18. Malam Perjodohan

Malam perjodohan pun tiba. Keluarga Hana tengah bersiap-siap. Pak Darma tengah menanti Anak dan Istrinya di ruang tamu sambil melempar pesan dengan calon besannya. Hana yang di dandani oleh mamanya, terlihat sangat cantik dan menawan. Hana mengenakan gaun berwarna gold, terlihat sangat elegan. Dengan riasan rambut yang di kepang memanjang, kemudian di Gelung menyerupai bunga, lalu di jepit dengan aksesoris bunga mawar kecil berdaun. Bagian depan rambutnya dibelah pinggir, dengan menyisakan helaian rambut disisi kana dan kiri, menambah pesona dalam diri Hana. Siapapun yang memandangnya, pasti jatuh cinta. Hana mirip seperti princess dalam negeri dongeng dalam perfilman.

"Sempurna! Kamu terlihat sangat cantik sayang," ucap Bu Darma memuji anaknya sendiri.

"Mah, apa ini gak berlebihan? Masa harus dandan seperti ini! Terus, pake gaun segala, kan cuman acara pertemuan biasa, Mah," kata Hana sambil melihat dirinya di cermin.

"Pertemuan ini sangat penting, Ceri, kamu jangan sembarangan kalo bicara. Pokoknya kamu harus tampil sangat cantik malam ini, supaya calon suamimu tergila-gila padamu,"

"Cinta itu bukan hanya soal fisik, Mah! Tapi juga tentang perasaan," jawab Hana kesal.

"Ah, sudahlah! Kamu jangan ambil pusing masalah ini. Jika keluarga saling setuju, kalian akan langsung diikat dengan cincin. Lalu besok paginya kalian akan menikah," terang Bu Darma sambil menowel dagu Hana.

"Apa! Secepet itu, Mah! Aku gak siap kayaknya deh, takut aku, Mah!" keluh Hana dengan ekspresi mau menangis.

Jantung Hana berdebar, saat mendengar kata menikah. Dia belum siap harus mengikat hubungannya dengan orang yang sama sekali belum pernah ia tahu.

"Jangan takut sayang, semuanya akan baik-baik aja. Percaya deh sama Mama. Lagipula, tradisi ini tidak ada yang tau kecuali pihak keluarga kita dan pihak keluarga calon suami kamu. Pernikahan besar-besar kamu, bakal dilaksana–in, jika kalian sudah lulus sekolah, dan kalian berdua sudah saling mencintai. Kalo hal itu belom terjadi, status kalian akan tetep nikah siri. Pokoknya, kamu gak usah khawatir," ucap Bu Darma diiringi senyuman.

Hana hanya bisa menuruti perintah orangtuanya. Hana berdo'a agar semuanya diberikan kelancaran, jika memang ini sudah menjadi takdirnya. Hana meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Mah! Udah siap belom? Kalo udah, kita berangkat sekarang, temen Papa udah otw soalnya," teriak Pak Darma dari balik pintu.

"Sudah, Pah, ini mau keluar," jawab Bu Darma.

"Papa tunggu di mobil yah,"

"Iya, Pah ... Ceri, ayo kita berangkat! Bismillah, kamu bisa ... Mama jamin deh, kamu pasti suka sama orangnya. Anaknya baik banget, Cer ... sopan banget loh," terang Bu Darma kembali.

"Iya, Mah!" Jawab Hana simpel.

Bu Darma dan Hana lalu berjalan keluar, menghampiri Pak Darma yang sudah berada di mobil. Mereka lalu berangkat menuju cafecity77.

"Bismillah ya, Ceri, mudah-mudahan kamu sama Leo nanti cocok," kata Papanya.

"Insya Alloh, Pah, semoga ini memang yang terbaik buat, Ceri," jawab Hana diiringi senyuman.

"Aamiiin," jawab orangtua Ceri kompak.

Klunting!

Ada pesan masuk dari Papanya Leo.

