Tentu tidak mudah buat Danti hidup sendiri, seorang perempuan cantik yang tinggal sendirian tentu menarik perhatian orang sekitarnya, apalagi kalau statusnya janda.
Pagi-pagi saja saat menyapu halaman depan rumah, tetangga Danti sudah datang menghampiri Danti, dengan rasa ingin tahu yang besar.
"Kamu anaknya pak Rakhmat kan?", tanya Suti.
"Iya, betul. Kakak siapa ya? maaf saya dulu jarang keluar rumah", sahut Danti merasa tidak enak.
"Aku tuh yang tinggal di sana! nama ku Suti!", ujar Suti menunjuk rumah berwarna hijau, sekitar tiga rumah dari rumah peninggalan orang tua Danti.
"Ah.. kak Suti, senang mengenal kakak", ujar Danti berusaha ramah.
"Lagi bersih-bersih atau tinggal di sini? Oh iya namanya siapa?", tanya Suti lagi.
"Nama saya Danti, kak. Saya mulai tinggal di sini lagi hari ini", sahut Danti yang polos dan jarang bergaul itu.
"Lho, tapi dengar-dengar mbak Danti bukannya sudah langsung dilamar dan menikah dengan pria sukses, sesudah kedua orang tua mu meninggal?", tanya Suti dengan rasa ingin tahu yang besar.
"Baru kemaren saya pisah dengan suami, lagi tahap perceraian kak, jadi sudah pisah rumah", ujar Danti dengan jujur, Danti memang tidak berpengalaman dalam kehidupan pergaulan.
"Lho kenapa mbak?", tanya Suti semakin penasaran.
"Mertua ingin punya cucu, karena sudah menikah empat tahun saya belum bisa punya anak, mertua menikahkan suami saya dengan perempuan lain lagi", jawab Danti dengan jujur, lagi pula selama ini Danti selalu menyimpannya dalam hati, begitu ada yang perhatian, Danti merasa hilang rasa sesak di hatinya, setelah menceritakan kesulitannya, setidaknya ada tempat dia buat berbagi. Tapi Danti tidak tahu kalau dia sudah berbuat kesalahan, karena orang yang diberitahu Danti adalah Ratu gosip di daerah itu.
...********...
"Ah.. biasa itu, kalau suami sudah kaya mah pasti pengen punya bini baru, sudah bosen sama yang lama", ujar Suti yang bukan prihatin, malah merasa senang dalam hati.
"Huh cantik-cantik ternyata percuma, juga dicerai sama suami", cemooh Suti dalam hati yang memandang iri dengan kecantikan Danti.
"Saya yang minta cerai kak, saya gak mau dipoligami, sebenarnya suami juga terpaksa karena dipaksa ibunya untuk menikah", jawab Danti membela Rein.
"Berarti mbak Danti statusnya sekarang janda dong!", ujar Suti yang tidak perduli pembelaan Danti.
"Huh gengsinya gede, udah dicerai masih gak mau ngaku. Ngakunya dia yang minta cerai, dulu kata Bu Mala anak pak Rakhmat ini beruntung menikah dengan pria yang jabatannya tinggi dan lulusan luar negeri. Gak mungkin lah suaminya kaya, dia yang minta cerai!", pikir Suti dalam hati yang mengambil kesimpulan sendiri.
"Belum kak, masih tahap meditasi", ujar Danti.
"Masih ada harapan rujuk gak mbak?", tanya Suti penasaran.
"Asal suami saya tidak menikah dengan yang lain, saya bersedia, tapi rasanya kemungkinannya kecil kak", ujar Danti sedih melampiaskan kekecewaannya, mumpung ada yang mendengarkannya.
"Berarti sama saja, mbak itu sudah janda. Mana ada kucing menolak ikan segar. Suami mbak dikasih istri baru dari ibunya, sudah pasti gak ditolak lah, aku balik dulu ya mbak, nanti anak ku mencari ku!", ujar Suti langsung meninggalkan Danti yang belum sempat menjawab. Toh dia sudah mendapat jawaban untuk apa yang ingin dia ketahui.
"Wah lumayan juga nih, pagi-pagi sudah dapat berita seru. Lagian aku harus segera memperingati ibu-ibu yang punya suami mata keranjang nih, bahaya nih si Danti, sudah statusnya janda, cantik, tinggal sendiri lagi", pikir Suti dalam hati yang memang terkenal kepo dan suka mengadu domba di lingkungan itu.
...********...
