Rahasia Adi dan Danti

...*** Enam tahun kemudian ***...

"Mas Adi, aku bawa Deo ke sekolah dulu ya!", ujar Danti pada seorang pria yang duduk di atas kursi roda

"Iya, hati-hati di jalan ya!", ujar Adi tersenyum.

"Iya mas", sahut Danti segera mencium punggung tangan pria itu, anak kecil yang berusia sekitar lima tahun itu juga mengikuti jejak sang ibu.

"Aku pergi dulu, yah!", ujar Deo yang juga mencium punggung tangan Adi. Adi tersenyum dan mengangguk. Adi memandang kepergian ibu dan anak yang dikasihinya itu berjalan keluar dari toko kelontong miliknya.

"Untung aku memiliki kalian dalam hidup ku, sehingga hidup ku tidak kesepian! Tapi sungguh kasihan Danti, dia masih muda dan cantik harus terikat hidupnya dengan aku yang cacat ini!", sesal Adi dalam hati.

...********...

Adi terkenang saat pertama kali dia bertemu dengan Danti yang berpenampilan rusuh, dan mau melamar kerja di tempatnya. Saat itu Adi masih belum duduk di atas kursi roda. Ketika tahu kalau Adi adalah pemilik toko kelontong itu, tampak wajah Danti yang polos ketakutan dan berkata kalau dia tidak jadi melamar di tempat Adi.

Entah mengapa sejak pertama bertemu Danti, Adi langsung merasa kasihan kepada Danti, entah karena wajahnya yang polos dan cantik, atau keadaannya yang membuat perasaan kasihan timbul.

"Katanya kau lagi butuh pekerjaan, tapi sesudah aku berkata aku adalah pemiliknya, mengapa kau tidak jadi menerima lowongan itu? Apakah kau takut tidak dibayar? Apakah wajah ku seperti penjahat?", tanya Adi penasaran melihat wajah Danti yang sepertinya ketakutan.

"Aku mau mencari pemilik yang perempuan saja tuan, karena saya juga mencari yang memberikan tempat tinggal", ujar Danti memberikan alasannya.

Mendengar perkataan Danti, Adi hanya bisa menghela nafas, dia yakin kalau Danti mungkin trauma bertemu pemilik laki-laki, mungkin saja Danti sering digoda karena kecantikannya.

"Kau tidak usah khawatir, aku tidak akan melakukan apa-apa pada mu! Lagipula aku tinggal bersama ibu ku! Ibu ku masih di dalam dan sedang memasak, nanti aku kenalkan!", ujar Adi menjelaskan. Toko kelontong yang dimiliki Adi cukup besar dan panjang, menyatu dengan rumah tinggal di belakang toko.

Ketika Danti melihat ibu Adi yang keluar, wajah Danti langsung terlihat lega dan langsung setuju untuk bekerja di toko kelontong Adi.

Saat itu, ibu Adi masih hidup, Ibu Adi yang cukup sabar dan ramah akhirnya membuat Danti betah bekerja pada keluarga itu.

Danti bersyukur juga sesudah begitu lama dia merantau jauh dan berpindah kota untuk menghindari Rein setelah mereka menandatangani surat cerai, akhirnya dia menemukan tempat yang cocok. Padahal saat itu uang yang diberikan Rein sudah hampir habis, Danti sudah kebingungan, tapi untung saja dia mendapat pekerjaan tepat waktu.

Lebih beruntung lagi, ketika ibu Adi dengan sabar mengajarinya pekerjaan yang Danti tidak bisa, Danti baru mengerti ternyata selama ini dia sulit bisa meniru pekerjaan Bu Tati (mertuanya dulu), karena hatinya yang belum apa-apa sudah takut salah, akhirnya tidak ada yang bisa dia kerjakan dengan bagus karena sudah ketakutan duluan.

Berbeda saat dia belajar dengan ibu Adi, walaupun lambat, tapi akhirnya Danti bisa melakukan semua pekerjaan itu dengan baik.

Tapi masalah kembali menerpa Danti, ketika suatu hari saat bekerja, Danti tiba-tiba saja jatuh pingsan karena kelelahan. Adi dengan sigap segera membawa Danti ke rumah sakit. Danti benar-benar tidak menyangka kalau dia sudah dalam keadaan hamil, hal yang sudah dia tunggu begitu lama malah dia dapatkan setelah bercerai dengan Rein. Sungguh nasib sudah mempermainkan hidupnya.

