Berseteru...

“Dia teman kamu?” Fadil terkejut setengah mati saat tahu Dewi adalah sahabat Eva yang juga pacarnya.

“Iya dan sekarang kamu juga pacaran dengannya. Setia sekali kamu, Bang.”

Hubungan keduanya menegang apalagi saat Eva pergi tanpa mendengar penjelasan Fadil. Eva terlanjur sakit hati mengetahui jika Fadil telah berselingkuh dengan Dewi, sahabat dekatnya. Di tempat yang berbeda, Dewi justru sedang berbahagia sambil bercerita semua kejadian pada Fiqi.

“Sepertinya Ukhti senang sekali bisa membalas perbuatan Eva.” Sindiri Fiqi.

“Hehehe…Akhi tahu aja. Habisnya dia itu diam-diam udah fitnah Ukhti di kampus karena Ukhti dapat nilai sempurna dari semua mata pelajaran sementara dia di bawah Ukhti. Pasti dia kesal dan iri.”

“Ukhti, tidak baik berburuk sangka sama orang apalagi sama sahabat sendiri.”

“Dia itu sahabat palsu. Semua keburukannya juga pasti akan terbongkar.”

“Terus pria bernama Fadil itu gimana kelanjutannya?”

“Ya dia nembak Ukhti tapi belum Ukhti kasih jawaban. Istilah kasarnya, Ukhti gantung dan setelah ini urusan Ukhti sama dia sudah selesai. Ukhti hanya perlu menunggu momen saat keluarga Ukhti dan keluarga dia menjodohkan kami. Saat itulah Ukhti mengeluarkan senjata terakhir.”

“Akhi sabar ya!” ucap Dewi kembali.

“Ukhti, apa tidak sebaiknya Akhi mundur saja? Pria itu pasti memiliki nilai lebih jauh dari Akhi. Dia sudah mapan sementara Akhi belum jadi apa-apa. Tidak ada orang tua yang akan melepas anaknya pada pria yang belum jelas seperti Akhi.”

“Kok Akhi jadi pesimis dan meragukan rezeki yang Allah berikan? Untuk apa Akhi belajar jauh-jauh ke Mesir kalau ujung-ujungnya Akhi meragukan janji Allah kepada hambanya? Udah, Ukhti tidak mau bicara lagi, assalamualaikum.”

Tuttt…

Dewi merajuk dan Fiqi merasa bersalah. Fiqi terlahir dari keluarga sederhana, dengan beasiswa, ia mampu melanjutkan S1 ke Mesir. Di sana, ia kembali harus banting tulang mencari uang lebih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hidupnya penuh perjuangan hingga saat Dewi menceritakan tentang sosok Fadil, Fiqi langsung merasa rendah diri.

Hari ini matahari bersinar cerah secerah senyum Dewi. Gadis itu turun dari motornya lalu berjalan santai menuju pohon cinta. Mereka sudah memasuki masa libur tapi Dewi dan ketiga sahabatnya termasuk Eva sengaja bertemu di bawah pohon cinta untuk menyelesaikan persoalan antara dirinya dan Eva.

“Baiklah! Aku akan bermain lakon lagi denganmu, Va.” Gumam Dewi dibalik senyumnya kemudian menghampiri ketiga sahabatnya.

“Dewi udah sampai, jadi langsung aja. Sampai kapan kalian berdua berseteru masalah cowo?” tanya Ayi tegas menatap Dewi dan Eva bergantian.

“Aku tidak merasa berseteru dengan Eva karena aku tidak tahu kalau Eva juga punya hubungan sama Fadil. Aku kan sudah pernah bilang sebelumnya, kalau kita punya pacar lebih baik dikenalin supaya tidak menimbulkan masalah seperti ini. Sekarang aku sudah tidak berhubungan lagi sama Fadil, aku juga tidak marah sama Eva karena yang salah di sini itu Fadil. Dia itu tukang selingkuh, dia sudah pacaran sama Eva tapi masih mau jadi pacarku. Menurutku, kita ini terlalu begok kalau sampai musuhan gara-gara dia. Lagian cowo yang dekat sama kamu gak cuma dia kan, Va?” tanya Dewi menatap Eva si sahabat palsu.

“Benar yang dibilang Dewi, Va. Jangan sampai persahabatan kita putus gara-gara cowo. Kemarin aku sempat lihat dari jauh kalau kamu lagi jalan sama Bang Reja HMJ. Dari yang aku lihat, gestur kalian seperti orang pacaran.” Sahut Rani membuat semua mata tertuju pada Eva.

