Toby tertunduk, dia tidak bisa menyangkal soal itu. Mungkin dia mulai bisa melihat gambaran seperti apa pernikahan ini kedepannya.
"Tapi... Kita sudah berteman, dan aku coba memberi konsekuensi yang pantas. Bisakah kita tetap bekerja sama?" Toby mengulurkan tangannya padaku.
Ternyata dia masih kukuh untuk menikahiku, padahal aku berharap Sebaliknya.
"Apakah aku punya pilihan?"
Toby membeku dengan sorot matanya yang tajam... "Tidak..!" sejenak suasana hening "Dari sisiku"
Cih.. Bodohnya aku bertanya. Tentu saja menyelamatkan karirnya lebih penting dari pada menyelamatkan sisa hidupku.
Aku melewatinya begitu saja, aku tidak bisa menahan rasa kecewa yang menjalar seketika ke ubun - ubunku.
"50% dari kekayaanku apakah tidak cukup?" Toby menjelaskan isi perjanjian pranikah kami. "Aku bekerja keras sejak usia 13 tahun untuk semua yang aku punya sekarang, dan aku rela membagi setengahnya denganmu hanya untuk pernikahan ini"
Kakiku serasa beku, benar yang dikatakan toby jumlah itu sangat banyak. Akupun tidak mungkin memilikinya andai aku terus bekerja hingga usiaku usai.uhf.... Tapi.... Kehidupanku...?
Aku membalikkan tubuhku.. Menatap Toby yang selalu percaya diri terutama dalam penampilan superior saat ini.
"Mungkin di duniamu semuanya manusia memiliki nilai nominal, tapi tidak dalam kehidupanku, aku tetap merasa murah ketika menukarkan kebebasanku dengan uang"
"Itu bukan uang" Toby sepertinya sedikit tersulut emosi dengan ucapanku "Itu juga hidupku...." Mata Toby tak berkedip sedetikpun dengan pupil yang menegang.
"Aku suffer, kelaparan, tidak tidur bahkan aku harus menurunkan 20Kg berat badan dalam dua minggu. Aku kehilangan masa mudaku dan semua waktu bersama teman atau keluarga dalam waktu yang lama"
Deg.... Entah mengapa kalimat toby yang terahir sungguh menghujam jantungku.
"Aku hanya ingin bertahan dari fitnah kosong itu"
Pikiranku berputar pada berita scandal Toby yang cukup fenomenal, bahkan dia sempat di temukan nyaris bunuh diri.
Aku memejamkan mataku, mencoba mentoleransi sisi egoisku yang membuatku merasa kejam pada Toby. Kalau dipikir pikir, toby cukup berlaku baik padaku. Dia memberikan fasilitas yang bagus untukku, bahkan aku sendiri tidak sanggup untuk menjangkaunya... Kecuali....
"Asal kamu tidak menciumku sembarangan..." uhf... Jawabku ahirnya dengan nada lirih.
Benar... Selain masalah yang satu itu, sisanya tidak ada masalah.
"Jadi...."
Huh kenapa dia masih bertanya, apa dia tidak cukup pintar untuk menebak kesimpulan dari jawabanku.
Aku memberanikan diri memandangnya....
"Gunakan otakmu untuk menyimpulkan.." Aku mendengus kesal, tapi Toby mulai tersenyum puas.
Sekali lagi, Toby menang dariku...huh..
"by the way... Gaun ini cocok untukmu"
"Ini pernikahanmu, pilihlah sesukamu"
Toby mendekatkan wajahnya ke arahku, dengan otomatis aku segera mundur.
"Sebenarnya kamu tidak buruk, kamu hanya kurang memperlakukan tubuhmu dengan baik"
Dahiku mengerut seketika "Aku cukup sehat... Apa yang salah? Aku juga tidak obesitas, meski tidak berotot"
Toby mengangkat rahangku, jangan mulai deh.. Masalahnya denga penampilan toby yang sekarang bisa jadi aku yang terbawa perasaan.
"Kamu terlalu banyak begadang dan stress" ucapnya dengan nada beratnya yang sexy.
Aku segera mengatupkan kelopak mataku seiring kedua telapak tanganku yang kini telungkup di wajahku.
"itu sudah pasti" desisku.
Ting... Tong...
"Aku rasa mereka datang" Toby segera beranjak ke arah pintu utama dan mempersilahkan dua wanita yang datang.
Dengan cekatan mereka segera menangani gaunku. Kali ini Toby tidak meninggalkanku sendiri. Dia dengan sabar duduk dan mengamati kinerja mereka. Memastikan tidak ada obrolan buruk yang terjadi. Namun... Masalah yang baru ada padaku.
Aku sesekali jadi salah tingkah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments