Kembali membuat keributan

Danti pagi itu sedang bersiap-siap membawa Deo ke sekolah. Danti tidak menyangka saat keluar pintu, Danti bisa bertemu dengan orang yang paling dia benci.

Tampak ibu Rein berdiri di depan pintu dengan ekspresi marah.

"Ada apa ke sini?", tanya Danti sama sekali tidak sopan, sangking bencinya Danti kepada bekas mertuanya, Danti bahkan bingung dia harus memanggil apa, yang jelas dia tak ingin memanggil ibu Rein dengan sebutan "ibu" lagi, bagi Danti, Bu Tati tidak cocok menjadi ibunya.

"Siapa dia ma?", tanya Deo bingung melihat ibunya yang biasa selalu sopan tiba-tiba menjadi tidak sopan.

"Orang tidak penting, Deo masuk ke dalam dulu ya, sama ayah. Ibu masih ada masalah yang harus dibicarakan dengan orang ini", ujar Danti .

"Baik ma", sahut Deo yang cerdas, dia ingat ibunya pernah menasehatinya kalau terkadang ada pembicaraan orang dewasa yang tidak boleh didengar oleh anak kecil. Deo segera berjalan masuk ke dalam kembali.

"Takut ketahuan sifat mu yang jelek oleh anak mu ya?", tanya Bu Tati dengan sengaja, sebelum Deo masuk ke dalam, agar Deo bisa ikut mendengarnya.

Danti menatap marah ke Bu Tati. "Ada apa kau mencari ku, sudah tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, anggap saja kita tidak pernah mengenal!", ujar Danti langsung.

"Kau jangan lagi mengganggu kebahagiaan aku dan keluarga ku!", sambung Danti lagi .

"Wah sudah hebat sekarang ya, mentang-mentang sudah punya suami baru dan anak, sombong sekali! Jangan-jangan anak tadi bukan anak mu!", ujar Bu Tati yang tidak mau kalah

"Apa maksud mu?", tanya Danti yang semakin terpancing emosinya, apalagi memang Danti sudah dendam dengan ex mertuanya itu.

"Siapa tahu kau ambil anak orang lain untuk menjadi anak mu, untuk menutupi kemandulan mu! Aku ragu perempuan seperti mu bisa punya anak? Gak becus segalanya gitu", ujar Bu Tati yang setiap kali berkata-kata selalu ingin menyakiti Danti sejak dulu.

"Kalau iya kenapa? Nanti kau kaget lagi anak siapa yang aku ambil", ujar Danti penuh dendam dan semakin terpancing emosinya dengan perkataan Bu Tati.

Kau akan menyesal suatu hari nanti kalau tahu siapa anak itu! Tapi jangan harap aku akan memberitahu mu sampai kapan pun!, gerutu Danti dalam hati.

********

Adi yang mendengar suara percakapan dengan suara yang lumayan kencang, membuat Adi memutuskan dengan kursi rodanya menuju ke depan.

"Ayah ke depan sebentar untuk melihat ibu mu ya", ujar Adi pada Deo.

"Iya yah, kasihan mama, sepertinya ibu tadi galak yah", ujar Deo mendukung sang ayah untuk ke depan melihat keadaan ibunya.

Entah punya dendam apa Bu Tati pada Danti, begitu melihat Adi yang cacat keluar, Bu Tati sama sekali tidak ada belas kasihan, dan mulutnya setajam silet.

"Hah, iya bukan? suami mu seperti itu, mana mungkin anak tadi adalah anak mu! Entah kau pungut dari mana anak itu! Aku sudah yakin perempuan seperti mu bisa dapatkan suami seperti apa. Mungkin dulu Rein sudah kau guna-guna, makanya bisa tergila-gila pada mu!", hina Bu Tati.

"Kau cukup menghinaku saja, kau jangan pernah menghina anak dan suami ku! keluar dari sini! Keluar!", bentak Danti penuh amarah. Adi saja sampai kaget, selama berumah tangga, Danti adalah seorang perempuan yang lembut dan jarang membentak.

"Maaf Bu, kita tidak ada hubungan apa-apa, mengapa ibu mencari masalah di rumah kami?", tanya Adi.

Walaupun sudah diusir. Bu Tati benar-benar tidak tahu malu. Bu Tati malah menghampiri Adi.

"Kau jaga istri mu baik-baik, dia sudah mulai menggoda anak ku! Kasihan anak istrinya, istri mu sangat pintar menggoda pria yang sudah beristri. Hati-hati, jaga istri mu baik-baik, agar dia jangan berbuat dosa lagi!', tuduh Bu Tati yang mengadu domba Adi dengan Danti. Danti yang kesal langsung berusaha menarik bu Tati keluar dari rumahnya.

"Keluar! Keluar dari sini kau!", ujar Danti marah. Bu Tati yang bertubuh lumayan tinggi besar, memang susah ditarik keluar, apalagi Danti agak kurus dan tenaganya kurang.

"Ibu sudah tua sebaiknya lebih menjaga mulut ibu. Saya lebih tahu istri saya, Danti bukanlah perempuan seperti yang ibu katakan itu. Danti selalu menyayangi ku dan anak ku, dia pasti tidak akan berbuat sesuatu yang bertentangan dengan moral!", bela Adi.

Bu Tati terdiam sejenak, sesudah itu Bu Tati mengibaskan tangan Danti dengan kasar.

"Lepaskan! aku bisa keluar sendiri!", ujar Bu Tati memelototi Danti.

"Aku heran dengan laki-laki seperti kalian ini, entah apa yang sudah dia berikan buat kalian, sehingga kalian bisa membela perempuan seperti ini mati-matian!", gerutu Bu Tati tidak puas.

"Danti memiliki cinta yang tulus, tidak seperti ibu yang penuh rasa dengki dan berprasangka buruk", sahut Adi yang tentu membuat Bu Tati semakin marah.

"Baru aku tahu, ternyata bukan hanya kaki mu yang buntung! Bahkan mata mu pun buta. Wanita seperti ini paling hanya bisa mendapatkan laki-laki tidak berguna seperti diri mu itu", sahut Bu Tati dengan kesal dan menghina, setelah itu melangkah keluar dari rumah itu sebelum sempat diusir lagi.

...********...

"Maafkan aku mas Adi, gara-gara aku kau sudah dihina", ujar Danti yang merasa bersalah dan berjongkok di bawah, menyandarkan kepalanya di pangkuan Adi dan menangis sedih.

"Sudahlah Danti! Kau tidak bersalah, ibu itu yang kurang bijak, sudah tua tapi masih suka berbicara sembarangan dan sama sekali tidak punya tenggang rasa!", ujar Adi menghibur Danti, serta mengelus punggung Danti dengan penuh kasih.

"Apakah dia ibu mertua jahat yang kau ceritakan itu?", tebak Adi dengan tepat.

Danti menatap ke arah suaminya dan mengangguk. "Iya mas, dia itu memang ibu mertua yang ku benci itu mas!", sahut Danti geram dan penuh dendam.

"Mengapa dia bisa tiba-tiba kembali datang ke rumah ini? Bagaimana dia bisa tahu kalau kau sudah kembali ke sini?", tanya Adi.

"Aku kemaren tidak sengaja bertemu dengan mas Rein di pasar mas, saat habis mengantar Deo, aku hendak membeli sayur, tapi aku tidak menyangka bisa bertemu dengan mas Rein, suami ku dulu", ujar Danti dengan jujur pada Adi.

Mendengar itu Adi hanya bisa menghela nafas, "Apa yang dikatakan bekas suami mu itu?", tanya Adi.

"Kau janji tidak akan berpikir yang tidak-tidak ya mas!", ujar Danti.

"Katakan lah, aku mengenal mu dengan baik Danti, mana mungkin aku berpikir yang tidak-tidak!", ujar Adi.

"Mas Rein memaksa aku untuk kembali padanya, keinginan mas Rein susah ditolak. Dia akan mengikuti ku terus. Aku mengajukan suatu syarat agar dia mundur, syarat yang tidak mungkin bisa dia kabulkan mas", ujar Danti menghela nafas.

"Aku bilang aku bersedia kembali padanya, asal ibunya mau meminta maaf pada ku, hal yang tidak mungkin bisa dia lakukan!", sambung Danti lagi.

Bersambung..........

Terpopuler

Comments

Denayu Pangastuti 0915

Denayu Pangastuti 0915

Akhir Nu UP jg setelah sekian lama

2023-03-11

3

Fara Qeme

Fara Qeme

ih gemes, lanjut

2023-03-11

5

Tasia Xasi

Tasia Xasi

jangan pakai lama Thor, lanjutttt

2023-03-11

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!