Beritanya sudah muncul
Albert memberikan tablet kepada Toby, ketika kami memasuki kamar hotel.
"Mereka menulisnya dengan bagus" TOBY tersenyum lega sefelah membaca beberapa baris. "Bagaimana untuk persiapan besok"
Albert mengangkat kedua jempolnya. "Kalian bisa istirahat tenang"
Albertpun segera pamit menibggalkan Toby dan aku yang pasti sudah lelah.
"Tidak biasa pakai heels?" Toby berbasa - badi melihatku memijat betis dan kakiku.
Aku mengangguk tanpa memandangnya. "Pikiranku melayang untuk kembali ke kehidupanku srmula segera. Kembali bekerja, meski mungkin banyak hal yang akan berbeda.
" Wine..? "toby menawarkan wine yang di entah sejak kapan ada di tangannya.
Aku menggeleng" No alcohol "Jawabku singkat tanpa berhenti untuk melemaskan otot kakiku.
" sungguh... Kamu no alcohol? Atau kamu hanya takut minum bersamaku? "
Kali ini aku mendongak pada Toby yang mulai menuangkan wine kelas atas itu ke dalam gelas cristal. Wajahnya nampak sangat serius mengamati setiap gelembung yang tercipta.
"keduanya...!" jawabku yang Sebenarnya jujur.
Sosok Toby mulai memikatku meski hanya sedikit, sejak kami fitting. Tapi kenyataan bahwa aku hanya wanita random yang dipilihnya untuk menyelamatkan karirnya. Harus aku telan bulat - bulat.
"kalau aku tahu kamu tersiksa begitu, aku akan menesan khusus dengan ujuran heels yang lebih nyaman untukmu.." :
Aku mengangguk dan mengiyakan saja, niat baik jangan di tolak meski dia dalam keadaan di bawah alcohol.
"Kamu tidak tidak tidur di sofa?" Pertanyaan otomatis terlontar dari mulutku, begitu Toby merebahkan badannya di ranjang. Satu satunya ranjang di ruangan ini.
Toby menggeleng, "Aku butuh mood yang bagus"
Aku memgernyitkan dahi dan mendengus bersamaan.
"Aku tidak melarangmu untuk bergabung, ranjang ini cukup besar untuk berdua" Toby mengambil posisi duduk dan melepaskan jasnya "Bukankah kita sudah pernah berbagi?"
"Saat itu tidak sengaja" aku membela diri dengan cepat "
Toby masih menatapku, kali ini dia melepaskan dasinya." Sungguh....?? "tanyanya seakan tak percaya. Wajah Toby menunduk dan tersenyum tipis.
Harga diriku seakan tergeser, tanpa ragu aku berdiri dan sedikit menegakkakn daguku.
" Meski kamu telah membayar banyak padaku, itu harga untukku membantumu bukan untuk harga diriku "Aku mendengus kesal dan segera melangkah ke kamar mandi untuk mengganti gaunku dengan baju normal
Samar - samar suara tawa Toby terdengar. Meski pelan tone suaranya yang rendah terdengar menggema ke seluruh sudut ruangan.
Uhf... Semoga gertakanku tadi tidak terdengar konyol.
*****
Toby sudah terlentang pulas denga tubuh membentang di sisi kanan ranjang. Dengkuran yang keras terdengar naik turun dari nafasnya.
"Karakter bad boy memang sangat Cocok untuknya " desisku seblum ikut terkapar menelan kantuk di sudut sofa.
*******
"Kriiiiiiiiing"
Alarm terdengar nyaring memekakkan telingaku. Rasanya aku baru sebentar terlelap.
Kriiiiiiing
Sekqli lagi bunyi classic itu mengusikku., hingga rasanya aku ingin segeera mencari sumbernya dan membungka bunyi yang menganggu itu.
Tapi....
Samar - samar mataku yang masih berat, menangkap sosom tegap yang sedang berdiri denga handuk di kepalanya sedang berdiri di dekatku, lengkap dengan ponsel di tangan. Hanya saja sepertinya dia lupa mengenakan kemejanya.
Uuuuh... Uuuuhhffff... Aku manik nafas dan menghembuska seketika. Mengucek mataku yang mungkin salah.
Aku mendengus sesaat, wangi menyengat yang telat aku sadari.
"Aku baru mandi" sosok itu segera bersuara.
"To... To.. By"
"Memang kamu mengharapkan siapa?"
"ck... Aku pikir hantu penunggu.." aku melempar pandang pada jam dinding di ruangan "Inj masih malam kan?"
"Ini pagi... Jam 2 pagi"
"iya.... Masih waktunya tidur"
Toby menarikku untuk bangun. "Jangan tidur.."
Aku menggelang dan berusaha tetap bertahan di tempatku. "Aku juga butuh mood yang bagus"
Tapi Toby sama sekali tak menghiraukan keinginanku, dengan cepat dia menggulungku dengan selimut dan segera mengangkatku ke dekat jendela.
" lihat itu bulan purnama"
"Kamu membangunkanku hanya untuk ini?" Toby tak menghiraukanku dan tetap mengekangkan tangannya sambil menatap bulan yang sedang bersinar bulat sempurna.
Hmmmm... Apa dia memang tidak pernah melihat bulan purnama?
Aku menguap lepas dan terpaksa membuka mata." Setidaknya pakailah bajumu, tidak nyaman rasanya melihat ototmu di sekelilingku. Aku merasa terancam oleh tukang pukul klo begini"
"Aku tidak semenakutkan itu, kamu tidak punya teman binaragawan? Aku jauh klo di banding meraka "
"Tapi aku cukup kecil di bandingkan dirimu, naluri alami untuk takut pada bentuk yang lebih besar" aku mengukuhkan pendirianku. Siapa yang akan nyaman dengan penampilannya yang ... Ehem.. Lebih indah dari bulan purnama.. Ups..
"Beri aku waktu sepuluh menit lagi" Toby sepertinya menangkap kekhawatiran yang aku sampaikan. "Dan kita akan berangkat dengan pesawat pertama, jam 5 pagi"
"Aku tidak tahu soal itu"
"Aku sddang memberitahumu, jadi setelah ini bersiaplah"
"Ya... Ya... Ini bulan purnama terburuk.. Dalam hidupku" Gerutuku.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Erli Safitri
cerita bagus dan menarik tapi masih banyak kata² yang kurang jelas,jadi semangat ya Thor
2023-02-03
2