Danti duduk tertegun memandang foto kedua orang tuanya, di mana tampak Danti berada di tengah kedua orang tuanya dan tersenyum lebar.
"Ayah, ibu, mengapa kalian begitu cepat meninggalkan ku?", sesal Danti sedih.
Danti termenung di depan meja rias, menyesali kehidupan rumah tangganya yang berakhir seperti ini. Selama dia menjadi istri Reinhart, tidak pernah sekalipun Danti mengurus masalah keuangan suaminya.
Untuk belanja, sudah ada Bu Tati yang memang tiap bulan diberi uang belanja dari Rein, jadi untuk urusan makanan sehari-hari, semua bu Tati yang mengaturnya.
Suatu hari Rein pernah ingin menyerahkan semua uang penghasilannya kepada Danti, tapi begitu Bu Tati mendengar hal tersebut, Bu Tati langsung protes dan tidak setuju dengan keputusan Rein.
"Sebaiknya kau atur sendiri keuangan mu Rein, istri mu itu gak ngerti apa-apa. Mana bisa dia memegang keuangan dengan baik? Kalau kau kan pintar, biasa kalau ada yang lebih, kau suka investasikan uang mu dan kau sering mendapat keuntungan dari itu, bukan? Kalau si Danti mana bisa? Lebih baik gak usah! Nanti malah tekor", ujar Bu Tati.
"Iya mas, betul kata ibu, sebaiknya mas saja yang mengatur keuangan, mas lebih pintar. Kalau memang ada perlu beli apa-apa, aku bisa minta sama mas!", ujar Danti yang selalu mengalah, untuk mengambil hati Bu Tati agar tidak terlalu membencinya.
Akhirnya Rein pun sudah tidak mempermasalahkan hal itu. Tapi setiap Danti mau diberi uang oleh Rein, Danti selalu saja menolak.
"Gak usah mas, nanti kalau pas butuh saja baru aku minta", sahut Danti yang merasa ribet kalau harus membuat buku tabungan.
Danti sekarang baru menyesalinya, mengapa dulu setiap dia mau diberi uang, Danti selalu menolak. Andaikata dia menerima, tentu saat ini minimal dia punya tabungan. Tapi saat itu Danti berpikir untuk apa dia pegang uang, sedangkan untuk kebutuhannya semua sudah terpenuhi dengan baik, Danti tidak pernah kepikiran kalau dia bisa bercerai dengan Rein suatu hari.
...********...
"Aku harus segera mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup ku. Mas Rein sudah berkata dia tidak akan memberikan uang sepeserpun pada ku!", pikir Danti yang hatinya tiba-tiba menjadi sakit lagi bila teringat perkataan Rein itu.
"Aku harus membuktikan pada mereka kalau aku bisa mandiri, aku bukan benalu! Biar Bu Tati tidak menghina ku terus!"
Bagaimana juga Danti tentu merasa dendam dengan sang mertua yang selalu menjelek-jelekkan nya dan sudah membuat hubungan Rein dan dia hingga putus, padahal selama ini dia sudah sering mengalah.
"Mas Rein juga tega sekali, dia sama sekali tidak perduli dengan mati hidup ku lagi! Dia sengaja mempersulit aku dengan tidak memberikan uang sepeserpun pada ku!", pikir Danti dalam hati yang mulai tumbuh rasa bencinya pada Rein.
...********...
"Kalian harus lebih berhati-hati pada anak pak Rakhmat itu! Ternyata statusnya sudah janda lho!", gosip Suti.
Seperti biasa saat sore, ibu-ibu di lingkungan itu suka berkumpul sambil menjaga anak mereka yang bermain, tentu saja tidak lupa bergosip ria untuk mengisi waktu.
"Ah.. masak sih? anak pak Rakhmat itu kan cantik sekali, masak bisa diceraikan suaminya?", tanya Nina yang mulai khawatir, karena suaminya juragan tanah yang kaya raya, tapi suka mengoleksi perempuan-perempuan cantik sebagai simpanan dan istri muda.
"Betul, untuk apa aku bohong? Sejak kapan berita ku tidak akurat. Namanya Danti, dia sendiri yang mengaku pada ku", ujar Suti dengan bangga, karena dia yang pertama tahu tentang berita ini.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 18 Episodes
Comments
baktiono mansur
polosnya
2023-04-29
2
Mamie Sekar (AsK)
si ibuk Ibuk gosip gak bener haihhh...
2023-01-31
0
Fara Qeme
lanjut thor
2023-01-28
10