Kecurigaan

Tubuh Abimayu berangsur mulai membaik, apalagi Nayla membalas dekapannya. Rasa aman dan kehangatan menjalar di tubuhnya.

Mimpi yang ia alami sungguh mengerikan, semua seolah tampak nyata. Bahkan rasa sakit akibat benturan bisa ia rasakan. Bersyukur perempuan yang dalam pelukannya mengakhiri mimpi buruk itu.

"Tenang, semuanya hanya mimpi buruk." Ulang Nayla, ada rasa simpati untuk Abimayu. Entahlah mimpi apa yang sudah dialami, tapi pasti itu sangat mengerikan sampai reaksi tubuhnya berlebihan seperti ini.

"Sangat buruk," desis Abimayu, ia mengeratkan pelukannya pada Nayla membuat perempuan itu menjadi canggung dan tersadar akan posisi mereka.

"Hm, sudah pagi. Aku akan menyiapkan sarapan untuk mu." Nayla berusaha melepaskan diri, ia mulai merasa tidak nyaman.

"Sebentar lagi." Suara Abimayu terdengar serak.

Nayla memejamkan mata, telinganya memerah. Ia tidak lagi memeluk Abimayu, tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk melepaskan pelukan pria itu.

"Sudah 5 menit, aku harus pergi. Kau juga harus berangkat kerja bukan." Dalih Nayla untuk melepaskan diri dari Abimayu.

Laki-laki itu mau tidak mau harus melepaskan Nayla dengan berat hati, rasa aman dan kehangatannya seolah terenggut secara paksa.

Nayla masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan keluar dengan wajah yang segar. Lalu memberitahu pria itu untuk keluar kamar.

"Aku selalu ingin di dekat mu." Gumam Abimayu tanpa sadar. "Jangan pergi." Ia ingin menghentikan Nayla, namun tak bisa. Suaranya tak terdengar oleh perempuan itu membuatnya tetap pergi.

Maya sudah berdandan dengan begitu cantiknya, hari ini ia berniat mengunjungi Abimayu di kantornya. Ia mengenakan blus putih dengan rok spam mini, paha mulusnya terpampang sangat jelas.

Bagaimana pun semua rencananya tidak akan lancar tanpa laki-laki itu, maka dari itu ia harus memastikan Abimayu menjalankan setiap apa yang ia beritahu kemarin.

Nayla mengantarkan Abimayu sampai menaiki mobil, tentu saja itu atas keinginan Abimayu yang memaksanya tadi. Biasanya ia hanya mengantar sampai pintu saja, dan selanjutnya Alex yang akan mengambil alih membantunya menaiki mobil.

"Aku pergi, jaga dirimu di rumah." Ucap Abimayu sebelum mobilnya keluar dan membelah jalan.

Nayla tertegun mendengar itu, baru kali ini Abimayu mau berbasa-basi dengannya. Biasanya langsung pergi saja.

"Apa ini bagian dari rencananya, Nona." Elis sang pengawal tiba-tiba berdiri di sampingnya.

"Entahlah, tapi yang pasti aku tidak akan terjerumus ke dalamnya." Nayla berbalik, berjalan menuju rumah diikuti Elis.

Ketika memasuki kamar, Nayla melihat dokumen yang di siapkan oleh Abimayu tadi. Apa dia melupakannya? Pikir Nayla. Ia mendekati dokumen yang berada di nakas, melihatnya sekilas.

"Sepertinya dokumen penting," gumamnya, ia ingin meraih ponselnya untuk memberitahu Abimayu. Tapi jika dipikir-pikir, sebaiknya ia saja yang mengantarkannya. Nayla membersihkan diri, ia bersiap-siap. Tak lupa juga memberitahukan pada Elis.

Tibanya Abimayu di ruangannya, Maya langsung menyambungnya dengan hangat. Perempuan itu bertingkah anggun dan menggoda dalam waktu bersamaan.

Abimayu tertegun bukan karena penampilannya, tapi ia terkejut melihat Maya perempuan yang sangat mengerikan di dalam mimpinya.

Sejak bangun tadi, ia sangat berharap tidak bertemu dengan Maya untuk sementara waktu. Tapi pagi ini malah bertemu dengannya, salahkan dirinya yang memberikan akses lebih?

"Kenapa? kau tidak senang bertemu dengan ku." Suara Maya dibuat sedih, penyambutan Abimayu seolah tidak mengharapkan kedatangannya. Karena biasanya laki-laki ini akan langsung memberikannya senyum hangat, merangkulnya lalu mulai bercerita yang membosankan menurut Maya.

Abimayu berusaha menampilkan senyum, "Tentu saja aku senang bertemu dengan mu," dustanya. Dalam hati ia mengatakan sebaliknya.

Maya tersenyum manis, tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Ia kembali fokus pada tujuannya untuk memanfaatkan Abimayu.

Perempuan itu membelai rahang Abimayu, hal yang selama ini Abimayu suka tapi kali ini laki-laki itu merasa risih. Ia beberapa kali berusaha menghindar, tapi Maya tidak menyadarinya.

Maya masih membelai, Abimayu memejamkan mata tidak bisa berbuat apa-apa. Dan tepat saat itu, Nayla membuka pintu dan melihat keduanya.

Baik Maya maupun Abimayu tersentak, Abimayu dengan cepat melepaskan tangan Maya. Ia mundur beberapa langkah untuk menjauhi Maya, entah mengapa ia merasa dipergoki selingkuh oleh istrinya.

Nayla memandang keduanya dalam diam, membiarkan keduanya mengekspresikan keterkejutannya masing-masing.

"Ini tidak seperti yang kamu lihat." Abimayu mendekati perempuan yang merupakan istrinya, berniat menjelaskan.

"Aku datang mengantar dokumen yang kau lupa," tanpa membalas ucapan Abimayu, Nayla menunjukkan dokumen yang ada di tangannya.

Abimayu melihat itu, dokumen yang sudah ia persiapkan untuk rapat siang nanti. Namun ia lupa membawanya, dan sudah menyuruh Alex untuk mengambilnya nanti.

"Sebenarnya aku sudah menyuruh Alex untuk mengambilnya, tidak mengira kau datang membawakannya." Nayla pun menyerahkan dokumen itu yang langsung diterima oleh Abimayu.

"Tadi apa yang kau lihat, tidak seperti yang kau kira." Abimayu masih membahas soal tadi, takut sekali perempuan itu salah paham. Maya sendiri merasa terabaikan, tapi ia bersyukur Abimayu bisa mengambil sikap. Mengambil hati perempuan itu yang nantinya akan di hempaskan.

Nayla mengangkat bahu seolah tidak peduli, memang sejatinya ia tidak peduli. "Aku tidak melihat apa-apa." Katanya pura-pura bodoh. Abimayu yang mendengarnya semakin tidak tenang.

Lain hal dengan Maya, perempuan itu menganggap bahwa sikap yang ditunjukkan oleh Nayla karena perempuan itu belum mencintai Abimayu. Itu berarti ia harus menyuruh Abimayu bekerja keras untuk mengambil hati Nayla.

"Hai, Nay." Sapa Maya singkat. "Benar, tadi tidak seperti yang kau lihat." Ia ikut mengklarifikasi. Nayla diam, bahkan melirik pun tidak.

"Aku hanya datang mengantarkan itu." Ucap Nayla pada Abimayu, mengabaikan Maya.

"Kenapa cepat sekali?" rasanya Abimayu tidak ingin Nayla meninggalkannya, sikapnya sangat aneh, ia mengakui itu.

"Ku lihat sepertinya kau memiliki tamu."

"Tidak, aku tidak memiliki tamu." Sela Abimayu cepat.

Nayla melirik Maya melihat reaksi perempuan itu, dan bertepatan dengan dering ponsel Maya yang menunjukkan nama penelepon.

"My Honey." Nayla membacanya, spontan. Abimayu yang mendengar jadi salah paham, ia mengira Nayla memanggilnya. Membuat perut laki-laki itu tergelitik. Maya sendiri jadi diam membeku. Lalu dengan cepat mematikan layar ponselnya.

"Kenapa kau mematikannya? siapa tahu kekasih mu membutuhkan bantuan mu." Sahut Nayla membuat Maya semakin gelagapan.

Abimayu awalnya bingung, tapi melihat situasi dan gelagat aneh Maya yang berusaha menyembunyikan sesuatu membuat ia menaruh curiga pada kekasihnya itu.

"T-tidak, kau salah paham. Dia bukan kekasih ku."

Nayla mengangkat alis, begitu pula Abimayu.

"Aku pamit pergi." Ucapnya pungkas, memutus pembicaraan yang bisa merugikan dirinya. Dalam hati ia merutuk pada Barra yang menelpon tidak tahu tempat.

"Aku juga harus pergi." Nayla melihat jam di pergelangan tangannya. Rencananya setelah memberikan dokumen pada Abimayu ia akan singgah ke kantor papanya lalu menemui ibunya di rumah.

"Tidak bisakah lebih lama lagi sedikit." Abimayu berusaha menahan.

Nayla berpikir sejenak, lalu informasi yang dibawa oleh Alex membuat Abimayu tidak bisa lagi menahannya.

"Rapat dipercepat menjadi 30 menit ke depan, Tuan." Beritahu Alex.

"Kau bekerjalah dengan baik, aku tidak ingin mengganggu mu." Ucap Nayla sebelum pergi, ia juga sudah meminta ijin untuk mengunjungi rumah orang tuannya.

"Hati-hati, kalau sempat aku akan menjemput mu." Nayla awalnya menautkan alis, tapi kemudian ia pun mengangguk dan keluar dari ruangan itu.

"Ada lagi yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Alex sebelum pergi.

"Aku ingin kau mengawasi Maya dan melaporkan segala aktivitasnya pada ku." Dari tadi Abimayu sudah menimbang, dan memutuskan melakukan hal tersebut. Menurutnya tidak ada salahnya mengawasi sang kekasih. Ia tidak menyadari, muncul kecurigaan dalam hubungan mereka.

*****

Bersambung...

Terpopuler

Comments

fabdul

fabdul

Serius, jangan baperr...

2023-04-02

0

anray

anray

pokokmen nayla kudu kuat hati ke abi,BENER jangan mudah baper biar dia bisa merasakan menjadi cowok yg begitu bodoh

2023-03-12

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!