Cinta Tulus Danti
POV Danti
"Dulu kupikir dengan cinta aku bisa menghadapi semuanya. Kupikir dengan kekuatan cinta kami berdua, kami pasti bisa membina keluarga yang bahagia dan dapat mematahkan rintangan yang ada. Tetapi ternyata cinta bukan segalanya, hidup ternyata bukan hanya dengan cinta saja"
...********...
Danti menandatangani surat perceraian di depan nya dengan mengigit bibirnya, berusaha menahan air matanya yang mau turun dan dadanya yang sesak terasa mau pecah.
Tampak Reinhart memandangnya dengan tajam dan menghela nafas kasar.
"Kau terlalu keras hati! Aku sudah bilang aku akan tetap mencintai mu apa pun yang terjadi! Aku menikahi Mira hanya karena kita tidak bisa menepati janji kita pada ibu. Hati ku tetap milik mu seorang Danti! Mengapa kau malah memberi ku pilihan yang sulit dan ingin bercerai?", ujar Rein tidak puas.
"Tapi aku tidak pernah berjanji pada ibu, mas Rein", sahut Danti lirih.
"Kesabaran ku ada batasnya Danti! Aku sudah berusaha memberi pengertian pada mu, tapi kau gak mau mengerti. Baiklah ku turuti keinginan mu kalau itu mau mu, biar kau puas! Jangan menyesal di kemudian hari!", ancam Reinhart mengambil dengan kasar kertas yang sudah ditandatangani Danti.
Danti menatap nanar Rein yang duduk di depannya dengan sedih, baru kali ini Rein berkata kasar padanya. Sejak dari pertama mereka menjalin kasih sampai menikah, Rein tidak pernah bersikap kasar padanya. Walaupun kadang ada perselisihan di antara mereka, Rein lebih banyak memilih diam dan mengalah.
...********...
"Karena kau yang ingin bercerai, maka aku tidak akan memberikan mu ganti rugi apapun juga!", ancam Reinhart.
Danti memandang Rein dengan hati yang terluka. Sepertinya Rein sudah lupa dengan semua janjinya dulu saat ingin mempersunting Danti sebagai istrinya.
Danti sadar Rein mengatakan hal itu tentu untuk mengancamnya agar dia membatalkan niatnya. Tapi dari dulu Danti punya prinsip dalam suatu pernikahan, selamanya suaminya akan menjadi satu-satunya pria dalam hidupnya, dan tentu dia juga ingin menjadi satu-satunya wanita dalam hidup suaminya. Danti memang perempuan yang berhati lembut. tapi saat sudah tidak sesuai dengan prinsipnya, dia akan menjadi sekeras gunung batu.
"Aku juga tidak akan memberi kau tunjangan apa pun, karena perceraian ini terjadi atas kehendak mu!", ancam Rein dengan kejam.
Danti hanya mengangguk mengiyakan tanpa memandang ke wajah Rein lagi, dia khawatir air matanya yang tidak bisa diajak kompromi itu terlihat oleh Rein. Dia tidak mau terlihat seperti perempuan yang lemah, Danti pun segera berlalu dari ruangan itu meninggalkan Rein yang mengepalkan tangannya geram.
...********...
Saat menikah dengan Reinhart, Danti masih sangat muda, berusia delapan belas tahun, Danti baru lulus SMA. Danti mengenal Rein karena Rein sering membeli barang di toko orang tua Danti.
Tanpa sengaja suatu hari Rein bertemu dengan Danti yang sedang duduk di meja kasir itu, langsung menyukai Danti pada pandangan pertama. Saat mengenal Reinhart, Danti masih duduk di kelas dua SMA, sedangkan Rein seorang pria mapan yang sudah berusia dua puluh lima tahun.
Danti yang hanya anak tunggal, dan selalu manja dengan orang tuanya, tentu dengan mudah menyukai Rein yang memiliki wajah tampan dan dewasa.
Jalinan kasih mereka pun dimulai dengan Rein yang meminta ijin pada orang tua Danti untuk membawa Danti sekedar pergi menonton, ataupun makan.
Saat kelulusan SMA, Danti harus menerima kabar buruk kalau orang tuanya mengalami kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.
Danti yang baru lulus dan selalu dimanja kedua orang tuanya itu akhirnya tidak memiliki keahlian apa-apa. Untung saja Reinhart yang tidak tega melihat Danti hidup sendiri, langsung melamarnya dan memperistri Danti.
