Menikah Karena Tradisi
POV Hana
Hari ini, aku resmi sudah duduk di kelas satu SMK. Dan aku mengambil jurusan TKJ.
Banyak teman-teman ku yang menyayangkan hal ini, karena aku ini pintar dan mampu. Kenapa tidak masuk SMA saja katanya. Aku tidak cukup tertarik untuk masuk ke sekolah yang hanya mempunyai dua jurusan saja. Maka dari itu, aku memutuskan untuk masuk ke SMK.
Entah kenapa aku juga mengambil jurusan TKJ yg dominan banyak laki-laki nya. Tadinya aku mengambil jurusan perkantoran, namun, karena kuota penuh, akhirnya aku di pindah ke TKJ.
Siswa di kelasku jumlahnya lumayan, ada sekitar delapan belas orang. Delapan untuk siswi perempuan, dan sepuluh untuk jumlah siswa laki-laki.
Oh iya, aku di sini duduk paling depan dipojok sendiri. Aku duduk sama cewek manis namanya Yusi. Dia anak yang baik, dan perhatian. Kalo punya apa-apa, aku pasti dikasih. Dia selalu ingat teman.
Ngomong-ngomong, aku di sini juga bareng sama temen SMP ku dulu. Namanya Damar, dia lumayan ganteng, banyak cewek juga yang naksir sama dia, cuman dia gak ngrespon. Katanya sih, Damar naksir sama aku, hehehe. Tapi aku hanya anggap dia sebagai temen.
***
Bel sekolah berbunyi waktu untuk belajar telah di mulai. Mata pelajaran pertama adalah bahasa indonesia. Pak Hartono masuk ke dalam ruangan kelas TKJ dengan senyuman mengembang dan wajah yang cerah karena ia mulai mendidik anak baru lagi. Setalah satu tahun berlalu.
"Selamat pagi anak-anak!" sapa Pak Hartono dengan ramah dan tersenyum, kemudian meletakkan bukunya di atas meja.
"Wah, sekarang sudah terlihat rapih-rapih dan bersih, kinclong, bersinar seperti mutiara. Berbeda saat kalian masih MOS, kucel, kumel dan sepet, hehehehe," kata Pak Hartono sambil tertawa, dan diikuti oleh semua anak didiknya.
"Oh iya, ngomong-ngomong, perkenalkan nama saya Hartono, istri saya baru satu. Anak baru empat, hehehe! dan rumah saya juga deket, kalo mau main, boleh saja. Nanti saya kasih alamatnya," ucap Pak Hartono basa-basi.
"Proses pencarian istri lagi ya, Pak!" ucap Damar nyeplos begitu saja, dan semua siswa tertawa mendengar celetukannya.
"Ah tau saja kamu! jiaahhhaha!" Pak Hartono tertawa renyah diikuti semua siswa lagi.
"Saya akan absen kalian sekaligus mau ngapalin wajah-wajah kalian, nanti pas saya sebut nama, kalian berdiri yah!" perintah Pak Hartono sambil mengambil kertas absen dan mulai membacanya.
"Baik, kita mulai. Arfiani Damayanti!" seru Pak Hartono.
"Hadir, Pak!" jawab Arfi sambil berdiri kemudian duduk kembali. Demikian juga untuk para siswa lain yang dipanggil oleh Pak Hartono, melakukan hal yang sama dengan Arfi.
"Wah mirip siapa ni, Ayu ting-ting yah ... Terus Alan Fahrizi!" teriak Pak Hartono.
"Hadir, Pak!"
"Bagus, cocok jadi atlet kamu ... terus, Bagus Ardiansyah!"
"Hadir, Pak!"
"Wajahnya bagus seperti namanya, rapih juga kamu, kalo dilihat dari penampilanmu, kamu kutu buku ya!" tanya Pak Hartono soq tau.
"Jangan terkecoh sama penampilan, Pak! Penampilan tidak selamanya menjamin kepribadian seseorang!" Damar menyela pernyataan Pak Hartono kepada Bagus.
"Iya bener juga sih! siapa nama kamu! belum saya panggil sudah nimbrung saja!" tanya Pak Hartono sambil menuding Damar.
"Nama saya Damar, Pak!"
"Nama panjangmu siapa?"
"Narandra Damar Prasetya,"
"Oh, iya nih ada di nomor lima belas ... Kamu lumayan ganteng juga ... Terus, tadi sampe mana absen nya ... Huruf b ... Terus, lanjut ke Cantika Hilmayose!"
"Hadir, Pak!"
"Cantik kaya namanya ... Terus, Dara Prameswari!"
"Hadir, Pak!"
"Gerhana ... Waduh, ini lahirnya pas waktu gerhana matahari apa bulan nih! Namanya Gerhana Larasati, cewek apa cowok nih! Mana orangnya?" Teriak Pak Hartono melirik ke sana kemari sambil membenarkan kaca matanya yang melotot.
"Hadir, Pak! Saya cewek, lahir pas gerhana matahari!" terang Gerhana menjelaskan detailnya.
"Namanya unik-unik hihihi! Tapi untungnya kamu gak gelap ya! Eh, maaf bercanda ... Terus, eh kamu siapa sih namanya!" Pak Hartono menunjuk Hana.
Hana menunjuk dirinya sendiri sembari bertanya, "saya, Pak!"
"Iya, kamu! dari tadi, saya penasaran sama kamu loh! bahkan dari sejak kamu ikut MOS, banyak yang perhatiin kamu, tadi saya mau naik kesini saja banyak yang kasih salam buat kamu. Anak TKJ, cewek yang duduk di depan pojok sendiri, rambutnya panjang agak pirang, cantik dan manis banget, bla bla bla gitu deh!"
"Ah, berlebihan bapak mujinya!" ucap Hana tersipu malu.
"Beneran, siapa nama kamu!" tanya Pak Hartono dengan rasa penasarannya.
Mendengar penuturan dari Pak Hartono, Hana merasa tidak enak dengan teman-temannya. Apalagi tatapan Cantika yang terlihat sangat jelas tidak sukanya. Sedangkan Damar, dia hanya tersenyum, ia sendiri tidak kaget karena dulu pernah satu SMP bersama Hana, jadi ia tahu semuanya.
Sebenarnya, Hana, Damar, dan Cantika, dulunya pernah satu SMP, namun, Cantika bukanlah teman dekat Hana, melainkan rivalnya.
"Emm, nama saya, Hana Ceriana Darmawan, Pak!" ucap Hana sedikit bergumam.
"Oh, panggilannya siapa?"
"Kalo dari SMP, dia sering dipanggil Hana, Pak!" Damar menyela pertanyaan Pak Hartono yang ditujukan untuk Hana.
"Saya gak nanya kamu koq! iya sudah, kita langsung ke pelajaran saja yah!" kata Pak Hartono kemudian duduk di bangkunya.
"Loh, yang lain belum di absen, Pak!" seru Damar.
"Saya hitung jumlah muridnya udah pas. Ntar sambil jalan pelajaran, saya absen lagi yah!" kata Pak Hartono kemudian menutup daftar absennya.
Pak Hartono mulai menjelaskan pelajaran yang di selingi dengan candaan, hingga tidak terasa pergantian jam pelajaran ke tiga telah mulai.
Setelah pejajaran ke tiga selesai, bel istirahat pun berbunyi. Semua murid menghela nafas panjang. Mereka merasa merdeka ketika bel istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan keluar. Terutama para wanita.
"Ya ampun, ternyata belajar itu melelahkan ya!" keluh Yusi sambil meregangkan tangannya, dengan tujuan agar otot-ototnya rileks.
"Iya, tadi aku sempet ngantuk juga," sambung Hana sedikit terkekeh.
"Guru matematika terlalu serius, kaku! Grogi kali iya!" imbuh Yusi sambil melirik ke arah Hana.
"Emang udah wataknya gitu kali dari sononya!"
Damar menyela obrolan Hana dan Yusi. "Ke kantin yuk!" ucap Damar kembali sambil duduk di meja Yusi dan Hana.
"Ayo! aku udah gak sabar pengin nyaplok mie ayam kantin yang enak bingits," kata Yusi sambil meringis. "kamu masih inget rasanya kan, Han! Waktu kita abis MOS disuruh lari-lari capek banget. Tapi kemudian terbayar sudah saat makan mie ayam kantin," Yusi tampak membayangkan rasa enaknya mie ayam tersebut.
"Inget banget dong! Ayo capcus, sebelum kehabisan!" seru Hana dengan semangat.
Mereka bertiga akhirnya pergi menuju kantin dengan saling bergandengan tangan. Raut wajah mereka tampak ceria mengingat akan menyantap mie ayam terenak di sekolah. Yah, karena memang ada satu. Tapi rasanya memang yahut.
Cantika yang melihat keakraban mereka, merasa tidak senang.
"Tuh cewek sok cakep banget! mentang-mentang di puji sama pak guru! Padahal masih cantik-an aku ke mana-mana kali!" kata Cantika dalam hatinya.
Hana cs akhirnya sampai di kantin. Akan tetapi, sesampainya di sana, para pelajar sudah panjang mengantri. Mereka menghela nafas bersamaan.
"Aduh, kita bakal kebagian gak yah!" ucap Yusi dengan nada lesu.
"Bisa-bisa waktu istirahat kita habis buat antri mie ayam doang nih!" kata Hana dengan rasa tak kalah kecewa.
"Gimana kalo kita ganti menu lain aja!" kata Damar menimpali kedua temannya.
"Maunya mie ayam nih!" kata Yusi sambil memandang gerobag mie ayam yang hanya kelihatan atapnya saja.
"Kan bisa lain waktu lagi, Yus!" ucap Damar
"Gak mau!" Yusi merengek seperti anak kecil.
Mereka bertiga kemudian berjalan ke tempat duduk yang kosong terlebih dahulu. Yusi masih tak berdaya melihat antrian panjang tersebut.
"Yang antri kayaknya kelas dua sama tiga aja deh!" ucap Hana.
Tiba-tiba datang seorang cowok tampan ikut bergabung di meja Hana sambil menawarkan semangkok mie ayam.
"Hay! mau mie ayam gak?" tanya Samuel
Mereka bertiga kemudian menengok ke arah Samuel. Hana cs sama-sama terpana ketika melihat wajah tampan siswa yang duduk di depan mereka. Hana kemudian tersadar dengan pandangannya. Demikian juga dengan Damar. Mereka berdua kemudian menunduk dan mengalihkan pandangan.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Xu Hana
hhh, semoga tidak kecewa kak, tapi hiatus lama, mau pindah dan remax ulanh
2023-11-05
0
Devita Sari
mampir nih thor semoga bagus alur ceritanya dan gak mengecewakan 😊
2023-11-04
0