Dalam hati Danti timbul rasa dendam pada sang mertua yang sudah memisahkan dia dengan pria yang dia cintai, bahkan membuat dia tidak bisa berpijak di rumahnya sendiri.

"Akan ku sembunyikan kehamilan ku, sampai kapan pun kau tidak akan tahu kalau kau sudah memiliki seorang cucu! Lagipula kalau aku sekarang pulang dan mengaku hamil, paling dia akan menuduh kalau anak di perut ku bukan milik mas Rein, karena aku hamil setelah pergi dari rumah itu! Aku sudah tak ingin sakit hati lagi", pikir Danti dalam hati mencoba tegar.

...********...

Setelah berpikir panjang, Adi akhirnya memutuskan bertanya pada Danti.

"Siapa yang sudah menghamili mu? Coba kau beritahu aku. aku akan meminta keadilan untuk mu!", tawar Adi.

Danti benar -benar terharu dengan kebaikan Adi, selama dia bekerja di toko kelontong Adi, Adi adalah pria yang sangat sopan, sama sekali tidak pernah menggodanya. Danti akhirnya dengan jujur mengakui kalau dia baru tahu hari ini dia sedang hamil, padahal dia sudah bercerai dengan suami nya.

"Apakah kau tidak ingin coba rujuk dengan suami mu, demi anak yang kau kandung?", tanya Adi merasa kasihan.

"Kami sudah tidak mungkin rujuk lagi, suami ku sudah menikahi perempuan lain", ujar Danti menghapus air matanya. "Apakah tuan tetap akan menerima saya bekerja pada tuan, walaupun saya dalam kondisi hamil?", tanya Danti sendu.

Adi yang tidak tega melihat keadaan Danti akhirnya menawarkan sesuatu yang membuat Danti kaget dan langsung menggeleng tidak setuju.

"Jangan Tuan! Kita tidak saling mencintai, tuan hanya merasa kasihan pada saya, saya tidak bisa menerima kebaikan tuan", jawab Danti langsung menolak tawaran dari Adi yang ingin menikahinya.

"Boleh dibilang begitu, kita saling menguntungkan. Menikah dengan ku setidaknya anak mu sesudah lahir akan memiliki status!", ujar Adi.

"Tapi itu tidak menguntungkan buat tuan, hanya menguntungkan buat saya. Saya sudah tidak ingin menjadi benalu lagi tuan", ujar Danti yang trauma dengan sang mertua yang sering menyebutnya benalu.

"Aku tawarkan pada mu, sudah pasti menguntungkan buat ku juga. Ibu ku sudah sakit parah, dan dia sudah lama menginginkan ku menikah dan punya anak. Tapi hal itu tidak mungkin buat ku. Aku pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan aku impoten. Ibu ku tidak pernah ku beritahu, aku takut dia khawatir. Menikahlah dengan ku, aku akan menjaga mu dan anak mu kelak. Kalau suatu hari kau menemukan pria yang kau cintai, aku akan melepaskan mu, kalau ibu ku sudah tiada. Menikah dengan ku kau membantu ku membahagiakan ibu ku juga. Jadi kita saling menguntungkan, lagipula selama ini hubungan kita juga cukup baik bukan?", ujar Adi menawarkan.

Danti tentu kaget mendengar rahasia Adi, dia tidak menyangka Adi yang berbadan tegap, walau wajahnya tidak terlalu tampan, tapi cukup menarik menderita sakit yang paling ditakuti oleh kaum Adam. Pantas saja Adi belum menikah di usia yang cukup matang. Danti baru tahu ternyata hidup seseorang tidak bisa dilihat di muka saja, ternyata kadang setiap orang memiliki hal yang menyakitkan yang disembunyikan dalam hati. Danti akhirnya menyetujui usul Adi setelah berpikir panjang, apalagi ibu Adi menyambut suka cita keinginan anaknya, tanpa mengetahui sakit yang diderita anaknya, tanpa mengetahui rahasia yang disimpan Danti, bahkan sampai ibu Adi meninggal, dia tidak pernah mengetahui rahasia pernikahan Adi dan Danti.

Bersambung........

Terpopuler

Comments

Mamie Sekar (AsK)

Mamie Sekar (AsK)

seru banget kak. tapi mewek, nyicil karena sinyal tak memadai 😭

2023-02-03

0

Rendra Nawi

Rendra Nawi

lanjut thor

2023-01-30

1

Nobita Dora

Nobita Dora

gak sabar nunggu mertuanya tahu kak🤣🤣

2023-01-30

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!