Aku akan keluar lebih dulu dan mengambil handuk" saat kami ahirnya menepi.
Meski air kolam ini hangat tapi tetap saja sepasang bibirku serasa membeku dan mengangguk begitu saja.
"Sandra...? Apa kabar?"
Hmmm... Aku menoleh kepada asal suara yang menyapaku denga lembut dan ramah. Dan pastinya bukan suara Toby.. Tapi..
"Jorge..?"
"Ternyata memang kamu, aku sempat berfikir hanya mirip" Jorge memasang wajah kecewa yang jenaka.
Jantungku serasa berhenti berdetak untuk sekian detik.
Jujur Jorge adalah pria impianku, Lelaki berdarah setengah Portugal itu sangat dewasa dan charismatic. Dan seharusnya aku berpeluang mendapatkannya, mengingat kami berteman cukup dekat. Tapi....
"Jorge baru pulang dari petualangannya di Afrika bulan lalu" Toby muncul dengan handuk yang di janji kan nya.
"Aaah.... Bukankah harusnya tahun depan?" Aku mengkoreksi ucapan Toby.
"Toby tidak mempercayai para fotographer yang lain. Jadi memintaku untuk menjadi exclusive photographernya selama masa bulan madu kalian.." Jorge menjelaskannya dengan intonasi yang nyaman dan penuh wibawa.
Aku hanya menasang senyum beku menyambut kehancuran harapanku mendapatkan pria idamanku. Toby segera mengulurkan tangannya.
" Ah iya... "Aku meyambut tangan Toby dan menerima jasanya melilitkan handuk di tubuhku, bersama kecupan ringan di bibirku yang membiru.
" Kami masuk dulu... Kamu bisa istirahat sebelum bersiap untuk memotret sarapan kami di teras belakang.
"Ok... Have a nice homeymoon" Jorge dengan ringan mempersilahkan aku dan Toby masuk. Tanpa sadar mataku masih mengekor pada sosok jorge yang sudah mulai sibuk dengan kameranya.
"Naksir??" Tanya Toby.
"Bukan urusanmu?"
"Saat ini urusanku... Karena kamu istriku"
Hiks.. Benar juga, aku sudah istri orang. Oh.. Jorge kenapa kamu ga balik tahun depan sih. Bisa jadi aku sudah bercerai kan?
"Kita nggak mungkin bercerai dalam waktu dekat?" tanyaku tanpa berfikir "Tiga bulan gitu.."
"Ya nggak mungkin.." Toby meninggalkanku "Persidangan Billy Wang masih dalam process"
Aku mulai mengubah pandanganku Pada toby yang sudah menasuki kamar mandi ruang tidur kami.
"Apakah kamu dan Billy benar - benar ada hubungan? "
"Aargh!!" Toby memekik mendapati ku yang sudah berdiri di ambang pintu kamar mandi .
Sementara Toby baru saja membuka kemeja atasan piyamanya.
"Kamuuu...."
"Aku normal... Pekiknya dengan wajah menerah dan segera menutup tubuhnya dengan handuk.
Tunggu... Bukankah seharusnya aku yang memekik, melihat tubuh indah Toby yang terexpose?
" Keluar!!! "Toby melempar kemeja basahnya ke arahku dan berahir untukku menutup pintu Kamar mandi dan membiarkan dia sendiri.
*****
Aku melklitkan handuk lebih kencang,
Uhf salah sendiri tidak di kunci, tapi kenapa aku mengekor begitu saja. Tapi... Apakah mungkin dia menikahiku hanya untuk menyembunyikan orientajsinya yang berbeda?
"Buruan.. Mandi !!" Toby melempar handuknya ke arahku. " biasakan mengetuk sebelum masuk"
Aku menepis handuk yang tidak kerung itu daru wajahku.
"Biasakan mengunci kalau memang sensitive, salah sendiri main air" Aku menjawab dengan ketus. "Katanya the most sexy a man... Huh" lanjutku sambil melengos menuju kamar mandi.
Tapi jemari toby dengan cepat mencengkeram kerah bajuku.
"nona yang pintar dan cerdas, bacalah dengan teliti setiap kalimat dari artikel tentangku. Kamu sedang membaca berita dunia showbiz" Ucapnya dengan penuh penekanan.
"Beritaku tidak akan mengubah dunia, tapi menghasilkan banyak uang dari iklan, dan aku.. " toby memberi jedah pada kalimatnya
Aku menelan salivaku kasar "Apa hubungannya?" aku menantang wajahnya dengan garang, segarang mungkin yang aku mampu " Lepaskan, aku keburu masuk angin" protesku sambil menarik bajuku dari cengkeramannya sekuat mungkin.
"Kamu tidak ingin kita punya score satu sama?"
"Cih... Nggak tertarik"
"Oh... Begitu? Kamu tidak merasa harga diriku terganggu dengan hobby mengintipmu itu?"
"Hanya sebatas dada... Lagi pula kamu pasti sudah sering melakukan pemotretan lebih dari itu bukan?"
Toby mengangguk dengan sepasang bibir yang mengerat. "Aku hampir tidak pernah membuka tubuhku bahkan tidak dengan lengan pendek sekalipun, pelajari baik - baik siapa suamimu ini"
Tanpa bicara lagi, dia segera menyeretku ke arah jendela dan segera membuka tirainya.
"Kamu tahu siapa yang akan segera melihat ini pertama kali?" sepasang tangannya segera merangkulku dengan rapat, tanpa peduli bahwa baju keringnya juga mulai turut ikut basah.
"Siapa?" Saat itu aku sungguh belum melihat sosok yang terlintas di otakku hingga "Aaah..."
Toby mengangguk penuh senyum kemenangan Dengan sigap dia segera mendaratkan ciuman di bibirku, dan itu tidak singkat.
Grrrr... Harapanku langsung runtuh, karena jawaban pertanyaan itu adalah Jorge. Lelaki yang sedang aku taksir saat ini.
Aku sebenarnya ingin menggigitnya, tapi.. bagaimana caranya? . Otakku panik dan bingung, satu - satunya yang tersisa adalah menginjak kakinya karena menendang juga sepertinya percuma mengingatbukuran tubuh kami yang terlalu jauh.
"Meski tanpa ini... Kamu kira Jorge akan mengira aku tidak menyentuhmu?" Toby berdiri tegak dengan pandangannya mengantarku yang mulai menuju kamar mandi dengan wajah yang memerah. Antara, marah, malu dan mungkin sedikit salah tingkah.. Ups!! Aku juga wanita normal bukan?
Plak ... Aku menampar kedua pipiku pelan. Ingaat.... Keadaanku saat ini sungguh tidak normal uhf..
"Jorge sangat tahu aku normal" samar - samar suaranya masih terdengar meski aku sudah mengunci pintu.
"Siaaaallll"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments