Bab 13 Dasar Rakus

Kembali mengemudikan mobil yang dipiinjamnya untuk membelah jalanan ibukota provinsi Jawa Timur yang ramai. Meski terletak jauh dari ibukota negara, namun tak kalah ramainya kota ini.

"Kita mau ke mana lagi?" Tanya Kinara.

"Sudah ngikut aja, aku gak akan bawa kamu ke neraka kok." Jawab Kiano enteng.

"Yang benar apa jawabnya, jangan aneh-aneh seperti itu." Tubuh Kinara bergidik ngeri.

Kiano malah tertawa tak menjawab.

Setelah 30 menit dalam perjalanan, kini mereka telah sampai di pelataran sebuah tempat wisata yang cukup terkenal di kota ini.

"Inikan Kebun Binatang, untuk apa kita kemari?" Tanya Kinara dengan dahinya berkerut aneh.

"Jalan-jalanlah, kamu pasti belum pernah ke sini." Kiano sibuk melepas sabuk pengaman yang ia kenakan.

"Iya sih, tapi kenapa harus ke sini. Seperti anak kecil saja." Cebik Kinara.

"Ayo cepetan turun" Titah Kiano. Dengan sedikit ragu Kinara pun menuruti perintah sang suami.

Kini mereka berdiri mengantri di depan loket untuk membeli tiket masuk ke arena KBS, Kebun Binatang Surabaya. Sebuah tiket yang terbilang murah untuk orang ibukota seperti mereka, hanya 15.000 rupiah.

Setelah mendapatkan tiket, mereka berdua mulai memasuki tempat wisata tersebut.

Dari awal masuk mereka telah disuguhkan dengan berbagai jenis burung, yang sangat bervariasi. Kinara sangat terpanah akan pesona burung merak dengan bulunya yang mekar berbagai warna.

"Iihh.. Bagus banget Ki." Ucap Kinara dengan menarik lengan baju milik Kiano.

"Aduh Ra, kagum ya kagum. Tapi jangan pakai narik baju segala." Jawab Kiano dengan membenarkan posisi bajunya. Kinara hanya menyengir kuda.

Melihat Kinara yang bahagia dan dapat tertawa lepas, membuat Kiano ingin mengabadikannya. Karena istrinya itu nampak cantik jelita. Kiano mengeluarkan sebuah benda pipih berlogo buah apel dari saku celananya. Lalu mengabadikan satu persatu tingkah lucu istrinya tersebut.

"Ra, lihat sini dong." Panggil Kiano.

Kinara menoleh ke arah sumber suara dengan menampilkan senyum terbaiknya. Tak lupa dua jarinya di pajang tepat di samping wajahnya.

Cekrek.. Satu gambar berhasil didapatkan.

"Cantik gak Ki?" Tanyanya dengan merebut ponsel yang ada di genggaman Kiano.

"Ah, jelek. Fotokan lagi ya.. Tapi di situ." Lanjutnya dengan menunjuk salah satu tempat yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Kianopun menuruti kemauan sang istri. Beberapa kali foto diambil dengan berbagai gaya pula.

"Langsung kirim ke aku ya Ki." Ucap Kinara dan diangguki oleh suaminya.

Beberapa foto terkirim langsung ke ponsel pribadinya. Dengan antusias Kinara mengecek hasil jepretan sang suami satu persatu.

"Ini cantik banget. Bagus kalau dijadikan foto profil." Gumamnya.

Lalu ditekannya pengaturan untuk menjadikan sebuah foto menjadi foto profil wh*tsapp pribadinya.

Setelah itu mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka menikmati keindahan tempat wisata yang sedang mereka kunjungi saat ini. Merekanampak serasi saat berjalan berdua dengan berdampingan. Seperti pasangan muda mudi yang sedang kasmaran.

Outfit yang mereka kenakan saat ini pun hampir sama. Padahal sebenarnya mereka tidak janjian. Dengan sama-sama menggunakan kaos, jaket dengan warna senada dan tak lupa memakai sepasang sepatu kado dari salah satu saudara saat pernikahan mereka kemarin.

Mereka berhenti dan beristirahat di foodcourt yang ada di sana. Untuk sejenak melepas dahaga. Di saat Kinara sedang memesan makanan dan minuman, Kiano asyik memainkan ponsel pribadinya. Merekam keadaan sekitar yang penuh akan hewan dilindungi. Namun naas, tanpa sengaja video tersebut terkirim ke grup genk motornya.

...****************...

Di tempat lain,

Beberapa anggota genk warrior kecuali Kiano sedang berkumpul di salah satu warung di belakang sekolah yang menjadi base camp mereka.

"Video apaan nih yang lagi dikirim sama pak bos" Ucap salah satunya dari mereka saat membuka ponsel.

"Wihh.. Pak bos lagi liburan nih. Dasar gak ajak-ajak." Umpat Arga.

"Bener ya nih anak.." Timpal Fero.

"Eh bentar deh, video pak bos sama background foto profil terbaru bu Kinara kok hampir sama ya." Ucap Andra yang baru saja bergabung.

"Beneran?" Tanya Fero tak percaya.

"Iya,coba kamu cek. Kamu samakan." Perintah Andra.

Mereka yang berjumlah sepuluh orang bergerumbul ikut video yang dikirimkan oleh Kiano dan Foto profil milik sang kepala sekolahnya itu.

"Iya. Fix ini sih beneran samaan. Berarti jangan-jangan mereka berdua-.. Bu Kinara hari ini gak masuk juga kan." Ucap Fero.

"Wah, jahat banget ini pak bos. Bisa-bisanya dia nikung aku." Rengek Arga.

"Ahh.. Lebay lo." Ejek yang lain

...****************...

"Ini minuman dan makanannya" Ucap Kinara yang kembali dengan sebuah nampan yang berisikan dua gelas minuman dingin dan jajanan ringan yang baru saja dibelinya.

Diletakkannya nampan tersebut di meja depan Kiano berada. Merekapun menikmati menu yang baru saja dibeli oleh kInara.

Drrtt.. Drrtt.. Drrtt..

Ponsel Kinarapun berbunyi, menampilkan sebuah nama.

"Siapa?" Tanya Kiano.

"Kakek" Jawab Kinara

Kinara pun mengeser salah satu tombol yang tertera di layar kaca untuk menerima panggilan telponnya.

"Hallo Assalamualaikum kek" Ucap Kinara membuka percakapan.

"[ ... ]"

"Ada apa kek kok telpon Kinara?"

"[ ... ]"

"Ini aku dan Kiano sedang ada di Kebun Binatang, kita sedang jalan-jalan kek."

"[ ... ]"

"Iya kek siap"

"[ ... ]"

"Walaikumsalam kek"

Tiiit... Sambungan telponpun terputus.

"Ada apa?" Tanya Kiano sesaat Kinara mengembalikan ponsel ke dalam tas ranselnya.

"Gak ada apa-apa. Kakek hanya memastikan keberadaan kita saja." Lalu Kinara mengambil minuman yang belum sempat tersentuh olehnya. Menyesap minuman tersebut dengan nikmat karena rasa dahaga telah membelenggu tenggorokannya.

20 menit sudah mereka beristirahat,

"Ayo lanjut lagi lihat yang sana." Ajak Kinara dengan kembali bersemangat.

Mereka menuju sebuah area luas yang terpisah oleh pagar pembatas serta kolam berisi air. Di sana banyak sekali mahluk Tuhan berpantat merah yang sedang bergelantungan. Dari yang besar, sedang, dan ada yang kecil sekali. Sepertinya dia baru lahir sehingga dia bergelayutan di tubuh sang induk.

"Boleh gak ya Ki ngasih mereka makan?" Tanya Kinara yang antusias menonton atraksi mereka.

"Gak boleh Ra, dari awal kita masuk kan banyak sekali poster-poster yang melarang untuk memberi makanan pada hewan-hewan yang tinggal di sini." Jawab Kiano.

"Yaahh.." Raut Kinara berubah menjadi lesu.

"Jangan lesu gitu, kan memang peraturannya seperti itu. Dulu waktu aku kecil, di sini bebas diperbolehkan memberi makan hewan. Tapi lama kelamaan banyak hewan yang mati karena pengunjung yang datang memberi makanan yang tak sesuai dengan apa yang dimakan para Hewan yang hidup di sini." Kiano bercerita tentang KBS saat dia masih tinggal di Surabaya.

"Memang dasar ya itu hewan-hewan, otaknya gak dipakai. sudah tahu tidak cocok di perutnya. Tapi masih saja dimakan. Dasar rakus." Umpat Kinara.

"Namanya saja hewan Ra, ya seperti itu." Kiano menonyor kepala Kinara dengan tertawa lepas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!