Eps 18

Setelah urusan di sekolah selesai, Grace pulang dan membawa berkas-berkas yang di bagikan oleh wali kelas nya tadi. " Mau pulang sekarang ?" tanya Sri.

" Iya ini, kamu gimana mau pulang juga" tanya Grace balik.

" Iya, tapi nunggu angkot, rumah kami kan jauh bangat "jawab Sri.

" Tidak papa nunggu dulu, untung saja ada kembaran mu "sahut Grace.

"Kembaran yang menyebalkan, kita bakal nggak ketemu lagi" ujar Sri dengan wajah sedih.

"Kenapa harus bilang gitu ? kan nanti kita ketemu pas pendaftaran sekolah menengah atas" hibur Grace.

" Tapi masih lama, nunggu bulan depan" sahut Sri dengan ngambek.

"Sudah jangan seperti itu, waktu pasti cepat berlalu "

" Hati-hati di jalan ya "kata Sri saat mereka berjalan beriringan.

"Kamu juga ya, jaga kesehatan" balas Grace dan melambaikan tangan nya pada sahabat nya itu dan segera menyusul Zidane yang sudah menunggu nya dari tadi.

" Nih buat kamu" sahut Zidane sambil memberikan es lilin pada sepupunya itu.

"Buat aku bang?" tanya Grace .

" Iya ..masa buat orang lain" jawab Zidane sambil menikmati es lilin nya.

" Kan bang tau, kalo keluarga kita dilarang minum es "sahut Grace.

" Tidak apa-apa, lagian kan nggak sering juga, mumpung nggak ada yang lihat" juga balas Zidane.

" Baiklah, lumayan buat ngadem pikiran juga" kata Grace dan segera menikamti es lilin itu. Cuacanya sangat mendukung juga, terik matahari membuat cuaca sangat panas.

" Kapan kita mulai daftar sekolah ?" tanya Zidane.

" Kalo bulan depan gimana bang? "

" Baiklah, nanti aku jemput biar kita daftar bareng"

" Siap bos, kenapa es lilin ini segar sekali" kata Grace.

" Apa ku bilang, suasana nya juga mendukung, oh ya bagaimana hubungan mu dengan Rony?" tanya Zidane.

"Hubungan kami baik bang" jawaab Grace.

Kalian tidak pacaran kan desak Zidane.

"Tidak bang, kami hanya berteman saja, lagian kan dia sudah punya kekasih" kata Grace.

" Baguslah kalo begitu "balas Zidane.

Mereka berdua menikmati perjalanan yang cukup jauh dengan es lilin untuk melepas dahaga mereka.

🍁🍁🍁

Di rumah Katrina ternyata teman-teman nya sedang berkumpul di rumah nya, " Tau nggak kalian, tadi aku bertemu Daniel saat membeli boba ini" kata Naomi.

"benarkah ? " tanya Ayu.

" Iya, tapi sayangnya aku tidak bertemu dengan Ansel" jawab Naomi dengan kecewa.

" Sedih dong ? "timpal Dara.

"Tentu saja, kamu kan tahu aku sangat menyukai nya dari dulu " balas Naomi.

"Bukan nya kemarin kamu sudah menyatakan perasaan mu" pada nya tanya Ayu.

"Iya, tapi belum di jawab "jawab Naomi sambil meminum boba nya itu.

"Kenapa tidak kamu kejar saja ? "kata Dara.

"Andaikan gampang " balas Naomi.

" Setidaknya kamu sudah menyatakan perasaan mu duluan pada nya" sahut Dara.

"Kan lebih baik jujur saja, dari pada kamu memendam perasaan mu itu terlalu lama" ujar Ayu.

" Kamu benar, lebih baik langsung mengatakan nya saja" kata Naomi.

"Baiklah berhubung kita sudah ngumpul, mari kita bahas tentang dimana kita nanti lanjut sekolah menengah atas " ungkap Ayu.

" Kalo aku di negri saja , kalian gimana ?" jawab Naomi sambil menatap kedua sahabat nya itu.

" Kalo aku setuju juga sih, biar gampang cari perguruan tinggi nanti "balas Dara.

" Jadi fiks kita daftar di negri saja ya "tanya Ayu untuk memastikan.

"Tentu saja "jawab mereka serentak.

Akhirnya mereka sudah menentukan mau daftar di negri saja untuk lanjut sekolah, mereka benar-benar sahabat yang tidak bisa di pisahkan.

