Kedatangan Xander

Sorot mata tajam Valia mampu membuat sang bos berkeringat dingin. "Dia seperti seorang perempuan berhati dingin yang mematikan, bisa-bisanya aku berurusan dengan orang seperti ini, sekarang aku harus berpikir untuk menyelamatkan diri terlebih dahulu" batin sang bos sambil mundur dengan menggunakan tangannya.

Ia sangat ingin berdiri, tapi nyeri yang di rasakannya di ulu hati sungguh membuatnya tidak bisa bergerak secara leluasa.

"Sial!, dia menendang tepat di titik lemah manusia," batin Pria itu sambil meringis kesakitan.

Wajah Valia bahkan terus tersenyum tapi sorot matanya terlihat semakin tajam, "Haha ... bagaimana?, bukankah permainan ini sangat menyenangkan?." tanya Valia di sela tawanya.

Pria itu mencoba meminta belas kasihan dari Valia, sekarang ini ia bahkan benar-benar sangat ketakutan, "Tolong maafkan aku, semua ini atas perintah Jian Amikalin. Sungguh ... percayalah padaku." ucap Pria itu sambil terus memundurkan tubuhnya kebelakang.

Sesekali, pria itu melirik kebelakang, ia pun merasa sangat senang karena berpikir bahwa dirinya akan bisa keluar dari lorong itu.

Valia yang melihat itu pun tidak tinggal diam, ia langsung berlari dan berdiri di belakang pria itu, lalu Valia menendang wajah pria itu dengan sangat kuat, sehingga membuat pria itu tersungkur dan kembali masuk kedalam lorong.

Melihat pria itu tersungkur, Valia pun tersenyum smirk, ia juga melipat kedua tangannya, "Jangan pernah berpikir bahwa kau bisa kabur setelah mengusikku, sebenarnya aku ini orang yang sangat pendendam." ucap Valia sambil menampilkan senyuman yang begitu menakutkan.

Ini lah sifat yang sesungguhnya dari seorang Silyena Amoriya, ia adalah orang yang sangat keras dan pendendam, jika ada yang mengusik hidupnya maka ia akan membereskan orang tersebut dengan tangannya sendiri.

Dulu, ketika dirinya sudah berada di rumah, ia akan berpura-pura menjadi gadis lemah demi mendapatkan cinta sang ayah.

Pria itu tampak tidak terima dengan perlakuan Valia padanya, walau dalam keadaan takut, pria itu bahkan tetap berteriak keras pada Valia, "Aku sudah mengatakan semuanya padamu!, kenapa kau masih aja mengincar ku!" teriak pria itu dengan keras.

Ia benar-benar takut melihat Valia yang tengah tersenyum disertai aura pembunuh yang sangat kental.

Pria itu baru menyadari bahwa Valia jauh lebih berbahaya daripada Jian, "Aku akan mengikuti perintahmu, tolong lepaskan aku" pria itu terus memohon agar Valia mau melepaskannya.

Valia tidak bergeming dan lagi-lagi ia mengangkat batu besar itu dan langsung melemparkannya pada pria itu.

Valia hanya menatap datar jasad-jasad itu, "Inilah konsekuensi yang harus kau tanggung jika sudah mengusik hidupku." ucap Valia dengan suara dingin dan berwajah datar.

Silyena yang sudah berada di tubuh Valia merasa sangat bersyukur, karena jika dirinya kembali ke masa lalu dengan tubuh yang sama, maka ia tentu akan mengulang sejarah menyakitkan itu.

Silyena adalah orang yang sangat menghargai ikatan keluarga, karena itulah ia berpura-pura lemah didepan para keluarganya.

Valia bertekad untuk membantu Valia, ia bahkan terlihat sangat bersemangat untuk pembalasan dendam yang akan di lakukannya nanti.

"Aku tidak akan menjadi Silyena yang dulu, jadi persiapkan dirimu ayah, bibi, paman, kakek, dan nenek. Karena aku akan membuat permainan Ini semakin menarik, dan ini adalah pertarungan antara hidup dan mati." ucap Valia sambil tersenyum smirk.

Valia mengeluarkan ponsel dari sakunya, ia menekan sebuah nomor dan langsung mengirim pesan pada nomor tersebut untuk datang menjemputnya.

Tidak butuh waktu lama, Xander pun datang ke alamat yang sudah di kirimkan oleh Valia.

Awalnya Xander merasa bahwa dirinya salah alamat, namun ketika Xander melangkah kedalam lorong itu, betapa terkejutnya Xander ketika melihat tiga mayat yang tengah tergeletak dengan sangat mengerikan.

Satu di antaranya tengah tertimpa batu besar. Xander bahkan yakin bahwa perutnya telah hancur, dan dua yang lainnya hancur di bagian kepala.

Lalu mata Xander tertuju pada satu wanita yang tengah berdiri diantara ketiga mayat itu.

Xander melotot kan matanya karena melihat Valia tengah berdiri tegak di sana, "Paman," sapa Valia sambil tersenyum manis.

Xander bahkan melihat pakaian Valia sudah di penuhi oleh noda darah, tapi Valia tampak terlihat tidak terjadi apapun.

Xander terus menatap Valia dan mayat itu secara bergantian "Kau yang melakukan ini Valia?," tanya Xander yang masih tercengang dengan apa yang dilihatnya.

Valia mengangguk sebagai jawaban, "Tentu saja paman, apa paman melihat orang lain selain aku disini?." tanya Valia sambil memiringkan kepalanya.

"Dia?, apa benar Valia keponakanku?," batin Xander yang terus menatap Valia dengan intens.

Valia tidak perduli dengan tatapan Xander atau juga pendapat pamannya itu mengenai dirinya yang sekarang. "Paman, bukan kah keahlian paman juga sebagai Ahli forensik?," tanya Valia pada Xander.

"Benar." jawab Xander tanpa ragu

"Lalu, bukankah paman sudah berjanji padaku untuk membantu ku membalas dendam?" tanya Valia lagi sambil menatap Xander dengan intens.

"Benar." jawab Xander lagi sambil menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, sekarang mereka adalah tugas paman, dan juga ini masih awal dari pembalasan dendam ku paman." ucap Valia lagi dengan santai.

Xander tampak terdiam tapi ia yang mendengar itu justru mulai tersenyum, Xander bahkan sangat senang karena keponakannya itu sudah mulai berubah.

"Jangan khawatir, paman akan mengurus mereka semua dan menghilangkan jejak mu," ucap Xander sambil tersenyum.

"Sekarang, ikutlah paman pulang, kau tidak boleh berlama-lama di sini," ucap Xander sambil berjalan mendekati Valia lalu memegang tangan keponakan nya dan membawa Valia masuk kedalam mobilnya.

Didalam mobil, tidak ada yang mau memulai percakapan, Xander bahkan berpikir bahwa Valia berubah karena sudah muak dengan orang-orang itu.

Dan ia mengira bahwa sekarang Valia tengah ketakutan karena sudah membunuh tiga orang.

Karena pikirannya itu, Xander tetap diam dan melakukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Mereka telah sampai di depan mansion mewah, terlihat jelas bahwa pagar mansion itu menjulang tinggi, dan dari luar mansion itu terlihat sangat megah.

Valia yang masih di dalam mobil mulai menatap mansion itu, ia bahkan sesekali menggelengkan kepalanya dengan pelan.

Para penjaga yang lihat mobil Xander, langsung bergerak membuka pagar, dan Xander melajukan mobilnya dengan pelan.

Setelah berada di depan pintu, Xander menghentikan mobilnya "Sudah sampai, kau pasti lelah, jadi, kau harus mandi lalu beristirahat dan percayakan saja semuanya pada paman." ucap Xander sambil tersenyum senang.

Valia menoleh kearah Xander dan tersenyum. "Baiklah paman, Terimakasih karena sudah menolongku," ucap Valia sambil membuka pintu mobil dan keluar.

Valia melihat Xander memasang earphone bluetooth seperti sedang menghubungi seseorang.

Setelah itu Xander pun melajukan mobilnya tanpa melihat bahwa Valia terus menatapnya.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

vio~~~~

vio~~~~

tapi sayang dia g ngelakuin itu sama ayahnya yg biadab sampai dia harus mati sia2..ckckck

2023-02-18

14

Kanato Sakamaki

Kanato Sakamaki

suka karakter Xander 😍

2023-02-11

1

Layner Hilnad

Layner Hilnad

pamannya baik banget ui, aku mau aku mau 🥰

2023-02-10

2

lihat semua
Episodes
1 Kematian Ibu
2 Membuka Mata
3 Kembali ke Kampus
4 Berubah
5 Perlawanan Valia
6 Mencari Ibu
7 Kedatangan Xander
8 Kebingungan Keluarga
9 Pertemuan
10 Menyelidiki Rahasia Granov
11 Peringatan Valia pada Silyena
12 Mengajukan Syarat
13 Teriakan Mahasiswa
14 Kebingungan Silyena
15 Pertemuan Dengan Kaliandra
16 Berusaha Mendekati Carmila
17 Gangguan dari Jian
18 Tidak Suka di Ganggu Saat Bersama Ibu
19 Seperti Bukan Anakku
20 Penemuan Jasad
21 Mengusir Telisa
22 Mata dibalas Mata dan Gigi dibalas Gigi
23 Teror yang di Dapat Elena
24 Ancaman Silyena pada Valia
25 Tidak ada Yang bisa Mencabut Lisensi Dokterku
26 Mengetahui Tentang Pembulian Valia
27 Ketakutan Elena
28 Silyena Amoriya
29 Penyiksaan
30 Melampiaskan Kesedihan
31 Kematian Elena
32 Kegelisahan Keluarga Amoriya
33 Penemuan Jasad Elena
34 Terpuruknya Keluarga Amoriya
35 Karin yang Termenung
36 Teman Bermuka Dua
37 Denda
38 Berusaha Bersikap Normal
39 Semakin Ingin Bertemu
40 Kehilangan Anak Tertua, Menantu dan Cucu
41 Aksi di Tengah Jalan
42 Sangat Sulit di Pisahkan
43 Melaksanakan Janjiku
44 Menabrak Pohon
45 Empat Tembakan
46 Mencincang Daging
47 Menaburkan Daging Sesuai Janji
48 Kekhawatiran Delna
49 Kembali ke Rumah Sakit
50 Pertemuan Nero dan Valia
51 Nona Muda Yang Sangat Unik
52 Persetujuan
53 Terkejutnya Rila dan Jian
54 Kecurigaan Jian
55 Masih Takut
56 Memarahi Teman di Depan Semua Orang
57 Memuji Keakraban
58 Memotong Dua Lidah
59 Ketiak Basah
60 Kecurigaan Polisi
61 Tidak Akan Bisa Menemukan Bukti Apapun
62 Membuat Senior Menjadi Miliknya
63 Kasus Yang Sama
64 Tuduhan tak Berdasar Namun Benar
65 Garis Batas Yang Tidak Boleh di Sentuh
66 Kedatangan Seseorang
67 Menculik Valia
68 Kata Yang Memuakkan
69 Lelucon Valia
70 Hembusan Nafas Terakhir Renzo
71 Mengetahui Seluruh Kejadian di Kampus
72 Menghapus Nama
73 Kakak dan Kakak Ipar
74 Menjenguk
75 Skakmat!
76 Tamparan Kuat
77 Pengacara Yang di Segani
78 Tidak Mempercayai Polisi Lagi
79 Pikiran Jernih Carmila
80 Menyuntikkan 8 Botol Injeksi
81 Mengeluarkan Darah
82 Biodata Ferry
83 Tanyakan Pada Anak Kalian Masing-Masing
84 Pertemuan Ketiga Orang Tua
85 Kemarahan Yuwin pada Jian
86 Valia Yang Penasaran
87 Membatalkan Libur Kampus
88 Kembalinya Orang Dari Masa Lalu Jian
89 Apa kau Setuju?
90 Kedatangan Wanita Pengganggu
91 Jatuhnya Valia
92 Mahasiswa Pindahan
93 Perlakuan Kasar Riana
94 Pertemuan Kakak dan Adik
95 Aku Akan Memberimu Pelajaran!
96 Balasan Yang Adil
97 Jantung Yang Seakan Berhenti Berdetak
98 Hadiah Spesial
99 Rahasia Yang Diketahui
100 Kaliandra dan Riana
101 Senior dan Junior
102 Kasus Rumit
103 Kecurigaan Riana
104 Ancaman yang Menjadi Kenyataan
105 Penyesalan Valia Asli
106 Kecurigaan Xander
107 Kata yang Terkubur
108 Peringatan Silyena
109 Buku Kuno
110 Desa Pandora
111 Gudang Persenjataan
112 Dejavu
113 Dua Foto
114 Menggunting Jahitan
115 Meminta Penjelasan yang Memuaskan
116 Rapat!
117 Perjalanan Pembalasan Dendam
118 Uang dan Kekuasaan Adalah Segalanya
119 Singgasana
120 Memperjelas Identitas Valia Samantha
121 Harga yang Harus di Bayar
122 Pembuat Onar
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Kematian Ibu
2
Membuka Mata
3
Kembali ke Kampus
4
Berubah
5
Perlawanan Valia
6
Mencari Ibu
7
Kedatangan Xander
8
Kebingungan Keluarga
9
Pertemuan
10
Menyelidiki Rahasia Granov
11
Peringatan Valia pada Silyena
12
Mengajukan Syarat
13
Teriakan Mahasiswa
14
Kebingungan Silyena
15
Pertemuan Dengan Kaliandra
16
Berusaha Mendekati Carmila
17
Gangguan dari Jian
18
Tidak Suka di Ganggu Saat Bersama Ibu
19
Seperti Bukan Anakku
20
Penemuan Jasad
21
Mengusir Telisa
22
Mata dibalas Mata dan Gigi dibalas Gigi
23
Teror yang di Dapat Elena
24
Ancaman Silyena pada Valia
25
Tidak ada Yang bisa Mencabut Lisensi Dokterku
26
Mengetahui Tentang Pembulian Valia
27
Ketakutan Elena
28
Silyena Amoriya
29
Penyiksaan
30
Melampiaskan Kesedihan
31
Kematian Elena
32
Kegelisahan Keluarga Amoriya
33
Penemuan Jasad Elena
34
Terpuruknya Keluarga Amoriya
35
Karin yang Termenung
36
Teman Bermuka Dua
37
Denda
38
Berusaha Bersikap Normal
39
Semakin Ingin Bertemu
40
Kehilangan Anak Tertua, Menantu dan Cucu
41
Aksi di Tengah Jalan
42
Sangat Sulit di Pisahkan
43
Melaksanakan Janjiku
44
Menabrak Pohon
45
Empat Tembakan
46
Mencincang Daging
47
Menaburkan Daging Sesuai Janji
48
Kekhawatiran Delna
49
Kembali ke Rumah Sakit
50
Pertemuan Nero dan Valia
51
Nona Muda Yang Sangat Unik
52
Persetujuan
53
Terkejutnya Rila dan Jian
54
Kecurigaan Jian
55
Masih Takut
56
Memarahi Teman di Depan Semua Orang
57
Memuji Keakraban
58
Memotong Dua Lidah
59
Ketiak Basah
60
Kecurigaan Polisi
61
Tidak Akan Bisa Menemukan Bukti Apapun
62
Membuat Senior Menjadi Miliknya
63
Kasus Yang Sama
64
Tuduhan tak Berdasar Namun Benar
65
Garis Batas Yang Tidak Boleh di Sentuh
66
Kedatangan Seseorang
67
Menculik Valia
68
Kata Yang Memuakkan
69
Lelucon Valia
70
Hembusan Nafas Terakhir Renzo
71
Mengetahui Seluruh Kejadian di Kampus
72
Menghapus Nama
73
Kakak dan Kakak Ipar
74
Menjenguk
75
Skakmat!
76
Tamparan Kuat
77
Pengacara Yang di Segani
78
Tidak Mempercayai Polisi Lagi
79
Pikiran Jernih Carmila
80
Menyuntikkan 8 Botol Injeksi
81
Mengeluarkan Darah
82
Biodata Ferry
83
Tanyakan Pada Anak Kalian Masing-Masing
84
Pertemuan Ketiga Orang Tua
85
Kemarahan Yuwin pada Jian
86
Valia Yang Penasaran
87
Membatalkan Libur Kampus
88
Kembalinya Orang Dari Masa Lalu Jian
89
Apa kau Setuju?
90
Kedatangan Wanita Pengganggu
91
Jatuhnya Valia
92
Mahasiswa Pindahan
93
Perlakuan Kasar Riana
94
Pertemuan Kakak dan Adik
95
Aku Akan Memberimu Pelajaran!
96
Balasan Yang Adil
97
Jantung Yang Seakan Berhenti Berdetak
98
Hadiah Spesial
99
Rahasia Yang Diketahui
100
Kaliandra dan Riana
101
Senior dan Junior
102
Kasus Rumit
103
Kecurigaan Riana
104
Ancaman yang Menjadi Kenyataan
105
Penyesalan Valia Asli
106
Kecurigaan Xander
107
Kata yang Terkubur
108
Peringatan Silyena
109
Buku Kuno
110
Desa Pandora
111
Gudang Persenjataan
112
Dejavu
113
Dua Foto
114
Menggunting Jahitan
115
Meminta Penjelasan yang Memuaskan
116
Rapat!
117
Perjalanan Pembalasan Dendam
118
Uang dan Kekuasaan Adalah Segalanya
119
Singgasana
120
Memperjelas Identitas Valia Samantha
121
Harga yang Harus di Bayar
122
Pembuat Onar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!