"Wan, aku sudah sampe nih, inget yah, meja nomer lima yang pojok deket jendela,"

Pak Darmawan membacanya dalam hati. Lalu membalasnya.

"Ok! Aku udah otw bentar lagi nyampe," balas Darmawan.

"Mah, Praja udah nyampe duluan, ntar kita langsung masuk aja yah," ucap Pak Darma.

"Iya, Pah,semoga malam ini dilancarkan yah," ucap Bu Darma.

"Amin," jawab Pak Darma.

Ceri tampak was-was. Tapi dia berusaha untuk tenang, supaya orang tuanya tidak khawatir. Mobil pun telah sampai di cafe. Setelah parkir, keluarga Ceri turun dari mobil dan segera berjalan ke dalam menemui keluarga Praja.

"Ya Alloh, tenangkan hatiku ya Alloh, semoga ini adalah takdir terbaik yang engkau ridhoi untuku, ya Alloh ... Amin," ucap Hana dalam hatinya.

"Hey, Wan! Aku di sini!" Pak Praja melambaikan tangan ke arah Pak Darma.

"Eh, iya!" Pak Darma melambaikan tangan juga.

"Ayo kita kesana, Mah, Ceri," ucap Pak Darma.

Pak Darmawan tampak bahagia bertemu dengan teman bisnisnya. Mereka bersalaman dan berpelukan. Sementara Bu Darma hanya bersalaman dan cipika cipiki dengan Bu Praja. Hana bertambah deg-degan melihat calon mertuanya. Ceri menyalami Pak Praja dan Bu Praja.

"Om, Tante," sapa Hana diiringi senyuman.

"Ini anak kamu, Wan?" tanya Pak Praja.

Darmawan tersenyum dan mengangguk.

"Masya Alloh, cantik banget ya, Pah," kata Bu Praja diiringi senyuman.

"Makasih, Bu Praja," sambung Bu Darma, sementara Hana hanya tersenyum.

"Ayo kita duduk dulu," Pak Praja mempersilahkan duduk.

"Anggun banget anakmu ini, Bu Darma, cantiknya ... Masya Alloh," puji Bu Praja tak henti-henti memandang wajah Hana.

"Aduh, Bu Praja terus memuji, terimakasih," sambung Bu Darma mewakili Hana.

Hana tersenyum mendengar pujian Bu Praja, apalagi kedua calon mertuanya terus memandangnya, ia menjadi tidak enak.

"Oh iya ngomong-ngomong, dimana Leo, Ja! Koq gak keliatan!" tanya Pak Darma.

"Oh, tadi dia berangkat dari rumahnya sendiri, naek motor, agak telat dikit, Wan, maafin yah!"

"Ahh, gak papa koq. Oh iya, udah pesen makanan belom?" tanya Pak Darma.

"Belom, kita nungguin kalian koq ... Nah, itu dia Leo, Leo! Sini!" Pak Praja berdiri dan memanggil Leo.

Leo tersenyum dari jauh dan mulai berjalan mendekati meja nomor lima. Hana tidak berani menengok ke belakang. Dia merasa deg-degan menanti calon suaminya datang dan duduk di depannya. Hana beberapa kali menghela nafas untuk menenangkan dirinya sendiri. Keringat mulai keluar dari dahinya. Ia segera mengelapnya dengan cara di tap-tap.

"Ya Alloh, rassanya aku mau pingsan aja," batin Hana.

Bu Darma meremas tangan Hana yang tampak bergetar. Hana memandang Mamanya dengan raut wajah tegang dan menggelengkan kepala. Bu Darma mengingatkan Hana untuk tetap tersenyum, dan tenang, Bu Darma juga menganggukan kepalanya tanda bahwa Hana bisa melakukannya. Hana lalu tersenyum dan ikut mengangguk.

Leo lalu berjalan melewati Hana dan duduk di depannya. Hana perlahan memalingkan wajahnya untuk melihat wajah calon suaminya. Dan ketika mata mereka bertemu, mereka berdua sama-sama kaget. Bahkan, mereka berdua sama-sama langsung berdiri dan terbelalak.

Ceri dan Leo, alias, Hana dan Hasan tidak bisa berkata apa-apa kecuali saling memandang dan melongo. Mereka tidak percaya dengan semua ini. Apakah hanya kebetulan saja? Atau memang takdir yang membawa mereka berdua untuk dipersatukan?

Orangtua mereka, ikut berdiri melihat reaksi Hana dan Hasan.

"Ada apa, Cer?" tanya Bu Darma.

"Kenapa, Leo?" tanya Bu Praja.

"Apa kalian udah saling kenal?" tanya Pak Praja sambil memainkan jari telunjuknya ke arah Hana dan Hasan bergantian.

Hana dan Hasan belum bisa percaya. Lalu, Hana tersadar, "mah, aku mau cari angin dulu sebentar, yah," ucap Hana sambil berjalan meninggalkan ruangan tersebut.

"Kamu mau kemana, Ceri, Ceri!" seru Bu Darma.

"Ada apa sih, Leo? Kamu ...." kalimat Bu Praja terpotong.

"Maaf Mah, Pah! Leo juga mau keluar sebentar," Hasan kemudian berlari menyusul Hana.

"Duh, ada apa ya sama anak-anak kita!" tanya Bu Praja merasa khawatir.

"Saya juga gak tau, Bu, tapi sepertinya, mereka mungkin sudah saling kenal, Bu," ucap Bu Darma.

"Iya mungkin mereka sudah kenal. Emangnya kalo boleh tau, anak kamu sekolah dimana, Wan?" tanya Pak Praja.

"Anaku sekolah di TAMA, Ja. SMK favorit, dia ngambil jurusan Tehnik Komputer dan Jaringan," jawab Pak Darma.

"Wah, anak ku juga sekolah di situ, Wan. Ngambil jurusan itu juga," jawab Pak Praja.

"Kalo gitu, mereka emang udah kenal kali iya," sambung Bu Darma.

"Iya mungkin saja, Bu. Tapi, kenapa mereka kaget ya kalo udah kenal! Soalnya kan mereka pasti sudah tau nama masing, dan setiap hari bertemu," ucap Bu Praja.

Terpopuler

Comments

riyu yuri

riyu yuri

kalo dijodohin kebanyakan utamakan harta pula

2023-06-22

0

riyu yuri

riyu yuri

coba ini nyata bagus nih,, soalnya kebanyakan yg nyata2 ceweknya cantik cowoknya B aja.

