"Beri aku waktu sepuluh menit lagi" Toby sepertinya menangkap kekhawatiran yang aku sampaikan. "Dan kita akan berangkat dengan pesawat pertama, jam 5 pagi"
"Aku tidak tahu soal itu"
"Aku sedang memberitahumu, jadi setelah ini bersiaplah"
"Ya... Ya... Ini bulan purnama terburuk.. Dalam hidupku" Gerutuku.
*****
Pura - pura atau sungguhan pernikahan tetaplah hal yang melelahkan, meski tanpa aktivitas pengantin baru pada malam pertama. Jadi... Aku berjanji tidak akan main - main pada pernikahanku selanjutnya.
Cih... Aku benci Toby menggandengku sangat erat. Aku tahu maksudnya bukan karena mesra. Bahkan setelah serangkaian apa yang aku perbuat, apakah dia masih takut aku akan kabur?
Aku mau kabur kemana? Dunia ini sudah sangat sempit olehku. Karena label sebagai istri Toby sudah tersebar di seluruh media. Aku kehilangan kebebasanku. Kebebasan juga untuk meraih banyak peluang, termasuk jodoh berikutnya... Mungkin akan lebih sulit.
Kami sepakat menggunakan busana serba hitam dengan cap hat hitam pula. Yup... Hitam pekat sepekat bayanganku untuk masa depan. Ck.. Ck... Aku memang kaya apabila aku bercerai.. Tapi..
Aku mengamati wajahku yang terpantul di cermin spion mobil sepanjang perjalanan ke bandara. Dengan fisikku yang pas - pasan dan usia yang tidak muda. Mungkin pria berikutnya yang menghampiriku akan hanya sebatas mengincar hartaku.
Ternyata kaya itu juga ancaman...
Lihatlah Toby, dengan segala kekayaan, kepopuleran dan penampilan di atas rata - rata. Dia bukan seutuhnya bahagia malah butuh jasaku untuk tidak jatuh dan terpuruk.
"Kamu sedang mengumpatku dalam hati" Entah sejak kapan Toby menangkap pandanganku.
Aku tidak perlu mengelak, nanti pasti ketahuan juga bukan?
"Kamu semakin mengenalku dengan baik"
Toby memajukan bibir bawahnya dan mengangkat kedua alisnya dengan riang.
Huh ini bukan hal yang perlu di banggakan.. Grrr
***
Whoaa... Aku tak bisa menahan kantuk. Tanpa sadar aku segera kembali tertidur usai pesawat take off.
"Hei...!!"Sekali lagi, Toby membangunkanku dengan tidak sopan.
" Apalagi? "
" Kamu belum sarapan bukan? Kamu mau sandwich atau... "
Aku kira ada apa? Bagaimana terpikirkan makan saat matamu benar - benar sulit di buka, bahkan kesadarankupun tidak lebih dari 20% saja.
"Kamu saja, aku ngantuk" jawabku dengan nada sebal.
"Aku tidak ingin kamu tiba di airport dengan wajah pucat... Kamu tahu bukan bahwa wjah pucatmu itu akan tersebar di seluruh media? "
Toby sungguh tahu apa yang sering di khawatirkan para wanita. Aku menahan nafas sejenak, sementara berusaha mengusir kantuk yang hampir tak tertahankan.
"Sediakan aku air Es, sebelum kita landing" Aku menjawab tegas dengan gigi mengertak "Aku sungguh butuh tidur, dan semua akan baik - baik saja"
Toby berdecih kecil meski ahirnya dia segera membiarkanku sendiri.
****
Seperti yang Toby bilang, kilatan camera selalu terasa setiap kami menginjak keramaian.
"Apa ini selalu terjadi?"
"Begitulah..." Toby tersenyum tipis "Kamu menyadari kehadiran mereka?"
Aku mengangguk "Tapi semua fotomu pasti bagus"
"Aku tidak begitu peduli dengan fotonya, aku lebih peduli apa yang sedang mereka tulis dengan foto - foto itu" Toby menunduk dan menghantamkan sepasang sepatunya satu dan yang lain.
"Ingat.. Aku punya sejarah buruk pada berita sebelumnya"
Aku mengangguk "Aku hanya membaca beritamu sekilas, belum pernah aku berfikir akan berurusan dengan orang sepertimu"
"Sepertiku?" Toby membuka topinya, seakan memberi ruang leluasa kepada siapapun yang sedang mengincar fotonya, tepatnya foto kami.
"Memang aku orang yang seperti apa?"Lanjutnya begitu mobil yang menjemput kami sudah di depan mata." 70% dari berita yang kamu dengar tentangku mungkin di lebih - lebihkan "
Toby membuka pintu dengan gentle, tanpa menjawab akupun langsung masuk dan mengambil duduk.
" Benarkah? "
" Berita kami tidak mempengaruhi perekonomian dunia, makhluk penghibur seperti kami di produksi untuk memainkan emosi manusia agar bisnis tetap berjalan" Obrolan Toby mulai sedikit berat.
"dengan semua keahlian yang kami miliki pada ahirnya kami akan menjadi lahan promosi, bahkan karir kami akan tergantung pada para sponsor yang menaungi" Toby merapatkan pipinya ke arahku "Satu kesalahan, bisa meruntuhkan semuanya"
Kenapa itu terdengar sangat menyedihkan? Apakah itu yang hampir terjadi pada Toby. Bila tidak menikahiku, tepatnya bila tidak segera menikah meski wanita itu bukan aku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments