Tok..tokk..tokkk
"Ki.. Kiano cepetan dong. Aku sudah kebelet banget ini" Teriak Kinara.
Tok..tokk..tokkk.. Pintu kembali diketuk.
"Yaa ampun, kamu sedang apa di dalam? Sampai-sampai dari tadi belum selesai juga."
Tok..tokkk.. Tokkk.. Pintu kembali diketuk namun semakin keras.
"Ki, cepetan dong. Aku sudah gak tahan lagi ini, bisa-bisa aku ngompol."
Kesekian kalinya pintu diketuk akhirnya kini terbuka, hingga menampilkan seorang lelaki yang menggoda iman dengan balutan handuk yang hanya menutupi tubuhnya bagian bawah.
Perut kotaknya bak roti sobek itu terekpos begitu saja. Dan rambutnya yang masih acak-acakan dan basah menambah pesonanya.
"Minggir" Sentak Kinara. Dia menyerobot masuk ke dalam kamar mandi dan menyenggol tubuh Kiano yang belum siap seutuhnya hingga terjengkang ke depan.
Brakk suara pintu dibanting keras dari dalam. Membuat pria itu mengelus dada.
Tak terasa rumah tangga mereka telah berjalan selama tiga bulan, meski sudah bersama selama itu tetap saja hubungan mereka belum ada perkembangan yang signifikan. Kegaduhan selalu saja tercipta setiap hari. Layaknya kucing dan anjing.
Tak membutuhkan waktu lama, Kinara telah siap dengan seragam yang melekat di tubuhnya. Duduk di depan meja rias, rambut panjangnya diikat agar terkesan rapi. Tak lupa polesan bedak dan lipstik.
Sepatu pantofel tanpa berhak berhias di kaki mulusnya. Dan tak lupa tas branded bertengger di lengannya. Saat ini Kinara telah menjadi kepala sekolah tetap di sekolahnya.
Setelah dirasanya cukup,Lalu dia keluar untuk menghampiri sang suami yang lebih dulu berada di ruang makan.
"Kamu mau makan apa?" Tanya lelaki yang telah siap dengan seragam sekolahnya. Dengan menggunakan apron warna biru myang melekat di tubuhnya, dia berkutat dengan berbagai bahan makanan yang ada di depannya.
"Samakan saja denganmu." Kinara mendaratkan pantatnya tepat di atas kursi di ruang makan.
Tanpa sadar Kinara menatap Kiano dengan intens, sungguh terpanah olehnya.
"Tambah seksi saja kamu kalau sedang memasak seperti ini, ingin kupeluk saja dari belakang" Batin Kinara.
"Astagfirullah.. Kamu mikir apa sih Kinara. Aneh-aneh saja." Lanjutnya dengan memukul kepalanya sendiri.
"Makanan siap" Teriak Kiano.
"Kepala kamu kenapa?" Tanyanya.
"Gak- gak kenapa-napa." Kinara jadi gelagapan.
"Ya sudah, cepat dimakan. Setelah itu kita berangkat bareng." Titah Kiano yang ikut duduk di sampingnya.
"Gak ah, aku gak mau bareng kamu lagi. Kamu kalau bawa motor kayak setan." Tolak Kinara.
"Nanti yang ada penampilan aku berantakan lagi seperti kemarin."
"Tenang, hari ini aku bawa mobil." Dengan mencubit hidung istrinya.
"Tumben" Sarkas Kinara.
"Iya, soalnya nanti aku ada perlu di luar." Jawab Kiano.
"Balapan lagi?"
"Enggak lah, kan gak bawa motor." Kiano menghabiskan makanannya.
"Ingat, ujian kamu sebentar lagi. Jangan bisanya main saja." Kinara menyiapkan barang bawaannya.
"Siapa yang bisanya main,aku keluar juga mengurusi pekerjaan untuk menghidupi kita berdua." Cebiknya.
...****************...
Setelah selesai ritual makan paginya, Kiano dan Kinara pun berangkat menggunakan mobil hadiah pernikahan mereka dari orang tua Kiano.
Hingga mobil berhenti di pelataran parkir sebuah toko modern berwarna biru.
"Kamu yakin akan turun di sini?" Tanya Kiano memastikan.
"Iya yakin, aku gak mau sampai ada guru dan siswa yang tahu." Kinara pun merapikan penampilannya.
"Kenapa seandainya mereka tahu, kamu gak akan dikeluarkan juga." Kata Kiano.
"Iya Ki, aku gak akan dikeluarkan, tapi kamu. Gimana nasibmu, ujian akhir sebentar lagi. Aku gak mau kembali merusak masa depanmu."
Wajah serta mata Kinara membuat Kiano tak tega untuk meneruskan perdebatannya. Dia memilih untuk mengalah.
"Ya sudah, kamu hati-hati." Jawab Kiano.
Sebelum Kinara melangkahkan kakinya pergi, lebih dulu dia mencium punggung suaminya itu. Karena ridho suami adalah ridho Allah.
"Kamu pergi dulu sana" Titah Kinara setelah keluar dari mobil.
Dengan melambaikan tangan, Kiano mulai melajukan mobilnya. Meninggalkan Kinara sendiri di tempatnya. Setelah itu, Kinara mulai melangkahkan kakinya di trotoar.
Tin.. Tinn suara klakson terdengar dari belakang.
"Pagi Kinara" Sapa seorang pria dari dalam mobil. Kaca mobil sengaja diturunkan agar dirinya terlihat saat menyapa.
"Pagi juga pak Al" Kinara tersenyum ke arahnya.
"Jangan panggil pak dong Ra kalau lagi berdua seperti, kayak aku suda tua saja." Alvaropun menggodanya.
"Bareng ayo Ra" Ajak Pria itu.
"Terima kasih pak. Saya jalan saja, Lagian sekolah juga sudah terlihat." Jawabnya menolak secara halus.
Meskipun sudah ditolak, tetap saja Alvaro kekeh pada ajakannya hingga membawa kereta besinya dengan kecepatan yang sangat rendah, agar bisa berdampingan dengan gadis yang di kaguminya sejak dulu. Tak terasa mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah,
"Ya sudah saya masuk dulu" Ucapnya berpamit pergi. Lagi-lagi Kinara tersenyum dan mengangguk ke arah, hingga membuatnya semakin klepek-klepek.
"Selamat pagi pak" Sapa Kinara kepada pria berbaju security yang sedang berjaga.
"Selamat pagi bu Kinara" Jawab pak satpam dengan sumringah.
Lalu Kinara melanjutkan langkah kakinya masuk ke dalam sekolah.
"Selamat pagi bu"
"Selamat pagi bu Kinara"
"Selamat pagi ibu guru cantik"
Satu persatu siswa yang berpapasan dengannya mulai menyapanya.
"Pagi bu Kinara, nanti pulang bareng saya ya.." Ajak Pria yang berpakaian sama dengan dirinya. Tak hanya sekedar menyapanya tapi kali ini dengan terang-terangan dia mengajaknya untuk pulang bersama.
"Maaf pak El, nanti sepulang sekolah saya ada urusan keluarga" Jawab Kinara seraya meminta maaf karena penolakannya.
"Boleh dong bu dikenalin sama keluarganya" Pak El, guru mata pelajaran bahasa Daerah. Berusia hampir setengah abad, duda anak lima. Meskipun sudah tua,namun dia tak mau dianggap tua.
Kinara pun hanya tersenyum kecut mendengarnya. Kemudian meninggalkannya begitu saja.
Menjadi guru termuda di SMA XX dengan status belum menikah di KTP membuat Kinara memiliki banyak penggemar. Tak hanya dari kalangan siswa namun juga dari kalangan teman seprofesinya. Ada yang mengaguminya dalam diam, ada pula yang mengakuinya secara terang-terangan seperti Al dan El.
Meskipun sebenarnya dia tak nyaman dengan kondisi ini. Namun dia juga tidak bisa berbuat lebih, dia tetap harus menyembunyikan identitas pernikahannya selama Kiano masih bersekolah di sana.
Tet.. Tett.. Teett
Bel berbunyi hingga 3 kali, tanda waktu pembelajaran akan dimulai. Para siswa berhamburan, berlarian masuk ke dalam kelas masing-masing.
"Assalamualaikum wr wb" Ucap Kinara saat memasuki kelas yang ditempati oleh sang suami. Wajahnya terlihat lebih berseri.
"Walaikumsalam wr wb ibu guru cantik" Jawab seluruh siswa dengan serentak.
"Cie.. Cie Yang tadi pagi diikuti dari belakang. Lagi berantem ya bu.." Ucap seorang siswi seraya menggodanya.
"Maksudnya gimana Alda?" Tanyanya tak mengerti.
"Bu Kinara sedang berantem ya sama pak Al sampai-sampai ibu harus berjalan kaki" Jawab Alda.
"Tapi so sweet.. Aku juga mau." Lanjutnya dengan mata berbinar.
Tatapan mata Kiano berubah menjadi nyalang. Ekspresinya berubah dingin ke arahnya. Membuat Kinara menjadi tak nyaman.
"Oh bukan, saya tidak berantem dengan pak Al. Tadi saya habis dari supermarket yang ada di ujung jalan. Waktu saya akan kembali ke sekolah saya bertemu dengan beliau, beliau menawarkan tumpangan tapi saya menolaknya. Makanya terlihat seperti beliau sedang mengejar saya dengan menggunakan mobilnya" Ucapnya dengan tegas, menjelaskan ke pada siswa siswinya dan juga suaminya yang ada di sana.
"Ibu pacaran ya sama pak Al?" Ceplos Indah teman sebangku Alda.
"Saya dan beliau hanya sebatas teman seprofesi tidak lebih, karena saya sudah memiliki kekasih di luar sana" Kinara pun tersenyum. Sorot matanya mengarah ke arah sang suami.
"Kekasih halalku" Batinnya. Tanpa sadar terbitlah sebuah senyuman di wajah tampan suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments