19. Malam Pertunangan

"Oh, mungkin nama yang dikenalkan kita, dengan nama di sekolah berbeda, Bu. Soalnya, kalo di rumah, saya selalu panggil anak saya dengan nama Ceri. Dan, saya kenalkan ke ibu aja dengan nama Ceri. Sedangkan anak saya kalo di sekolah di panggilnya Hana, Bu. Pake nama depan. Biasanya kalo di sekolah kan memang seperi itu, kan?" terang Bu Darma kepada Bu Praja.

"Oh pantas saja, berarti, Leo juga di panggil Hasan, dong!" jawab Bu Praja.

"Maaf Bu, siapa tadi nama anak ibu ... Hasan?" tanya Bu Darma memperjelas.

"Iya, Bu Darma, anak saya kan nama panjangnya Hasan Leonil Praja Pamungkas. Kalo di panggil nama depan, berarti Hasan," tutur Bu Praja diiringi senyuman.

"Ya Alloh," ucap Bu Darma kaget dan merasa bahagia.

"Berarti benar, mereka udah saling kenal, bahkan sebelum mereka bertemu di sekolah, mereka udah pernah bertemu, Bu," ucap Bu Darma mengejutkan mereka semua.

"Loh, serius kamu, Mah! Koq bisa tau," Pak Darma menimpali istrinya, sementara Bu Praja dan Pak Praja menyimak.

"Serius lah, Pah! Jadi, pertemuan pertama mereka di taman depan komplek, Pah. Ceri pernah cerita waktu dia goes, dia lupa bawa air minum. Terus, Ceri beli air mineral, pas dia udah minum, dan mau bayar, ternyata dia gak bawa uang. Untungnya, ada Hasan itu yang nolongin," tutur Bu Darma sambil tersenyum.

"Oh, begitu, syukurlah kalo mereka udah saling kenal. Saya senang mendengarnya, Bu. Semoga, hubungan mereka di sekolah juga baik-baik saja ya, Bu! Dan semoga, ini pertanda yang baik untuk keluarga kita," ucap Bu Praja dengan senang juga.

"Amin," jawab mereka serempak.

Orangtua Hana dan Hasan, sama-sama merasa bahagia dengan kenyataan ini. Mereka kemudian berbincang hal lain, sambil menunggu Hasan dan Hana kembali.

Di luar, Hana masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Bahwa orang yang akan dijodohkan dengan dirinya adalah Hasan. Ia tidak tau harus merasa senang atau sedih, atau biasa saja.

Hana tampak ngos-ngosan setelah berlari dari luar. Hasan menyusulnya dari belakang.

Hana berdiri di balkon cafe, ia menumpukan tangannya di atas pagar.

Hasan mengatur nafasnya agar ritmenya senada, dengan langkah perlahan ia berdiri di belakang Hana, kemudian menepuk pundak Hana yang terbuka.

"Hana!" sapa Hasan.

Hana kaget dan menengok ke belakang.

"Hasan! Aku ... Aku ...."

"Kamu pasti syok banget kan? Aku juga gitu, Han," jawab Hasan kemudian berdiri di samping Hana.

Semilirnya angin malam ini, menerpa wajah mereka, alunan musik romantis dari cafe, menambah syahdunya malam itu.

"Aku gak nyangka, ternyata cowok yang dibilang Papa ... Itu kamu, San," ucap Hana dengan pandangan jauh ke depan.

"Sama, Han! Aku juga begitu. Terus terang, aku juga bingung mau mengekspresikan hal ini seperti apa! Aku ... A–aku hanya bisa diem, apalagi tadi, pas di dalem, aku bener-bener seperti mau pingsan saat liat kamu, berdiri di depan aku, dengan penampilan yang berbeda tentunya," ucap Hasan sembari melirik Hana dan menahan senyum di sudut bibirnya yang kecil.

Hasan tak memungkiri, gadis yang sekarang berada di sampingnya, adalah wanita tercantik kedua setelah Mamanya.

Hana dan Hasan terdiam untuk beberapa saat. Lalu, Hasan kembali berbicara.

"Han, sebenernya, banyak hal yang mau aku tanyain ke kamu. Pertanyaan yang paling penting sekarang adalah ... Kamu mau dijodohin sama aku?" tanya Hasan sambil menatap Hana.

Mereka berdua saling menatap satu sama lain.

Ada kata yang sulit untuk mereka gambarkan, sulit untuk diucapkan.

