Akhir Fitnah...

Benar seperti dugaan jika Dewi kembali bersinar melalui prestasinya hingga ia dipilih untuk menjadi asisten dosen salah satu mata kuliah. Kepintaran Dewi akhirnya mengundang rasa penasaran para dosen hingga melalui Ricki sang komisaris. Bapak Iswadi sebagai ketua prodi mengirim pesan kepada Ricki yang saat itu sedang duduk bersama Dewi cs di bawah pohon cinta.

“Tolong suruh Dewi ke ruangan saya!” Ricki langsung menyampaikan pesan ketua prodi pada Dewi membuat suasanan di bawah pohon cinta mendadak berubah.

“Ada apa, Ki?”

“Tidak tahu. Ayo!”

Dewi pergi bersama Ricki. Sesampainya di sana, Dewi dihadapkan seperti mahasiswa yang akan disidang. Dewi diharuskan menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh para dosen penguji untuk membuktikan bahwa rumor yang beredar selama ini fitnah untuk menjatuhkan dirinya.

Ricki, Iskandar dan Reja mewakili HMJ ikut menjadi saksi begaimana Dewi dicerca dengan berbagai pertanyaan dalam bahasa inggris. Semua pertanyaan tidak jauh dari materi yang sedang ia pelajari dan beberapa dosen yang terkenal killer justru memberikan pertanyaan tentang materi semester depan. Untuk menjawab pertanyaan itu, Dewi membutuhkan waktu beberapa detik untuk mengingat kembali ke masa lalu tentang materi tersebut tapi pada akhirnya ia mampu menjawab semua pertanyaan para dosen dengan lancar seperti jalan tol.

“Sepertinya kamu akan lulus lebih cepat dari teman-temanmu dan mereka yang sudah memfitnah kamu jadi simpanan saya harus menahan kekesalan karena fitnahnya tidak berhasil menjatuhkanmu justru kamu semakin terkenal berkat kecerdasan yang kamu miliki.” Celutuk Pak Maimun yang ikut dipanggil saat rumor dirinya dan Dewi merebak. Padahal ia sudah memiliki istri dan anak.

“Melihat kecerdasanmu hari ini, Bapak ingin mengajukan beasiswa S2 untukmu ke luar negeri. Bagaimana? Apa kamu mau? Tapi kamu harus menyelesaikan S1 dalam waktu dua tahun lagi, bagaimana?” tanya Pak Iswadi.

“Mau, Pak. Tolong bantu saya untuk bisa menyelesaikan kuliah dalam waktu seperti yang Bapak katakan.” Dewi mulai antusias.

“Untuk sekarang kami akan membicarakan ke akadimik bagaimana proses selanjutnya.”

“Terima kasih, Pak, Buk.” Ucap Dewi. Air matanya sampai jatuh karena bahagia. Dulu, karena menikah dengan Fadil, ia harus merelakan cita-citanya menjadi dosen karena Fadil tidak ingin dirinya bekerja. Sementara keluarganya juga mendukung keinginan Fadil hingga mereka merantau ke luar kota. Kali ini, Dewi akan mengejar mimpinya dengan penuh semangat.

Video Dewi menjawab pertanyaan para dosen beredar luas diantara para mahasiswa hingga semua fitnah untuk dirinya perlahan mulai mereda. Pandangan para mahasiswa juga sudah berubah saat bertemu dengannya termasuk Bang Reja. Pria yang sempat Dewi kagumi itu akhirnya kembali melakukan pendekatan.

“Maaf ya karena Abang lebih percaya sama fitnah yang beredar dari pada bertanya langsung sama kamu.” Ucap Bang Reja saat Dewi berjalan bersama Ricki setelah sidang dadakan tadi.

Dewi tersenyum, “Aku mengerti kok tapi tetap saja sedih banget saat ingat gimana tatapan menjijikkan dari Abang saat ketemu aku.” Dewi membalikkan situasi.

“Iya, Ja. Kamu jahat banget sama dia.” Sahut Iskandar.

“Makanya aku minta maaf, Is!” geram Bang Reja.

“Sebagai bentuk permintaan maaf, Abang mau ngajak kamu dan Ricki ke kantin. Mau ya?”

“Aku gak diajak?” Iskandar kembali menyela.

“Ayok!” Dewi dan Ricki hanya mengikuti Raja dan Iskandar yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Sementara di pohon cinta, semua mahasiswa termasuk Eka yang paling julid menatap layar ponsel dengan mulut menganga. “Sekarang berhenti memfitnah Dewi sebagai simpanan. Kalian udah lihat sendiri kan sekarang?” ucap Ayi bangga.

“Kok dia bisa menjawab semua pertanyaan dosen ya?” pertanyaan konyol keluar dari mulut si julid Eka.

“Itu karena Mulut Dewi tidak berisi sampah makanya otak dia menangkap semua apa yang dipelajari bukan kayak kamu.” Balas Liyanti membuat Eka menatapnya kesal.

Dari semua orang yang tersenyum hanya Eva yang menyimpan kekesalan dalam hatinya. Ia marah karena Dewi lebih unggul darinya dan para dosen sudah mengetahui kepintaran gadis itu. Eva telah kalah dalam menjatuhkan Dewi di kampus.

“Aku tidak akan menyerah begitu saja, Wi!”  batin Eva.

Sementara di kantin, Bang Reja mulai mencuri-curi pandang kembali ke arah Dewi. Pada dasarnya, Bang Reja memang menyimpan rasa untuk Dewi tapi setelah fitnah yang keluar dari mulut Eva membuat Bang Reja jijik pada sosok Dewi.

“Kamu harus ngajarin aku mulai sekarang, Wi!” ucap Ricki.

“Gampang itu!” balas Dewi.

“Kamu kenapa, Ja? Masih merasa bersalah?” Bang Iskandar memprovokasi keadaan.

“Sekali lagi Abang minta maaf ya?”

“It’s ok! Oh iya, selamat ya udah jadian sama Eva.” Ucapan Dewi membuat Reja tersedak minumannya.

“K-kamu tahu?”

“Apa sih yang kami tidak tahu tentang satu sama lain. Kami ini bersahabat, sudah pasti tahu walaupun harus terciduk dulu sama Rani baru Eva mengaku.”

“Wah, cepat juga kamu berpaling, Ja. Katanya dulu suka sama Dewi, eh ternyata malah jadian sama sahabat Dewi. Kamu gak menjadikan Eva pelarian karena gagal mendapatkan Dewi kan?” Reja sudah kepalang malu mendengar ucapan Iskandar.

“Bang, jangan mempermalukan Bang Reja. Lihat tuh mukanya udah payah kita tempelin kulit kebab.” Ucap Dewi membuat Iskandar dan Ricki terbahak.

“Kamu juga sudah punya pacar ya, Wi?”

“Eh, si Abang. Kalau mau nembak jangan ada kami lah!” sela Ricki.

“Kita saksinya, Ki.” Sambung Iskandar.

“Abang tahu dari mana?” tanya Dewi. Kali ini dia menatap Reja serius.

“Eva yang menampakkan foto saat kamu di café ReTweet sama seseorang.”

“Ouh itu Fadil. Pacar Eva dan ternyata selingkuh denganku.” Kening ketiga pria itu berkerut.

Dewi menyadari kalau ketiga pemuda di depannya menunggu penjelasan panjang. Akhirnya, dia bercerita panjang kali lebar tentang hubungan dia, Eva dan Fadil. Tentu saja soal pertemuan pertama harus menambahkan sedikit bumbu kebohongan supaya tidak ketahuan.

“Jadi kalian terjebak cinta segitiga?” tanya Reja.

“Ya begitulah tapi aku tidak merasa sedih karena aku belum terlalu punya rasa sama Bang Fadil itu. Aku rasa Bang Fadil itu tipe laki-laki yang mudah jatuh hati karena sering bertemu. Seperti Abang di depan kita ini.” Kalimat penuh sindiran tertuju kepada Reja. Iskandar terbahak menupuk bahu Reja yang sedang menatap Dewi penuh penyesalan.

“Jadi kamu tidak berhubungan lagi sama si Fadil itu?” tanya Reja.

“Kenapa? Abang mau lanjut sama aku?”

Gleg…

Pertanyaan Dewi seakan angin segar yang menerpa wajah Reja. “Abang sudah ada Eva. Cukup dia saja, jangan serakah!” ucap Dewi membuat Iskandar dan Ricki tersenyum getir.

“Tapi Abang mau tahu perasaanmu sebenarnya sama Abang gimana?” akhirnya Reja mengeluarkan apa yang masih mengganjal di hatinya selama ini.

“Bang, kita temanan aja ya!”

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!