Di tengah perjalanan, kami berhenti di sebuah restaurant prancis. Namun kami hanya berhenti sejenak dan bertukar mobil.
"kita tidak pulang?"Tanyaku yang mulai sedikit khawatir.
"Kita bekerja sayang" jawab Toby yang menunggu, hingga Albert memastikan bahwa mobil yang baru sudah berisis lengkap akan hal yang di perlukan.
"Aku juga..?"
"Jangan malas, ingat.... 50 % dari pendapatanku adalah hak mu. Semakin aku bekerja kamu juga semakin kaya"
"Semua sudah sesuai" Albert menyerahkan sebuah lembaran berisi list yang harus Toby periksa.
"Tapi aku belum berkemas"
Toby mendengus kasar "Itu bukan tugasmu" Toby menyerahkan kertas di tangannya. "Periksa bagianmu"
Aku segera membaca isi koper yang akan aku bawa.
"Ini..." Aku menunjuk pada tulisan pakaian dalam dan lingerie.
"Kita sudah menikah, itu kenyataan. Dan kali ini kita sedang bulan madu bukan?"
"Hah... Apa kamu merencanakan itu terjadi?" ejekku kesal.
"Terjadi atau tidak pernikahan kita itu legal"
Aku meletakkan satu kakiku di atas kaki toby dan menginjaknya dengan perlahan "Ingat...!! Kamu yang mengemis jasaku. Bukan aku yang menjual diriku. Jangan berharap lebih dari itu" Dengan kesal aku segera beranjak dan memasuki mobil baru yang telah di siapkan untuk kami.
Dan dengan terpaksa, tanpa pemberitahuan aku harus mengikuti kemana Toby pergi. Oh iya... Aku juga tidak tahu dia pergi kemana.
Oh... Aku mulai lapar, ini pertama kalinya aku berhasil menolak keinginan Toby, tapi berahir aku kelaparan. Seharusnya aku menerima makanan yang dia tawarkan sebelumnya. Hiks... Kenapa aku jadi menyedihkan.
Kkkrryuk... Melody ususku yang berdenting terdengar lebih nyaring seiring roda mobil yang terus menggelinding.
Ehem...Toby berdehem ringan. Dan aku mencoba tetap memasang wajah beku seperti biasanya. Seakan semua baik - baik saja. Meski sebenarnya mataku menahan tangis yang amat sangat.
"Aku seharusnya hidup nooormaaal...!!!" Teriakku dalam hati. Aku wanita yang sehat, punya penghasilan dan tabungan. Aku bisa makan kapanpun aku mau. Tapi saat ini.. Aku kelaparan, hanya karena...
Aku menoleh ke Toby.. Yang sepertinya sudah menunggu tatapan mataku. Dia mematung dengan wajah garangnya.
"Apakah dia marah?" Aku segera mengambalikan pandanganku untuk menatap jalan yang lurus kedepan.
Kkkrryuk... Nada itu semakin nyaring... Dan tidak ada satupun dari kami berempat yang bereaksi.
Aku, Toby, Albert dan sopir yang hampir tak pernah bicara.
Aku mendengus dan mulai bersandar lebih dalam pada sandaran kursi mobil. Tanpa ragu aku segera menutup mataku. Berharap rasa lapar ini akan sirna begitu lelapku datang, jadi aku tidak perlu mengagalkan kemenanganku menolak tawaran toby di pesawat tadi.
"Common... Sleep.. Faster..." Aku memantrai diriku sendiri dalam hati.
Ccccciiit. Mobil segera berhenti di sebuah pinggiran jalan besar yang sepi, kalau tidak salah lihat jalanan ini hampir dekat dengan jalan Tol.
"Lebih baik makan bukan?" Toby mengguncang pangkql lenganku dengan sikunya.
Aku otomatis membuka mata.
"Makan..!!!" pinta Toby yang menyambut kesadaranku segera. "Aku tidak mau kamu mati sehari setelah pesta pernikahan kita"
Jadi ini untuk kepentinganmu lagi kan?
Toby mendekatkan wajahnya padaku "Kamu tidak akan menang bila menjadi kaya dan penuh penyakit... Sehatlah agar kamu bisa menikmati kekayaan yang kamu kumpulkan dariku" Bisik toby dengan nada mesra dan suara rendah yang nyaris tak terdengar.
Uuhfff.... Aku terpaksa mengakui Toby benar dan dia menang sekali lagi. Karena aku segeera turun dan menyantap makanan rumahan di warung yang sedang sepi ini. Tentu saja bersama Toby yang menutup wajahnya dengan masker duduk tepat dihadapanku. Memastikan bahwa aku sungguh - sungguh hanya makan.
*******
"Kita sudah tiba... " Albert segera menginfokan.
Apa aku tidak salah lihat.
" Kita bulan madu disebelah orang hajatan? " tanyaku usai Albert dan supir meninggalkan kami berdua.
" hajatan? "
" itu seperti mereka punya acara pernikahan? "
Toby melongokkan kepalanya..." Ah itu Crew.."
"Apakah seorang celebrity butuh crew untuk bulan madu?"
"Tentu saja!!, kami perlu memastikan tidak ada paparazi, ada photographer candid dan... Aku akan juga akan ada pemotreran dengan sponsor dan juga pembuatan video clip"
Mataku melebar seakan ingin menelannya hidup - hidup.
"Apa sungguh sulit untuk hanya sendiri?"
"Aku masuk dalam nominasi aktor terbaik tahun ini, begitupun filmku... Jadi..."
Aku reflect menyumbat telingaku, aku tak mau mendengar apapun yang membuatku semakin frustasi.
"Kamu mau membuat mereka berita dengan mobil bergoyang?"
Aku berdecih "Jelas tidak..!" gerutuku kemudian.
"Kalau begitu cepat turun... Eits!!!" jemari Toby mengcengkram pangkal lenganku yang mungkin sudah memar "Jangan lupa senyum"
"Hiiiii" Aku memisahkan bibirku dn menariknya setiap sudutnya. "Begini...?"
"Tidak buruk..." Tobypun ikut tersenyum dan segera membuka kan pintu mobil dari tempatnya duduk.
"sudah aku bilang kita bekerja"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments