" kamu sama sekali tidak menyukaiku?" Toby memotong lamunanku. "Atau jangan - jangan kamu ini haterku..?"
Selera makanku menjadi turun perlahan dengan pertanyaan narsis Toby.
"Selalu ada dimana kamu tidak exist dalam kehiduoan orang lain, contohnya kehidupanku" balasku."tidak benci atau suka, bahkan memgingat namamu saja aku kesulitan. Aku lebih ingat bahwa nama Toby adalah nama anjing tetanggaku.."
"Aku menerima banyak penghargaan dalam musik, albumku terjual banyak. Aku juga actor terbaik pendatang baru, potongan rambutku selalu menjadi trend setter"
"Sudah srlesai pamernya?"
Toby menggeleng " aku meragukan profesimu di radio, aku melakukan wawancara beberapa kali di sana... Dan aku tidak pernah melihatmu"
"Apakah kamu tidak tahu bahwa ada penyiar berita?" aku membalas ejekannya dengan pertanyaan " Aku ada di sana, jadi intinya kita tidak pernah exist di kehudupan masing - masing"
Entah mengapa pikiranku segera melayang ke pada berita beberapa waktu lalu, "Kamu...."
Toby melebarkan matanya... Seakan sudah ada firasat tentang kalimatku selanjutnya.
"Tetangkap tidur tanpa busana dengan designer Billy Wang itu bukan?"
Toby menelan isi mulutnya terlalu cepat "uhuk.. Uhuk" hingga rupanya dia tersedak.
"Aku normal dan testku negative aku tidak mengkosumsi obat terlarang" toby menjelaskan tanpa jeda.
Aaah... " karena itu kamu harus menikah? Dengan wanita? Meski wanitanya itu aku?"
Toby tak menjawab dia mempercepat sarapannya tanpa melepaskan tatapannya padaku.
Jadi semua itu pasti benar.
Aku segera berdiri dan berlari ke arah kamar mandi. Mengamati fisikku di cermin.
" Apa aku seburuk itu, apa penampilanku sungguh gampangan?" Aku membasuh mukaku yang mungkin terlihat lelah.
Uhf... Apa aku terlihat begitu menyedihkan hari itu?
"Apa kamu justru merasa tersinggung aku memilihmu saat itu?" Toby vtiba - tiba sudah ada di belakangku.
Aku menata diri sejenak unruk menjadi tenang. "ummm..."
"Jadi.. Apa aku tidak menarik di matamu?"
"ehem... Ini hanya urusan selera, you are good looking dan..." aku mengangkat kedua jempolku dengan cepat tanpa menoleh ke arah toby yang serasa makin dekat. "Hanya saja, terlalu Manly bukan typeku.. Hanya itu"
"Ototku..?"
Ehem.. Mungkin wanita yang lain mebyukainya. Tapi sebagaj wanita kurus dan sibuk bekerja. Otot lelaki adalah ancaman bagiku, membayangkan bisa saja itu melayang ke arahmu ketika ada salah paham, iiiih... Pasti mengerikan.
"Aku lebih suka yang hanya setengah lebih besar dariku bukan 2,5 kali lebih besar.." ucapku liruh sambil menyinkirkan lengan yang kini menancap di sampingku.
Toby mengangguk dan nenatapku tajam "Apakah kamu tipe perempuan yang suka membuat masalah?"
Aku menggeleng otomatis seiring langkahku yang bergeser "hmmmm...." aku mencoba mengorek isi kepalaku.
"jadi...."
"ehem..!!" aku berdehem "ketika menikah pasti banyak activitas bersama, berhadapan dengan yang ukurannya jauh lebih besar. Pasti....lebih melelahkan" Ups... Kenapa aku memilih subjek itu. Kenapa aku tidak bilang takut kdrt... Uhf
Toby mendengus dengan senyum dinginnya.
"Nona? Kamu belum pernah bercinta..?"
Entah mengapa pertanyaan itu terdengar srperti ejekan. Apakah terlihat sejelas itu.
"Pertanyaan macam apa itu? Huh.." Aku mencoba menghindar sebisaku "Meski aku tidak muda, menamyakan hak semacam itu, tetap tidaj pantas"
Aku berniat memutar tubuhku dan segera memusahkan diri dari makhluk menyeramkan ini, tapi..
"Jadi memang belum..?" suara Toby berderit seiring jemarinya yang melingkar di pangkal lenganku. "karena ukuran bukan faktor yang bisa membuatmu lelah"
Uhf... Ayo kamu bisa galak?!! "Ehem.. Bukankah urusanmu" aku coba menarik lenganku dari tangannya. Tapi yang ada justru Sebaliknya, cengkeraman tangan Toby jadi lebih erat. Seerat bibir kami yang sudah bertaut.
Aku harus bagaimana? Satu sisi, inj memalukan. Di sisi lain Toby melakukannya dengan sangat baik. Dan sebenarnya dia juga tidak jelek, aku jafi takut terbawa perasaan.
Semakin aku berfikir, durasinya seakan semakin bertambah. Tunggu... Ini tidak benar. Kami bukan, pacar apalagi tunangan. Srmua ini hanya..
Aku berusaha menarik wajahku menjauh, hingga terlepas sejenak.. Uhhhf.. Aku menarik nafas lega.
Ummmm... Baru saja terulang lagi? Kali ini tangan yang lain ikut meraih punggungku lebih... Dekat..
Oooh... No... Please...
Ehem... Ehem.. Ehem... Albert berdehem tiga kali hingga ahirnya Toby melepaskan wajahnya dan memuatrnya ke arah Albert yang berada di ambang pintu kamar mandi.
"Kamu tidak lupa kita ada kerjaan bukan?" Albert menatao kami bergantian.
"Tentu tidak.." jawabToby cepat. "kita pergi.." Kali ini kalimat nya untukku yang masih canggung dan beku, serta serba salah.
Namun sekali lagi berahir membuatku mengekor di belakangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments