Melihat Wardhana sedang berjalan berdua dengan Nara, seolah memberi ruang untuk Shaka. Dia menyamakan langkah kakinya hingga dapat berjalan tepat di samping Kia.
"Bagaimana kabarnya nona Kinara? Saya dengar anda baru saja menjabat sebagai kepala sekolah di salah satu sekolah milik tuan Wardhana." Shaka nampak SKSD dengan nona mudanya itu.
"Alhamdulillah pak Shaka" Jawab Nara dengan ramah dan sambil tersenyum.
"Wah,, jadi kepala sekolah muda dong. Sya juga mau lo jadi muridnya. Hee.. Hee.. Hee.. " Shaka nampak menggoda Nara dengan candaan recehnya.
Kinara nampak risih mendengar candaan Shaka yang terlihat sok dekat padahal hubungan mereka hanya sebatas cucu pemilik perusahaan dengan seorang karyawan tak lebih dari itu.
Melihat tingkah laku Shaka pada istrinya membuat Kiano merasa keberadaannya tak dianggap. Lalu Kiano berjalan mendekati Kinara dan membawanya ke dalam rangkulannya.Hingga membuat sang pemilik raga menoleh ke arahnya. Kiano menyeringai penuh kemenangan.
Sebenarnya Nara merasa risih dengan perlakuan Kiano di depan umum, namun tak bisa untuk menolak perlakuan tersebut karena ada sang kakek yang mengawasi.
"Aduh.. Yang pengantin baru maunya nempel terus." Goda Arman pada cucu dan menantu bosnya itu
"Iya ini Man, sepertinya keberadaan kita hanya sebagai obat nyamuk saja. Ha..haha.." Timpal sang kakek.
Kinara pun tersenyum kaku ke arah mereka berdua, berbeda dengan Kiano yang tersenyum kemenangan.
Mendengar percakapan keduanya membuat Shaka menjauh dari Kinara seketika. Seperti orang yang sedang ketangkap basah. Malu bukan main rupanya. Dia memperlambat langkahnya agar dapat sejajar dengan Arman dan Wardhana.
Langkah mereka berhenti tepat di samping mobil SUV mewah yang disediakan khusus untuk pimpinan perusahaan.
"Maaf kek, mobilnya apa hanya ada satu?" Tanya Kiano memberanikan diri.
"Astaga, kakek lupa memberitahu Adnan kalau kita membutuhkan dua mobil." Jawab Kakek.
"Kalian bareng kita saja kalau gitu, nanti kita antarkan kalian dulu sebelum ke perusahaan." Lanjutnya.
"Tapi maaf kek, kita ingin jalan-jalan dulu sebelum ke hotel." Ucap Kiano dengan hati-hati.
"Oalah.. Kalian mau berbulan madu sekalian ceritanya." Kata Wardhana.
Kiano tersenyum " Ya, bisa dikatakan seperti itu kek. Sekali dayung, dua pulau terlampaui." Jawabnya.
Lalu mendapat cubitan dari Kinara yang mendarat di pinggang milik suaminya itu hingga membuat sang empunya meringis kesakitan.
"Gak tahu jalan aja pakai mau bawa mobil sendiri" Ejek Kinara.
"Kamu salah sayang, aku sangat hafal dengan jalanan Surabaya. Aku dibesarkan di kota ini" Jawab Kiano yang membuat istrinya malu.
"Tapi Vano tidak pernah cerita jika pernah tinggal di Surabaya" Ucap Nara.
"Aku di sini tinggal bersama kakek dan nenekku dari mami, jadi kak Vano hanya sesekali di sini."
"Bagaimana kek?" Lanjut Kiano.
Wardhana menoleh ke arah Arman, asisten pribadinya. Arman pun mengangguk seolah mengerti apa yang sedang dibutuhkan oleh tuannya.
"Pak Shaka, apa anda membawa mobil sendiri ke sini?" Tanya Arman mendekati pria yang berstatus manager perusahaan.
"Iya pak Arman, memangnya kenapa?"
"Bolehkah saya meminjam mobil anda untuk nona Kinara dan tuan Kiano? Anda bisa kembali ke perusahaan bersama kami." Ucap Arman.
"Boleh-boleh pak Arman, suatu kebanggaan untuk saya bisa semobil bersama dengan tuan Wardhana." Jawab Shaka mencari muka.
"Itu mobilnya pak" Shaka menunjuk sebuah mobil kecil berwarna merah lalu memberikan sebuah kunci yang diambil dari saku celananya ke pada Arman. Dan dibalas dengan senyuman.
"Sudah, sekarang pergilah sana kalian. Nikmati liburan kali ini, berikan segera cicit untuk kakekmu ini." Ucap Wardhana tanpa malu.
"Siap kek" Kianopun hormat kepada kakek, layaknya anak buah pada komandannya.
Kiano dan Kinara pun beranjak pergi, setelah berpamitan pada sang kakek.
***
Mereka berdua langsung saja memasuki mobil Shaka, mobil fasilitas dari perusahaan untuk karyawannya yang berprestasi.
"Kita mau ke mana ?" Tanya Kinara kepada suaminya yang sedang menyalakan mesin mobil.
"Mau healing, rugikan kalau sudah terlanjur di Surabaya tidak jalan-jalan menikmatinya." Kiano mulai mengemudikan mobilnya tak lupa tangannya melambai ke arah sang kakek.
Kiano mulai membawa Kinara berkeliling kota di mana ia dibesarkan hingga menengah pertama.
"Mau ke mana kok muter-muter saja. Pusing nih kepalaku, balik ke hotel yuk" Rengek Kinara.
"Sudah ya, hari ini no drama. Mumpung lagi di Surabaya, kita seharian ini jadwalnya refreshing. Kita harus bersenang-senang untuk melupakan beban hidup walau hanya sejenak. Oke?" Kiano yang slengekan tiba-tiba menjadi bener.
Krucukk... Terdengar keras suara perut Kinara. Dan membuat Kiano tertawa,
"Pusing atau lapar?" Goda Kiano. Dan langsung mendapat cubitan keras di pinggangnya.
"Auwhh.." Rintihnya.
"Laper ya" Lanjut Kiano.
Tak menjawab malah wajahnya Kinara menoleh ke arah kaca yang ada di sampingnya. Menatap jalanan yang penuh akan lalu lalang kendaraan.
Rasanya malu bukan main. Di saat seperti ini, perutnya malah tak bisa diajak berkompromi. Membuatnya malu setengah mati.
Tak lama kemudian, mobil yang tengah dikemudikan oleh Kiano memasuki area parkir sebuah rumah makan.
"Ayo turun." Ajak Kiano dengan membuka sabuk pengamannya.
'Ke mana?" Tanya Nara sok polos.
"Ya makanlah, perutmu sudah bunyi kencang seperti itu." Lagi-lagi Kinara menyebikkan bibirnya.
Lalu Mereka berdua turun dari mobil dan berjalan berdampingan, layaknya ABG yang sedang berkencan.
Rumah makan tersebut nampak penuh akan pengunjung, untung saja masih menemukan meja yang kosong.
"Selamat datang mas, mbak. Mau pesan apa?" Seorang pelayan muda menghampiri mereka dengan senyum ramah.
"Pesan seporsi seafood pedas manis spesial jumbo satu dan dua porsi nasi. Sama air mineralnya dua." Kiano memesan makanan tanpa bertanya dulu ke istrinya.
"Ada tambahan lagi?" Tanya pelayan tersebut.
"Itu saja mbak" Jawab Kiano.
"Tunggu sebentar ya mas mbak" Lalu pelayanan itu berlalu pergi.
Sudah lama sekali Kiano tak menyantap hidangan lezat dari rumah makan ini, sejak keputusannya tinggal di ibukota bersama kedua orang tuanya. Padahal rumah makan ini adalah tempat favoritnya karena masakannya yang lezat.
"Ki, aku gak suka makan seafood. Baunya anyir." Ucap Kinara.
"Kamu cobain dulu makanan di sini, pasti kamu bakal ketagihan. Seafood di sini gak bau amis, bumbunya pun mantap, beda sama yang lain." Jawab Kiano.
Kianopun asyik bermain benda pipih di tangannya, efek mematikan ponsel di dalam pesawat hingga puluhan pesan masuk dalam ponselnya.
Semua pesan dari anggota genk motor yang dipimpin oleh Kiano. Menanyakan kabarnya, karena sang ketua hari ini tak nampak di area sekolah. Mereka takut jika terjadi apa-apa pada sang ketua.
From : Genks Warrior'z
Aku gak kenapa-napa guys. Hanya saja sekarang aku ada di Surabaya, ada acara dadakan. Jangan pada khawatir, semuanya aman.
Sebuah pesan dikirimkan ke grup wh*tsapp milik mereka.
Tak harus menunggu lama, kini pesanan mereka telah tersaji di atas meja.
"Silahkan dinikmati mbak mas" Ucap seorang pelayanan dengan tersenyum mempersilahkan.
"Terima kasih" Jawab Kiano.
Dengan sigap Kiano langsung menyantap menu favoritnya itu hingga tanpa terasa nasi yang ada di piring habis tak bersisa.
"Lho kok gak dimakan" Tanya Kiano saat menoleh ke arah Kinara. Dia hanya diam memperhatikan menu yang tersaji di atas meja.
"Gak mau Ki, pati baunya anyir." Jawab Nara dengan alis yang saling bertautan.
"Hhaa'.." Titah Kiano.
Dengan ragu Kinara membuka mulutnya hingga satu suapan pun meluncur ke dalam mulut Kinara dengan sempurna.
"Enak kan?" Tanya Kiano pada istrinya yang masih mencoba makanan yang baru disuapkan olehnya. Di Sepersekian detik Kinara akhirnya menganggukkan kepalanya.
"Kalau enak cepetan makan" Titah Kiano
Namun lagi-lagi Kinara menolak dengan menggelengkan kepalanya.
"Kenapa lagi? katanya makanannya enak, kalau enak cepetan di makan. Jangan dilihatin mulu, dilihatin aja gak bakal kenyang." Ucap Kiano
"Aku mau makan, tapi tolong suapin. Aku gak mau tanganku nantinya bau anyir." Jawab Kinara. Kiano memutar bola matanya malas.
Tanpa mau berdebat, Kiano menyuapi istrinya hingga makanan yang ada di hadapannya habis tak bersisa.
"Enak atau lapar" Sindir Kiano dengan tertawa kecil.
Kinara mebuang mukanya asal karena malu telah menghabiskan makanan sebanyak itu. Untuk seorang perempuan porsi itu sangat banyak.
Setelah selesai, Kiano pun ke kasir untuk membayar tagihan makanan yang telah mereka makaan. Lalu mereka melanjutkan perjalanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments