Tangan Toby mengenggam jemariku dengan erat, beberapa kilatan lensa samar - samar aku sadari. Beberapa kali aku terganggu. Tapi Toby biasa saja. Dia memasuki mobil van yang di sediakan untuknya dengan santai.
"Ah.. Handphoneku tertinggal.."
"Albert akan mengurusnya.." Toby menjawab dengan wajah yang masih lurus kedepan.
Kenapa aku hanya menurut saja? Aku mengamati Toby yang sudah menutup matanya dengan kaca mata hitam. Bertanya padanya pasti hanya buang - buang waktu saja.
Aku sempat berencana lompat dari jendela mobil, tapi... Lantas apa yang aku akan hadapi? Lapor polisi itu tidak mungkin highlight berita tentang pertunangan kami saja masih ramai di setiapbmedia. Pasti tidak akan percaya.
Kalau aku kabur dan kembali ke kehidupan semula itu justru lebih tidak mungkin. Toby dan teamnya sudah menawarkan hal yang menguntungkan perusahaanku dengan menahanku sejauh ini.
Pulang ke rumah orang tuaku? Ckkckc... Pasti mereka sudah pamer ke seluruh tetangga. Suasana lebih buruk lagi.
Sedang bersama Toby....
aku mengamatinya sekali lagi yang masih belum bergeming selama mobil van berjalan. Ini juga resiko yang belum aku prediksi. Kami tidak dalam perjanjian kontrak yang mrnguntungkan. Gajiku berapa? Keuntunganku apa? Dan harus bagaimana? Aku Terjebak dalam takdir yang rumit.
"Kamu mengeluh lagi? "
Aku berdecih malas... Toby tidak akan memberiku solusi apapun selain, Ikuti saja kemauannya. Tapi aku ini manusia bebas yang seharusnya punya pilihan kan?
"Oh iya..." Toby merogoh kantong depan kursi mobilnya. "Ini handphone dan nomor barumu"
Mataku melebar seketika.
"Kamu akan hanya menerima hal yang penting - penting saja" Toby menjelaskan tanpa beban. "Sisanya management yang akan urus"
"Aku bukan bagian dari perusahaanmu" aku mencoba menolak dengan malas.
"Tapi kamu bagian dari aku sekarang"
Aku hanya sanggup mendengus dan meratapi nasibku dalam hati.
Hidupku benar - benar normal. Aku tidak terlalu kaya atau miskin dan aku seharusnya tidak punya masalah hingga harus bertekuk lutut dalam kondisi sekarang. Grrrrr...
*****
Toby mendarat di tempat kerjanya sedangkan aku segera bersarang di apartments mewah tempat mahkluk aneh benama toby itu bersemayam.
Ck. Ck. Ck... Benar - benar bukan tipeku. Andai saja aku musim semi, maka Toby adalah musim dingin. Secara keseluruhan monochromatic adalah tema interiornya. Rapi.... Hanya saja... Seperti hambar.
"Ini beberapa video tentang interview Toby di beberapa variety show, pelajari dan hafalkan. Kebiasaan Toby, dan yang paling utama Tipe wanitanya" Albert yang mengantarku segera menyalakan televisi usai menyematkan usb drive ke TV di lounge.
"Setiap action figure ini memiliki nama, ini bukunya hafalkan minimal 10 saja. Nama, dari film apa, keluaran tahun berapa.. Seperti itu" Lanjutnya.
"Toby suka Tea..." Albert mulai membuka sebuah lemari berbahan kayu olive "Ini semua jenis dan campuran tea yang kadang dia racik sendiri. Lima yang sebelah sini adalah yang favorite. Sedabgkan yang tiga sebelah sini, artinya Toby baru meraciknya dan belum mencobanya"
"Apakah sebagai manager kamu harus mengetahui sebanyak ini?"
"Bahkan terkadang lebih" Albert mulai tersenyum untuk pertama kali padaku.
"Oh iya... Ada ruang terkunci, ini adalah ruang lukis Toby, meski dia sibuk dia juga suka melukis dan juga mengkoleksi lukisan " Albert menunjukkan pintu putih dengan ruangan yang menghadap ke arah balkon "Kamu bisa melihatnya bersama Toby"
Aku hanya sanggup memgangguk,
"Toby akan selesai syuting iklan sore nanti, salah satu teamku akan menjemputmu untuk bertemu dengannya di tempat designer untuk gaun pengantin kalian"
Cih.. Jadi aku sungguh akan menikah? Uhf... Aku bukan anti pernikahan hanya saja.. Ini bukan cara yang tepat. Dan kenapa harus yang penampilannnya criminal begitu?
"Semua sudah jelas..?" Albert mencoba mengoreksi pemahamanku.
Aku hanya mengangguk mantap. Jelas atau tidak itu urusan mudah, tapi aku hanya sendiri. Mencoba berfikir jernih.
"Hmmmm.... Assistant stylist akan datang mengantar kebutuhanmu. Seperti fashion dan toiletries, semua akan disesuaikan denga selera Toby. Ah... Apakah sebenarnya kamu tidak seperti itu"
Albert sepertinya mulai mencoba menebakku untuk pertama kali.
"Kenapa? Tanyaku yang masih melipat kedua tanganku seiring mengikuti langkahnya.
" Kalian beneran pacaran atau hanya bertemu secara kebetulan? "
" Apakah salah satunya bisa merubah kenyataan bahwa aku sekarang adalan tunangan Toby dan akan menikah dengannya segera ?"
Albert memijit dahinya, dan menggeleng sejenak. "Well... Aku harus segera pergi melihat prosess syuting Toby"
Rupanya Albert juga tidak bisa berkutik menghadapi fakta yang dibuat Toby tentang kami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments