Seorang wanita cantik tengah menutup mata diatas tempat tidur, sudah berjam-jam tidak ada tanda-tanda pergerakan dari orang tersebut, orang-orang yang ada di dalam rumah itu bahkan tidak ada yang mengetahui bahwa dia tertidur atau telah tiada.
Tapi, tiba-tiba saja sepasang mata indah itu mulai terbuka secara perlahan, lalu ia mulai mengerjabkan matanya berulang kali.
Setelah mata itu terbuka dengan sempurna, ia terlihat binggung karena berada di tempat yang sangat asing.
Wanita itu ingin menggerakkan tubuhnya namun tubuh itu seolah tidak mendengar perintah nya, bahkan ia justru merasakan sakit di tubuhnya.
"Sttt... sakit." gumamnya pelan sambil memejamkan mata.
Lalu, ia kembali membuka mata itu dan mencoba menelusuri seluruh dinding yang telah berisi interior yang tidak terlalu modern.
Mata itu kini mulai mengernyit heran. "Dimana ini?." batinnya sambil memutar kepala secara perlahan.
Ketika kedua mata indah itu menyusuri ruangan yang tampak sangat luas, tiba-tiba saja kedua mata itu melotot dengan sempurna dan pandangannya hanya tertuju pada satu benda.
Ternyata di dinding samping tempat tidurnya terdapat sebuah kalender yang tengah bergantung.
Ia membaca kalender itu dan pikirannya pun di paksa untuk bekerja "Belanda?, tahun 1998?, Itu artinya aku kembali ke masa lalu tepat dimana ibu dan ayah berada di kampus yang sama?." batinnya yang merasa tidak percaya.
Tapi, ia sekarang justru merasa heran, kenapa dirinya bisa menyebrang ke masa lalu bahkan di negara yang sama tempat dimana dirinya tinggal ketika berada di masa depan.
Lalu saat dirinya hendak bergerak, tiba-tiba saja terdengar suara hentakan yang begitu keras, sontak saja membuat wanita yang tengah tertidur itu terkejut, lalu ia pun menoleh kearah pintu.
Pintu kamar itu kini terbuka dengan sangat lebar, di depan pintu itu terlihat sepasang suami istri tengah menunjukkan raut wajah khawatir.
Mata itu kini mulai mengernyit heran, ia tidak pernah mengenal kedua wajah orang yang berdiri di depan pintu.
Lalu sepasang suami istri itu masuk dan langsung memegang tangannya.
"Nak, bagaimana keadaanmu?, sebenarnya kenapa kamu bisa seperti ini?." tanya seorang pria dengan wajah khawatir.
Wanita yang tengah tertidur benar-benar tidak mengerti apa yang telah terjadi padanya, ia terlihat begitu heran dan saat dirinya hendak menjawab, tiba-tiba kepalanya terasa sangat sakit dan juga berat.
Aarrgghh
Sebuah memori muncul kepalanya, setiap adegan demi adegan terlihat jelas disana, memori itu bagaikan rentetan sebuah film.
Sepasang suami istri itu tampak sangat khawatir "Ada apa dengan mu, Valia?!" ucap wanita paruh baya itu dengan keringat yang sudah membasahi dahinya.
Seketika saja, sakit di kepalanya hilang dan ia pun langsung menoleh kearah sepasang suami istri itu "Valia?, ternyata itu adalah nama pemilik tubuh ini, tapi kau sangat beruntung memiliki kedua orang tua yang sangat menyayangimu, dan sungguh di sayangkan kau begitu bodoh untuk tidak menggunakan kekuatan dari keluarga mu" batinnya.
"Nak, katakan pada ibu, siapa yang melakukan hal ini padamu nak?," tanya wanita paruh baya itu.
"I-bu, aku .... " ketika wanita itu ingin mengeluarkan kata-kata, tiba-tiba saja seseorang muncul di belakang sepasang suami istri itu.
"Jangan katakan apapun pada mereka Silyena, aku menarik mu kesini karena aku membutuhkan mu untuk membalaskan dendam ku pada musuhku." ucap arwah itu dengan datar.
Sontak saja membuat Silyena terkejut "Valia?, kau Valia?, bagaimana bisa kau masih ada di dunia ini?," batin Silyena dengan mata yang tengah melotot dengan sempurna
"Aku hanya ingin mengatakan itu, dan jangan pernah kau mengatakan apa yang telah terjadi padamu, karena aku tidak ingin melihat kedua orang tua ku memikirkan masalah yang menimpa ku." ucap Valia asli yang sedang menatap keduanya dengan tatapan sedih sambil perlahan-lahan menghilang.
Silyena tampak berpikir, ia pun mengerti perasaan Valia, karena tubuhnya memiliki banyak bekas luka memar, serta terlihat bahwa bibirnya juga memiliki 3 jahitan, dan jika dilihat dengan seksama rambut itu juga telah di gunting secara tidak beraturan.
Hal itu lah yang membuat kedua orang tuanya begitu khawatir, tapi Valia terus menyembunyikannya karena dia sangat menyayangi mereka.
"Kita sungguh berbeda, kau menyembunyikan kasus sebesar ini dari kedua orang tuamu, sedangkan aku justru menyembunyikan kasus ku dari dunia luar," batin Silyena yang sudah berada di dalam tubuh Valia.
Setelah memikirkannya, Silyena berpegang teguh untuk membalaskan dendam Valia, lalu ia yang sudah melihat masa lalu Valia teringat bahwa tubuh yang di tempati nya ternyata berada di kota, tahun, serta universitas yang sama dengan ibu dan ayahnya.
"Bagaimana bisa kebetulan seperti ini?, Ah... Sudahlah, aku harus memikirkan itu nanti, sekarang, tugasku adalah untuk membuat mereka tenang." batin Silyena sambil menghela nafas dengan pelan.
Namun, Silyena berusaha untuk memikirkan apa yang telah terjadi di depan mata terlebih dahulu.
"Ibu, aku baik-baik saja, aku tersandung dari tangga dan begini lah hasilnya." ucap Silyena yang berusaha untuk tidak canggung pada kedua paruh baya itu.
Vinisia yang mendengar perkataan Valia merasa tidak percaya "Nak, katakan dengan jujur, sebenarnya apa yang telah terjadi padamu?." tanya Nisia dengan menggenggam tangan Valia.
Valia yang terbaring mencoba tersenyum agar kedua orang tua itu tidak lagi menghawatirkan nya "Percayalah padaku ibu, ini karena aku terjatuh dari tangga, lagipula aku akan segera sembuh dan bisa menjalankan aktivitas ku kembali." ucap Valia sambil tersenyum manis.
Walau dirinya tidak bisa menggerakkan tubuh tapi ia tetap berusaha untuk mencoba menggerakkan tubuhnya.
"Lihatlah sendiri, aku tidak apa-apa," ucap Valia sambil mengangkat tangannya yang terasa begitu sakit.
Sang ayah yang mendengar itu mulai menghela nafas dengan pelan "Nak, ayah percaya padamu, kami akan memanggil dokter dan kau harus banyak beristirahat." ucap Javier sambil mengelus pucuk kepala Valia.
Sedangkan Valia terkejut dengan tindakan Javier, ia pun menikmati tangan hangat itu dan mulai menitikkan air mata.
"Andai saja ayahku juga seperti ini, maka hidupku pasti akan sempurna." batinnya.
Nisia yang melihat anaknya menitikkan air mata merasa tidak tega "Nak kenapa kau menangis?, tidak apa-apa, ibu dan ayah ada di sini." sambil memeluk tubuh Valia yang sedang terbaring di atas tempat tidur.
Silyena yang sudah berada di tubuh Valia berusaha mengangkat tangannya, ia pun menahan rasa sakit itu dan "Aku tidak apa-apa ibu, aku hanya terharu melihat ibu dan ayah berada di sini," ucap Valia sambil tersenyum.
Lalu Valia teringat dengan ayahnya yang telah menyiksa sang ibu "Haha .... Ayah, sekarang kau harus menerima pembalasan dariku, dan aku berjanji akan menjauhkan ibu darimu." batin Valia dengan tersenyum smirk.
Kedua orang tua itu tidak menyadari bahwa sang anak telah tiada, sedangkan Silyena justru bisa bersandiwara agar kedua orang tua Valia tidak menyadari perubahan sang anak.
"Aku bukan lagi Silyena yang bisa kau tindas, dulu, kau adalah orang tuaku, tapi di zaman ini bagiku kau bukan lah siapa-siapa!" batin Silyena.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Ida Blado
aq pikir balik pas ibunya masih hidup,lalu pisahin ibunya dari ayah dajalnya.dan ternyata ibunya orkay
2023-04-02
1
Xinny Wexly
keren Thor, semangat terus
2023-02-14
1
SâĹmà
lagiiii thor...
2023-01-31
3