“Benar, Va?” tanya mereka serentak.

Eva kalah telak, ia kepergok Rani dan tidak ada yang bisa ia sembunyikan karena mata jeli Rani sangat pintar menilai gestur seseoran apalagi sahabatnya sendiri. Eva mengangguk, “Kalau kamu pacaran sama Bang Reja kenapa kamu marah sama Dewi karena dia dekat sama Fadil? Kesannya kamu serakah sekali jadi cewe.” Celutuk Ayi bin nyelekit membuat Dewi tersenyum penuh kemenangan.

Akhirnya, perseteruan antara Dewi dan Eva berakhir tapi tidak soal fitnah yang Eva sebarkan dikalangan mahasiswa. Dewi tidak ingin membuka semuanya saat ini. Ia sudah menyusun jadwal tersendiri untuk itu.

Hari berlalu berganti bulan. Tidak terasa libur kuliah telah usai. Apa yang Dewi lakukan selama sebulan penuh tanpa kuliah? Dia menjadi detektif swasta untuk dirinya sendiri. Dewi sering memantau Eva dan Fadil di hari-hari tertentu termasuk di café ReTweet. Dewi harus bergerak cepat untuk mengumpulkan bukti kedekatan mereka sebelum acara pertunangan tiba.

Eva benar-benar serakah seperti yang Ayi ucapkan. Di depan para sahabatnya, ia berkata tidak akan bertemu dan menjalin hubungan lagi dengan Fadil. Ia akan fokus pada Bang Reja saja tapi dari bukti yang Dewi temukan, Eva dan Fadil masih berhubungan. Pelukan, ciuman dan bermesraan lainnya mereka lakukan di rumah Eva maupun di café ReTweet.

Eva berhubungan dengan Fadil dan Reja di waktu yang berbeda. Gadis itu sungguh pintar mengatur waktu. Kuliah semester baru dengan mata kuliah yang berbeda dan dosen yang berbeda pula membuat suasana semakin segar tapi tidak dengan Unit D. Suasana kelas itu masih terbawa pengaruh di semester lalu dengan aroma sindiran dan ejekan yang khas dari mulut beberapa mahasiswi seperti salah satu mahasiswi yang terkenal suka menjelekkan temannya yang bernama Eka. 

“Wi, kali ini dosen baru lagi ya!” ucap Eka saat Dewi memasuki kelas.

“Kamu tanyea???” balas Dewi yang membuat para penghuni Unit D serentak tertawa.

Dewi yang kalem berubah mengikuti keadaan. Ia tidak mau menerima sindiran atau ejekan dari orang-orang jenis si Eka ini.

“Wi, aku bertanyea-tanyea. Pendekatan apa yang cocok untuk mendapatkan nilai tinggi apalagi ini dosen baru?”

“Eka, jangan buat suasana gak nyaman.” Protes Ricki.

“Aku bertanyea-tenyea, Gays. Kenapa? Gak salah kan?”

“Aku jawab saja biar kamu tidak bertanyea-tanyea. Kasihan kalo mati jadi arwah gentayangan terus datang ke rumahku tiap malam. Aku tak sanggup! Pendekatan yang kulakukan adalah ????” Dewi menjeda ucapannya.

“Nungguin ya???” lanjutnya membuat suasana kembali ceria walaupun ia sedang terlibat perang mulut denga Eka.

“Ambil bukumu lalu buka dan baca tujuh hari tujuh malam. Buang semua sampah dalam hati dan pikiranmu supaya semua pelajaran itu dapat masuk dengan mudah. Karena selama ini aku perhatikan, kamu terlalu banyak menyimpan sampah jadi maaf-maaf saja kalau kamu sulit mengejar nilaiku. Lebih-lebih mulutmu yang penuh sampah itu juga harus rajin dibersihkan supaya apa yang kamu baca masuk ke otak bukan menjadi angin lalu.”

Suara tepuk tangan datang dari Rani, Ayi dan Ricki. Mereka bertiga tertawa sumbang sementara Eka sudah menahan kesal dengan perkataan Dewi untuknya.

“Ada yang panas tapi bukan api!”

 

***

Terpopuler

Comments

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

wkwkwk...

2023-08-01

0

istrinya Taehyung 💜

istrinya Taehyung 💜

dan ketawanya Rani dan eyi nular ke sini 🤣

2023-02-23

0

Aida Fitriah

Aida Fitriah

ayo semangat dewi jangan mau di tindas💪💪💪💪

2023-02-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!