Pasti fotonya bagus, pikirku yang mengamati Toby sedang bersikap ramah padaku meski palsu.
Harusnya dia selalu ramah begini, setidaknya sebagai ucapan terumakasih padaku.
"Aku sudah mentransfer uang bulanan kamu sebagai istri... Tunjukkan sikap sebagai istri yang baik"
"Aku belum pernah jadi istri, jadi aku belum befpengalaman, harusnya kamu menikah dengan actrees, atau setidaknya wanita yang sudah pernah menikah. Jadi kamu tidak perlu kesulitan melihat actingku yang buruk"
Toby malah merangkulku dan kemudian memelukku. "Itu masalahmu, bisiknya pada telingaku#
"Kamu sudah tahukan ada kamera, jadi jangan pasang wajah kurang suka setiap kita keluar di area outdoor? " mata kami bertemu sesaat "Setidaknya berusahalah sedikit karena harga dirimu" Lanjutnya yang di ahiri dengan senyum.
aku tak sanggup dan tak berniat menjawab pikiranku hanya perlu berjalan lebih cepat memasuki ruangan indoor dan menenangkan diri.
Badanku sudah seperti habis jatuh dari ketinggian 300 meter. Sekarat!!!
"Minum...! " Toby menyodorkan juice kaleng ke arahku yang menghempas tubuh lunglai di sofa.
"Hampir semua makanan kamu instan... Apakah kamu tidak takut cepat mati?"
"Dalam dunia kami semua harus cepat, aku tidak ada waktu untuk terlalu pilih - pilih"
Aku menyambar minuman itu dengan sedikit kasar dan segera meneguknya. Apa indahnya jadi celebrity.... Di mataku kehidupan Toby nampak menyiksa saja.
Aki melirik suara keributan di luar jendela,
"Kamu sudah tahu konsekuensi apabila berbuat buruk padaku?"
Aku kembali mengarahkan wajahku padaku pada Toby kembali.
"Kepadatan jadwalku, seiring dengan besarnya minat masayarakat padaku dan juga rasa cinta para fans" Toby menyesap minumannya dan sedikit memasang mimik wajah kurang suka "Meski aku bertampang criminal di matamu bahkan mungkin tidak menarik minatmu, tapi aku yakin saat ini social mediamu sudah terserang banyak fans yang tidak menyukaimu sebagai istriku"
Benar juga! Apakah itu alasannya Toby mengganti handphoneku?
Kami saling menatap sejenak mencoba meyakinkan diriku.
"Kamu akan segera bekerja?"
Toby mengangguk dengan serius. "Jadwal ini sudah ada sebelum aku menikahimu, dan aku adalah orang yang bertanggung jawab"
Sebenarnya kata - katanya terdengar sombong. Tapi nada suara Toby seperti ingin menguatkan dirinya sendiri yang tidak dalam situasi baik. Aku sedikit tersentuh, meski exoresiku seperti tak peduli.
"Tidurlah selagi bisa, siapa tahu kamu tidak bisa tidur malam ini" Godanya kemudian sebelum mengacak rambutku dan segera beranjak pergi.
"Tidak perlu khawatir, aku tipe yang mudah tidur"
Toby hanya mengangkat bahu tanpa menoleh dan segera menghilang di balik daun pintu.
**'*****
"Aaaaaaaargh.....!!" Ahirnya aku sendiri... Aku berteriak lantang dalam hati.
Aku tak pernah mengira bahwa kesendirian menjadi semewah ini. Padahal aku sangat banyak memiliki waktu sendiri di masa yang lampau.
Hmmm.... Aku jadi memaki diriku sendiri di masa lampau. Sepertinya aku kurang bersyukur....
*****
"Woaaahhh!!"
Toby membuka matanya dengan cepat dan bangkit mendengar pekikanku yang otimatis, ketuka mendapatinya sedang tidur mendengkur di sisiku.
"Kenapa???" Dia ikutan beeteriak lantang dengan suaranya yang rendah itu.
"Kenapa kamu di sini?"
"Oh God..!" Toby segera merebahkan tubuhnya lagi dan kemabli menutup matanya. "Aku ngantuk..."
"Kamu kan bisa bangunin aku atau tidur di sofa?"
toby kembali membuka matanya kembali.
"Sand... Kamar ini nggak ada sofa, lagi pula kita baru menikah. Jadi ga ada alasan aku tidur di luar"
Aku menyapukan pandangan keseluruh ruangan, dan yang dikatakan Toby memang benar. Tidak ada sofa di kamar ini.
"Dan lagi pula..." Toby menggantung ucapannya dan mulai menguap lebar "Sumber penghamsilan kita itu A.. KU..! Jadi aku perlu perawatan lebih" Toby melepaskan selimut yang kami gunakan sebelumnya dan melemparnya padaku "Kalau ada yang tidak boleh tidur di kasur itu kamu"
Ck... Ck... Ck...
Cowok macam apa itu, bukannya aku perempuan.
Toby kembali duduk dan menatapku dengan mata tajamnya " Waktunya ber emansipasi nona... Besok aku ada take tanpa berkedip saat di memukul orang" Toby menepuk pundakku "Kamu sudah cukup membantu untuk membangun rasa jengkel, maka.. Biarkan aku tidur layak agar hasilnya maksimal" Toby mengambil bantalnya dan memberikan padaku.
"Kamu bisa gunakan semua bantal dan tidur dimanapun kamu berada, jangan rewel lagi" Toby mengusirku dengan tangannya dan kembali menjatuhkan badannya dengan mata yang terpejam.
Tentu saja aku jengkel, tapibrasa jengkel ini lebih daripada dia mengusirku. Tapi apa itu.... Aku juga tidak tahu.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments