Kisah Yang Tertinggal

Kisah Yang Tertinggal

Kenyataan Pahit...REVISI

Sepasang anak manusia itu berjalan ke kasir setelah memilih baju tidur seksi tanpa menyadari jika Dewi yang merupakan istri dari Fadil dan sahabat baik Eva juga berada di sana. Dewi terus mengikuti kemana langkah Fadil dan Eva berakhir. Sesekali ia menyentuh lembut perutnya yang membuncit. Air mata tertahan dengan nafas naik turun tidak menyurutkan niatnya untuk melihat apa yang dilakukan oleh suami dan sahabatnya itu. lantai atas pasar raya tersebut adalah hotel bintang tiga, Dewi melihat suaminya sedang memesan sebuah kamar lalu setelah mendapat kunci, kedua manusia itu berlaalu saling merangkul mesra dan tepat di depan pintu kamar, Fadil dengan beringas mencium bibir Eva.

Dada Dewi semakin sesak melihat kenyataan pahit ini apalagi saat ini ia tengah hamil besar. Entah keberuntungan atau kesialan tapi saat Dewi sampai di depan pintu kamar hotel mereka, pintu itu tidak tertutup sempurna.

“Sayang, aku belum memakai lingeria yang kamu pilihkan.” Rengekan manja membuat Dewi semakin mual dan sesak.

“Aku sudah tidak sabar, Sayang. Sudah lama aku merindukan saat-saat panas seperti ini.” Ucap Fadil menggerayangi tubuh Eva.

“Kamu seperti tidak punya istri lain saja, Bang.”

“Dia itu sedang hamil, Sayang. Aku tidak pernah puas dengan pelayanannya. Belum apa-apa dia sudah mengaduh. Untungnya ada kamu yang selalu menemaniku keluar kota. Kalau tidak, entah apa jadinya nasibku.”

Air mata Dewi luruh tak tertahankan. Ia menggenggam erat hendle pintu menatap penuh marah pada pasangan di depannya saat ini.

“Jadi ini pekerjaanmu di luar kota?”

Deg…

Eva dan Fadil kompak melihat ke arah pintu dan betapa terkejutnya mereka karena Dewi sedang menatap mereka penuh marah.

“Sayang-“ Dewi mengambil seribu langkah meninggalkan kamar itu. Ia berjalan seraya menahan sakit karena kontraksi dan emosinya yang hendak meluap di dalam dada. Dewi berjalan tergesa-gesa hingga saat hendak mencapai eskalator menuju lantai bawai, kakinya tidak sengaja menginjak bagian depan gamisnya hingga ia terjungkang ke depan dan jatuh dari atas eskalator ke lantai bawah. Semua pengunjung pasar raya berteriak histeris lalu beberapa penjaga gedung segera memanggil ambulan untuk membawa Dewi. Sementara Fadil dan Eva yang tengah mengejar Dewi hanya berdiri mematung melihat ke lantai bawah tepat di mana Dewi terbujur dengan darah yang sudah membanjiri tubuhnya. Mata Dewi masih sempat melihat mereka di lantai atas sebelum akhirnya menutup sempurna.

“Sayang, ayo lanjutkan!” bisikan sensual terdengar di telinga Fadil.

“Tapi Dewi?”

“Biarkan saja. Satu ronde lagi setelah itu kita sama-sama ke rumah sakit, oke?” Fadil mengangguk cepat lalu mereka kembali ke kamar dan menikmati percintaan panas itu lagi. Fadil bahkan mengabaikan dering ponselnya.

 

Di rumah sakit…

Fadil langsung disodorkan surat-surat yang harus ditanda tangani sebelum melakukan operasi. “Tolong selamatkan istri dan anak saya, Dok!” pinta Fadil.

Fadil dan Eva langsung terbangun saat melihat dokter keluar dari ruang operasi. “Bagaimana, Dok?” tanya Fadil panik.

“Kami minta maaf karena bayinya tidak bisa kami selamatkan dan kondisi ibu juga tidak baik. Pasien mengalami benturan di tulang belakang yang membuat pasien menderita lumpuh dan perlu waktu beberapa bulan untuk sembuh.” Dokter menghela nafasnya lalu menatap Fadil. “Pasien juga mengalami kesulitan bicara.” Fadil syok, ia mungusap kasar wajahnya. Sementara Eva, hati wanita itu justru sedang bergembira di dalam sana untuk menyambut kemenangannya.

Pihak rumah sakit menyerahkan jasad bayi laki-laki yang sangat tampan ke tangan Fadil setelah menyelesaikan semua administrasi.

“Kita kuburkan dulu bayinya setelah itu baru kemari untuk melihat Dewi. Saat ini dia masih di ruang evaluasi belum bisa kita jenguk.” Ucap Eva kemudian membawa mobil menuju rumah Fadil.

Sesampainya di rumah, Fadil langsung menyerahkan jasad bayinya pada Bik Eni. Sementara dirinya menghubungi ustad setempat untuk membantu menguburkan bayinya.

