4. Tentang Tradisi

Cantika menatap rombongan Fans Hana yang pergi tanpa merespon kalimatnya, dengan wajah terbelalak. Cantika tersenyum pahit dan menelan ludahnya sendiri. Tak menyangka jika Fans Hana begitu cuek padanya.

"What! Ini memalukan syekalii! Mereka gak nganggep aku di sini! Dan gak dengerin kata-kata ku? Iiiihhhhh ... Bener-bener rese dan nyebelin banget mereka! Sama kayak Hana!" ucap Cantika dengan sewot kemudian meninggalkan sekolah.

Sementara itu, Samuel, Damar, dan Yusi masih berjalan mengikuti Hana.

"Hana, kenapa jalan terus? Aku anterin yah! Tunggu di sini, aku ambil motor di parkiran sekolah," Samuel menawarkan dirinya untuk mengantar Hana.

"Hana pulang sama aku!" celetuk Damar.

"Kalo gitu, aku pulang duluan yah, kayaknya aku udah di jemput sama Nyokap! " kata Yusi.

"Iya, hati-hati ya, Yus!" ucap Hana.

Yusi tersenyum kemudian pergi meninggalkan teman-temannya terlebih dahulu.

"Oh iya, kalian, juga mendingan gak usah nganterin aku deh!" ucap Hana sambil memandang Damar dan Samuel bergantian.

"Kenapa, Han! Kan kamu gak di jemput! Aku anterin aja, yah! Sekalian pengin tau rumah kamu," bujuk Samuel.

"Gak usah, Kak! Soalnya aku udah biasa naik angkot!" jawab Hana sopan.

"What! Cewek secantik kamu, naek angkot! Aduh, ntar kalo ada orang yang nakal gimana?" ucap Samuel heran.

"Hana emang dari SMP suka naek angkot! Dia gak bakalan mau dianter kalo gak kepepet, atau ada hal yg penting!" kata Damar menimpali.

Samuel mengabaikan penjelasan Damar, membuat Damar kesal.

"Kalo gitu, aku anterin sampai pangkalan, yah!" tawar Samuel lagi.

"Gak usah, Kak! Aku jalan kaki aja," jawab Hana diiringi senyuman.

"Iya udah aku ikutin dari belakang, kalo kamu gak mau dianterin, tunggu, aku ambil motor dulu," kata Samuel kemudian berlari menuju parkiran, untuk mengambil sepeda motornya.

Hana dan Damar menghela nafasnya melihat sikap Samuel yang keras kepala.

"Kenapa sih tuh orang! Ngotot banget!" ucap Hana kesal.

"Yaahh, resiko jadi orang cantik, banyak fans nya," ucap Damar tersenyum.

"Aku gak nyaman aja, Dam! risih banget. Kalo aku diem aja, ntar di kira sombong! Dan aku gak mau di bilang sombong!" ucap Hana pasrah.

"Iya, aku tau koq, aku paham dengan perasaan mu saat ini. Kamu nikmatin aja masa-masa ini dulu, ntar mereka pasti berhenti dengan sendirinya koq, kalo kamu udah punya pacar! Termasuk, aku!" ucap Damar sambil tersenyum.

"Berarti, kalo aku punya pacar, kamu bakal ngejauh dari aku, Dam! Kamu gak mau temenan sama aku lagi?" tanya Hana.

"Bukan gitu maksudnya, Han! Cuman ...."

"Gak asih ah, kamu! Nyebelin!" Hana terlihat marah dengan penuturan Damar.

Hana yang ngambek kemudian berjalan meninggalkan Damar yang masih berdiri di tempatnya. Damar sengaja tidak mengejar Hana, karena dia tau, Hana sedang kesal padanya. Damar lalu menuju parkiran untuk mengambil motornya.

Sepanjang perjalanan menuju ke pangkalan, banyak cowok yang mencoba mendekati Hana. Tetapi, Hana cuek karena dia merasa tidak kenal. Lalu, Samuel datang dengan sepeda motornya dan menjajari Hana.

"Woy! Jangan pada deketin pacar aku, yah!" celetuk Samuel, Hana otomatis kaget, dan memandang Samuel, Samuel malah terseny tanpa dosa.

"Kak! Koq ngomong gitu sih!" tanya Hana dengan ekspresi kaget, cowok yang mendekatinya sontak pergi.

"Kenapa? Kan biar kamu gak digangguin, itu aja, maksud aku!" jawab Samuel.

Hana hanya diam dan tampak berfikir. "Benar juga, nayatanya cowok-cowok itu langsung pergi," ucap Hana dalam hatinya.

"Tapi, kalo kamu mau jadi pacar aku beneran, aku pasti trima koq!" kata Samuel tersenyum.

Hana merespon dengan senyuman.

"Ayo, aku anterin aja yah!" bujuk Samuel.

"Gak usah, Kak!"

"Iya udah, kalo gitu, aku temenin jalan–nya, yah!"

"Mending, Kak Samuel langsung cabut aja, emang gak cape? Ngegas pelan motornya?lagian, aku jalan–nya lamban loh!" kata Hana memberi alasan.

"Gak papa! Oh iya, boleh minta nomer hape kamu gak?"

"Maaf banget nih, Kak! Aku lagi gak bawa hape, terus, aku gak hapal nomor sendiri,"

"Koq bisa sih! Nomor sendiri gak hapal!"

"Iya, males mau ngapalin soalnya. Maaf yah!" kata Hana lembut, berharap Samuel tidak marah.

"Em, iya udah deh gak papa. Kalo gitu ... Tunggu, tunggu!" Samuel mengajak Hana untuk berhenti terlebih dahulu.

Hana kemudian berhenti, Samuel mengeluarkan buku dan pulpen, kemudian ia menulis nomor hapenya sendiri, kemudian menyerahkannya kepada Hana.

"Nih, jangan lupa di save ya, Han!" kata Samuel sambil menyerahkan sobekan kertas yang berisi nomornya.

"Ini nomer siapa, Kak?" tanya Hana sambil mengamati angka yang tercantum di kertas tersebut.

"Iya nomer aku lah, Han! Masa nomer orang aku kasih ke kamu, sih!" jawab Samuel kesal.

"Ohhh, terus!"

"Terus kamu save lah! Oh iya, jangan lupa juga setelah kamu save, kamu kirim pesan ke aku, yah!" perintah Samuel diiringi senyuman.

Hana hanya tersenyum kecut mendengar penuturan Samuel.

"Iya udah, kalo gitu, aku duluan, yah! Kebetulan aku ada janji sama temen," ucap Samuel kemudian menyalakan motornya kembali.

Hana mengangguk, Samuel lalu mengegas motornya dengan kencang dan meninggalkan Hana.

"Aku di suruh save? Dan nge–chat duluan?"

Hana merasa malas, ia membuka tasnya hendak memasukan kertas yang berisi nomor hape Samuel, tetapi, tanpa sengaja, kertas tersebut jatuh, dan tertiup angin.

"Eh, eh, yah kertasnya kabur kebawa angin, gimana nih! Duh, males banget mau nyari ... Udah lah biarin aja!"

Hana kemudian mengabaikan kertas dari Samuel itu. Ia melanjutkan langkahnya menuju pangkalan angkot.

"Katanya bakal nemenin sampe pangkalan, pret banget tuh cowok! Tampang boleh oke, tapi kalo sikapnya, gak masuk kriteria ku ... Aduh, ngapain sih aku mikirin masalah beginian, gak penting!" Hana berkata dalam hatinya sambil berjalan.

Kertas yang berisi nomor hape Samuel ternyata ditemukan oleh Cantika. Cantika tersenyum bahagia dan penuh arti saat mendapati nomor tersebut. Diam-diam, Cantika mengikuti langkah Hana, dan mendengar obrolan antara Samuel dengan Hana.

***

Setelah makan malam selesai, Hana dan orang tuanya bersantai dulu di ruang keluarga, untuk menonton TV bersama.

"Papa tumben gak pulang malem!" tanya Hana kepada Papanya.

Mama dan Papanya saling memandang penuh arti.

"Em, iya, soalnya ada sesuatu yang mau Papa dan Mama bahas sama kamu," jawab Papanya.

Hana yang tadinya fokus nonton TV, kemudian mengalihkan pandangan–nya ke Mama dan Papanya.

"Ada apa, Mah, Pah! Kayaknya serius banget!" tanya Hana penasaran.

"Gak serius banget sih, Sayang! Hanya masalah Tradisi Keluarga aja!" kata Mamanya dengan nada datar.

"Dan kami harap, kamu gak masalah dengan Tradisi yang sudah turun-temurun ini!" sambung Papanya.

"Emang Tradisi apa, Pah!" tanya Hana lebih penasaran, ditambah lagi dengan ekspresi orangtuanya yang nampak gugup.

