"Tapi aku gak enak nih," ucap Hana sambil menggaruk tengkuknya.
"Biasa aja, gak usah sungkan, cuman lima ribu koq. Aku cabut dulu yah!"
Cowok tersebut berlari meninggalkan Hana yang masih mematung di tempat. Ia memandangi kepergian sang cowok, tiba-tiba saja satu pikiran terlintas di benaknya.
"Aduh! Aku bego banget sih! Kenapa gak nanya nama, terus alamat rumahnya. Kan aku bisa main kapan-kapan, sambil balas budi. Biarpun lima ribu juga, itu tetep hutang yang harus di bales kan!" Hana merutuk dirinya sendiri.
Hana lalu mengambil sepedanya dan pulang dengan wajah masam. Sesampainya di rumah, Hana merebahkan tubuhnya di sofa, yang ahirnya membuat ia dimarahi Mama–nya, karena tidak ganti baju dulu dan melepas sepatunya.
"Ya ampunn! Ceri! Kamu itu kebiasaan banget, kalo abis dari mana-mana gak langsung ganti baju, cuci kaki dan tangan, malah langsung rebahan! Bersihin badan dulu, dan ganti baju dulu sana!" ucap Mamanya sambil menarik kaki Hana alias Ceri.
Orangtua Hana memanggil Hana dengan sebutan Ceri, tak lepas dari nama panjangnya yah! Kalo di sekolah, Ceri dipanggilnya Hana.
"Aduh, Mah! Biarin aku isitrahat dulu kenapa sih! Tadi aku tuh abis ngalamin hal yang memalukan!" Hana menutup wajahnya dengan kedua tanganya, lalu membukanya lagi.
"Maksud kamu apa!" tanya Mamanya kemudian duduk di sofa.
"Jadi gini, Mah! Tadi aku goes, lupa gak bawa minum. Lah, aku beli air minum deh, nah, pas udah aku minum dan mau bayar, ternyata aku gak bawa uang, Mah! Coba bayangin gimana rasanya jadi aku, Mah! Mana itu ibu ngliatin mulu!" terang Hana dengan ekspresi serius.
"Aduh, koq bisa sih kamu stledor itu, gak bawa uang! Terus gimana sekarang? minuman–nya udah di bayar belom?" tanya Mamanya sambil menahan tawa.
"Untungya, tadi ada cowok yang nolongin aku, Mah! Di bayarin dulu tuh minuman!"
"Alhamdulillah, jadi gak malu banget kan kamu! Em, cowok itu siapa, Cer?"
"Nah itu dia, Mah! Bodohnya, Ceri gak nanya, namanya siapa, rumahnya dimana. Hemm, gimana mau balas budi kalo kayak gini!" ucap Hana sambil mengusap puncak kepalanya sendiri.
"Siapa tau suatu hari nanti kalian bisa ketemu lagi. Emang tadi ketemu dimana?"
"Di taman komplek depan, Mah!"
"Ohh, kalo ketemunya di situ, bisa jadi dia juga tinggal di perumahan Century, Cer! Cuman beda blok aja sama kita!"
"Bener juga ya, Mah! Ntar sore deh kalo gak besok, aku keliling cari–in dia," ucap Hana sambil menerawang jauh ke depan.
"Semangat banget, jangan-jangan kamu suka pada pandangan pertama, nih!" kata Mamanya sambil menowel dagu Hana.
"Masa baru ketemu langsung suka, yang bener aja dong! Itu namanya suka karena napsu, Mah!" jawab Hana sambil memandang Mamanya.
"Betul kamu, Cer! Pinter!" jawab Mamanya diiringi senyuman dan mengangkat jempolnya.
"Ya donk, anaknya siapa dulu!" jawab Hana.
"Tapi udah deh kamu gak usah nyariin dia, ntar kalo di takdirin berjodoh juga ketemu lagi!" kata Mamanya asal.
"Apa–an sih, malah godain!" jawab Ceri manyun, kemudian ia beranjak dari tempat duduknya.
Sedangkan, Mamanya tertawa melihat tingkah anaknya.
***
Di jam terakhir, semua anak kelas satu TKJ tidak fokus karena merasa ngantuk mendengar penjelasan dari Pak Imam selaku guru komputer.
"Pak!" Hana mengangkat tangan kanannya.
"Iya, ada apa, Hana?" tanya Pak Imam.
"Kenapa penjelasan–nya gak sama praktek aja, Pak! Supaya kita gak bosen, dan cepet konek!" Hana mencoba memberi usul.
"Benar juga! Tapi, karena waktu kita tinggal 15 menit lagi, jadi tidak memungkinkan yah!"
"Oohhh!" jawab Hana menganggukan kepalanya.
Lima belas menit berlalu, bel sekolah pun berbunyi, tanda pelajaran telah selesai. Semua murid merapihkan peralatan belajarnya, dan siap untuk pulang.
Di depan kelas TKJ, seperti biasa para Fans menunggu Hana, dan di situ juga ada Samuel. Pak imam yang kebetulan keluar lebih dulu menggeleng-geleng kan kepalanya melihat deretan para cowok dari berbagai kelas menunggu Hana keluar.
"Astagfirulloh! Ngapain kalian di sini? Pacar kalian emangnya di sini semua?" tanya Pak Imam heran.
"Hehehe! Iya, Pak!" jawab Fans Hana serempak.
"Boleh pacaran, tapi jangan kebablasan yah! Dan jika kalian ketauan melakukan hal yang tidak baik. Siap-siap kalian akan di keluarkan. Lagi pula, masa-masa kalian ini harusnya dimanfaatkan untuk belajar, bukan pacaran! Pacaran hanya untuk orang-orang yang sudah siap menikah! Karena godaan syetan itu banyak!" ucap Pak Imam seperti Guru Agama.
"Iyaaaa, Pak!" jawab Fans Hana serempak.
Pak imam yang masih keheranan kemudian pergi dari sana, meninggalkan para murid yang somplak. Siswa TkJ akhirnya bisa keluar setelah Pak Imam pergi.
"Duh, ngapain sih, mereka di sini!" kata Hana dalam hatinya.
"Han, ada oppa Siwon juga tuh!" kata Yusi sambil menyenggol lengan Hana.
"Apaan sih, Yus! Aku risih tau, sama mereka semua!" jawab Hana lirih, dengan kesal.
Damar menghampiri Yusi dan Hana yang masih berdiri diambang pintu. Sementara, Cantika tampak cemburu melihat banyak kaum Adam yang suka dengan Hana. Apalagi, Samuel, incarannya, juga suka dengan Hana.
"Awas aja kalo Samuel, dia embat juga!" kata Cantika dalam hatinya.
"Hay, Hana!" sapa Samuel dengan senyuman manisnya.
"Hello, My princes!" Fans Hana menyapa serempak dengan senyuman yang terus mengembang di bibir mereka.
Hana tersenyum kecut memandang para Fans–nya. Sementara Damar dan Yusi saling menyenggol lengan dan menahan tawa, melihat pemandangan yang ada di depan mereka.
"My Princes, gimana kalo kita pulang bareng!" kata salah satu Fans.
"My Princes, jika mau pergi kemana saja akan kami antar, minta apa saja, akan kami turuti," ucap salah satu Fans.
"My Princes, jangan sungkan untuk meminta bantuan kami," ucap salah satu Fans.
"My Princes, kami punya julukan untuk kami para fans mu, yaitu .... "
"Aduuuhhh! Kalian lebay banget sih! Aku tuh bukan artis, aku gak butuh Fans," ucap Hana dengan wajah keheranan.
"My Princes, jangan bicara seperti itu, bagi kami, My Princes seperti bidadari penyemangat. Jangan pernah minta kami untuk berhenti mengikutimu!" ucap ketua Fans Hana dengan tatapan sedih.
"My Princes, kita akan perkenalan terlebih dahulu ... Namaku ...."
"Cukup, cukup ... Oke, My Fans, please minggir dulu, yah! Aku mau pulang soalnya," Hana meringis di depan para Fansnya.
Mendengar perintah dari Hana, para Fans Hana kemudian berjajar berderet sambil memberi hormat, dan membuka jalan untuk Hana.
Samuel, Damar, dan Yusi hanya menahan senyum dan tawa mereka.
Hana lalu berjalan sambil memandangi para Fansnya satu persatu dengan senyuman supaya terlihat ramah. Di belakang Hana, Samuel, Damar dan Yusi mengikuti langkahnya.
"Hati-hati di jalan, My Princes, We love you!" teriak semua Fans Hana.
Yusi, Samuel, dan Damar, tertawa terbahak mendengar teriakan dari Fans Hana. Hana merasa malu kemudian ia mempercepat langkahnya.
Sementara itu, Cantika melewati para Fans Hana dan berkata, "Kalian itu norak banget sih! cupu-cupu! Ngapain juga jadi fansnya si Hana yang sombong itu! Eh, dengerin yah, aku, dulu satu sekolah sama Hana, dia itu pacarnya banyak, suka gonta ganti pasangan! Dan dia itu ...."
Belum selesai bicara, para Fans Hana memotong.
"Mari kita cabut, guys!" ucap ketua Fans mengkoordinasi anggotanya untuk pergi meninggalkan Cantika. Cantika hanya bisa melongo melihat Fans Hana pergi, tanpa merespon kalimatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
riyu yuri
ini kenapa nama nama gurunya sama kayak guruku semua ya bisa kebetulan gini ..
2023-05-20
0