“Va, aku harus menghubungi keluargaku dan keluarga Dewi.”

“Jangan! Kamu mau disalahkan atas ini semua? Kamu suaminya, sudah sepantasnya kamu mengambil keputusan sendiri. Lagian, Dewi juga tidak kenapa-kenapa. Kita masih bisa mengobatinya dan soal anak, itu adalah kecelakaan karena Dewi yang tidak pandai menjaga diri. Sudah tahu hamil tua kenapa dia malah pergi ke pasar raya? Kenapa kamu yang harus menanggung kesalahannya? Sekarang, kuburkan saja bayi itu dulu setelah itu kita akan merawat Dewi bersama tanpa sepengetahuan keluargamu.” Fadil mencerna sesaat kemudian menyetujui perkataan Eva.

“Pak Fadil, nama bayinya siapa?” tanya pak ustad saat hendak menuliskan nama bayi tersebut di bayi nisan.

Fadil gelagapan, ia belum pernah membicarakan nama bayi itu dengan Dewi. “Muhammad Akbar!” semua orang menoleh pada Bik Eni. “Ibu pernah mengatakan jika bayinya lahir akan memberi nama itu, Pak.” Fadil mengangguk lalu Pak Ustad langsung menuliskan nama itu di batu nisan yang akan ditancapkan di atas kuburan sang bayi.

Hari berganti dan atas saran Eva, Fadil menjual rumah itu lalu memberhentikan Bik Eni yang selama ini menjaga istrinya. Hidup Dewi seperti sebuah neraka semenjak tinggal di rumah Eva karena setiap saat dia harus melihat adegan memuakkan antara Eva dan suaminya.

Keesokan harinya, hari ini adalah hari libur dan Dewi selalu sarapan pagi bersama Eva dan Fadil karena keduanya juga libur.

Dreet….

“Sayang, mertuaku menelepon!” Fadil panik melihat layar ponselnya.

“Angkat saja!”

“Lalu apa yang harus aku katakan? Mereka pasti bertanya tentang Dewi. Ini sudah waktunya Dewi melahirkan.”

“Katakan saja kalau Dewi mengalami kecelakaan lalu anaknya meninggal dan Dewi sekarang sedang menjalani terapi.”

“Sayang, kamu lupa kalau mereka tahunya aku sedang di luar negeri?” Dewi menatap tajam ke arah Fadil. Ia tidak menyangka jika pria berstatus suaminya itu sudah berbohong sedemikian jauh.

“Ayo, aku akan membantumu!”

Air mata Dewi kembali luruh menyaksikan bagaimana Fadil mengikuti Eva ke kamar hanya untuk mengelabui orang tuanya. Setelah berhasil mengelabui mertuanya, Fadil kembali turun menuju meja makan bergabung dengan Dewi dan Eva.

Fadil menerima suapan dari Eva tapi sesekali matanya melirik ke arah Dewi. “Sayang, jangan terlalu banyak meninggalkan jejak di dadaku. Aku kesulitan menghilangkannya.”

“Kamu juga, Sayang. Kamu tahu, banyak pegawaiku yang selalu tersenyum melihat bekas cintamu. Mereka bahkan menyebutmu liar!”

“Aku memang liar, apa kamu masih perlu bukti?” Eva menaruh piring kemudian langsung mencium dengan liar bibir Fadil di depan Bik Jum dan Dewi. Bik Jum sendiri memilih membuang muka sementara Dewi tidak bisa berbuat apa-apa. Posisi kursi rodanya menghadap mereka membuat Dewi hanya bisa mengurai air mata melihat tingkah sahabat dan suaminya.

“Sayang, jangan membuatku mandi lagi.” Eva tersenyum puas lalu melepas pungutannya.

“Aku telat! Aku harus pergi dulu.” Fadil mencium bibir Eva kemudian langsung pergi meninggalkan meja makan.

Eva tersenyum penuh kemenangan menatap Dewi. “Bik, gantikan seprei kamar sekarang ya! Biar saya yang mengurus sahabat saya!” Bik Jum mengangguk patuh lalu pergi ke kamar atas. Eva duduk di dekat Dewi lalu mengambil obat yang harus diminum Dewi.

“Obat untuk operasimu sudah habis dan luka jahitanmu sudah sembuh. Berarti ini obat untuk terapimu, bukan? Sudahlah! Kamu tidak perlu meminumnya. Akan lebih baik jika kamu terus begini dan lebih baik lagi kalau kamu mati tapi aku masih berbaik budi dengan tidak membuatmu mati karena akan menyenangkan buatku melihatmu cemburu. Ah…rasanya puas sekali.”

 

 

 

***

LIKE...KOMEN....TERIMA KASIH

Terpopuler

Comments

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

Jahatnya Eva, lalu mengapa menyebut Dewi sahabat?

2023-07-31

0

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

Fadil, suami durjana

2023-07-31

0

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

aduh nasib Dewi.. kenapa dia yang jadi korban

2023-07-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!