Aaaargh...!!! Aku memekik sekuat tenaga secara reflect.
Dengan segera aku bangkit dari tidurku dan menepi ke ujung sudut ruangan di sisi nacas.
"Kenapa??? " tanya Toby yang tak mengerti bahwa dia penyebabnya. Kembali muncul dihadapanku ketika nafasku sefikit lebih baik.
"Kenapa kamu tidur di sini? Dan Kenapa kamu memandangiku seperti itu?"
Toby menelan salivanya sessaat "Aku sedang penasaran kenapa aku memilihmu, jadi aku sedang mencari alasannya"
"Aku lebih penasaran lagi" Aku mulai menegakkan daguku. Tapi kami nampak aneh dengan baju kimono yang serupa dan posisi yang terlalu dekat saat ini.
Ehem..!! Aku menata keberanianku "Apakah kamu sering mencium orang sembarangan?"
Toby yang berjongkok kini mulai mengubah posisinya menjadi bersila dengan wajah yang mulai menerawang. "Aku rasa tidak begitu, aku hanya marah saat itu"
Tanpa sadar aku mulai ikut bersila mendengarkan dongengnya.
"Semua terjadi terlalu cepat dan terlalu bermasalah, aku bahkan belum sempat tidur. Dan mereka terus mengajukan foto dan nama wanita yang aku tidak kenal atau ingin. Jadi kalau memang begitu Kenapa aku tidak menemukannya sendiri" Toby bercerita tanpa jeda.
"Jadi..." Kali ini pandangannya cukup tajam kearahku "Andai saja kamu adalah kesalahan, paking tidak aku menanggung kesalahanku sendiri"
Aku mendadak menjadi sedikit iba, wajah garang itu Entah mengapa cukup manis dan membuatku kasihan.
Eh... Tunggu.. Aku ini korban, aku harusnya marah.
"Hei..!!" Aku berencana marah padanya.
Tapi Toby mendekat tanoa ragu "Apa kamu belum pernah tidur dengan laki - laki?" pertanyaan toby yang memotong ucapanku membuatku kaku dan mengatupkan bibirku.
Aku menarik nafasku cukup dalam. Aku sedang memilih jawaban yang tepat. Apakah mungkin aku harus pura - pura bad girl. Jadi dia akan melepaskan aku, tapi...
" Rupanya kamu perempuan baik - baik" Toby mendengus dan mulai berdiri.
Uhf... Aku lupa dia actor papan atas dengan kemampuan acting yang bagus.
"Sejenak aku berfikir kamu lebih buruk, mengingat begitu cepat kamu tidur semalam. Meski sroanjang hari kamu nampak stress dan terus protest, Dan kamu sama sekali tidak menyadari ketika aku tidur di sisimu"
Akupun mengikuti Toby untuk berdiri "Aku suka tidur, terutana ketika ada bantal di sekitarku" jawabku jujur "Dan itu tidak ada hubungan apakah aku wanita yang baik atau buruk"
Toby mengangguk mantap.
"Berteman..." Tawarnya tanpa rasa bersalah seiring mengulurkan tangannya yang kekar.
"Hah... Yang benar saja"
"Setdaknya kamu telah tidur dengan teman lelakimu daripada kamu telah tidur dengan orang asing?"
Aku terperangah...sesaat dengan ucapannya yang membuatku sedikit bingung. Toby ada benarnya juga, tapi tunggu...
Tanpa menunggu Toby segera meraih tanganku dan menggenggamnya erat. "Hi teman?" wajahnyapun menjadi manis seketika dengan senyum ramah melebar ke sepasang ujung rahangnya.
Ting tong...
"Ah... Sarapan" gumamnya
tanpa melepaskan tanganku dia segera menuju pintu kamar hotel dan membukanya. Tanpa ragu dia segera meletakkan tangan kami di dadanya ketika membuka pintu.
"Ini menu favoritemu sayang" Ucapnya manis.
"hehe.." aku hanya tersenyum kaku.
"Jangan berharap lebih.. Aku tidak jago akting" protestku usai pintu tertutup dan menyisakan kami berdua.
"Yang tadi sudah bagus" wajah Toby kembali beku seperti biasa.
Tunggu.... Berarti aku setuju kalau aku mengikuti permainan pernikahan konyol ini? Tapi bukankah aku tidak ada pilihan? Aku tidak mungkin mundur kan? Seluruh negeri ini juga sudah mengetahuinya.
"Bersyukurlah..."
"Maksudmu?"
"Kamu sedang meratapi keadaanmu bukan?"
Aku tahu srkarang Kenapa para celebrity cepat bercerai. Mereka terlalu pandai membaca pikiran pasangannya. Dan itu buruk.... Setidaknya itu buruk bagiku.
"Isi perutmu dengan penuh, menentangku atau tidak... Keduanya perlu tenaga" Toby segera menyantap salah satu sausage dan memasukkan sesendok bake beans kemulutnya. Sebelum dia menyalakan tv dan menikmati sarapannya di sofa.
Uhf.. Ucapannya memang tidak salah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments