Gangguan dari Jian

"Wow, ini benar-benar luar biasa, kau terlihat sangat ahli membuat design ini," gumam Carmila yang begitu sangat mengagumi design Valia.

Valia tersenyum melihat Carmila begitu bahagia, "ibu, seharusnya kau bisa terus tersenyum seperti ini, aku berjanji akan membuatmu tersenyum, dan menjauhkan mu dari iblis itu." batin Valia yang menggeram marah.

"Kau ingin mengerjakan ini disini?, itu sungguh tidak mungkin, karena mejanya tidak cukup memadai. Tadi aku mengira bahwa tugasmu menggunakan laptop, ternyata tidak," ucap Carmila yang sedikit merasa bersalah.

"Oh, tidak apa-apa, kita bisa berbincang dan saling memperkenalkan diri, kebetulan aku juga tidak memiliki kelas, jadi kita bisa menghabiskan waktu bersama" ucap Valia sambil menggulung kertas itu dan memasukkan kedalam tas kembali.

Carmila yang mendengar itu pun mulai mengangguk dan mereka mulai memperkenalkan diri secara resmi,

"Carmila Dapilona." ucap Carmila sambil mengulurkan tangannya.

"Valia Samantha." balas Valia sambil mengulurkan tangannya juga, dan akhirnya mereka saling berjabat tangan.

Tanpa sadar, Valia telah menyebutkan nama lengkapnya, "Baiklah, karena kita sudah memperkenalkan diri secara resmi, maka kita akan memakan hidangan ini" ucap Valia sambil melepas tangannya dan mulai memegang gelas yang ada di depannya.

Valia tidak melihat Carmila yang tengah tercengang setelah mendengar nama lengkapnya.

"Tunggu?, Samantha?, apa itu nama keluargamu?" tanya Carmila yang tengah melotot kan matanya.

Uhuk, Uhuk.

Seketika saja Valia terbatuk dan mulai melihat kearah Carmila, "Tidak, itu bukan nama keluarga melainkan hanya nama biasa." elak Valia sambil memukul pelan dadanya.

"Sial, aku benar-benar lupa tentang nama itu," batin Valia sambil merutuki kebodohannya.

Walau banyak dari mahasiswa yang mengetahui nama asli Valia, tapi mereka justru tidak pernah menyebutkannya, kerena Valia masuk melalui jalur beasiswa.

Carmila yang mendengar itu pun menghala nafas pelan dan mengangguk, "memangnya ada apa dengan nama itu?" tanya Valia berpura-pura tidak mengetahui apapun.

"Samantha adalah nama keluarga orang terkaya di kota Rotterdam ini, bahkan mereka memiliki kekuasaan penuh atas kampus kita, dan juga mereka orang yang sangat di segani oleh kalangan atas " jelas Carmila sambil memakan hidangan yang ada di depannya.

Valia yang mendengar perkataan Carmila pun merasa tercengang, walau dirinya sudah berada di tubuh Valia, tapi ia tidak menyangka bahwa Valia adalah anak dari orang yang sangat di segani di kota Rotterdam.

"Sialan, walau aku sudah berada di tubuhmu, tapi aku masih tidak percaya dengan kenyataan ini." batin Valia.

Lalu mereka melanjutkan makan siang itu, sedangkan Carmila terus memperhatikan Valia, dan setelah selesai makan, Valia mengajukan diri untuk membayar makanan mereka.

Awalnya Carmila menolak, tapi Valia selalu memaksanya dan akhirnya Carmila lebih memilih mengalah.

Lalu Valia mengajak Carmila pergi menonton bioskop. Carmila yang merasa memiliki waktu luang langsung menyetujui permintaan temannya itu.

Mereka pun kembali ke kampus dan berjalan kearah parkiran. Carmila telah menaiki mobilnya, lalu ia melihat Valia tengah berdiri di samping mobilnya.

Carmila yang sudah berada di dalam mobil, mulai menuruni kaca ada di pintu kursi penumpang, lalu ia merindukan sedikit kepalanya, "Naiklah, aku akan mengantarmu pulang," ucap Carmila sambil tersenyum.

Valia pun mengangguk dan memasuki mobil itu, Carmila bahkan melihat Valia begitu elegan masuk kedalam mobilnya.

"Orang seperti apa dia?," batin Carmila.

Carmila melajukan mobilnya, ia sesekali melirik kearah Valia, ia melihat Valia tampak biasa saja ketika memasuki mobilnya.

"Awalnya, aku mengira dia orang menengah kebawah, tapi ketika aku melihat cara dia berjalan, makan serta memasuki mobil, semua itu seperti orang dari kalangan atas." batin Carmila.

Walau Carmila tidak mengetahui rumor apapun, tapi ia bisa melihat dari cara berpakaian Valia yang tengah mengenakan pakaian yang lesuh dan jelek.

Carmila membawa mobil itu dengan kecepatan sedang, mereka kini memasuki sebuah mall elit di kota Rotterdam.

Valia pun masuk kedalam bioskop, ia pun menyuruh Carmila untuk duduk dan menunggunya memesan tiket.

Awalnya Carmila ingin menghentikan Valia untuk merundingkan film apa yang akan mereka tonton.

Tapi Carmila justru memilih diam, karena ia takut jika Valia sama seperti Fallen dan Zewina yang tidak suka dengan seleranya.

Setelah Valia selesai memesan tiket, Ia pun berjalan mendekati Carmila, lalu ia menyerahkan satu tiket itu pada Carmila.

Carmila pun mengambil tiket itu, ia terkejut ketika melihat nama film yang tertera di tiket itu.

"Horor?, apa kau tidak takut dengan film ini?," tanya Carmila sambil melihat kearah Valia.

"Tidak, aku bahkan sangat menyukainya, bagaimana dengan mu?, apa kau takut?." tanya Valia sambil mengerutkan dahinya.

Valia hanya iseng bertanya, karena saat berada di tubuh Silyena, ia memang mengetahui bahwa dulu, sang ibu sangat menyukai film dengan genre horor.

"Aku juga sangat menyukainya." jawab Carmila dengan sangat antusias dan tersenyum senang.

"Inilah yang aku sukai dari ibu, dengan diberikan hal kecil saja, ibu bahkan sudah terlihat sangat bahagia." batin Valia sambil tersenyum menanggapi perkataan Carmila.

Mereka berdua sangat menikmati film itu, setelah 2 jam berlalu, mereka keluar dari ruangan bioskop sambil menceritakan kembali adegan-adegan yang sangat mengerikan.

Karena terlalu asik berbicara, Valia tidak melihat orang didepannya, "Aduh" ucap wanita yang di tabrak Valia.

Valia dan Carmila spontan menoleh kearah wanita itu, lalu ia melihat orang yang benar-benar menjengkelkan.

Wanita itu pun memegang pundaknya yang terasa sakit, lalu mendongakkan wajahnya, dan ia melihat Valia tengah menatapnya dengan tajam, "Kau!." teriak wanita itu dengan keras.

"Untuk apa anak miskin sepertimu berada di mall elit ini?." tanya wanita itu dengan sengaja menaikkan nada bicaranya.

Kini mata orang-orang yang ada di mall tengah tertuju pada mereka, bahkan suara itu begitu terdengar menggelegar sampai ke lantai atas, sehingga membuat semua orang yang ada di lantai atas melihat kearah mereka.

Di antara pengunjung di lantai atas, ada dua pasang mata yang terlihat mengernyitkan dahi mereka.

Carmila yang mendengar itu pun merasa tidak terima mendengar hinaan yang di lontarkan oleh wanita itu pada Valia.

"Siapa kau?, apa hak mu mengatakan temanku seperti itu?, lagipula mall ini terbuka untuk umum." balas Carmila dengan marah.

Wanita itu kini menoleh kearah Carmila, ia melihat Carmila dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Wanita itu melihat seluruh pakaian yang di pakai Carmila adalah brand-brand terkenal, lalu wanita itu pun berdecih "Cih, pantas saja kau bisa masuk kedalam mall ini, ternyata kau memiliki ATM berjalan." ucap Wanita itu dengan sombong.

Carmila yang mendengar itu mulai mengernyitkan dahinya, "dia tidak mengetahui bahwa yang membayar biaya makan dan tiket nonton adalah Valia, jika dia mengetahuinya entah apa yang akan terjadi padanya itu." batin Carmila.

Valia justru hanya memutar bola matanya dengan malas, "Ap kau sudah selesai bicara?." tanya Valia dengan datar.

Wanita itu diam, lalu ia mengernyitkan dahinya, "Haha ... keluarlah dari mall ini anak miskin, kau tidak pantas berada di antara kami." ucap Wanita itu sambil tertawa mengejek.

Valia yang mendengar itu mulai tersenyum smirk. "Kapan kau akan memenuhi janjimu?, bukankah kau baru saja keluar dari kantor polisi?, oh ... atau kau memang tidak pernah sekalipun masuk ke sana?." tanya Valia dengan datar sambil melipat kedua tangannya.

Seketika saja wanita itu terdiam, bahkan kedua temannya juga ikut terdiam.

"Bukankah kau sudah bertaruh, Jian?" tanya Valia sambil tersenyum smirk.

Saat itu, Valia dengan sengaja menyetujui perkataan polisi itu, ia tau bahwa Jian memang tidak benar-benar di bawa ke kantor polisi, bahkan mereka juga tidak benar-benar memproses kasus itu, dan Valia juga sudah mengira bahwa hal ini pasti akan terjadi.

Dan sangat kebetulan mereka bertemu di mall yang besar itu, membuat Valia semakin bersemangat untuk mempermalukannya di tengah-tengah masyarakat umum.

Jian yang mendengar itu mulai merasa panik, ia bahkan mencoba untuk mengelak, "ti-tidak, aku tidak pernah melakukan taruhan apapun padamu," elak Jian dengan keringat dingin di dahinya.

Sedangkan Rila dan Asra justru diam, mereka tidak tau harus berbuat apa, menurut keduanya, mereka terlalu sial karena telah bertemu Valia di tempat umum, dan tadi Jian justru dengan sengaja meninggikan suaranya bertujuan agar membuat Valia malu.

Tapi ternyata justru sebaliknya, kini mereka lah yang telah mempermalukan diri mereka sendiri, karena Valia yang telah mendengar elakan dari Jian, justru mengeluarkan bolpoinnya dan langsung memutar sebuah perjanjian yang dilakukan oleh Jian dengan dirinya.

Orang-orang yang mendengar itu justru merasa sangat terkejut, mereka pun langsung mencibir kelakuan Jian yang tidak bisa memegang ucapannya.

Tubuh Jian kini terlihat gemetar, ia menoleh ke kenan, ke kiri, ke depan dan ke belakang. Ia melihat mereka semua tengah mencibirnya dengan berbagai umpatan-umpatan.

"Apa karena dia kaya maka dia bisa mengajukan syarat seumur hidup?,"

"Bahkan taruhan yang di buat lawannya benar-benar tidak sepadan dengan syarat seumur hidup yang dia ucapkan,"

"Jika aku memiliki anak perempuan arogan seperti dia, aku pasti akan mendisiplinkan nya dengan tanganku sendiri,"

Carmila sendiri bahkan terkejut mendengar perjanjian itu, faktanya, ia mengetahui siapa Jian, Rila dan Asra, mereka adalah anak-anak dari pemegang saham terbesar kedua, ketiga dan keempat di kampus mereka.

Tapi Valia yang bukan siapa-siapa justru berani membuat taruhan yang sangat mencengangkan itu?, bukankah Valia benar-benar luar biasa?.

Berbagai pertanyaan berputar di kepala Carmila, ia bahkan tidak menyangka bahwa Valia merekam percakapan mereka dari awal hingga akhir.

Jian yang mendengar umpatan para pengunjung itu merasa sangat terkejut dan marah, "Sialan!, lihat saja, aku akan membalasnya!" teriak Jian dengan marah, ia pun berlari menerobos kerumunan itu, dan diikuti oleh Rila dan Asra.

"Kau sungguh melakukan itu pada Jian?" tanya Carmila dengan kagum.

"Benar, apa kau tidak pernah mendengar gosip yang beredar tentang diriku?" tanya Valia sambil menoleh kearah Carmila.

"Tidak," ucap Carmila sambil menggelengkan kepalanya.

Valia tersenyum mendengar perkataan Carmila, ternyata sifat ibunya memanglah baik, tapi yang membuat Valia binggung adalah, kenapa ayahnya dulu tidak memaafkan ibunya?, padahal ibunya adalah orang yang sangat baik, dan tidak pernah melakukan hal-hal mengerikan yang seperti dituduhkan ayahnya.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Yoni Hartati

Yoni Hartati

apa tuduhan sebenarnya yg membuat ayah nya membenci mereka?

2023-05-18

6

Frando Kanan

Frando Kanan

begitu ingat taruhan yg itu langsung ciut...dsr sampah

2023-02-28

0

Frando Kanan

Frando Kanan

status kek gitu...tpi knp valia asli gk mw pke status keluarga????

2023-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 Kematian Ibu
2 Membuka Mata
3 Kembali ke Kampus
4 Berubah
5 Perlawanan Valia
6 Mencari Ibu
7 Kedatangan Xander
8 Kebingungan Keluarga
9 Pertemuan
10 Menyelidiki Rahasia Granov
11 Peringatan Valia pada Silyena
12 Mengajukan Syarat
13 Teriakan Mahasiswa
14 Kebingungan Silyena
15 Pertemuan Dengan Kaliandra
16 Berusaha Mendekati Carmila
17 Gangguan dari Jian
18 Tidak Suka di Ganggu Saat Bersama Ibu
19 Seperti Bukan Anakku
20 Penemuan Jasad
21 Mengusir Telisa
22 Mata dibalas Mata dan Gigi dibalas Gigi
23 Teror yang di Dapat Elena
24 Ancaman Silyena pada Valia
25 Tidak ada Yang bisa Mencabut Lisensi Dokterku
26 Mengetahui Tentang Pembulian Valia
27 Ketakutan Elena
28 Silyena Amoriya
29 Penyiksaan
30 Melampiaskan Kesedihan
31 Kematian Elena
32 Kegelisahan Keluarga Amoriya
33 Penemuan Jasad Elena
34 Terpuruknya Keluarga Amoriya
35 Karin yang Termenung
36 Teman Bermuka Dua
37 Denda
38 Berusaha Bersikap Normal
39 Semakin Ingin Bertemu
40 Kehilangan Anak Tertua, Menantu dan Cucu
41 Aksi di Tengah Jalan
42 Sangat Sulit di Pisahkan
43 Melaksanakan Janjiku
44 Menabrak Pohon
45 Empat Tembakan
46 Mencincang Daging
47 Menaburkan Daging Sesuai Janji
48 Kekhawatiran Delna
49 Kembali ke Rumah Sakit
50 Pertemuan Nero dan Valia
51 Nona Muda Yang Sangat Unik
52 Persetujuan
53 Terkejutnya Rila dan Jian
54 Kecurigaan Jian
55 Masih Takut
56 Memarahi Teman di Depan Semua Orang
57 Memuji Keakraban
58 Memotong Dua Lidah
59 Ketiak Basah
60 Kecurigaan Polisi
61 Tidak Akan Bisa Menemukan Bukti Apapun
62 Membuat Senior Menjadi Miliknya
63 Kasus Yang Sama
64 Tuduhan tak Berdasar Namun Benar
65 Garis Batas Yang Tidak Boleh di Sentuh
66 Kedatangan Seseorang
67 Menculik Valia
68 Kata Yang Memuakkan
69 Lelucon Valia
70 Hembusan Nafas Terakhir Renzo
71 Mengetahui Seluruh Kejadian di Kampus
72 Menghapus Nama
73 Kakak dan Kakak Ipar
74 Menjenguk
75 Skakmat!
76 Tamparan Kuat
77 Pengacara Yang di Segani
78 Tidak Mempercayai Polisi Lagi
79 Pikiran Jernih Carmila
80 Menyuntikkan 8 Botol Injeksi
81 Mengeluarkan Darah
82 Biodata Ferry
83 Tanyakan Pada Anak Kalian Masing-Masing
84 Pertemuan Ketiga Orang Tua
85 Kemarahan Yuwin pada Jian
86 Valia Yang Penasaran
87 Membatalkan Libur Kampus
88 Kembalinya Orang Dari Masa Lalu Jian
89 Apa kau Setuju?
90 Kedatangan Wanita Pengganggu
91 Jatuhnya Valia
92 Mahasiswa Pindahan
93 Perlakuan Kasar Riana
94 Pertemuan Kakak dan Adik
95 Aku Akan Memberimu Pelajaran!
96 Balasan Yang Adil
97 Jantung Yang Seakan Berhenti Berdetak
98 Hadiah Spesial
99 Rahasia Yang Diketahui
100 Kaliandra dan Riana
101 Senior dan Junior
102 Kasus Rumit
103 Kecurigaan Riana
104 Ancaman yang Menjadi Kenyataan
105 Penyesalan Valia Asli
106 Kecurigaan Xander
107 Kata yang Terkubur
108 Peringatan Silyena
109 Buku Kuno
110 Desa Pandora
111 Gudang Persenjataan
112 Dejavu
113 Dua Foto
114 Menggunting Jahitan
115 Meminta Penjelasan yang Memuaskan
116 Rapat!
117 Perjalanan Pembalasan Dendam
118 Uang dan Kekuasaan Adalah Segalanya
119 Singgasana
120 Memperjelas Identitas Valia Samantha
121 Harga yang Harus di Bayar
122 Pembuat Onar
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Kematian Ibu
2
Membuka Mata
3
Kembali ke Kampus
4
Berubah
5
Perlawanan Valia
6
Mencari Ibu
7
Kedatangan Xander
8
Kebingungan Keluarga
9
Pertemuan
10
Menyelidiki Rahasia Granov
11
Peringatan Valia pada Silyena
12
Mengajukan Syarat
13
Teriakan Mahasiswa
14
Kebingungan Silyena
15
Pertemuan Dengan Kaliandra
16
Berusaha Mendekati Carmila
17
Gangguan dari Jian
18
Tidak Suka di Ganggu Saat Bersama Ibu
19
Seperti Bukan Anakku
20
Penemuan Jasad
21
Mengusir Telisa
22
Mata dibalas Mata dan Gigi dibalas Gigi
23
Teror yang di Dapat Elena
24
Ancaman Silyena pada Valia
25
Tidak ada Yang bisa Mencabut Lisensi Dokterku
26
Mengetahui Tentang Pembulian Valia
27
Ketakutan Elena
28
Silyena Amoriya
29
Penyiksaan
30
Melampiaskan Kesedihan
31
Kematian Elena
32
Kegelisahan Keluarga Amoriya
33
Penemuan Jasad Elena
34
Terpuruknya Keluarga Amoriya
35
Karin yang Termenung
36
Teman Bermuka Dua
37
Denda
38
Berusaha Bersikap Normal
39
Semakin Ingin Bertemu
40
Kehilangan Anak Tertua, Menantu dan Cucu
41
Aksi di Tengah Jalan
42
Sangat Sulit di Pisahkan
43
Melaksanakan Janjiku
44
Menabrak Pohon
45
Empat Tembakan
46
Mencincang Daging
47
Menaburkan Daging Sesuai Janji
48
Kekhawatiran Delna
49
Kembali ke Rumah Sakit
50
Pertemuan Nero dan Valia
51
Nona Muda Yang Sangat Unik
52
Persetujuan
53
Terkejutnya Rila dan Jian
54
Kecurigaan Jian
55
Masih Takut
56
Memarahi Teman di Depan Semua Orang
57
Memuji Keakraban
58
Memotong Dua Lidah
59
Ketiak Basah
60
Kecurigaan Polisi
61
Tidak Akan Bisa Menemukan Bukti Apapun
62
Membuat Senior Menjadi Miliknya
63
Kasus Yang Sama
64
Tuduhan tak Berdasar Namun Benar
65
Garis Batas Yang Tidak Boleh di Sentuh
66
Kedatangan Seseorang
67
Menculik Valia
68
Kata Yang Memuakkan
69
Lelucon Valia
70
Hembusan Nafas Terakhir Renzo
71
Mengetahui Seluruh Kejadian di Kampus
72
Menghapus Nama
73
Kakak dan Kakak Ipar
74
Menjenguk
75
Skakmat!
76
Tamparan Kuat
77
Pengacara Yang di Segani
78
Tidak Mempercayai Polisi Lagi
79
Pikiran Jernih Carmila
80
Menyuntikkan 8 Botol Injeksi
81
Mengeluarkan Darah
82
Biodata Ferry
83
Tanyakan Pada Anak Kalian Masing-Masing
84
Pertemuan Ketiga Orang Tua
85
Kemarahan Yuwin pada Jian
86
Valia Yang Penasaran
87
Membatalkan Libur Kampus
88
Kembalinya Orang Dari Masa Lalu Jian
89
Apa kau Setuju?
90
Kedatangan Wanita Pengganggu
91
Jatuhnya Valia
92
Mahasiswa Pindahan
93
Perlakuan Kasar Riana
94
Pertemuan Kakak dan Adik
95
Aku Akan Memberimu Pelajaran!
96
Balasan Yang Adil
97
Jantung Yang Seakan Berhenti Berdetak
98
Hadiah Spesial
99
Rahasia Yang Diketahui
100
Kaliandra dan Riana
101
Senior dan Junior
102
Kasus Rumit
103
Kecurigaan Riana
104
Ancaman yang Menjadi Kenyataan
105
Penyesalan Valia Asli
106
Kecurigaan Xander
107
Kata yang Terkubur
108
Peringatan Silyena
109
Buku Kuno
110
Desa Pandora
111
Gudang Persenjataan
112
Dejavu
113
Dua Foto
114
Menggunting Jahitan
115
Meminta Penjelasan yang Memuaskan
116
Rapat!
117
Perjalanan Pembalasan Dendam
118
Uang dan Kekuasaan Adalah Segalanya
119
Singgasana
120
Memperjelas Identitas Valia Samantha
121
Harga yang Harus di Bayar
122
Pembuat Onar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!