Memulai hidup baru

"Kapan kau pergi dari sini? Bukankah kau sudah menandatangani surat cerai dengan Rein ? Masak sudah cerai saja masih tinggal di sini? Memang kami masih harus menanggung hidup mu! Sana! pergi cari suami lain yang bisa membiayai hidup mu, biar kau gak usah kerja seperti di sini! Gunakan saja wajah mu yang cantik itu buat cari suami kaya lagi!", omel Bu Tati yang sengaja menyakiti hati Danti, begitu Rein berangkat ke kantor.

Rein hari ini berangkat kantor dengan marah, karena menerima dan menandatangani surat pengajuan cerai dari Danti.

Dari pengadilan mereka masih diberi waktu untuk meditasi sebelum benar-benar bercerai. Sebetulnya Danti juga sudah berinisiatif akan pergi dari rumah Rein, tapi sebelum dia melaksanakan keinginannya, sang ibu mertua sudah terlebih dahulu mengusirnya.

"Segera Bu, ini saya mau rapikan koper saya dulu!", ujar Danti lirih segera menuju ke kamar nya untuk membereskan barang-barang nya.

"Huh, punya barang apa kamu? semua juga Rein yang berikan! Dasar benalu! Mau ku lihat jadi apa kau di luar sana? Aku yakin kau hanya bisa jadi wanita penghibur dengan modal wajah mu saja!", hina Bu Tati yang masih tidak puas menyindir Danti.

Danti berusaha menahan emosinya, toh dia sudah mau pergi, dia tak ingin membuat masalah lagi dengan sang mertuanya itu. Lagipula kalau dia lawan, dia juga kalah tenaga dengan sang mertua judes.

"Sabar Danti, anggap saja anjing menggonggong!", ujar Danti pada dirinya sendiri.

...********...

Begitu berada di luar, Danti baru merasa hatinya menjadi gentar menghadapi kehidupannya yang baru. Belum ada rencana apa pun di otaknya, bahkan saat seperti ini Danti benar-benar menyesal kalau dulu dia terlalu manja pada orang tuanya.

Bahkan Danti jarang bergaul akrab dengan teman-teman nya, setiap dia pulang sekolah Danti langsung pulang ke rumah. Danti memang anak rumahan dan jarang keluyuran, Danti yakin kalau bukan karena Rein pelanggan toko mereka, mungkin sampai sekarang dia belum menikah.

Dulu Rein pernah memuji Danti yang anak rumahan itu. "Biasanya kalau perempuan yang gak suka keluyuran, aku yakin suatu hari dia akan menjadi ibu rumah tangga yang baik!", puji Rein, yang membuat Danti merasa hatinya berbunga-bunga kala itu, tapi saat ini dia baru menyesali kebodohannya sendiri yang tidak pernah mau bergaul dan bersosialisasi.

Sekarang menyesal pun sudah terlambat, saat seperti ini dia baru sadar, tidak ada seorang teman pun yang dia punya untuk meminta bantuan atau mendengar keluh kesahnya.

Untung saja dia masih punya rumah peninggalan orang tuanya, yang masih sering dia bersihkan sebulan sekali.

Dulu dia pernah berniat menyewakannya, tapi Rein mencegah dia untuk melakukan hal itu. "Jangan Danti, nanti rumah peninggalan orang tua mu rusak, kalau disewakan!", ujar Rein mencegah.

Danti yang penurut tentu mengikuti perkataan Rein, dan sekarang dia cukup mensyukuri keadaan itu, setidaknya dia ada tempat tinggal untuk saat ini. Kalau dulu jadi disewakan ke orang, tentu saat ini dia akan kebingungan mencari tempat tinggal. Setidaknya dia sudah familiar dengan lingkungan sekitar rumah tinggalnya itu.

...********...

"Danti ke mana Bu?", ujar Rein gusar, saat pulang tidak ada Danti yang menyambutnya seperti biasa. Setiap hari Danti akan menunggu dia pulang di halaman dan segera membawa tasnya. Padahal Rein selalu mencegah Danti untuk melakukan itu.

"Jangan mas, ini sudah kewajiban ku, kau tahu sendiri aku gak becus mengerjakan apa pun. Jadi aku hanya bisa melayani mu saja, kalau kau masih mencegah ku melakukan ini, lama-lama aku akan menjadi orang tidak berguna", ujar Danti yang kadang membuat Rein merasa sedih mendengar perkataan istrinya itu.

Tapi lama-lama dia terbiasa dilayani dan merasa senang dilayani Danti. Danti akan dengan telaten membantunya membuka dasi nya, membawakan dia minuman setiap dia pulang kantor, bahkan kadang memijat bahunya.

Danti memang agak rendah diri karena pendidikannya yang cuma tamatan SMA, sedangkan Rein lulusan luar negeri cumlaude. Belum lagi ibunya yang suka mencemooh pekerjaan Danti, sehingga membuat Danti semakin rendah diri. Semua yang dikerjakan Danti selalu salah!

Begitu juga ketika kalau ada teman Rein yang datang berkunjung, biasanya setelah menyajikan minuman, Danti langsung menghilang dan tidak kelihatan lagi. Karena Rein punya sifat cemburu yang besar, Rein malah senang dengan kelakuan Danti itu. Karena pernah suatu kali temannya memuji Danti. "Wah, kau pintar cari istri ya! diam-diam gak pernah dengar kabar kau pacaran tahu-tahu bisa dapat istri yang begitu cantik, keibuan dan anggun. Pantas saja dulu kau menolak Pamela di tempat kuliah kita! Beri tahu aku dong, bagaimana kau mendapat perempuan seperti itu."

...********...

"Lha, kalian kan sudah bercerai, tentu dia sudah pergi!", sahut ibunya tanpa merasa bersalah.

"Apakah ibu yang mengusirnya? Kami kan belum benar-benar bercerai! Kami masih dalam tahap meditasi bu, siapa tahu dalam waktu itu nanti Danti berubah pikiran Bu!", protes Reinhart.

"Heran kau ini, entah dikasih makan guna-guna apa sampai bisa begitu tergila-gila pada perempuan itu! Dia saja dengan santainya meninggalkan mu, masak kau gak bisa melupakan perempuan itu?", sahut Bu Tati kembali menjelek-jelekkan Danti.

Sebetulnya selain tidak menyukai Danti yang tidak bisa bekerja dengan baik setiap dia ajari, Ibu Tati kadang merasa Danti sudah menjadi saingannya. Karena Bu Tati adalah seorang janda, dan membesarkan Rein seorang diri, hubungannya sangat dekat dengan Rein.

Tapi ketika Danti datang, Rein terlihat begitu menyayangi dan memperhatikan Danti, akhirnya Bu Tati tanpa sadar merasa iri dan merasa Danti sudah merebut semua perhatian Rein dan mengambil Rein darinya!

...********...

"Percuma aku bicara dengan ibu! Mau sebagus apa pun Danti, tetap saja dia kurang di mata ibu!", ujar Rein dengan kesal dan langsung meninggalkan sang ibu yang berdiri terpaku.

"Dasar wanita sial! Bahkan dia sudah tidak berada di sini saja, setiap namanya muncul sudah bisa membuat hubungan ku dan Rein merenggang! Kenapa tidak sekalian menghilang dari permukaan bumi saja perempuan sial itu!", gerutu Bu Tati dengan geram.

...********...

Begitu sampai di kamarnya, Rein langsung membuka lemari pakaian mereka. Ketika melihat lemari bagian Danti yang kosong, Rein langsung terduduk lemas di atas tempat tidur dan menatap ke lemari itu dengan pandangan kosong. Rein merasa ada sebagian jiwanya yang hilang.

"Danti! Kau sungguh keras kepala!", gerutu Rein sambil menarik lepas dasinya dengan kasar dan melemparnya ke sudut kamar.

"Apakah tindakan ku sudah benar? Tidak memberikan uang sepersen pun padanya?", pikir Rein mulai ragu, sambil menjambak rambutnya sendiri dengan kesal.

"Tapi aku harus tega, kalau tidak dia tidak akan kembali pada ku!", putus Rein dalam hati.

Bersambung........

Terpopuler

Comments

Mamie Sekar (AsK)

Mamie Sekar (AsK)

aissshh mertua jahat macem inget si itu gue, gak bisa ngelike loh nih beb ...
haihhh

2023-01-31

2

Ginna Suleni

Ginna Suleni

mertuanya nyebelin banget deh

2023-01-26

8

Fara Qeme

Fara Qeme

teganya rein😭😭

2023-01-26

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!