"San, aku gak tau mesti jawab apa. Ini semua adalah keinginan orangtua aku, keinginan orang tua kita. Dan juga sebuah tradisi keluarga yang sudah turun temurun dijalanin. Jadi, untuk hal ini, aku mau dijodohin sama kamu, karena sebuah tradisi dalam keluarga aku, dan juga demi kedua orangtua aku, San. Aku gak mau buat mereka kecewa. Aku terlalu menyayangi mereka berdua,"

"Itu artinya, kamu setuju dengan perjodohan ini? Aku juga berpikir sama dengan kamu, Han. Aku gak mungkin juga ngebantah orangtua aku. Orangtua aku selama ini gak pernah ngelarang hal-hal yang aku suka, bahkan mereka tidak pernah membuat aku menangis, bersedih, bahkan terpuruk sekalipun. Mereka selalu membuat aku bahagia, masa iya, aku tega nyakitin mereka dengan menolak perjodohan ini,"

"Aku pun begitu, San! Kita berada di posisi yang sama, aku harap kita bisa bekerja sama dalam hal perjodohan ini, meskipun diantara kita, tidak ada rasa sama sekali," ucap Hana sambil menatap lekat mata Hasan.

Hasan mengangguk tanda setuju.

"Kalo gitu, ayo kita masuk, mereka pasti udah nungguin kita," ucap Hasan.

Mereka berdua kemudian kembali masuk ke dalam dengan berjalan beriringan. Orangtua mereka menyambut kedatangan mereka berdua dengan bahagia.

"Ini dia, calon pengantin yang di tunggu-tunggu ... Mama gak percaya loh, ternyata kalian udah saling kenal," ucap Bu Praja dengan sumringah menarik tangan Hasan untuk duduk di kursi.

Hasan dan Hana saling memandang dan tersenyum.

"Mendingan kita langsung bahas pertemuan ini, dan setelah itu langsung makan aja yah, biar gak kemaleman, kan anak-anak kita juga udah saling kenal, jadi, insya Alloh, gak ada kendala nantinya, oke!" usul Pak Praja dan disetujui oleh mereka semua.

"Leo, Ceri, malam ini adalah pertemuan keluarga yang sangat penting sekali. Dimana, antara keluarga kita memiliki sebuah tradisi yang sama ... Untuk itu, malam ini saya selaku Wali dari Leo, ingin mengajak Pak Darmawan, untuk melanjutkan tradisi ini kembali dengan mengikat anak-anak kita. Apakah, Pak Darmawan setuju?" ucap Pak Praja dengan serius.

Pak Darma memandang Ceri dan juga Leo bergantian, kemudian, Pak Darma tersenyum dan mengangguk, "Iya, saya mau meneruskan tradisi ini, Pak Praja, dan sepertinya, anak-anak kita memang tidak masalah. Bukan begitu, Ceri, Leo?"

"Em, iya, Pah," jawab Hana.

"Iya, Om!" jawab Hasan.

"Alhamdulillah, saya dan istri saya sangat senang mendengar persetujuan Pak Darma, Bu Darma, dan tentunya, kedua calon. Oleh karena pihak masing-masing keluarga sudah saling setuju, maka dari itu, malam ini kita langsungkan pertunangan anak kita," ucap Pak Praja tersenyum.

Kedua orangtua Hasan dan Hana merasa sangat bahagia dengan kelancaran perjodohan tersebut. Tak henti-hentinya mereka tersenyum. Sementara Hasan dan Hana merasakan jantung berdebar yang tak menentu.

Pak Praja mengeluarkan kotak perhiasan yang isinya adalah dua buah cincin pertunangan dengan inisial L dan C.

Hasan dan Hana saling berpandangan. Mereka hanya diam dan menyimak percakapan orangtua mereka masing-masing.

"Pak Darmawan, dengan disaksikan keluarga anda dan keluarga saya sendiri, bolehkah anak saya menjalin sebuah ikatan dengan anak bapak? Yang nantinya akan dipinang oleh anak saya sebagai istri, untuk sekarang dan selamanya," ujar Pak Praja meminta izin.

Pak Darmawan mengangguk. Lalu, Pak Praja melanjutkan perkataan–nya lagi.

"Alhamdulillah, maka dari itu, ijinkanlah anak saya untuk memasangkan cincin tanda ikatan pertunangan, di jari anak bapak," ucap Pak Praja kemudian menyerahkan cincin berinisial L kepada Leo, untuk dipasangkan di jari Ceri. Dan inisial C, untuk dipasangkan di jari Leo.

"Iya, silahkan, Pak," ujar Pak Darma.

Dengan mengucap bismillah, Hasan kemudian memasangkan cincin berinisial L ke jari Hana, dan sebaliknya.

Terpopuler

Comments

riyu yuri

riyu yuri

kasihan nanti ini nasib miki sama hana pasti bakal mengandung bawang nih kalo rau kenyataannya

2023-06-22

0

lihat semua
Episodes
1 1. Mie Ayam Kantin
2 2. Air Mineral
3 3. Aku Bukan Artis
4 4. Tentang Tradisi
5 5. Siapa Cowok Yang Akan Di Jodohkan Denganku?
6 6. Berjumpa Kembali
7 7. Anak Baru
8 8. Fitnah
9 9. Masa Lalu
10 10. Praktek Trimping
11 11. Firasat Buruk
12 12. Pertolongan
13 13. Teringat Akan Perjodohan Lagi
14 14. Siapa Wanita Yang Di Sukai Kaka?
15 15. Jadi Hacker
16 16. Ketakutan
17 17. Samuel Sudah Di keluarkan
18 18. Malam Perjodohan
19 19. Malam Pertunangan
20 20. Resmi Tunangan
21 21. Canggung
22 22. Alhamdulillah, Sah!
23 23. Takjub, Terpesona, Sempurna
24 24. Ukuran Baju
25 25. Tersipu Malu
26 26. Tanggung Jawab Hasan
27 27. Sketsa
28 28. Mencari Alasan
29 29. Bad Mood
30 30. Kaget Berita Samuel
31 31. Geregetan
32 32. Sadar
33 33. Terharu
34 34. Macam Detektif Saja
35 35. Perhatian Hasan
36 36. Damar Masuk Rumah sakit
37 37. Kecemasan Dimas
38 38. Damar Siuman
39 39. Kecurigaan Raja
40 40. Tutup Kebalik
41 41. Menabrak Seseorang
42 42. Mengorek Informasi
43 43. Hasan bertemu Raja
44 44. Perfect
45 45. Hasan Masak?
46 46. Amarah Raja
47 47. Panik
48 48. Semua Hanya Untuk Kamu!
49 49. Hasan Sakit
50 50. Dibonceng Raja
51 51. Raja Keras Kepala
52 52. Diikuti Sampai Rumah
53 53. Kekhawatiran Bu Darma
54 54. Sikap Dingin Hasan
55 55. Takut
56 56. Getaran Asmara
57 57. Bikin Penasaran
58 58. Hasan Di Kamar Hana
59 59. Peringkat Pertama Siapa?
60 60. Tambah Masalah
61 61. Rasa Bersalah Bercampur Cinta
62 62. Kita Bertemu Lagi, Lita!
63 63. Belum Move-On
64 64. Yeay, Hadiahnya Datang
65 65. Marah-Marah
66 66. Pergi Tanpa Ijin
67 67. Amnesia?
68 68. Panik Mencarimu
69 69. Sosok Yang Sudah Lama Dirindukan
70 70. Shock!
71 71. Dia Abangku!
72 72. Pura-Pura
73 73. Habis Miki, Raja
74 74. Merasa Bersalah
75 75. Puisi Dari Hati Pilu
76 76. Kepergok
77 77. Hana Nakal, Mah!
78 78. Pengakuan Bu Darma
79 79. Naughty Kiss
80 80. Welcome Back, Lita!
81 Syarat Untuk Hana
82 Ya Ampun, Bertengkar lagi!
83 83. Mungkin Cemburu?
84 84. Maaf, Aku Mencintainya
85 Kenapa? Dia Istriku
86 Lapar
87 Kissing Code
88 Nonton Bioskop
89 Dia Lupa?
90 Pesan Dari Nomor Baru
91 Pasrah Saja
92 Sketsa Wajah Hana
93 Perjalanan Muncak
94 Sampai Di Kaki Gunung
95 95. Ribut Lagi
96 Ada apa?
97 Cokelat Untuk Yang Sedang Badmood
98 Nafsu Atau Cinta?
99 Hasan Sudah Tau
100 Belum Sepenuhnya Jujur
101 Gak Sengaja, San!
102 Oh ... cemburu
103 Mobil Siapa?
104 Sengit
105 Masih Tersimpan Rapih
106 Hadiah Kalung
107 Titip Hana
108 Lebih Suka Dikekang
109 Takut Kehilangan
110 110. Terkejut
111 Tidak Menolak
112 Benar-Benar Kejutan
113 Permintaan Orang Tua Samuel
114 Sikap Kurang Ajar Bagas
115 Cemburu
116 Malah Sakit
117 Apa Karena Aku Memarahimu?
118 Terima Tawaran?
119 Berbeda
120 Gugup
121 Panik dan Membeku
122 ???
123 Maaf
124 Dapat kepercayaan lagi
125 Bagaskara kaget
126 Tidak suka dengan parfum?
127 Ternyata orang Indonesia
128 Ada Udang dibalik batu
