Terjebak mulut manis

Adi duduk menjaga toko sembako mereka sambil termenung. Karena belum terlalu lama membuka tokonya, toko mereka masih sepi pembeli. Pembelinya hanya bisa dihitung dengan jari.

Danti akhirnya tetap mengantar Deo ke sekolah, prinsipnya Danti lebih baik terlambat dari pada tidak ke sekolah.

Hubungan Adi dengan Danti sebenarnya hampir seperti saudara saja, yang tinggal bersama dan saling membantu. Walau demikian mereka tetap sering bercerita, itulah yang membuat hubungan mereka semakin dekat walaupun mereka tidak seperti suami istri yang normal

Danti pernah bercerita pada Adi, kalau dia ingin Deo menempuh pendidikan tinggi kalau sudah besar nanti.

"Aku tidak ingin Deo bernasib sama seperti aku mas! Aku hanya lulusan SMA, dan menikah muda, akhirnya aku dihina mertua ku kalau aku tidak berpendidikan dan tidak bisa melakukan apa-apa, gara-gara mas Rein lulusan luar negeri cumlaude dan beasiswa", cerita Danti kala itu sampai matanya berkaca-kaca.

Adi tahu Danti sangat irit dan rajin menabung untuk keperluan kalau Deo dewasa nanti. Tapi akhir-akhir ini kesehatan Adi semakin memburuk dan harus sering kontrol ke dokter. Adi kadang sering menyesal kalau dulu dia sudah terlalu menganggap remeh bekas lukanya, akhirnya penyakitnya malah menjalar ke mana-mana karena infeksi. Menyesal pun sudah terlambat

Tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membiayai pengobatannya. Bahkan akhir-akhir ini uang penjualan rumahnya juga sudah mulai terpakai untuk biaya pengobatannya.

Nasib mu sungguh menyedihkan Danti, andai saja kalau aku tahu penyakit ku akan parah seperti ini, aku pasti tidak akan menikahi mu! Aku bukan membantu mu, malah sekarang aku menyusahkan mu saja, keluh Adi dalam hati sedih.

...********...

Sepanjang perjalanan, hati Danti benar-benar tidak tenang. Danti takut kalau Bu Tati akan datang membuat keributan lagi di rumahnya.

Begitu sampai di sekolah Deo, Danti membawa Deo sampai ke dalam kelas, memberi alasan keterlambatan Deo pada gurunya, agar Deo tidak dihukum.

Saat berjalan keluar dari sekolah Deo, Danti bertemu dengan Mira, tapi tidak kelihatan Della.

"Sedang apa mama Della?", tanya Danti berusaha ramah, padahal suasana hatinya juga sedang resah.

"Habis antar Della, agak lelah jadi sebentar lagi baru jalan", ujar Mira yang sebenarnya sedang menunggu Danti. Mira memang perempuan cerdik, Mira memang sedang merencanakan sesuatu.

"Mama Deo, entah mengapa sejak pertama bertemu dengan mama Deo, saya merasa dekat dengan mama Deo. Saya sedang bersedih. yuk kita mampir ke toko kopi di seberang buat ngobrol-ngobrol. Saya merasa begitu cocok dengan mama Deo!", ujar Mira dengan wajah memelas, membuat Danti yang berhati lembut tidak tega menolak permintaan Mira, padahal dia sendiri juga sedang banyak pikiran.

"Baiklah!", sahut Danti yang merasa tidak enak menolak. Mira langsung tersenyum manis pada Danti. Mira akhirnya mengajak Danti ke seberang sekedar minum kopi dan ngobrol.

"Mama Deo, maaf aku ingin tanya bagaimana hubungan mu dengan suami mu? Aku bukannya hendak mengetahui urusan rumah tangga mama Deo, aku sedang sedih mengalami cobaan dalam rumah tangga ku", ujar Mira dengan sengaja.

"Aku sangat sedih karena tidak ada tempat untuk mengeluarkan unek-unek ku, keluarga ku semua berada di tempat yang jauh. Mungkin aku bisa belajar dari mama Deo, agar hubungan ku bisa lebih baik dengan suami ku!", cerita Mira yang ingin mengambil simpati Danti.

"Hubungan ku dengan suami ku baik-baik saja mama Della, kami selalu saling mengalah dan setiap ada masalah selalu jujur. Itu saja", jawab Danti yang sebenarnya bingung mau menjawab apa untuk menghibur Mira.

"Tapi misalnya kalau ada seseorang dari masa lalu muncul lagi, apakah mama Deo akan tetap jujur?", tanya Mira .

"Maksudnya apa mama Della, saya kurang mengerti", jawab Danti yang bingung karena tidak konsen.

"Andaikata suami mama Deo punya perempuan masa lalu, apa yang akan kau lakukan?", tanya Mira.

"Saya akan minta cerai, dalam prinsip pernikahan ku, aku tidak mau diduakan. Aku juga akan mencintai pasangan dengan tulus dan tidak akan mendua", jawab Danti.

"Mengapa mama Deo bisa begitu yakin menjawab. Apakah mama Deo pernah mengalaminya, atau teman mama Deo ada yang seperti itu. Maaf, kalau keberatan jawab, tidak apa-apa", ujar Mira memancing lagi. Danti sempat terdiam sejenak mendapat pertanyaan itu.

"Saya berterus terang pada mama Dilla saja, saya sudah pernah menikah dua kali. Dengan suami pertama, kami bercerai", jawab Danti sambil menghela nafas. Danti yang sedang resah akhirnya tanpa sadar bercerita setelah dipancing Mira.

"Kenapa? Siapa yang minta cerai? Mama Deo atau suami ?", cecar Mira dengan rasa ingin tahu yang besar.

"Saya yang minta cerai", sahut Danti.

"Kenapa mama Deo?", tanya Mira semakin penasaran.

"Saat itu aku tidak hamil-hamil, dan ibu mertua ku ingin suami ku menikah lagi, tapi saya tidak mau dipoligami, jadi saya minta cerai", jawab Danti.

"Suami mama Deo setuju untuk bercerai?", tanya Mira menyelidik.

"Saat seperti itu sudah tidak ada yang namanya setuju atau tidak, dia cukup memilih istri atau ibunya. Itu saja! Aku juga sadar, ibunya yang seorang janda merawatnya sendiri sejak kecil, tentu saja aku kalah, makanya aku memutuskan mundur. Bersaing dengan ibunya saja aku sudah tidak mampu, bagaimana kalau aku harus bersaing lagi dengan istri barunya? Sedangkan aku dan ibunya sudah tidak mungkin disatukan, ibunya sangat membenci ku", ujar Danti akhirnya merasa lega dia sudah bisa mengeluarkan unek-uneknya selama ini, dia tentu tidak menyangka kalau Mira hanya sekedar menyelidiki dia saja, sama sekali tidak bermaksud tulus. Mira sebenarnya hanya ingin mengambil hati Danti saja, agar Danti berpikir dua kali kalau Rein kembali mendatanginya. Mira ingin menjaga-jaga kalau suatu hari Danti didatangi Rein, Danti akan merasa tidak enak padanya, kalau tahu istri Rein adalah dia.

Aku harus berjaga-jaga agar Danti jangan sampai kembali lagi pada Rein. Walaupun saat ini kelihatannya Danti begitu anti pada Rein, tapi siapa tahu dia berubah pikiran. Tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia! Apalagi mas Rein gagah dan sukses juga di pekerjaannya, pikir Mira dalam hati, hal yang membuat Mira mendekati Danti.

"Berarti Deo adalah anak mu dari suami yang kedua ya?", tanya Mira meyakinkan.

"Iya, Deo anak aku dengan suami ku yang kedua", jawab Danti yang kali ini berbohong, terkadang ada hal yang harus membuat kita tidak bisa jujur.

"Aduh maaf aku sudah menghabiskan waktu mama Deo, ada pekerjaan yang harus saya lakukan saat ini", ujar Mira berlagak melihat jam tangannya, padahal Mira merasa dia sudah cukup mendapat informasi.

Danti yang polos hanya mengangguk setuju, Danti hanya merasa aneh dalam hati, mengapa Mira yang sedang bermasalah, malah jadi dia yang menceritakan masalah dia, setelah Mira bertanya.

Bersambung............

Terpopuler

Comments

qing2

qing2

Thor lanjut dong

2023-11-27

1

Lela

Lela

lanjut thor

2023-10-28

3

Sumiati 32

Sumiati 32

mana cinta tulus danti lanjutannya

2023-09-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!