Rein setelah mandi air hangat akhirnya sadar dari mabuknya, walaupun kepalanya masih sakit, dengan berjalan agak terhuyung ke arah Mira dan merebut kembali telpon genggamnya dari tangan Mira yang gemetar akibat takut dan kaget.
"Berani sekali kau mengganggu privasi ku!", ujar Rein dengan wajah kemerahan penuh amarah. Mira yang melihat itu semakin ketakutan.
"Maafkan aku mas, aku hanya penasaran saja wanita seperti apa yang sudah bisa membuat kau sampai begitu lama juga masih tidak bisa melupakannya? Percuma mas, kau tidak bisa melupakannya, tapi mungkin saja dia sudah melupakan mu mas!", ujar Mira tanpa sadar kelepasan, karena merasa Rein sudah tak patut lagi mencintai Danti.
...********...
Ibu Tati mertuanya pernah menjelekkan Danti di hadapannya dengan geram, saat suatu hari Mira bertanya mengapa Rein sampai bercerai dengan Danti.
"Tidak ada yang bisa dibanggakan dari perempuan itu Mira, kau jangan khawatir, dia sama sekali tidak sebanding dengan mu! Kuberi tahu ya, memasak saja gosong, petik sayur saja berjam-jam, entah dia memetik sayur atau menghitung daunnya! Menjahit baju yang sobek saja, tangannya langsung berdarah, sampai membuat Rein membuang mesin jahit ibu. Walaupun mesin jahit itu sudah tua, kan tetap sayang!", ujar Bu Tati yang tentu sudah melebih-lebihkan, padahal mesin jahit itu memang sengaja ditukar dengan model yang lebih baru oleh Rein. Tapi bu Tati selalu menyalahkan Danti yang membuat Rein membuang mesin jahitnya itu, padahal juga tidak dibuang, hanya tukar tambah dengan yang baru.
Tapi Bu Tati memang suka berkata hiperbola dan selalu bertujuan menyalahkan Danti saja, agar Danti selalu kelihatan buruk dalam melakukan apapun, intinya Bu Tati merasa benci pada Danti yang sudah merebut semua perhatian Rein.
Saat mendengar itu, Mira merasa sedikit lega. setidaknya saingan dia tidak terlalu berat. Dan waktu itu dia masih berharap suatu hari Rein akan tertarik padanya, seperti Bu Tati yang selalu lebih membanggakannya dari pada Danti, istri terdahulu Rein.
...********...
"Aku pun tidak pernah menyelidiki masa lalu mu! Apakah perlu ku selidiki?", ancam Rein menatap Mira tajam, tapi dia tiba-tiba teringat dengan ucapan Mira yang berkata, "perempuan itu?"
"Apakah kau mengenal Dantj?", tanya Rein yang membuat Mira kaget dan terdiam sejenak.
Mira dengan cepat menggeleng. "Tidak mas, aku tak pernah kenal", sahut Mira dengan suara bergetar.
"Tapi mengapa kau bisa dengan begitu yakin kalau dia sudah menikah dengan pria lain?", cecar Rein.
"Aku hanya menebak dari cerita ibu saja, ibu berkata kalau Danti tidak pernah becus mengerjakan hal apa pun, kata ibu Danti hanya bisa mengandalkan kecantikannya, paling hanya jadi perempuan penghibur!", ujar Mira menjelekkan Danti dengan menggunakan nama Bu Tati, agar dia tidak terlibat.
Tapi ternyata hal itu membuat Rein emosi langsung membanting pigura foto pernikahan dia dengan Mira. "Kau jangan coba menjelekkan Danti! Danti perempuan yang berhati tulus dan taat agama! Sampai dia kelaparan pun dia tak mungkin menjadi perempuan penghibur!", ujar Rein mencengkram dagu Mira dengan marah.
"Bukan aku mas, aku hanya mengatakan apa yang dikatakan ibu!", sahut Mira dengan suara bergetar, ketakutan. Selama dia menikah dengan Rein, walau hubungan mereka tidak terlalu baik, Tapi Rein tidak pernah bersikap kasar padanya.
Rein akhirnya melepaskan cengkraman tangannya dari dagu Mira. Rein mengambil jaketnya yang digantung, sesudah itu keluar dari kamar.
Kali ini Mira tidak berani berkata apa-apa lagi, bahkan dia tidak berani bertanya ke mana Rein akan pergi. Mira hanya bisa menangis tersedu-sedu menyesali nasibnya.
Mungkin ini karma ku, tidak mendengarkan nasehat ibu, malah diam-diam berhubungan dengan pria brengsek itu! Dia yang membuat ku menjadi seperti ini. Bagaimana aku berani menuntut hak ku sebagai istri? Andaikata aku sendiri juga mempunya noda masa lalu?, sesal Mira sambil menghapus air matanya. Tapi menyesal pun sudah percuma, nasi sudah jadi bubur.
...********...
Danti! Kau berada di mana saat ini? Aku sungguh mengkhawatirkan mu selama ini! Bagaimana kau mengarungi hidup mu, kalau kau tidak punya keahlian apa-apa?, pikir Rein sambil berjalan tak menentu.
Bagaimanapun Rein juga terpengaruh dengan perkataan Mira, tiba-tiba dia merasa khawatir juga kalau perkataan ibunya menjadi benar.
Tapi sepertinya Mira mengenal Danti, aku yakin tadi aku mendengar dia berkata perempuan itu!, pikir Rein akhirnya memutuskan mengikuti kegiatan Mira kalau dia ada waktu besok, siapa tahu dia bisa bertemu dengan Danti, kalau dia mengikuti Mita.
...*********...
Rein memutuskan hari ini dia tidak akan ke perusahaan dulu. Hari ini Rein menjadwalkan akan mengikuti kegiatan Mira, tapi tentu Rein tidak. membicarakan masalah dia tidak ke tempat kerja ke siapa juga.
Rein merencanakan akan mulai mengikuti Mira, dari pagi saat Mira mengantar Della ke sekolah. Rein benar-benar sudah merencanakannya dengan matang, bahkan Rein menyewa mobil dari rental mobil, agar Mira tidak bisa mengenalinya. Rein tahu kalau Mira termasuk perempuan yang cerdas dan mandiri. Rein keluar rumah sebelum Mira dan Della keluar rumah, Rein berencana untuk sampai ke sekolahan Della dulu, nanti sesudah itu baru mulai mengikuti Mira ke mana, dan bertemu dengan siapa saja si Mira.
Rein langsung keluar rumah seperti biasa dengan mobilnya, sehingga tidak ada yang mencurigainya.
Tapi Rein kali ini menuju ke rental mobil. bukan ke kantornya,
Rein mengganti mobilnya dengan mobil yang disewakan, agar Mira tidak bisa mengenalinya.
Setelah itu Rein langsung menuju ke sekolah Della dulu, Rein tidak mau keduluan Mira.
...********...
Rein memarkir mobilnya di seberang sekolahan Della, agar tidak terlalu mencolok, dan supaya dia juga bisa memperhatikan Mira dengan jelas.
Sepertinya Mira dan Della belum sampai sekolahan, pikir Rein akhirnya melayangkan pandangan ke gerbang sekolah.
Mulai banyak orang tua yang datang mengantarkan anaknya ke sekolahan, tapi Rein masih belum lihat bayangan Mira dan Della.
Sedang mencari bayangan Della dan Mira, pandangan Rein tiba-tiba terhenti pada seorang anak laki-laki yang baru saja melepaskan helmnya.
Lho, sepertinya itu anak yang hari itu ku temui saat aku beli rokok!, pikir Rein yang tiba-tiba tertarik memperhatikan anak kecil itu.
Anak yang lucu, ujar Rein dalam hati, padahal selama ini dia tidak suka dekat dengan anak kecil, bahkan dengan Della saja tidak pernah. Tapi entah mengapa dia begitu tertarik melihat anak laki-laki itu.
Terlihat Deo menyerahkan helmnya, dan tanpa sadar Rein memindahkan pandangannya ke orang yang menerima helm itu.
"Danti?!", gumam Rein tanpa sadar, bahkan tangannya yang masih berada di atas kemudi bergetar karena terkejut.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 18 Episodes
Comments
queen dirba
kok blm lanjut thor
2023-02-16
6
Natania Linlin
lagi seru kok gak lanjut
2023-02-13
8
Angeline Lumajang
blm lanjut thor
2023-02-13
7