129 Diam-diam Jago
130 Deg-degan
131 Menang
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. Mie Ayam Kantin
2
2. Air Mineral
3
3. Aku Bukan Artis
4
4. Tentang Tradisi
5
5. Siapa Cowok Yang Akan Di Jodohkan Denganku?
6
6. Berjumpa Kembali
7
7. Anak Baru
8
8. Fitnah
9
9. Masa Lalu
10
10. Praktek Trimping
11
11. Firasat Buruk
12
12. Pertolongan
13
13. Teringat Akan Perjodohan Lagi
14
14. Siapa Wanita Yang Di Sukai Kaka?
15
15. Jadi Hacker
16
16. Ketakutan
17
17. Samuel Sudah Di keluarkan
18
18. Malam Perjodohan
19
19. Malam Pertunangan
20
20. Resmi Tunangan
21
21. Canggung
22
22. Alhamdulillah, Sah!
23
23. Takjub, Terpesona, Sempurna
24
24. Ukuran Baju
25
25. Tersipu Malu
26
26. Tanggung Jawab Hasan
27
27. Sketsa
28
28. Mencari Alasan
29
29. Bad Mood
30
30. Kaget Berita Samuel
31
31. Geregetan
32
32. Sadar
33
33. Terharu
34
34. Macam Detektif Saja
35
35. Perhatian Hasan
36
36. Damar Masuk Rumah sakit
37
37. Kecemasan Dimas
38
38. Damar Siuman
39
39. Kecurigaan Raja
40
40. Tutup Kebalik
41
41. Menabrak Seseorang
42
42. Mengorek Informasi
43
43. Hasan bertemu Raja
44
44. Perfect
45
45. Hasan Masak?
46
46. Amarah Raja
47
47. Panik
48
48. Semua Hanya Untuk Kamu!
49
49. Hasan Sakit
50
50. Dibonceng Raja
51
51. Raja Keras Kepala
52
52. Diikuti Sampai Rumah
53
53. Kekhawatiran Bu Darma
54
54. Sikap Dingin Hasan
55
55. Takut
56
56. Getaran Asmara
57
57. Bikin Penasaran
58
58. Hasan Di Kamar Hana
59
59. Peringkat Pertama Siapa?
60
60. Tambah Masalah
61
61. Rasa Bersalah Bercampur Cinta
62
62. Kita Bertemu Lagi, Lita!
63
63. Belum Move-On
64
64. Yeay, Hadiahnya Datang
65
65. Marah-Marah
66
66. Pergi Tanpa Ijin
67
67. Amnesia?
68
68. Panik Mencarimu
69
69. Sosok Yang Sudah Lama Dirindukan
70
70. Shock!
71
71. Dia Abangku!
72
72. Pura-Pura
73
73. Habis Miki, Raja
74
74. Merasa Bersalah
75
75. Puisi Dari Hati Pilu
76
76. Kepergok
77
77. Hana Nakal, Mah!
78
78. Pengakuan Bu Darma
79
79. Naughty Kiss
80
80. Welcome Back, Lita!
81
Syarat Untuk Hana
82
Ya Ampun, Bertengkar lagi!
83
83. Mungkin Cemburu?
84
84. Maaf, Aku Mencintainya
85
Kenapa? Dia Istriku
86
Lapar
87
Kissing Code
88
Nonton Bioskop
89
Dia Lupa?
90
Pesan Dari Nomor Baru
91
Pasrah Saja
92
Sketsa Wajah Hana
93
Perjalanan Muncak
94
Sampai Di Kaki Gunung
95
95. Ribut Lagi
96
Ada apa?
97
Cokelat Untuk Yang Sedang Badmood
98
Nafsu Atau Cinta?
99
Hasan Sudah Tau
100
Belum Sepenuhnya Jujur
101
Gak Sengaja, San!
102
Oh ... cemburu
103
Mobil Siapa?
104
Sengit
105
Masih Tersimpan Rapih
106
Hadiah Kalung
107
Titip Hana
108
Lebih Suka Dikekang
109
Takut Kehilangan
110
110. Terkejut
111
Tidak Menolak
112
Benar-Benar Kejutan
113
Permintaan Orang Tua Samuel
114
Sikap Kurang Ajar Bagas
115
Cemburu
116
Malah Sakit
117
Apa Karena Aku Memarahimu?
118
Terima Tawaran?
119
Berbeda
120
Gugup
121
Panik dan Membeku
122
???
123
Maaf
124
Dapat kepercayaan lagi
125
Bagaskara kaget
126
Tidak suka dengan parfum?
127
Ternyata orang Indonesia
128
Ada Udang dibalik batu
129
Diam-diam Jago
130
Deg-degan
131
Menang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!