Maka mulailah Danti dengan kehidupan barunya sebagai istri Reinhart. Sebetulnya ibu Reinhart kurang suka dengan Danti yang masih terlalu muda dan tidak mengerti pekerjaan rumah tangga, dan sepertinya tidak bisa mendukung karier Rein, malah jangan-jangan Rein yang harus momong Danti menurut pemikiran ibu Reinhart. Tapi ibu Reinhart tidak berani menentang keinginan Rein. Rein adalah anak yang mandiri, ibu Rein menjanda sudah lama, dulu kehidupan Rein cukup sulit, tetapi menjelang dewasa, Rein berhasil dalam meniti karirnya, bahkan Rein berhasil menjadi manajer di sebuah perusahaan berskala besar karena kecakapannya
Akhirnya Rein bisa membawa ibunya hidup makmur bersamanya, karena itulah, ibu Rein cukup menghormati keinginan Rein, walau hatinya merasa tidak puas dengan pilihan Rein.
...********...
Danti yang pada dasarnya manja, sering berselisih dengan sang mertua karena ketidakcakapannya dalam mengerjakan hal rumah tangga. Walaupun Danti mengalah terus, terkadang saat moodnya sedang jelek, Danti tentu mengadukan hal itu pada sang suami.
"Mas aku tak tahan dengan ibu, ibu selalu menyalahkan aku! padahal aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk mempelajari apa yang ibu ajarkan, tapi selalu ada saja tidak memuaskan hati ibu", keluh Danti suatu saat.
"Sudah! Kau yang sabar ya sayang, lebih banyak mengalah saja sama ibu, maklum ibu ingin kau melayani ku dengan baik. Padahal aku sudah berkali-kali mengatakan pada ibu kalau kau sangat pintar melayani ku!", hibur Rein.
"Tapi aku sering merasa menjadi tidak berguna mas, aku sepertinya hanya menjadi beban kau dan ibu mu saja. Sepertinya ibu tidak menginginkan ku menjadi istri mu", keluh Danti yang perasa itu dengan mata berkaca-kaca.
"Sudahlah, nanti aku akan bilang pada ibu untuk lebih sabar dengan mu lagi. Buat ku kau ada di samping ku saja sudah cukup, padahal aku sudah sering menyuruh ibu untuk memakai pembantu saja. Sudah jangan pikirkan itu lagi sayang, sini aku kangen pada mu setelah seharian bekerja di kantor", rayu Rein yang langsung membawa Danti masuk dalam pelukannya dan mulai mengecupnya. Akhirnya masalah yang ingin disampaikan Danti selalu berhenti sampai di situ saja, ketika Rein mulai merayunya, Danti akan lupa segalanya.
********
Ternyata perasaan Danti menjadi kenyataan, ketika memasuki tahun keempat pernikahan mereka, sang ibu mertua mulai menyalahkan Danti yang masih belum memberinya keturunan juga.
Sampai akhirnya ibu mertuanya mengusulkan hal gila, meminta Reinhart untuk menikahi perempuan yang merupakan anak dari kerabat jauhnya.
"Tidak Bu, aku sudah bahagia dengan Danti saja", ujar Rein yang langsung menolak permintaan ibunya itu.
Mendengar itu tentu Danti bisa bernafas sedikit lega, setidaknya Rein benar-benar mencintai dia dengan segala kekurangannya.
"Baiklah kalau kau tak mau, berarti kau memaksa ibu tua mu ini mati! Kau ingin menjadi anak durhaka hanya gara-gara perempuan sial ini", ujar Bu Tati yang kali ini sudah kehilangan rasa sabarnya dan mengeluarkan kata kasar.
"Baiklah Bu, berilah kami waktu setahun lagi. kalau saat itu Danti belum juga hamil aku akan menyetujui permintaan ibu!", ujar Rein akhirnya.
"Baiklah, saat itu kau harus memenuhi janji mu Rein. Ibu yakin perempuan sial ini mandul, melakukan apa saja tidak becus, bisanya hanya bermanja-manja saja, bahkan memberi keturunan saja pun tidak mampu dan hanya menjadi beban mu saja!", gerutu Bu Tati yang menatap benci ke Danti.
...********...
"Mas, bagaimana kalau sudah setahun aku belum hamil juga? Aku takut mas!", ujar Danti memeluk Rein dengan cemas.
"Kita berdua sehat sayang, yakinlah kita akan segera punya anak. Nanti kalau sudah punya anak, ibu juga tidak akan membenci mu lagi", hibur Rein saat itu, membalas pelukan Danti dan mengecup dahi Danti untuk menenangkan sang istri.
Bersambung.........
...Hi pembaca tersayang, bertemu kembali dengan karya author kali ini agak berbeda ya ceritanya, lebih ke rumah tangga....
...Semoga readers ku semua bisa suka dan terhibur walau ceritanya kali ini mengandung bawang ya....
...Happy reading...
...😘😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 18 Episodes
Comments
Hamimah Jamal
baru nyampek thor...
2023-04-17
5
Eva_pop12
hadirr kk,, semangat. pertama kali mampir☺
2023-03-07
5
Juliet Chen
hadir kak author,
2023-01-24
10