Episodes
1 1. Mie Ayam Kantin
2 2. Air Mineral
3 3. Aku Bukan Artis
4 4. Tentang Tradisi
5 5. Siapa Cowok Yang Akan Di Jodohkan Denganku?
6 6. Berjumpa Kembali
7 7. Anak Baru
8 8. Fitnah
9 9. Masa Lalu
10 10. Praktek Trimping
11 11. Firasat Buruk
12 12. Pertolongan
13 13. Teringat Akan Perjodohan Lagi
14 14. Siapa Wanita Yang Di Sukai Kaka?
15 15. Jadi Hacker
16 16. Ketakutan
17 17. Samuel Sudah Di keluarkan
18 18. Malam Perjodohan
19 19. Malam Pertunangan
20 20. Resmi Tunangan
21 21. Canggung
22 22. Alhamdulillah, Sah!
23 23. Takjub, Terpesona, Sempurna
24 24. Ukuran Baju
25 25. Tersipu Malu
26 26. Tanggung Jawab Hasan
27 27. Sketsa
28 28. Mencari Alasan
29 29. Bad Mood
30 30. Kaget Berita Samuel
31 31. Geregetan
32 32. Sadar
33 33. Terharu
34 34. Macam Detektif Saja
35 35. Perhatian Hasan
36 36. Damar Masuk Rumah sakit
37 37. Kecemasan Dimas
38 38. Damar Siuman
39 39. Kecurigaan Raja
40 40. Tutup Kebalik
41 41. Menabrak Seseorang
42 42. Mengorek Informasi
43 43. Hasan bertemu Raja
44 44. Perfect
45 45. Hasan Masak?
46 46. Amarah Raja
47 47. Panik
48 48. Semua Hanya Untuk Kamu!
49 49. Hasan Sakit
50 50. Dibonceng Raja
51 51. Raja Keras Kepala
52 52. Diikuti Sampai Rumah
53 53. Kekhawatiran Bu Darma
54 54. Sikap Dingin Hasan
55 55. Takut
56 56. Getaran Asmara
57 57. Bikin Penasaran
58 58. Hasan Di Kamar Hana
59 59. Peringkat Pertama Siapa?
60 60. Tambah Masalah
61 61. Rasa Bersalah Bercampur Cinta
62 62. Kita Bertemu Lagi, Lita!
63 63. Belum Move-On
64 64. Yeay, Hadiahnya Datang
65 65. Marah-Marah
66 66. Pergi Tanpa Ijin
67 67. Amnesia?
68 68. Panik Mencarimu
69 69. Sosok Yang Sudah Lama Dirindukan
70 70. Shock!
71 71. Dia Abangku!
72 72. Pura-Pura
73 73. Habis Miki, Raja
74 74. Merasa Bersalah
75 75. Puisi Dari Hati Pilu
76 76. Kepergok
77 77. Hana Nakal, Mah!
78 78. Pengakuan Bu Darma
79 79. Naughty Kiss
80 80. Welcome Back, Lita!
81 Syarat Untuk Hana
82 Ya Ampun, Bertengkar lagi!
83 83. Mungkin Cemburu?
84 84. Maaf, Aku Mencintainya
85 Kenapa? Dia Istriku
86 Lapar
87 Kissing Code
88 Nonton Bioskop
89 Dia Lupa?
90 Pesan Dari Nomor Baru
91 Pasrah Saja
92 Sketsa Wajah Hana
93 Perjalanan Muncak
94 Sampai Di Kaki Gunung
95 95. Ribut Lagi
96 Ada apa?
97 Cokelat Untuk Yang Sedang Badmood
98 Nafsu Atau Cinta?
99 Hasan Sudah Tau
100 Belum Sepenuhnya Jujur
101 Gak Sengaja, San!
102 Oh ... cemburu
103 Mobil Siapa?
104 Sengit
105 Masih Tersimpan Rapih
106 Hadiah Kalung
107 Titip Hana
108 Lebih Suka Dikekang
109 Takut Kehilangan
110 110. Terkejut
111 Tidak Menolak
112 Benar-Benar Kejutan
113 Permintaan Orang Tua Samuel
114 Sikap Kurang Ajar Bagas
115 Cemburu
116 Malah Sakit
117 Apa Karena Aku Memarahimu?
118 Terima Tawaran?
119 Berbeda
120 Gugup
121 Panik dan Membeku
122 ???
123 Maaf
124 Dapat kepercayaan lagi
125 Bagaskara kaget
126 Tidak suka dengan parfum?
127 Ternyata orang Indonesia
128 Ada Udang dibalik batu
129 Diam-diam Jago
130 Deg-degan
131 Menang
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. Mie Ayam Kantin
2
2. Air Mineral
3
3. Aku Bukan Artis
4
4. Tentang Tradisi
5
5. Siapa Cowok Yang Akan Di Jodohkan Denganku?
6
6. Berjumpa Kembali
7
7. Anak Baru
8
8. Fitnah
9
9. Masa Lalu
10
10. Praktek Trimping
11
11. Firasat Buruk
12
12. Pertolongan
13
13. Teringat Akan Perjodohan Lagi
14
14. Siapa Wanita Yang Di Sukai Kaka?
15
15. Jadi Hacker
16
16. Ketakutan
17
17. Samuel Sudah Di keluarkan
18
18. Malam Perjodohan
19
19. Malam Pertunangan
20
20. Resmi Tunangan
21
21. Canggung
22
22. Alhamdulillah, Sah!
23
23. Takjub, Terpesona, Sempurna
24
24. Ukuran Baju
25
25. Tersipu Malu
26
26. Tanggung Jawab Hasan
27
27. Sketsa
28
28. Mencari Alasan
29
29. Bad Mood
30
30. Kaget Berita Samuel
31
31. Geregetan
32
32. Sadar
33
33. Terharu
34
34. Macam Detektif Saja
35
35. Perhatian Hasan
36
36. Damar Masuk Rumah sakit
37
37. Kecemasan Dimas
38
38. Damar Siuman
39
39. Kecurigaan Raja
40
40. Tutup Kebalik
41
41. Menabrak Seseorang
42
42. Mengorek Informasi
43
43. Hasan bertemu Raja
44
44. Perfect
45
45. Hasan Masak?
46
46. Amarah Raja
47
47. Panik
48
48. Semua Hanya Untuk Kamu!
49
49. Hasan Sakit
50
50. Dibonceng Raja
51
51. Raja Keras Kepala
52
52. Diikuti Sampai Rumah
53
53. Kekhawatiran Bu Darma
54
54. Sikap Dingin Hasan
55
55. Takut
56
56. Getaran Asmara
57
57. Bikin Penasaran
58
58. Hasan Di Kamar Hana
59
59. Peringkat Pertama Siapa?
60
60. Tambah Masalah
61
61. Rasa Bersalah Bercampur Cinta
62
62. Kita Bertemu Lagi, Lita!
63
63. Belum Move-On
64
64. Yeay, Hadiahnya Datang
65
65. Marah-Marah
66
66. Pergi Tanpa Ijin
67
67. Amnesia?
68
68. Panik Mencarimu
69
69. Sosok Yang Sudah Lama Dirindukan
70
70. Shock!
71
71. Dia Abangku!
72
72. Pura-Pura
73
73. Habis Miki, Raja
74
74. Merasa Bersalah
75
75. Puisi Dari Hati Pilu
76
76. Kepergok
77
77. Hana Nakal, Mah!
78
78. Pengakuan Bu Darma
79
79. Naughty Kiss
80
80. Welcome Back, Lita!
81
Syarat Untuk Hana
82
Ya Ampun, Bertengkar lagi!
83
83. Mungkin Cemburu?
84
84. Maaf, Aku Mencintainya
85
Kenapa? Dia Istriku
86
Lapar
87
Kissing Code
88
Nonton Bioskop
89
Dia Lupa?
90
Pesan Dari Nomor Baru
91
Pasrah Saja
92
Sketsa Wajah Hana
93
Perjalanan Muncak
94
Sampai Di Kaki Gunung
95
95. Ribut Lagi
96
Ada apa?
97
Cokelat Untuk Yang Sedang Badmood
98
Nafsu Atau Cinta?
99
Hasan Sudah Tau
100
Belum Sepenuhnya Jujur
101
Gak Sengaja, San!
102
Oh ... cemburu
103
Mobil Siapa?
104
Sengit
105
Masih Tersimpan Rapih
106
Hadiah Kalung
107
Titip Hana
108
Lebih Suka Dikekang
109
Takut Kehilangan
110
110. Terkejut
111
Tidak Menolak
112
Benar-Benar Kejutan
113
Permintaan Orang Tua Samuel
114
Sikap Kurang Ajar Bagas
115
Cemburu
116
Malah Sakit
117
Apa Karena Aku Memarahimu?
118
Terima Tawaran?
119
Berbeda
120
Gugup
121
Panik dan Membeku
122
???
123
Maaf
124
Dapat kepercayaan lagi
125
Bagaskara kaget
126
Tidak suka dengan parfum?
127
Ternyata orang Indonesia
128
Ada Udang dibalik batu
129
Diam-diam Jago
130
Deg-degan
131
Menang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!