Perlawanan Valia

Jika orang-orang yang ada di kelas itu tengah menatap kasihan kepada Rila, maka ada seseorang yang tengah menatap Valia dengan datar.

Tapi ia tidak ingin ikut campur dengan perbuatan Valia, ia tidak memunculkan dirinya dan terus memantau Valia, bahkan ia juga melihat punggung itu menghilang dari ruang kelas.

Seseorang tengah menerobos masuk, dan para mahasiswa mulai menyingkir satu persatu, "ada apa ini?," tanya dokter yang sangat terkejut melihat darah sudah berceceran kemana-mana.

"Kak, tolong bantu aku membawa mereka ke tempat mu" ucap sang dosen dengan wajah panik.

Dokter yang bernama Delna melihat kearah adiknya yang sangat panik, ia pun mulai menoleh kearah mahasiswa yang tengah menonton.

"Tolong bantu untuk mengantar mereka berdua ke ruang kesehatan" ucap Delna yang berbicara dengan nada tinggi.

Mereka yang menonton kini berbondong- bondong mengantar Rila dan Jian, darah terus menetes tanpa henti dengan bolpoin yang masih menancap di tangan Rila.

"Sakit" rintih Rila sambil menangis.

Para mahasiswa yang berada di lorong terkejut dengan melihat bolpoin yang menancap di tangan, mereka bahkan bergidik ngeri.

"Kenapa bolpoin itu bisa menancap di tangannya?"

"Apa itu perbuatan seseorang?"

"Jika itu benar, maka siapa yang berani menyinggung mereka yang notabennya adalah anak dari orang berpengaruh di kampus ini?"

"Benar, tapi bagaimana mungkin ada orang yang melakukan itu, pasti tidak ada orang yang tidak mengenal mereka di kampus ini."

Suasana lorong kampus begitu riuh, para mahasiswa pun mulai bertanya-tanya siapa orang yang berani berbuat hal mengerikan itu pada Rila.

Sedangkan orang yang telah melakukannya kini duduk di rerumputan hijau dengan santai "Apa kau tidak bisa untuk melawan mereka?, padahal kau juga memiliki latar belakang yang luar biasa, tapi, bisa-bisanya kau tidak memamerkannya pada mereka?" gumam Silyena yang tengah mengejek Valia asli.

Angin berhembus dengan pelan hingga menyentuh kulit Valia, namun bisa membuat rambut pendek Valia terus berterbangan tanpa henti, wajah yang berbentuk oval itu kini terus menatap langit.

Hidung mancung itu pun menghela nafas dengan pelan, sedangkan bibir tipis semerah cherry itu terus bergumam tanpa henti.

Tiba-tiba saja ia tersenyum, "Apa kau lupa Silyena, bahwa kau juga dulunya tidak bisa berbuat apapun sampai ibu tiada, jika dulu aku bisa menunjukkan kekuatanku, maka ibu pasti tidak akan mengalami hal itu," gumamnya sendiri sambil mengingat kenangan pahit itu.

"Padahal aku mempelajari ilmu beda diri, bahkan aku sudah memenangkan berbagai lomba tingkat internasional, tapi aku berlagak bodoh dan seperti tidak berpengetahuan di depan nya, bukankah kau sama saja seperti Valia?" lanjutnya lagi.

Silyena adalah orang yang sangat cerdas, sedari kecil dirinya mengikuti seni bela diri dan mengikuti pelatihan-pelatihan, seperti militer.

Awalnya, Silyena mencoba menunjukkan bahwa dirinya bisa membanggakan sang ayah, tapi siapa sangka bahwa Granov justru tidak memperdulikan itu.

Dan karena sangat mencintai sang ayah, ia bahkan berpura-pura menjadi wanita lemah dan tak berdaya agar sang ayah bisa meliriknya, tapi semua yang dilakukan Silyena seolah tidak terlihat oleh Granov, bahkan ayahnya terus menyiksanya dan memukuli tubuhnya tanpa henti.

"Benar-benar bodoh" gumamnya lagi sambil menutup matanya dan membukanya kembali.

Lalu seseorang memanggil Valia dari kejauhan, Valia yang mendengar itu mulai menoleh ke belakang.

"Valia!"

Orang itu pun mulai mendekati Valia "Kau di panggil untuk menghadap rektor" ucap orang itu dengan nafas terengah-engah.

Valia tidak menyangka bahwa mereka dengan cepat menyuruhnya menghadap rektor "Haa ... ini menyebalkan" gumam Valia sambil berdiri dan mengibaskan rumput yang menempel di pakaiannya.

"Terimakasih" ucap Valia datar sambil berjalan meninggalkan orang itu sendirian.

Orang itu terkejut melihat Valia menatapnya dengan datar, biasanya Valia selalu menunduk ketika melihat orang yang ada di depannya.

Orang itu menatap punggung Valia, ia sedikit ragu untuk mengeluarkan pendapatnya, tapi mau tidak mau ia harus mengeluarkannya agar Valia tidak salah mengambil langkah "Valia, yang kau lakukan ini salah" ucap orang itu dengan ragu.

Valia yang mendengar perkataan itu langsung menghentikan langkah nya "Jika yang aku lakukan salah, lalu apa kau pikir yang sudah kau lakukan itu benar?, dan yang mereka lakukan juga benar?, kau bahkan hanya menonton ketika mereka merundung ku, apa itu yang kau sebut benar?. Lucu sekali" ucap Valia sambil memutar kepalnya sedikit dan melirik orang itu dengan tajam.

"Jika kau tidak mengetahui perasanku, lebih baik kau tutup saja mulut mu itu, dasar menjijikkan!" lanjut Valia sambil melanjutkan langkahnya.

Orang itu tampak terdiam, ia tidak menyangka kini Valia bisa mengeluarkan kata-kata yang begitu pedas padanya, bahkan semua yang di katakan Valia adalah sebuah fakta yang tak bisa di elaknya.

Orang itu menunduk dan menghela nafas kasar "maafkan aku, aku sungguh tidak bisa melakukan apapun, karena ini adalah kekuasaan mereka" gumam orang itu dengan sedih.

Setelah Valia sampai di ruang rektor, ia pun langsung membuka pintu itu dan di saat yang bersamaan sebuah Gelas kaca tengah melayang kearahnya.

Valia yang memiliki ilmu beladiri langsung menangkisnya dan gelas itu pun pecah karena mengenai dinding.

Prakkk

Mata semua orang tengah melotot melihat aksi Valia, hal itu sungguh membuat semua orang yang ada di dalamnya terkejut.

"Bagaimana dia bisa melakukannya?," batin Rila yang masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.

"Dia seperti bukan Valia yang penakut itu, kenapa bisa seperti ini?" batin Asra sambil menoleh kearah Jian dan Rila yang masih melotot kan mata mereka.

Sedangkan Jian semakin marah melihat Valia mulai semakin berani terhadap dirinya, "Kemana perginya Valia yang penakut dan pendiam itu?, bagaimana dia bisa berubah menjadi sangat berani seperti ini?" batin Jian

"Kau!, kenapa kau melakukan hal itu pada Rila?, dia tidak melakukan kesalahan apapun padamu" ucap rektor itu dengan nada tinggi.

Valia mulai melihat ruangan itu, di sana sudah ada Delna, Rila, Jian, Asra serta Gleni selaku dosen yang sedang mengajar saat itu.

Ia melihat bahwa mereka semua tengah tersenyum melihat Valia dimarahi oleh rektor.

"Kau mengatakan tidak melakukan kesalahan?, lalu apa ini?" tanya Valia sambil memegang sebuah bolpoin yang bisa merekam suara seseorang.

Rekaman itu mengeluarkan suara Jian yang tengah menghinanya, sedangkan kelima orang itu tengah terkejut dengan bukti yang di bawa oleh Valia.

"Bohong!, pasti kau sudah mengeditnya" ucap Jian dengan marah.

Sedangkan rektor yang mendengar perkataan Jian semakin memarahi Valia "Beraninya kau berbohong padaku!" teriak rektor itu.

"Haha ... ini menarik" ucap Valia di sela tawanya.

"Apa yang sedang kau tertawakan?" teriak rektor itu sambil mengambil sebuah gunting yang ada di atas mejanya dan langsung melemparnya kearah Valia.

Valia langsung menangkap Gunting itu dan langsung berlari ke hadapan Asra yang tepat berdiri didepannya.

Arrrgghh

Asra berteriak keras, ia pun langsung memegang lengannya dengan tangan lainnya.

"Asra" teriak keempat orang itu secara bersamaan.

Sebuah gunting yang baru saja di lempar ke arah Valia, kini tengah tertancap tangan Asra.

Sedangkan sang rektor benar-benar sangat marah "Beraninya kau melakukan hal ini di depanku!" teriak sang rektor.

Valia mengerutkan dahinya "Tentu aku tidak berani, karena itu aku langsung mengembalikan nya pada kalian" ucap Valia sambil tersenyum smirk.

"Mulai sekarang kau tidak perlu datang ke kampus ini lagi!, karena aku akan menghapus nama mu dari kampus ini" teriak rektor ini

"Baiklah, kalau begitu, aku akan menjamin rekaman ini akan tersebar ke media, aku ingin lihat, sampai kapan kalian bisa lolos dari ujaran kebencian media" ucap Valia sambil berbalik dan ingin melangkahkan kakinya keluar.

Jian terkejut mendengar perkataan itu, kalau ia pun langsung menghentikan Valia "Tunggu!, aku akan menganggap masalah ini telah selesai, sekarang berikan rekaman itu padaku" ucap Jian sambil mendekati Valia.

Valia tersenyum melihat kepanikan Jian, "Bukankah kau baru saja mengaku bahwa aku telah mengedit rekaman itu?, lalu kenapa sekarang kau terlihat sangat ketakutan?, sebenarnya ada apa denganmu?" tanya Valia dengan nada mengejek.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Frando Kanan

Frando Kanan

berpura2 lemah? utk dptkn pengakuan cinta dgn bpk kandung sendiri? haa....sgt ironic 🙄💢

2023-02-28

1

Welzy

Welzy

ayo Valia, aku mendukung mu 🤣

2023-02-14

2

Kiel Romson

Kiel Romson

ihh najis kalau ketemu model kayak mereka-mereka ini 🙄

2023-02-08

20

lihat semua
Episodes
1 Kematian Ibu
2 Membuka Mata
3 Kembali ke Kampus
4 Berubah
5 Perlawanan Valia
6 Mencari Ibu
7 Kedatangan Xander
8 Kebingungan Keluarga
9 Pertemuan
10 Menyelidiki Rahasia Granov
11 Peringatan Valia pada Silyena
12 Mengajukan Syarat
13 Teriakan Mahasiswa
14 Kebingungan Silyena
15 Pertemuan Dengan Kaliandra
16 Berusaha Mendekati Carmila
17 Gangguan dari Jian
18 Tidak Suka di Ganggu Saat Bersama Ibu
19 Seperti Bukan Anakku
20 Penemuan Jasad
21 Mengusir Telisa
22 Mata dibalas Mata dan Gigi dibalas Gigi
23 Teror yang di Dapat Elena
24 Ancaman Silyena pada Valia
25 Tidak ada Yang bisa Mencabut Lisensi Dokterku
26 Mengetahui Tentang Pembulian Valia
27 Ketakutan Elena
28 Silyena Amoriya
29 Penyiksaan
30 Melampiaskan Kesedihan
31 Kematian Elena
32 Kegelisahan Keluarga Amoriya
33 Penemuan Jasad Elena
34 Terpuruknya Keluarga Amoriya
35 Karin yang Termenung
36 Teman Bermuka Dua
37 Denda
38 Berusaha Bersikap Normal
39 Semakin Ingin Bertemu
40 Kehilangan Anak Tertua, Menantu dan Cucu
41 Aksi di Tengah Jalan
42 Sangat Sulit di Pisahkan
43 Melaksanakan Janjiku
44 Menabrak Pohon
45 Empat Tembakan
46 Mencincang Daging
47 Menaburkan Daging Sesuai Janji
48 Kekhawatiran Delna
49 Kembali ke Rumah Sakit
50 Pertemuan Nero dan Valia
51 Nona Muda Yang Sangat Unik
52 Persetujuan
53 Terkejutnya Rila dan Jian
54 Kecurigaan Jian
55 Masih Takut
56 Memarahi Teman di Depan Semua Orang
57 Memuji Keakraban
58 Memotong Dua Lidah
59 Ketiak Basah
60 Kecurigaan Polisi
61 Tidak Akan Bisa Menemukan Bukti Apapun
62 Membuat Senior Menjadi Miliknya
63 Kasus Yang Sama
64 Tuduhan tak Berdasar Namun Benar
65 Garis Batas Yang Tidak Boleh di Sentuh
66 Kedatangan Seseorang
67 Menculik Valia
68 Kata Yang Memuakkan
69 Lelucon Valia
70 Hembusan Nafas Terakhir Renzo
71 Mengetahui Seluruh Kejadian di Kampus
72 Menghapus Nama
73 Kakak dan Kakak Ipar
74 Menjenguk
75 Skakmat!
76 Tamparan Kuat
77 Pengacara Yang di Segani
78 Tidak Mempercayai Polisi Lagi
79 Pikiran Jernih Carmila
80 Menyuntikkan 8 Botol Injeksi
81 Mengeluarkan Darah
82 Biodata Ferry
83 Tanyakan Pada Anak Kalian Masing-Masing
84 Pertemuan Ketiga Orang Tua
85 Kemarahan Yuwin pada Jian
86 Valia Yang Penasaran
87 Membatalkan Libur Kampus
88 Kembalinya Orang Dari Masa Lalu Jian
89 Apa kau Setuju?
90 Kedatangan Wanita Pengganggu
91 Jatuhnya Valia
92 Mahasiswa Pindahan
93 Perlakuan Kasar Riana
94 Pertemuan Kakak dan Adik
95 Aku Akan Memberimu Pelajaran!
96 Balasan Yang Adil
97 Jantung Yang Seakan Berhenti Berdetak
98 Hadiah Spesial
99 Rahasia Yang Diketahui
100 Kaliandra dan Riana
101 Senior dan Junior
102 Kasus Rumit
103 Kecurigaan Riana
104 Ancaman yang Menjadi Kenyataan
105 Penyesalan Valia Asli
106 Kecurigaan Xander
107 Kata yang Terkubur
108 Peringatan Silyena
109 Buku Kuno
110 Desa Pandora
111 Gudang Persenjataan
112 Dejavu
113 Dua Foto
114 Menggunting Jahitan
115 Meminta Penjelasan yang Memuaskan
116 Rapat!
117 Perjalanan Pembalasan Dendam
118 Uang dan Kekuasaan Adalah Segalanya
119 Singgasana
120 Memperjelas Identitas Valia Samantha
121 Harga yang Harus di Bayar
122 Pembuat Onar
123 Ketakutan Riana
124 Senyuman Menyakitkan
125 Kepingan Masa Lalu Valia
126 Kepingan Masa Lalu Valia 2
127 Sepenggal Cerita
128 Membuat Mereka Hancur Berkeping-keping
129 Mereka?
130 Orang-orang Haus Kekuasaan
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Kematian Ibu
2
Membuka Mata
3
Kembali ke Kampus
4
Berubah
5
Perlawanan Valia
6
Mencari Ibu
7
Kedatangan Xander
8
Kebingungan Keluarga
9
Pertemuan
10
Menyelidiki Rahasia Granov
11
Peringatan Valia pada Silyena
12
Mengajukan Syarat
13
Teriakan Mahasiswa
14
Kebingungan Silyena
15
Pertemuan Dengan Kaliandra
16
Berusaha Mendekati Carmila
17
Gangguan dari Jian
18
Tidak Suka di Ganggu Saat Bersama Ibu
19
Seperti Bukan Anakku
20
Penemuan Jasad
21
Mengusir Telisa
22
Mata dibalas Mata dan Gigi dibalas Gigi
23
Teror yang di Dapat Elena
24
Ancaman Silyena pada Valia
25
Tidak ada Yang bisa Mencabut Lisensi Dokterku
26
Mengetahui Tentang Pembulian Valia
27
Ketakutan Elena
28
Silyena Amoriya
29
Penyiksaan
30
Melampiaskan Kesedihan
31
Kematian Elena
32
Kegelisahan Keluarga Amoriya
33
Penemuan Jasad Elena
34
Terpuruknya Keluarga Amoriya
35
Karin yang Termenung
36
Teman Bermuka Dua
37
Denda
38
Berusaha Bersikap Normal
39
Semakin Ingin Bertemu
40
Kehilangan Anak Tertua, Menantu dan Cucu
41
Aksi di Tengah Jalan
42
Sangat Sulit di Pisahkan
43
Melaksanakan Janjiku
44
Menabrak Pohon
45
Empat Tembakan
46
Mencincang Daging
47
Menaburkan Daging Sesuai Janji
48
Kekhawatiran Delna
49
Kembali ke Rumah Sakit
50
Pertemuan Nero dan Valia
51
Nona Muda Yang Sangat Unik
52
Persetujuan
53
Terkejutnya Rila dan Jian
54
Kecurigaan Jian
55
Masih Takut
56
Memarahi Teman di Depan Semua Orang
57
Memuji Keakraban
58
Memotong Dua Lidah
59
Ketiak Basah
60
Kecurigaan Polisi
61
Tidak Akan Bisa Menemukan Bukti Apapun
62
Membuat Senior Menjadi Miliknya
63
Kasus Yang Sama
64
Tuduhan tak Berdasar Namun Benar
65
Garis Batas Yang Tidak Boleh di Sentuh
66
Kedatangan Seseorang
67
Menculik Valia
68
Kata Yang Memuakkan
69
Lelucon Valia
70
Hembusan Nafas Terakhir Renzo
71
Mengetahui Seluruh Kejadian di Kampus
72
Menghapus Nama
73
Kakak dan Kakak Ipar
74
Menjenguk
75
Skakmat!
76
Tamparan Kuat
77
Pengacara Yang di Segani
78
Tidak Mempercayai Polisi Lagi
79
Pikiran Jernih Carmila
80
Menyuntikkan 8 Botol Injeksi
81
Mengeluarkan Darah
82
Biodata Ferry
83
Tanyakan Pada Anak Kalian Masing-Masing
84
Pertemuan Ketiga Orang Tua
85
Kemarahan Yuwin pada Jian
86
Valia Yang Penasaran
87
Membatalkan Libur Kampus
88
Kembalinya Orang Dari Masa Lalu Jian
89
Apa kau Setuju?
90
Kedatangan Wanita Pengganggu
91
Jatuhnya Valia
92
Mahasiswa Pindahan
93
Perlakuan Kasar Riana
94
Pertemuan Kakak dan Adik
95
Aku Akan Memberimu Pelajaran!
96
Balasan Yang Adil
97
Jantung Yang Seakan Berhenti Berdetak
98
Hadiah Spesial
99
Rahasia Yang Diketahui
100
Kaliandra dan Riana
101
Senior dan Junior
102
Kasus Rumit
103
Kecurigaan Riana
104
Ancaman yang Menjadi Kenyataan
105
Penyesalan Valia Asli
106
Kecurigaan Xander
107
Kata yang Terkubur
108
Peringatan Silyena
109
Buku Kuno
110
Desa Pandora
111
Gudang Persenjataan
112
Dejavu
113
Dua Foto
114
Menggunting Jahitan
115
Meminta Penjelasan yang Memuaskan
116
Rapat!
117
Perjalanan Pembalasan Dendam
118
Uang dan Kekuasaan Adalah Segalanya
119
Singgasana
120
Memperjelas Identitas Valia Samantha
121
Harga yang Harus di Bayar
122
Pembuat Onar
123
Ketakutan Riana
124
Senyuman Menyakitkan
125
Kepingan Masa Lalu Valia
126
Kepingan Masa Lalu Valia 2
127
Sepenggal Cerita
128
Membuat Mereka Hancur Berkeping-keping
129
Mereka?
130
Orang-orang Haus Kekuasaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!