Danti berdiri di pusara sang ibu mertua, setelah mengantar Deo ke sekolah. Entah mengapa, Danti selalu merasa bersalah sudah membohongi mertuanya (Ibu Adi) yang baik hati itu. Hal yang membuat Danti sering mengunjungi tempat pemakaman ibu Adi untuk mengurangi rasa bersalahnya, sekalian membersihkan kuburan ibu Adi.
Perbedaan ibu Adi dan Ibu Rein sangatlah jauh, bagaikan bumi dan langit. Ibu Adi perhatian dan selalu sabar mengajari Danti, sehingga sekarang Danti juga sudah bisa memasak dan rasanya cukup enak, berbeda saat dia masih bersama Rein, semua yang dia kerjakan tidak ada yang berhasil. Semua hasil kerjaan Danti selalu di cemooh ibu Rein. Sehingga Danti merasa hanya seperti istri boneka, yang hanya menghiasi rumah, tapi tidak pernah becus mengerjakan apa-apa.
Setelah ibu Adi meninggal, suatu saat Adi menyuruh Danti meninggalkannya dan mengarungi kehidupannya sendiri bersama pria lain yang lebih sempurna.
"Aku tak ingin mengikat mu lagi. Ibu ku sudah meninggal, aku ingin membebaskan mu Danti. Kau masih muda dan cantik, sekarang kau sudah tidak seperti dulu yang polos dan tidak berpengalaman dalam kehidupan. Aku yakin sekarang kau sudah bisa hidup mandiri! Pergilah!", usir Adi tanpa ekspresi.
Sejak Adi harus duduk di kursi roda, Adi memang menjadi rendah diri. Dia merasa menjadi beban buat Danti, bukan dia yang menjaga Danti seperti janjinya dulu, malah Danti sekarang yang harus menjaganya.
Kakinya yang pernah dipasang pen pada saat kecelakaan dulu, tidak Adi pedulikan. Adi sama sekali tidak pernah melakukan cek pada kakinya itu. Suatu saat kakinya bengkak dan terasa sakit, saat dilakukan pengecekan ternyata kaki Adi terinfeksi karena pemasangan pen itu, tapi sayang sudah terlambat, kaki Adi harus diamputasi, kalau tidak akan mengalami pembusukan.
...********...
Mendengar perkataan Adi, Danti langsung menangis tersedu-sedu dan bersimpuh di bawah kursi roda Adi.
"Kau jangan pernah mengusir ku mas, sudah cukup bagi ku bercerai sekali. Aku selamanya akan menjadi istri mu, baik ada ibu maupun tanpa ibu, kecuali kau merasa dengan adanya aku mengganggu hidup mu, aku akan pergi! Hanya kau satu-satunya orang yang begitu baik dan tulus pada ku! Apakah aku begitu tak berguna? Bahkan kau saja tidak menginginkan aku lagi?", tanya Danti dengan sedih.
Mendengar perkataan Danti, akhirnya Adi tidak tahan untuk memeluk Danti. Walaupun dia dan Danti memiliki hubungan suami istri yang tidak normal dan hanya saling menolong saja, tapi Adi sudah terlanjur menyayangi Danti dan Deo, hanya kedua orang itu yang membuatnya bertahan untuk hidup.
Sejak itu Adi tidak pernah mengungkit-ungkit masalah itu lagi.
...********...
Dari ruang kerjanya Rein menatap ke arah jendela. Langit terlihat mendung dan sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Saat seperti ini Rein langsung teringat Danti. Dulu setiap hujan, Danti dengan setia menunggu dia pulang di teras rumah, hanya menyiapkan payung, untuk memayungi Rein dari mobil ke rumah agar tidak kena hujan.
"Aku itu seorang pria, Danti! Kena hujan sedikit juga tidak apa-apa!", tegur Rein. Walaupun dia senang diperhatikan Danti, Rein kadang
malah merasa Danti seperti budaknya saja. Tapi Rein tidak berani protes lagi pada akhirnya, Danti perasaannya sangat halus dan mudah tersinggung. Rein tentu memaklumi sifat Danti itu, semua yang menyebabkan Danti seperti itu adalah ibunya. Setiap dia melarang Danti mengerjakan hal-hal kecil seperti itu, Danti matanya langsung berkaca-kaca. Danti akan merasa menjadi orang yang tak berguna.
"Kalau kau sudah tidak butuh aku layani lagi, aku benar-benar merasa menjadi istri yang tak berguna mas!", keluh Danti, setiap Rein melarangnya.
Sejak itu Rein membiarkan saja apa pun yang ingin dilakukan Danti, yang penting asal Danti masih merasa dia berguna untuk suaminya. Dengan melihat senyum Danti setiap dia pulang kerja saja, rasa lelahnya sudah hilang sebagian.
...********...
Tapi setiap mengingat Danti membuat hati Rein menjadi geram, Rein merasa Danti sudah dengan sengaja hilang tanpa jejak, padahal sebelum itu hubungannya masih baik-baik saja, walaupun mereka sudah mau bercerai. Tapi setelah penandatanganan surat cerai, Danti mendadak hilang tanpa jejak, bahkan sama sekali tidak meninggalkan pesan apa-apa padanya.
"Danti! sebenarnya di mana kamu? Mengapa kau tega meninggalkan aku tanpa pesan apa pun juga?", keluh Rein setiap teringat Danti.
...********...
Lamunan Rein langsung buyar, ketika terdengar suara orang mengetuk pintunya.
"Masuk!", ujar Rain.
"Maaf pak, saya sudah beritahu ibu Mira, kalau Bapak sedang sibuk. tapi dia memaksa untuk bertemu bapak!", ujar Rini sekretaris Rein.
Setelah menikah dengan Mira, Rein mengalami kemajuan pesat di bidang pekerjaannya. Rein bahkan membuka usaha sendiri di bidang elektrik. Rein menjadi pemasok barang elektrik dari Jepang, dan usahanya makin tahun semakin bertambah pesat kemajuannya.
Rein akhirnya tahu penyebab hilangnya Danti, saat ibu nya mulai menyalahkan Danti lagi, dengan mengatakan Danti adalah perempuan pembawa sial.
"Lihat nak, sejak kau menikah dengan Mira, usaha mu makin maju saja! Sudah berkali-kali ibu suruh kau menceraikan wanita sial itu, tapi kau tak pernah menurut. Kau lihat si Mira, kurang apa coba? cantik dan kepintarannya juga tidak diragukan lagi, masakannya enak, pintar membuat baju untuk ibu. Coba si Danti? Cih! apa yang bisa wanita itu lakukan? Paling hanya bisa memuaskan mu saja, karena bakatnya dia cuman merayu laki-laki!", ujar Bu Tati dengan penuh kebencian, entah punya dendam kesumat apa pada Danti.
"Ibu sudah puas menjelek-jelekkan Danti? Aku dan Danti juga sudah bercerai, apa yang ibu ributkan lagi? Harusnya ibu sudah puas, keinginan ibu sudah kesampaian, Danti juga sudah menghilang! Kalau pun aku ingin mencarinya, sudah tidak bisa Bu, jadi ibu sudah tidak perlu khawatir lagi", sahut Rein emosi.
"Huh! memang kalau bukan karena ibu tidak ke tempat nya dan menyemprot dia, kau pikir dia bakal menghilang. Dia menghilang karena malu dengan orang di sekitarnya. Perempuan seperti itu harus dibuka boroknya, biar tidak ada yang jadi sasaran dia lagi, mentang-mentang cantik. Kalau dia masih di sana, paling dia bakal jadi benalu lagi dan meminta-minta uang pada mu lagi", sahut Bu Tati kelepasan mengenai hal yang dia lakukan enam tahun yang lalu.
"Ternyata ibu yang sudah membuat Danti menghilang tanpa memberitahu aku. Ibu sungguh terlalu, ibu kan tahu Danti masih polos dan kurang pengalaman. Entah bagaimana nanti dia bisa hidup sendiri!", omel Rein penuh emosi, bahkan mukanya sampai memerah.
"Untuk apa kau pikirkan dia? Paling dengan modal wajah cantiknya dia tinggal menjual diri, wong perempuan itu gak pernah becus bekerja apa pun!", sahut Bu Tati tanpa merasa bersalah.
"Bu, kalian sama-sama perempuan, seharusnya ibu jangan berkata terlalu kasar", ujar Rein yang langsung meninggalkan sang ibu dengan kesal.
"Ternyata mas Rein masih begitu perduli pada istrinya, pantas saja dia sangat dingin pada ku", pikir Mira yang saat itu kebetulan mendengar keributan Rein dan Ibu nya.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 18 Episodes
Comments
baktiono mansur
kasian rein, kurang tegas sih
2023-04-29
4
Mamie Sekar (AsK)
beb bisa gak aku sleding si ibuk Tati ini, kok gue darah tinggi ya, jadi inget si mer di rumah 🤣
2023-02-03
1
Yola Limbard
bu tati ini harusnya diapain ya
2023-01-31
8