2023-06-22

0

lihat semua
Episodes
1 1. Mie Ayam Kantin
2 2. Air Mineral
3 3. Aku Bukan Artis
4 4. Tentang Tradisi
5 5. Siapa Cowok Yang Akan Di Jodohkan Denganku?
6 6. Berjumpa Kembali
7 7. Anak Baru
8 8. Fitnah
9 9. Masa Lalu
10 10. Praktek Trimping
11 11. Firasat Buruk
12 12. Pertolongan
13 13. Teringat Akan Perjodohan Lagi
14 14. Siapa Wanita Yang Di Sukai Kaka?
15 15. Jadi Hacker
16 16. Ketakutan
17 17. Samuel Sudah Di keluarkan
18 18. Malam Perjodohan
19 19. Malam Pertunangan
20 20. Resmi Tunangan
21 21. Canggung
22 22. Alhamdulillah, Sah!
23 23. Takjub, Terpesona, Sempurna
24 24. Ukuran Baju
25 25. Tersipu Malu
26 26. Tanggung Jawab Hasan
27 27. Sketsa
28 28. Mencari Alasan
29 29. Bad Mood
30 30. Kaget Berita Samuel
31 31. Geregetan
32 32. Sadar
33 33. Terharu
34 34. Macam Detektif Saja
35 35. Perhatian Hasan
36 36. Damar Masuk Rumah sakit
37 37. Kecemasan Dimas
38 38. Damar Siuman
39 39. Kecurigaan Raja
40 40. Tutup Kebalik
41 41. Menabrak Seseorang
42 42. Mengorek Informasi
43 43. Hasan bertemu Raja
44 44. Perfect
45 45. Hasan Masak?
46 46. Amarah Raja
47 47. Panik
48 48. Semua Hanya Untuk Kamu!
49 49. Hasan Sakit
50 50. Dibonceng Raja
51 51. Raja Keras Kepala
52 52. Diikuti Sampai Rumah
53 53. Kekhawatiran Bu Darma
54 54. Sikap Dingin Hasan
55 55. Takut
56 56. Getaran Asmara
57 57. Bikin Penasaran
58 58. Hasan Di Kamar Hana
59 59. Peringkat Pertama Siapa?
60 60. Tambah Masalah
61 61. Rasa Bersalah Bercampur Cinta
62 62. Kita Bertemu Lagi, Lita!
63 63. Belum Move-On
64 64. Yeay, Hadiahnya Datang
65 65. Marah-Marah
66 66. Pergi Tanpa Ijin
67 67. Amnesia?
68 68. Panik Mencarimu
69 69. Sosok Yang Sudah Lama Dirindukan
70 70. Shock!
71 71. Dia Abangku!
72 72. Pura-Pura
73 73. Habis Miki, Raja
74 74. Merasa Bersalah
75 75. Puisi Dari Hati Pilu
76 76. Kepergok
77 77. Hana Nakal, Mah!
78 78. Pengakuan Bu Darma
79 79. Naughty Kiss
80 80. Welcome Back, Lita!
81 Syarat Untuk Hana
82 Ya Ampun, Bertengkar lagi!
83 83. Mungkin Cemburu?
84 84. Maaf, Aku Mencintainya
85 Kenapa? Dia Istriku
86 Lapar
87 Kissing Code
88 Nonton Bioskop
89 Dia Lupa?
90 Pesan Dari Nomor Baru
91 Pasrah Saja
92 Sketsa Wajah Hana
93 Perjalanan Muncak
94 Sampai Di Kaki Gunung
95 95. Ribut Lagi
96 Ada apa?
97 Cokelat Untuk Yang Sedang Badmood
98 Nafsu Atau Cinta?
99 Hasan Sudah Tau
100 Belum Sepenuhnya Jujur
101 Gak Sengaja, San!
102 Oh ... cemburu
103 Mobil Siapa?
104 Sengit
105 Masih Tersimpan Rapih
106 Hadiah Kalung
107 Titip Hana
108 Lebih Suka Dikekang
109 Takut Kehilangan
110 110. Terkejut
111 Tidak Menolak
112 Benar-Benar Kejutan
113 Permintaan Orang Tua Samuel
114 Sikap Kurang Ajar Bagas
115 Cemburu
116 Malah Sakit
117 Apa Karena Aku Memarahimu?
118 Terima Tawaran?
119 Berbeda
120 Gugup
121 Panik dan Membeku
122 ???
123 Maaf
124 Dapat kepercayaan lagi
125 Bagaskara kaget
126 Tidak suka dengan parfum?
127 Ternyata orang Indonesia
128 Ada Udang dibalik batu
129 Diam-diam Jago
130 Deg-degan
131 Menang
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. Mie Ayam Kantin
2
2. Air Mineral
3
3. Aku Bukan Artis
4
4. Tentang Tradisi
5
5. Siapa Cowok Yang Akan Di Jodohkan Denganku?
6
6. Berjumpa Kembali
7
7. Anak Baru
8
8. Fitnah
9
9. Masa Lalu
10
10. Praktek Trimping
11
11. Firasat Buruk
12
12. Pertolongan
13
13. Teringat Akan Perjodohan Lagi
14
14. Siapa Wanita Yang Di Sukai Kaka?
15
15. Jadi Hacker
16
16. Ketakutan
17
17. Samuel Sudah Di keluarkan
18
18. Malam Perjodohan
19
19. Malam Pertunangan
20
20. Resmi Tunangan
21
21. Canggung
22
22. Alhamdulillah, Sah!
23
23. Takjub, Terpesona, Sempurna
24
24. Ukuran Baju
25
25. Tersipu Malu
26
26. Tanggung Jawab Hasan
27
27. Sketsa
28
28. Mencari Alasan
29
29. Bad Mood
30
30. Kaget Berita Samuel
31
31. Geregetan
32
32. Sadar
33
33. Terharu
34
34. Macam Detektif Saja
35
35. Perhatian Hasan
36
36. Damar Masuk Rumah sakit
37
37. Kecemasan Dimas
38
38. Damar Siuman
39
39. Kecurigaan Raja
40
40. Tutup Kebalik
41
41. Menabrak Seseorang
42
42. Mengorek Informasi
43
43. Hasan bertemu Raja
44
44. Perfect
45
45. Hasan Masak?
46
46. Amarah Raja
47
47. Panik
48
48. Semua Hanya Untuk Kamu!
49
49. Hasan Sakit
50
50. Dibonceng Raja
51
51. Raja Keras Kepala
52
52. Diikuti Sampai Rumah
53
53. Kekhawatiran Bu Darma
54
54. Sikap Dingin Hasan
55
55. Takut
56
56. Getaran Asmara
57
57. Bikin Penasaran
58
58. Hasan Di Kamar Hana
59
59. Peringkat Pertama Siapa?
60
60. Tambah Masalah
61
61. Rasa Bersalah Bercampur Cinta
62
62. Kita Bertemu Lagi, Lita!
63
63. Belum Move-On
64
64. Yeay, Hadiahnya Datang
65
65. Marah-Marah
66
66. Pergi Tanpa Ijin
67
67. Amnesia?
68
68. Panik Mencarimu
69
69. Sosok Yang Sudah Lama Dirindukan
70
70. Shock!
71
71. Dia Abangku!
72
72. Pura-Pura
73
73. Habis Miki, Raja
74
74. Merasa Bersalah
75
75. Puisi Dari Hati Pilu
76
76. Kepergok
77
77. Hana Nakal, Mah!
78
78. Pengakuan Bu Darma
79
79. Naughty Kiss
80
80. Welcome Back, Lita!
81
Syarat Untuk Hana
82
Ya Ampun, Bertengkar lagi!
83
83. Mungkin Cemburu?
84
84. Maaf, Aku Mencintainya
85
Kenapa? Dia Istriku
86
Lapar
87
Kissing Code
88
Nonton Bioskop
89
Dia Lupa?
90
Pesan Dari Nomor Baru
91
Pasrah Saja
92
Sketsa Wajah Hana
93
Perjalanan Muncak
94
Sampai Di Kaki Gunung
95
95. Ribut Lagi
96
Ada apa?
97
Cokelat Untuk Yang Sedang Badmood
98
Nafsu Atau Cinta?
99
Hasan Sudah Tau
100
Belum Sepenuhnya Jujur
101
Gak Sengaja, San!
102
Oh ... cemburu
103
Mobil Siapa?
104
Sengit
105
Masih Tersimpan Rapih
106
Hadiah Kalung
107
Titip Hana
108
Lebih Suka Dikekang
109
Takut Kehilangan
110
110. Terkejut
111
Tidak Menolak
112
Benar-Benar Kejutan
113
Permintaan Orang Tua Samuel
114
Sikap Kurang Ajar Bagas
115
Cemburu
116
Malah Sakit
117
Apa Karena Aku Memarahimu?
118
Terima Tawaran?
119
Berbeda
120
Gugup
121
Panik dan Membeku
122
???
123
Maaf
124
Dapat kepercayaan lagi
125
Bagaskara kaget
126
Tidak suka dengan parfum?
127
Ternyata orang Indonesia
128
Ada Udang dibalik batu
129
Diam-diam Jago
130
Deg-degan
131
Menang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!