"Naomi.. apakah kamu tidak tau dimana mereka sekolah? "tanya Dara.

"Siapa ? "tanya Naomi balik.

"Siapa lagi kalo bukan Ansel dan teman-teman nya "seru Dara.

" Aku tidak tahu, saat aku bertanya sama Dimas mereka belum tahu mau daftar mana "jawab Naomi.

" Begitu ya, kenapa meraka sangat susah untuk di dekati "sahut Ayu.

" Emang kamu suka sama siapa ? hingga kamu bilang seperti itu."

" Tidak ada "jawab Ayu acuh.

"Ngaku saja kamu, pasti salah satu mereka ada yang kamu sukai kan ? "desak Dara.

" Sok tau kamu, tidak ada, teman kita ini yang sangat sulit mendekati nya" sahut Ayu dan menunjuk pada Naomi.

" Sudah lah jangan kita bahas soal itu" gerutu Naomi.

🍁🍁🍁

Tak terasa Grace sudah sampai di rumah , dia memasuki rumah mereka dengan mengucapkan salam pada orang tuanya, sepertinya kedua orang tua Grace sudah pulang dari sawah untuk makan siang.

" Kamu sudah pulang nak ?" tanya ibu Mira.

"Sudah bu, semuanya sudah beres bu dan Grace tidak balik ke sekolah lagi" jawab Grace sambil melepas sepatunya dan menaruh sepatunya dalam rak sepatu di sudut pintu.

" Syukurlah nak, jadi tenang sekarang, renacana mau kapan daftar sekolah ? "timpal bapak Hermanto.

" Bulan depan saja pak" jawab Grace.

" Ya sudah, makan siang dulu, bapak tadi masak mie rebus" sahut bapak nya pada Grace.

" Iya pak, ini mau ganti baju dulu pak ujar Grace dan ke kamar untuk mengganti seragam nya.

" Baiklah, bapak mau tengok kerbau kita dulu "

"Iya pak, nanti selesai makan Grace yang jagain pak"

Pak Hermanto tidak menjawab, dia sudah berangkat ke sawah mereka untuk melihat kerbau mereka takut nya kerbau mereka kabur .

"Adik-adik mana bu?" tanya Grace yang dari tadi tidak melihat kedua adik nya.

" Ada di rumah tante mu, sedang nonton" jawab ibu Mira.

"Kebiasaan mereka bu" kesal Grace.

" Sudah biarkan saja, kita kan tidak ada televisi nak, kalo ada buat apa mereka nonton ke sana" ujar ibu Mira.

" Iya bu, biarkan saja asal jangan terlalu sering bu" jawab Grace.

" Jangan, nanti jadi malas bantu ibu dan bapak bekerja sama belajar" kata ibu nya.

" Iya bu, makanya dari itu bu"

"Ya sudah makan siang dulu, ibu mau istirahat sebentar sebelum kembali ke sawah lagi"

" Iya bu, nanti Grace akan bangunin ibu kalo mau ke sawah"

Ibu Grace pun istirahat sebentar sebelum kembali bekerja ke sawah, sambil menunggu putrinya selesai makan dan ke dua adiknya yang sedang nonton di rumah tantenya. Grace pun makan dengan lahap walau hanya dengan mie rebus asal masakan orang tua nya akan terasa sangat nikmat. Saat makan dia mendengar suara adiknya yang sedang menangis dengan kencang gadis itu pun segera menghabiskan makan siang nya dengan cepat dan segara melihat adik bungsunya itu.

" Ada apa ? kenapa adik Nico menangis" tanya Grace, kedua adiknya tidak menjawab.

" Elina ?" panggil Grace pada adik perempuan nya.

"Maaf kak "jawab Elina sambil menundukkan kepalanya.

" Coba ceritakan kenapa adik Nico menangis ?" tanya Grace dengan lembut.

" Tadi di pukul Ezer kak, padahal adik tidak ganggu" jawab Elina yang sudah mulai terisak.

" Sudah kamu jangan menangis , kasihan ibu yang baru istirahat" kata Grace sambil menenangkan adiknya itu.

" Dik Nico jangan menangis lagi ya" kata Grace dengan lembut pada adik bungsu nya itu.

" Ezer nakal bangat kak, padahal adik nggak ganggu" jawab Nico yang masih menangis.

...****************...

Mohon dukungannya teman-teman.... jangan lupa like ya 🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!