi
61 Tidak Akan Bisa Menemukan Bukti Apapun
62 Membuat Senior Menjadi Miliknya
63 Kasus Yang Sama
64 Tuduhan tak Berdasar Namun Benar
65 Garis Batas Yang Tidak Boleh di Sentuh
66 Kedatangan Seseorang
67 Menculik Valia
68 Kata Yang Memuakkan
69 Lelucon Valia
70 Hembusan Nafas Terakhir Renzo
71 Mengetahui Seluruh Kejadian di Kampus
72 Menghapus Nama
73 Kakak dan Kakak Ipar
74 Menjenguk
75 Skakmat!
76 Tamparan Kuat
77 Pengacara Yang di Segani
78 Tidak Mempercayai Polisi Lagi
79 Pikiran Jernih Carmila
80 Menyuntikkan 8 Botol Injeksi
81 Mengeluarkan Darah
82 Biodata Ferry
83 Tanyakan Pada Anak Kalian Masing-Masing
84 Pertemuan Ketiga Orang Tua
85 Kemarahan Yuwin pada Jian
86 Valia Yang Penasaran
87 Membatalkan Libur Kampus
88 Kembalinya Orang Dari Masa Lalu Jian
89 Apa kau Setuju?
90 Kedatangan Wanita Pengganggu
91 Jatuhnya Valia
92 Mahasiswa Pindahan
93 Perlakuan Kasar Riana
94 Pertemuan Kakak dan Adik
95 Aku Akan Memberimu Pelajaran!
96 Balasan Yang Adil
97 Jantung Yang Seakan Berhenti Berdetak
98 Hadiah Spesial
99 Rahasia Yang Diketahui
100 Kaliandra dan Riana
101 Senior dan Junior
102 Kasus Rumit
103 Kecurigaan Riana
104 Ancaman yang Menjadi Kenyataan
105 Penyesalan Valia Asli
106 Kecurigaan Xander
107 Kata yang Terkubur
108 Peringatan Silyena
109 Buku Kuno
110 Desa Pandora
111 Gudang Persenjataan
112 Dejavu
113 Dua Foto
114 Menggunting Jahitan
115 Meminta Penjelasan yang Memuaskan
116 Rapat!
117 Perjalanan Pembalasan Dendam
118 Uang dan Kekuasaan Adalah Segalanya
119 Singgasana
120 Memperjelas Identitas Valia Samantha
121 Harga yang Harus di Bayar
122 Pembuat Onar
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Kematian Ibu
2
Membuka Mata
3
Kembali ke Kampus
4
Berubah
5
Perlawanan Valia
6
Mencari Ibu
7
Kedatangan Xander
8
Kebingungan Keluarga
9
Pertemuan
10
Menyelidiki Rahasia Granov
11
Peringatan Valia pada Silyena
12
Mengajukan Syarat
13
Teriakan Mahasiswa
14
Kebingungan Silyena
15
Pertemuan Dengan Kaliandra
16
Berusaha Mendekati Carmila
17
Gangguan dari Jian
18
Tidak Suka di Ganggu Saat Bersama Ibu
19
Seperti Bukan Anakku
20
Penemuan Jasad
21
Mengusir Telisa
22
Mata dibalas Mata dan Gigi dibalas Gigi
23
Teror yang di Dapat Elena
24
Ancaman Silyena pada Valia
25
Tidak ada Yang bisa Mencabut Lisensi Dokterku
26
Mengetahui Tentang Pembulian Valia
27
Ketakutan Elena
28
Silyena Amoriya
29
Penyiksaan
30
Melampiaskan Kesedihan
31
Kematian Elena
32
Kegelisahan Keluarga Amoriya
33
Penemuan Jasad Elena
34
Terpuruknya Keluarga Amoriya
35
Karin yang Termenung
36
Teman Bermuka Dua
37
Denda
38
Berusaha Bersikap Normal
39
Semakin Ingin Bertemu
40
Kehilangan Anak Tertua, Menantu dan Cucu
41
Aksi di Tengah Jalan
42
Sangat Sulit di Pisahkan
43
Melaksanakan Janjiku
44
Menabrak Pohon
45
Empat Tembakan
46
Mencincang Daging
47
Menaburkan Daging Sesuai Janji
48
Kekhawatiran Delna
49
Kembali ke Rumah Sakit
50
Pertemuan Nero dan Valia
51
Nona Muda Yang Sangat Unik
52
Persetujuan
53
Terkejutnya Rila dan Jian
54
Kecurigaan Jian
55
Masih Takut
56
Memarahi Teman di Depan Semua Orang
57
Memuji Keakraban
58
Memotong Dua Lidah
59
Ketiak Basah
60
Kecurigaan Polisi
61
Tidak Akan Bisa Menemukan Bukti Apapun
62
Membuat Senior Menjadi Miliknya
63
Kasus Yang Sama
64
Tuduhan tak Berdasar Namun Benar
65
Garis Batas Yang Tidak Boleh di Sentuh
66
Kedatangan Seseorang
67
Menculik Valia
68
Kata Yang Memuakkan
69
Lelucon Valia
70
Hembusan Nafas Terakhir Renzo
71
Mengetahui Seluruh Kejadian di Kampus
72
Menghapus Nama
73
Kakak dan Kakak Ipar
74
Menjenguk
75
Skakmat!
76
Tamparan Kuat
77
Pengacara Yang di Segani
78
Tidak Mempercayai Polisi Lagi
79
Pikiran Jernih Carmila
80
Menyuntikkan 8 Botol Injeksi
81
Mengeluarkan Darah
82
Biodata Ferry
83
Tanyakan Pada Anak Kalian Masing-Masing
84
Pertemuan Ketiga Orang Tua
85
Kemarahan Yuwin pada Jian
86
Valia Yang Penasaran
87
Membatalkan Libur Kampus
88
Kembalinya Orang Dari Masa Lalu Jian
89
Apa kau Setuju?
90
Kedatangan Wanita Pengganggu
91
Jatuhnya Valia
92
Mahasiswa Pindahan
93
Perlakuan Kasar Riana
94
Pertemuan Kakak dan Adik
95
Aku Akan Memberimu Pelajaran!
96
Balasan Yang Adil
97
Jantung Yang Seakan Berhenti Berdetak
98
Hadiah Spesial
99
Rahasia Yang Diketahui
100
Kaliandra dan Riana
101
Senior dan Junior
102
Kasus Rumit
103
Kecurigaan Riana
104
Ancaman yang Menjadi Kenyataan
105
Penyesalan Valia Asli
106
Kecurigaan Xander
107
Kata yang Terkubur
108
Peringatan Silyena
109
Buku Kuno
110
Desa Pandora
111
Gudang Persenjataan
112
Dejavu
113
Dua Foto
114
Menggunting Jahitan
115
Meminta Penjelasan yang Memuaskan
116
Rapat!
117
Perjalanan Pembalasan Dendam
118
Uang dan Kekuasaan Adalah Segalanya
119
Singgasana
120
Memperjelas Identitas Valia Samantha
121
Harga yang Harus di Bayar
122
Pembuat Onar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!