Bab 7 Kutunggu Jandanya
.
.
Dengan wibawanya pak Sasmito,sang kepala sekolah berdiri di depan kelas.
"Saya di sini akan memperkenalkan guru matematika yang baru untuk kalian, sekaligus kepala sekolah yang baru. silahkan masuk Bu." Dengan gestur tubuh membungkuk seolah Mempersilahkan.
Nara yang cukup percaya diri memasuki ruang kelas dan berdiri tepat di samping pak Indra, sepasang netranya mengedarkan pandangan, mengamati satu persatu murid yang ada di sana.
"Silahkan Anda memperkenalkan diri bu" Pak Indra memberikan ruang kepada Nara untuk berinteraksi dengan murid barunya.
"Selamat pagi semuanya." Sapa Nara dengan lemah lembut.
"Selamat pagi bu." Jawab mereka serempak.
"Perkenalkan nama saya Kinara. Saya di sini mendapatkan mandat dari Ketua yayasan untuk menjadi kepala sekolah SMA XX dan sekaligus guru matematika pengganti sampai bu Ana dapat hadir kembali. Saya mohon bantuannya kepada kalian semua yang ada di sini." Nara tak ada habisnya dari tadi tersenyum karena merasa bahagia, Hingga menampilkan lesung pipi yang ada di kedua pipinya.
"Salam kenal juga bu cantik. Nama saya Arga, Areg ganteng. Cowok paling oke di ini. Diingat ya bu" Teriak seorang siswa yang nampak slengekan.
"Hhuuu.." Teriak siswa yang lain.
"Bu Kinara, Saya permisi dahulu kembali ke ruangan. Karena ada tim dari yayasan yang sedang menunggu." Pamit Sasmito tepat di telinga Nara.
"Iya pak, terima kasih sudah mengantar saya." Ucap Nara.
"Oh ora popo (oh tidak apa-apa) ." Dengan logat Jawanya Sasmito pun pergi.
Setelah kepergian pak Sasmito, Nara pun melanjutkan sesi perkenalan dengan para murid barunya tersebut, agar mengenal mereka satu persatu.
"Bu Kinara, ibu sudah punya pacar belum bu? Kalau belum, saya mau daftar. boleh dong.." Ucap seorang siswa yang duduk di bangku paling pojok sebelah Kiri.
"Hhuuu..." Murid lainnya pun bersorak dan melempari dirinya kertas.
Mendengar pertanyaan salah satu muridnya itu membuatnya tersenyum.
"Bu Kinara aja tersenyum, kalian malah teriak-teriak. Apaan lu.." Ucap siswa tadi.
"Sudah-sudah.. Jangan bertengkar." Nara melerai murid-muridnya tersebut.
Tok..tok..tok..
"Maaf bu, saya terlambat." Ucap seorang siswa yang tengah berdiri di ambang pintu.
Penampilannya jauh dari kesan rapi. Baju yang dikeluarkan dan rambut yang sedikit panjang acak-acakan.
"Ah kamu, mana pernah datang tepat waktu. Kalau kamu datang tepat waktu, yang ada matahari terbit dari barat." Sindir salah seorang siswi yang duduk di bangku tepat depan Nara berada.
"Silahkan masuk." Ucap Nara seraya menoleh ke arah pintu.
Nara terpaku melihat kedatangan seorang siswa yang tak asing dengannya. Nampak siswa itupun juga terpaku melihat kehadiran Nara di kelasnya.
"Ehem" Terdengar suara dehemen dari salah satu siswi. Hingga membuyarkan lamunan mereka.
"Jangan dilihatin mulu dong bu Kinaranya, beliau memang cantik tapi ingat beliau itu guru kita. Gak boleh dijadiin mangsa." Ucap salah satu temannya.
Mendengar kalimat yang diucapkan salah satu muridny membuatnya mengerutkan dahi. Tanpa sadar otaknya berpikiran yang macam-macam.
Tanpa menghiraukan Nara dengan berbagai ekspresinya, Kianopun melintas di hadapannya begitu saja.
Kiano mendaratkan bokongnya tepat di bangkunya. Bangku paling belakang.
"Dari mana saja kamu ini? Selalu saja telat, untung saja guru baru. Coba bu Ana, sudah mendapat hukuman kamu." Tanya Arga, teman sebangkunya.
"Biasa bro, dari rootop" Jawab Kiano.
Kiano nampak gusar melihat keberadaan Nara di sekolahnya. " Bisa-bisanya dia berada di sini. Apa dia mau status kita ketahuan atau gimana sih nih orang" Batinnya.
"Ada masalah apa lagi?" Tanya Fero, seorang siswa yang duduk di depannya.
"Eng-nggak, gak ada masalah apa- apa" Jawab Kiano sambil mengeluarkan buku dari tasnya.
Mereka kembali fokus memperhatikan Nara yang sedang mengajar.
Tanpa terasa satu jam telah berlalu, "Demikian pembelajaran hari ini. Jangan lupa belajar, minggu depan saya adakan kuis. Terima kasih untuk hari ini, sampai berjumpa lagi." Pamit Nara.
"Iya bu.." Jawab seluruh murid dengan serempak.
"Busyet..nih orang, cantik-cantik tapi killer bener. Masak baru masuk hari ini, minggu depan udah kuis aja." Ucap Fero.
"Bener banget. Salah gua tadi muji-muji dia." Jawab Arga. Berbeda dengan dua temannya, Kiano hanya diam memperhatikannya.
Kinaara melangkahkan kakinya keluar kelas, untuk kembali ke ruang kepala sekolah yang sudah disiapkan oleh pihak sekolah. Namun sesaat baru saja keluar kelas dan "Brakkk" Nara tak sengaja ditabrak oleh seseorang.
Nara jatuh tersungkur di lantai. Buku-buku yang tengah dibawanya pun berserakan.
"Maaf kan saya bu, saya buru-buru." Ucap seoranng pria berpakaian seragam khaki khusus guru. Diapun membantu Nara untuk merapikan semua buku yang jatuh berserakan di lantai.
"Iya tidak apa-apa" Jawab Nara lirih, dia berusaha berdiri dan menampik uluran tangan pria yang telah menabraknya.
"Kinara" Ucap pria itu terkejut.
Nara yang merasa disebutpun, menoleh ke arahnya. Dan menatapnya cukup lama.
"Alvaro" Nara pun tersenyum saat mengetahui pria yang ada di depannya adalah teman SMAnya.
"Ya benar, aku Al. Ternyata masih ingat kamu denganku Nara." Jawab pria itu. Mereka berdua pun berdiri dengan saling berhadapan.
Bagaimana tak ingat.Alvaro Putra Atmaja yang terkenal dengan Al, ketua osis di SMA X. Sekolah tempat Nara menimpa ilmu. Ketua Osis paling galak karena seringnya memberikan hukuman. Tapi di sisi lain, Al adalah siswa tertampan di angkatannya terdahulu.
"Masih ingatlah. Mana ada yang gak kenal sama Al,sang ketos galak. He.. He.. He" Jawab Nara sambil tertawa hingga menampilkan lesung pipinya.
"Kamu ngapain di sini? Aku tak pernah melihatmu di sini sebelumnya." Tanya Al kepada wanita muda yang sedang berjalan di sampingnya itu.
"Apa kau lupa aku siapa Al? Ingatkah kau dengan nama belakangku." Jawab Nara.
"Astaga, kamu keturunan keluarga Wardhana. Pemilik yayasan SMA ini bernaung." Ucap Al sembari menepuk keningnnya.
"Tapi untuk apa kau di sini, bukankah setauku kau sedang menempuh S2 di negara kanguru." Lanjutnya.
"S2 ku sudah selesai Al. Aku di sini atas permintaan kakekku untuk mengisi posisi kepala sekolah yang sedang kosong." Jawab Nara.
"Oh, maafkan aku Nara. Aku tidak tahu." Ucap Al meminta maaf.
***
Di tempat lain
"Bu kinara itu cantik dan masih muda banget ya, di usianya yang masih segitu sudah jadi kepala sekolah saja. Cocok buat dijadiin istri di masa depan." Ucap Arga.
"Tadi ngata-ngatain sekarang muji-muji. Busyet, lo dah. Pagi-pagi udah Nghalu terus bawaannya. Kurang *qua ya" Sarkas Fero.
"Hehe.. Tapi Beneran cantik sumpah, gue jadi cinta pada pandangan pertama." Ucap Arga sambil menompang dagunya dengan kedua telapak tangannya. Membayangkan betapa cantiknya wajah Nara.
"Kamu gak liat atau gimana sih, ada sebuah cincin yang melingkar di jari manisnya. Berarti kan dia sudah menikah bro.." Ucap Arin, seorang siswi yang berambut panjang.
"Halah.. Sok tau. Kalaupun sudah menikah juga gak apa-apa, tetap kutunggu jandanya." Jawab Arga.
"Berisik.. Aku ke kantin duluan" Pamit Kiano, mendengar obrolan teman-temannya membuat kupingnya panas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
ko mirip crta guru olahraga
2023-02-28
0