Santai..??? Harusnya aku sekarang ssdang di ruang siaran sendiri menikmati kopiku dan membawaka topik selamat pagi. Dengan memutar lagu ballad popular sepanjang masa.
Tapi... Ehem... Aku berdehem sejenak dan mengisyaratkan Toby untuk lebih mendekat padaku. Dan tanpa ragu dia segera mengiyakan.
"Keparat!!!" umpatku lirih. Toby hanya menyeringai pelan dan kembali menatap lurus kedepan.
****
Acting memang keahlian Toby, tampangnya yang garang, senyum yang hampir belum pernah kulihat dengan tulus sepanjang bersamanya hati ini, tiba - tiba hadir. Begitupun dengan kedua sudut matannya yang berubah kebposisi yang lebih ramah.
"Terimakasih untuk semua yang hadir" dia mulai membuka percakapan. "Aku sangat tersentuh dengan perhatian publik pada kehidupan pribadiku ahir - ahir ini. Apabila negative, semua hanya timbul karena aku terlalu sibuk saja"
Wajah Toby kali ini mengarah padaku, yang harusnya sedang pucat pasi, andai saja tidak ada make up kualitas premium yang menempel srmpurna di wajahku.
"Sudah saatnya aku melangkah pada jenjang yang serius pada hubjngan kami yang harus di rahasia kan. Aku yakin..." sejenak toby terdiam dengan senyim beku dan mata yang melebar.
AAAAH... Toby belum tahu namaku bukan? Aku belum ingat telah menyebutkannya.
Huh... Kena.. Mungkin ini peluangku mengakhiri sandiwara konyol ini sebelum menjadi rumit.
*****
Tanpa sengaja senyumku segera merekah mendapatkan harapan untuk segera bangun dari mimpi buruk ini.
"Sandra we are happy for you!!!" pekikan jody terdengar di sela srla kerumunan wartawan.
Ha.. Ha.. Tentu saja mereka juga meliput kami. Apalagi jody yang merupakan penggemar berat music Rap. Jody pasti sangat srmangat meliput Toby.
"Sandra.. Sangat bahagia" Toby melanjutkan ucapannya seraya mengangkat jemariku lebih tinggi dan mendaratkannya di bibirnya.
"ha.. Ha.." tawaku berubah jadi ke sedih an dan tanpa sengaja aku kembali menangis dalam kondisi putus asa ini.
"Lihatlah... Dia terharu" pekik seseorang yang lain ketika memergoki bulir bening di sudut mataku. Yang sesungguhnya adalah ratapan ketidak berdayaanku.
Bagaimana kaliam bertemu?
Bagaimana kalian tetap menjalin cinta selama ini?
Bla... Bla.. Bla..
"Terimakasih atas semua pertanyaannya, karena beberapa jadwal mendesak untuk kisah kami berdua akan kami lakukan wawancara exclusive usai pernikahan kami"
Toby segera berdiri dengan jemari yg erat menggenggam jemariku yang mulai lemas. Media mengira ini pasti karena eratnya cinta diantara kami, tapi Sebenarnya aku yakin Toby hanya takut aku lari.
"Bisa kami melihat cincin pertunangan kalian?" celetuk salah satu wartawan.
Toby segera nenyodorkan jemariku kedepan.
Semua mata terpana pada bentuk cincin pertunangan kami yang tak lazim.
"Cincin tengkorak?"
"Benar..!!" Jawab Toby tegas, "meski dia nampak lembut, kami memiliki selera yang sama. Karena itulah kami berjodoh"
Dasar actor, dia pasti sudah terlatih untuk berinovasi dengan cepat.
"Ah.. Begitu.." desis yang lain.
*****
Tunggu.... Jadi masih ada urusan pers begini lagi? Jadi...
**'
"Pernikahan minggu depan, itu satu - satunya hari liburku bulan ini sebelum launching film baruku" Toby tanpa permisi meminta managetnya untuk membeti jadwalnya.
"Kampung kamu di mana Van?"
Minggu depan? Apakah itu berarti itu tujuh hari dari srkarang?
"Van?" Toby menepuk pipi yang membingkai mulutku yang masih terperangah menghitung arti Minggu depan.
Van? Ulangnya lagi.
"Ah iya..." Jawabku yang mulai menyadari pertanyaan Toby. "Kampung ya.. Kampung apa?"
"Kamu pasti dari kampung kan.. Kampung mana?"
Toby memang sama seperti peran - perannya yang selalu menjadi kurang ajar.
"Aku dari kota... Tidak punya kampung" jawabku asal.
Toby menggaruk alisnya sesaat "Hubungi produsernya... Pastikan dia dapat cuti dua Minggu. Janjikan dia interview exclusive kami dan..." Toby me jentikkan jemarinya "pastikan kamu mendapat nama kampung asal Sandra"
"tingkat kesabaranmu bujan standard kota" bisiknya lirih.
Apakah dia akan selalu tahu ketika aku betbohong?
***
Ehem... Ahirnya aku dan Toby berduaan, suadana juga lebih hening dibawah langit yang sudah gelap.
"Kita bisa pura - pura .. Bertengkar bukan? Ksmu pasti ahli menjadi garang" aku membuka mulutku dengan kalimat panjang begitu pintu kamar hotel tertutup.
Toby yang mulai mengambil duduk di pusat sofa memilih mulai menuangkan minuman dingin yang tersaji di meja.
"Setelah itu kita putus dan semya srlesai" aku melanjutkan kalimatku "kita kembali ke kehidupan masing - masing"
Toby masih tidak merespon, dia lebih memilih menyegarkan ketongkongannya dahulu.
"Anggap saja aku yang selingkuh" Aku mengajukan diri srbagai antagonist, meski aku segera menyesalinya pada detik berikutnya.
Kali ini Toby berdiri tegak dan melangkah pelan ke arahku.
"Kamu benar - benar tidak tertarik padaku?"
Aku menggigit kedua bibirku, mdncoba meneras otakku untuk jawaban yang tepat saat ini. Dan harus bagaimana agar dia tkdak tahu aku sedang betbohong. Toby sungguh tidak pernah dalam listku, melihaynyapun hanya terpaksa karena posternya di mana.
" Aku inj teliti, pemilih dan baik, lelaki yang baik"
"Karena itu biar aku saja yang jahat"
"Dan aku itu macho... Demi apa kamu selingkuh dariku?" suara toby jadi lebih tinggi meski nada nya tetap rendah.
"Apa kurangnya aku?" Toby kini hanya berjarak 10 cm saja dariku.
Kedua lututku mulai lemas dan tanpa sengaja membuatku terjatuh, Namun...
Toby meraih pinggangku dengan cepat... Ini bukan kisah romantis yang membuatku mengalihkan pandamganku yang panik pada wajahnya yang tampan. Tapi.... Pinggul kami yang tak berjarak adalah masalah yang utama..
Aaarmmmm!! Aku menutup mulutku segera dengam tangan tanpa peduli kemungkinan aku jatuh.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments