11. Firasat Buruk

Hana melanjutkan kalimatnya kembali.

"Dan, mereka semua langganan aku. Kalo kamu sendiri gimana? Naek motor apa dijemput?" tanya Hana.

"Aku dijemput, bareng aku aja, yuk!"

"Ah, gak deh. Terimaksih, kapan-kapan aja," tolak Hana dengan halus.

"Beneran, Han? Kamu gak mau ikut aku?" tanya Hasan memastikan.

"Iya bener lah. Aku naik angkot aja,"

"Ya udah kalo gitu, aku balik dulu yah, Papaku udah nungguin di depan soalnya," ucap Hasan.

"Oke, hati-hati, yah!" ucap Hana diiringi senyuman.

Hasan tersenyum ke arah Hana, sebelum ia benar-benar pergi.

Hana lalu berjalan sendiri menuju ke pangkalan angkot, tapi dari belakang ada seseorang yang meraih tangan nya. Hana langsung berbalik, dan ternyata, itu adalah Samuel.

"Kak Samuel! Ada apa, Kak?" tanya Hana merasa sedikit khawatir.

"Tadinya aku mau percaya sama omongan kamu, Han. Tapi, setelah aku denger suara kamu langsung, aku semakin yakin, hati kamu ternyata gak secantik wajahmu, kamu bermuka dua!" ucap Samuel dengan sedikit berang.

Hana tersenyum mendengar kalimat Samuel, "aku tau, Kak Sam, pasti denger suaraku dari rekaman Cantika, kan? Silahkan, Kaka mau percaya aku atau sama Cantika, itu hak Kaka. Aku gak akan ngejelasin apa-apa lagi, toh, Kaka lebih percaya dengan penuturan orang lain, ketimbang mencari kebenarannya sendiri," terang Hana diiringi senyuman.

"Ternyata emang bener, Han! Aku benci sama kamu, kamu cewek bermuka dua, kamu gak pantes dapetin aku. Nyesel aku udah deketin kamu," Samuel berkata dengan ekspresi marah.

Samuel pergi meninggalkan Hana, dengan perasaan yang tidak karuan. Hatinya tidak ingin mengucapkan hal itu. Tapi pikiranya berkata lain. Ada maksud jahat dalam diri Samuel kepada Hana.

Hana masih mematung melihat kepergian Samuel. Hana merasa sedih, apalagi mendengar kata-kata Samuel. Hana menitikan air matanya. Lalu berbalik dan kembali berjalan.

"Aku harap, kamu nemuin bukti sendiri, Kak Sam!" ucap Hana dalam hatinya.

***

Hari jum'at emang asyik, pelajaran sedikit dan pulang lebih awal, karna anak cowok pada sholat jum'at. Jadi, sekolah kayak cuman beberapa detik lewat gitu aja.

Yusi dan Hana berjalan beriringan menuju pangkalan angkot, kebetulan, Yusi bilang ingin naik angkot juga. Tapi sayang, angkot yang di naiki Yusi berbeda dengan Hana, karena beda arah. Yusi ke barat, sedangkan Hana ke timur.

"Oke deh, kita berpisah di sini, kamu hati-hati ya, Han. Aku mau naik angkotku dulu, kayaknya udah mau cabut, soalnya udah penuh tuh," ucap Yusi sambil menunjuk angkot berwarna kuning jurusannya.

"Siapp! Mestinya aku yang bilang ke kamu buat hati-hati. Kamu kan baru pertama kali naik angkot," jawab Hana diiringi senyuman.

"Oke, aku duluan yah," jawab Yusi sambil tersenyum dan melambaikan tangan.

Yusi berlari mengejar angkot warna kuning, dan duduk di samping sopir.

Lalu, Hana masuk ke dalam angkot warna pink tujuanya.

"Koq masih sepi sih, belom ada yang naik," kata Hana dalam hatinya, ia merasa sedikit aneh dengan hari ini.

Dengan langkah ragu, Hana lalu naik, dan duduk di belakang sopir. Saat Hana sudah naik, sopir angkotnya langsung masuk ke dalam dan menyalakan angkotnya. Pintu angkot pun ditutup. Hana merasa asing dengan sopir tersebut, tapi ia mencoba untuk tetap tenang.

"Loh, Bang! Penumpangnya baru satu, koq udah mau berangkat aja," tanya Hana bingung.

Biasanya, kalo penumpang masih sepi, angkot akan nge-time terlebih dulu. Tapi, ini langsung jalan aja.

"Iya, Neng! Soalnya saya buru-buru mau jum'at an," jawab Sang Sopir.

Angkot tersebut melaju dengan lumayan kencang. Hana pun berpegangan kuat pada besi di jendela.

"Bang, kayaknya abang, sopir baru, ya! Saya baru liat soalnya," tanya Hana sambil memperhatikan sopir angkot yang masih muda itu.

"Iya begitulah, Neng," jawab sang sopir tersenyum menyeringai.

"Bang, jalannya pelan-pelan aja, bang! Siapa tau nanti ada yang mau naik di jalan,"

"Kan mau jum'atan, Neng! Jadi harus cepet-cepet,"

Hana mendadak takut, keringatnya mulai keluar, ketika ia menyadari, jalan yang diambil oleh sopir, bukanlah jalan yang ia lewati untuk menuju rumahnya. Hana panik, hatinya sudah bisa menebak, bahwa akan ada hal buruk dalam dirinya.

"Loh, bang! Ini bukan arah jalan ke rumah saya. Ini bukan rute seperti biasanya ya, Bang!" tanya Hana dengan mata melotot melihat sekeliling jalan yang tampak asing baginya, tidak ada rumah di sana, hanya ada perkebunan di sisi kanan dan kiri.

"Nerobos, Neng! Biar cepet,"

"Ya Alloh, semoga tidak terjadi apa-apa dengan diriku," batin Hana.

Angkot tersebut masuk ke dalam jalan yang berumput dan jauh dari rumah penduduk. Banyak pepohonan jati di sana, lalu angkot tersebut berhenti. Pintu angkot pun di buka oleh sang sopir.

"Bang, kenapa abang bawa saya ke sini!"

"Maaf neng cantik, abang hanya disuruh," jawab sopir angkot.

Sopir angkot tersebut melepas kaca mata dan jaket hitamnya, sopir tersebut masih muda, dan seperti anak sekolah. Hana segera turun, dia sadar nyawanya dalam bahaya.

Dari arah jalan yang sama, datang lah tiga pemuda dengan mengendarai motor ninja. Dan Hana kenal dengan salah satu motor itu, apalagi orangnya.

Mereka semua mencopot helm yang ia kenakan. Dua diantara pemuda tersebut mengenakan jaket, sehingga tidak terlihat atribut sekolahnya.

"Kak Samuel!" Seru Hana ketika melihat wajah yang ia kenal.

Samuel dan teman-temannya tersenyum menyeringai. Ternyata, sopir angkot tersebut adalah teman Sam juga, pantas saja masih muda dan bagus.

"Hay, Hana!" sapa Samuel dengan wajah licik.

Hana di kelilingi oleh teman-teman Samuel. Hana memang sangat panik. Tapi, dia mencoba untuk tetap tenang.

"Kenapa, Kaka nglakuin ini? Apa yang mau Kaka lakukan?" tanya Hana sambil menatap wajah mereka satu per satu.

Samuel tersenyum menyeringai, "kamu yang sudah buat aku begini, aku gak terima dipecundangi cewek kayak kamu, Han!" Samuel berang.

"Maksud kamu apa, Kak! Aku gak pernah mecundangi siapapun,"

"Hati kamu emang busuk! Aku pikir, kamu wanita baik-baik, tapi kayaknya ...." Samuel tersenyum nakal.

"Sam, adik kelasmu ini emang cantik. Cantik banget malah! Body nya juga bagus banget," ucap salah satu teman Sam.

"Aku udah gak sabar nih, Sam!" kata teman Sam lagi.

"Kalian tunggu aba-aba dariku, dan tentunya, aku dulu yang nikmatin dia," kata Samuel sambil tersenyum mulai mendekati Hana.

Keringat mulai membasahi tubuh Hana, membuat ia terlihat semakin menggoda, Hana tidak bisa bergerak kemanapun karena telah dikunci oleh Samuel dan teman-temannya. Hana benar-benar merasa takut.

"Kamu jangan macam-macam, Sam! Kita bisa bicarakan ini baik-baik," kata Hana dengan nada keras.

"Wawawawaww, sekarang kamu berani nyebut aku dengan nama langsung!" Samuel memegang dagu Hana.

Hana langsung menepis tangan Samuel yang mulai kasar padanya. Samuel tersenyum menyeringai.

"Ternyata pilihanku tepat, gak seharusnya aku deket sama kamu, Sam! Kamu bukan orang yang baik, kamu psikopat! Aku pikir, kamu cowok yang asyik, gak cepet marah. Tapi, kamu beda 180 derajat dengan apa yang aku pikirkan," ucap Hana marah.

"Kamu gak usah nilai aku, kamu sendiri juga begitu, sepertinya, kita cocok, kalau begitu, tidak ada salahnya jika melakukan hal yang sama-sama kita inginkan," ucap Samuel lebih mendekati Hana.

"Berhenti, Sam! Cuman gara-gara omong kosong Cantika itu, kamu langsung berubah jadi serigala," Hana mencoba menahan tubuh Samuel yang mulai me mepetnya di pohon jati.

Jantung Hana berdegup kencang, dia meneteskan air matanya, takut dengan apa yang akan dilakukan Samuel kepadanya. Hana terus berdo'a dalam hatinya.

"Ya Alloh, tolong hamba, ya Alloh, hamba tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada diri ini," ucap Hana dalam hatinya.

Di satu sisi, Hasan yang ikut sholat jum'at di masjid dekat jalan raya, kebetulan melihat Hana yang naik angkot. Setelah berwudhu, Hasan mulai gelisah memikirkan Hana. Apalagi, dia melihat angkot tersebut tidak memiliki penumpang lain selain Hana. Dan angkot tersebut melaju dengan cepat.

Terpopuler

Comments

riyu yuri

riyu yuri

ikut dekdekan baca bab ini haduuuuhhhhh

2023-06-22

0

lihat semua
Episodes
1 1. Mie Ayam Kantin
2 2. Air Mineral
3 3. Aku Bukan Artis
4 4. Tentang Tradisi
5 5. Siapa Cowok Yang Akan Di Jodohkan Denganku?
6 6. Berjumpa Kembali
7 7. Anak Baru
8 8. Fitnah
9 9. Masa Lalu
10 10. Praktek Trimping
11 11. Firasat Buruk
12 12. Pertolongan
13 13. Teringat Akan Perjodohan Lagi
14 14. Siapa Wanita Yang Di Sukai Kaka?
15 15. Jadi Hacker
16 16. Ketakutan
17 17. Samuel Sudah Di keluarkan
18 18. Malam Perjodohan
19 19. Malam Pertunangan
20 20. Resmi Tunangan
21 21. Canggung
22 22. Alhamdulillah, Sah!
23 23. Takjub, Terpesona, Sempurna
24 24. Ukuran Baju
25 25. Tersipu Malu
26 26. Tanggung Jawab Hasan
27 27. Sketsa
28 28. Mencari Alasan
29 29. Bad Mood
30 30. Kaget Berita Samuel
31 31. Geregetan
32 32. Sadar
33 33. Terharu
34 34. Macam Detektif Saja
35 35. Perhatian Hasan
36 36. Damar Masuk Rumah sakit
37 37. Kecemasan Dimas
38 38. Damar Siuman
39 39. Kecurigaan Raja
40 40. Tutup Kebalik
41 41. Menabrak Seseorang
42 42. Mengorek Informasi
43 43. Hasan bertemu Raja
44 44. Perfect
45 45. Hasan Masak?
46 46. Amarah Raja
47 47. Panik
48 48. Semua Hanya Untuk Kamu!
49 49. Hasan Sakit
50 50. Dibonceng Raja
51 51. Raja Keras Kepala
52 52. Diikuti Sampai Rumah
53 53. Kekhawatiran Bu Darma
54 54. Sikap Dingin Hasan
55 55. Takut
56 56. Getaran Asmara
57 57. Bikin Penasaran
58 58. Hasan Di Kamar Hana
59 59. Peringkat Pertama Siapa?
60 60. Tambah Masalah
61 61. Rasa Bersalah Bercampur Cinta
62 62. Kita Bertemu Lagi, Lita!
63 63. Belum Move-On
64 64. Yeay, Hadiahnya Datang
65 65. Marah-Marah
66 66. Pergi Tanpa Ijin
67 67. Amnesia?
68 68. Panik Mencarimu
69 69. Sosok Yang Sudah Lama Dirindukan
70 70. Shock!
71 71. Dia Abangku!
72 72. Pura-Pura
73 73. Habis Miki, Raja
74 74. Merasa Bersalah
75 75. Puisi Dari Hati Pilu
76 76. Kepergok
77 77. Hana Nakal, Mah!
78 78. Pengakuan Bu Darma
79 79. Naughty Kiss
80 80. Welcome Back, Lita!
81 Syarat Untuk Hana
82 Ya Ampun, Bertengkar lagi!
83 83. Mungkin Cemburu?
84 84. Maaf, Aku Mencintainya
85 Kenapa? Dia Istriku
86 Lapar
87 Kissing Code
88 Nonton Bioskop
89 Dia Lupa?
90 Pesan Dari Nomor Baru
91 Pasrah Saja
92 Sketsa Wajah Hana
93 Perjalanan Muncak
94 Sampai Di Kaki Gunung
95 95. Ribut Lagi
96 Ada apa?
97 Cokelat Untuk Yang Sedang Badmood
98 Nafsu Atau Cinta?
99 Hasan Sudah Tau
100 Belum Sepenuhnya Jujur
101 Gak Sengaja, San!
102 Oh ... cemburu
103 Mobil Siapa?
104 Sengit
105 Masih Tersimpan Rapih
106 Hadiah Kalung
107 Titip Hana
108 Lebih Suka Dikekang
109 Takut Kehilangan
110 110. Terkejut
111 Tidak Menolak
112 Benar-Benar Kejutan
113 Permintaan Orang Tua Samuel
114 Sikap Kurang Ajar Bagas
115 Cemburu
116 Malah Sakit
117 Apa Karena Aku Memarahimu?
118 Terima Tawaran?
119 Berbeda
120 Gugup
121 Panik dan Membeku
122 ???
123 Maaf
124 Dapat kepercayaan lagi
125 Bagaskara kaget
126 Tidak suka dengan parfum?
127 Ternyata orang Indonesia
128 Ada Udang dibalik batu
129 Diam-diam Jago
130 Deg-degan
131 Menang
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. Mie Ayam Kantin
2
2. Air Mineral
3
3. Aku Bukan Artis
4
4. Tentang Tradisi
5
5. Siapa Cowok Yang Akan Di Jodohkan Denganku?
6
6. Berjumpa Kembali
7
7. Anak Baru
8
8. Fitnah
9
9. Masa Lalu
10
10. Praktek Trimping
11
11. Firasat Buruk
12
12. Pertolongan
13
13. Teringat Akan Perjodohan Lagi
14
14. Siapa Wanita Yang Di Sukai Kaka?
15
15. Jadi Hacker
16
16. Ketakutan
17
17. Samuel Sudah Di keluarkan
18
18. Malam Perjodohan
19
19. Malam Pertunangan
20
20. Resmi Tunangan
21
21. Canggung
22
22. Alhamdulillah, Sah!
23
23. Takjub, Terpesona, Sempurna
24
24. Ukuran Baju
25
25. Tersipu Malu
26
26. Tanggung Jawab Hasan
27
27. Sketsa
28
28. Mencari Alasan
29
29. Bad Mood
30
30. Kaget Berita Samuel
31
31. Geregetan
32
32. Sadar
33
33. Terharu
34
34. Macam Detektif Saja
35
35. Perhatian Hasan
36
36. Damar Masuk Rumah sakit
37
37. Kecemasan Dimas
38
38. Damar Siuman
39
39. Kecurigaan Raja
40
40. Tutup Kebalik
41
41. Menabrak Seseorang
42
42. Mengorek Informasi
43
43. Hasan bertemu Raja
44
44. Perfect
45
45. Hasan Masak?
46
46. Amarah Raja
47
47. Panik
48
48. Semua Hanya Untuk Kamu!
49
49. Hasan Sakit
50
50. Dibonceng Raja
51
51. Raja Keras Kepala
52
52. Diikuti Sampai Rumah
53
53. Kekhawatiran Bu Darma
54
54. Sikap Dingin Hasan
55
55. Takut
56
56. Getaran Asmara
57
57. Bikin Penasaran
58
58. Hasan Di Kamar Hana
59
59. Peringkat Pertama Siapa?
60
60. Tambah Masalah
61
61. Rasa Bersalah Bercampur Cinta
62
62. Kita Bertemu Lagi, Lita!
63
63. Belum Move-On
64
64. Yeay, Hadiahnya Datang
65
65. Marah-Marah
66
66. Pergi Tanpa Ijin
67
67. Amnesia?
68
68. Panik Mencarimu
69
69. Sosok Yang Sudah Lama Dirindukan
70
70. Shock!
71
71. Dia Abangku!
72
72. Pura-Pura
73
73. Habis Miki, Raja
74
74. Merasa Bersalah
75
75. Puisi Dari Hati Pilu
76
76. Kepergok
77
77. Hana Nakal, Mah!
78
78. Pengakuan Bu Darma
79
79. Naughty Kiss
80
80. Welcome Back, Lita!
81
Syarat Untuk Hana
82
Ya Ampun, Bertengkar lagi!
83
83. Mungkin Cemburu?
84
84. Maaf, Aku Mencintainya
85
Kenapa? Dia Istriku
86
Lapar
87
Kissing Code
88
Nonton Bioskop
89
Dia Lupa?
90
Pesan Dari Nomor Baru
91
Pasrah Saja
92
Sketsa Wajah Hana
93
Perjalanan Muncak
94
Sampai Di Kaki Gunung
95
95. Ribut Lagi
96
Ada apa?
97
Cokelat Untuk Yang Sedang Badmood
98
Nafsu Atau Cinta?
99
Hasan Sudah Tau
100
Belum Sepenuhnya Jujur
101
Gak Sengaja, San!
102
Oh ... cemburu
103
Mobil Siapa?
104
Sengit
105
Masih Tersimpan Rapih
106
Hadiah Kalung
107
Titip Hana
108
Lebih Suka Dikekang
109
Takut Kehilangan
110
110. Terkejut
111
Tidak Menolak
112
Benar-Benar Kejutan
113
Permintaan Orang Tua Samuel
114
Sikap Kurang Ajar Bagas
115
Cemburu
116
Malah Sakit
117
Apa Karena Aku Memarahimu?
118
Terima Tawaran?
119
Berbeda
120
Gugup
121
Panik dan Membeku
122
???
123
Maaf
124
Dapat kepercayaan lagi
125
Bagaskara kaget
126
Tidak suka dengan parfum?
127
Ternyata orang Indonesia
128
Ada Udang dibalik batu
129
Diam-diam Jago
130
Deg-degan
131
Menang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!