Eps 8

Di kampung siringiringo, keluarga besar pak Hermanto masih suasana berduka, sang kakek baru saja di mandikan dan segera di masukkan dalam peti sesuai , sudah banyak orang berdatangan untuk mendoakan kakek mereka dan memberi penghiburan bagi keluarga yang di tinggalkan.

Rencananya sang kakek akan di makamkan besok siang pukul sepuluh, karena mengikuti proses pemakaman dulu. Semua orang menangis atas ke pergian sang kakek, beliau adalah seorang yang tegas , pekerja keras, dan penyayang keluarga.

Grace yang melihat sang kakek tidur nyenyak di dalam peti terbuka, rasa nya sakit saat keluarga yang kita cintai pergi begitu saja.

"Grace mandi dulu, ini sudah sore "bujuk ibunya pada sang putri.

"Iya bu, sebentar mau lihat kakek" dulu jawab Grace dengan bergetar.

" Sudah, jangan seperti itu, kalo kamu sedih, kakek juga sedih lihat kamu, bukan nya kamu sudah dewasa sekarang "sahut ibu Mira panjang lebar.

" Iya bu, Grace ke rumah dulu buat mandi" kata Grace.

"Ini baru anak ibu " balas bu Mira dengan senyum.

Grace menuruti perkataan ibunya, hari sudah sore baik nya , semakin sore semakin banyak orang yang berdatangan untuk melayat. Grace memasuki rumah mereka, kerena rumah nya dengan sang nenek hanya lima langkah saja.

" Kakak mau mandi ?" tanya Elina .

"Iya dek, ya ampun kakak lupa, kerbau kita belum kita ambil dari sawah "seru Grace.

" Tenang saja kak, sudah di ambil sama abang tadi" jawab Elina sambil mengerjakan tugas sekolah nya.

"Syukur lah dek, habis kakak lupa, dari tadi ngurusin kakek "ujar Grace pada adik nya.

"Iya kak, kita harus sabar, dan ikhlas melepaskan kakek kita" kata Elina.

" Pasti, ngomong-ngomong, dimana abang Irwan dan adik Niko?" tanya Grace penasaran, biasanya saudara itu pasti kumpul di ruang tengah untuk belajar.

" Ada kak, tuh lagi di tidur" tunjuk Elina .

" Okay dek, kakak duluan ya buat mandinya takut nanti malam tambah dingin airnya" sahut Grace.

Elina tidak menjawab dia fokus mengerjakan tugas yang di berikan gurunya, dia tidak mau di hukum karena tidak mengerjakan tugas sekolah, meski sedang berduka, pasti sang guru tetap menagih tugasnya itu setelah masuk sekolah.

Didalam kamar mandi Grace menangis atas kejadian hari ini, di depan kelurga dia harus pura-pura menjadi orang kuat, tapi nyata nya Grace menangis dalam diam, air matanya tidak henti-henti keluar, dadanya sesak saat mengingat kejadian tadi.

" Sungguh aku tidak kuat untuk menahan ini semua " kata Grace pada dirinya sendiri.

Hampir setengah jam Grace di dalam kamar mandi tapi tidak kunjung mandi juga, hingga sebuah suara untuk menyadarkan nya .

" Kak Grace apakah masih lama mandi nya " panggil Elina pada kakaknya.

"Bentar lagi dek" teriak Grace dengan suara bergetar.

"Baik kak, Eli tunggu ya "

" Iya dek"jawab Grace dan langsung mandi, dia mandi keramas agar tidak ada yang tahu bahwa dia dari tadi sedang menangis.

Setelah selesai mandi, Grace langsung memakai bajunya dan membungkus rambutnya dengan handuk karena masih basah dan keluar dari kamar mandi, ternyata sang adik menunggu nya.

"Kakak sudah selesai mandi ?" tanya Elina.

" dek, sana mandi dulu " jawab Grace sambil menyuruh adiknya buat mandi.

"Ini mau mandi, mata kakak kenapa merah ?" tanya Elina lagi.

" Tidak papa, tadi kena sabun jadi merah" ujar Grace berbohong pada adiknya, padahal dari tadi dia menangis dalam kamar mandi.

"Begitu ya kak, ya sudah kak, Elina mau mandi dulu, habis itu mau ke rumah nenek lagi" sahut Elina.

Grace hanya menganggu kan kepalanya saja, dan dia pun masuk ke dalam rumah sambil menunggu adik nya selesai mandi.

🍁🍁🍁

Di sebelah kampung Grace , para pemuda berkumpul sambil merokok dan bercerita "Aku ada kabar dari kampung sebelah kita "kata Alfred

"Berita apa? "sahut Rony, mereka berdua memang tinggal sekampung.

" Katanya kakek Grace meninggal dunia" jawab Alferd .

" Benar kah? Kau tidak sedang berbohong kan ?! "tanya Rony yang seolah tidak percaya.

"Tentu saja itu benar, kamu tahu kan Nando itu masih saudara sama Grace" balas Alferd dengan mantap.

" Kenapa aku baru tahu, kalo mereka saudara?" monolog Rony.

" Kamu kan tidak pernah tanya " cetus Alferd.

"Menyebalkan bangat jadi orang "! ketus Rony pada sahabat nya itu.

"Sabar, apa kita perlu melayat ke kampung sebelah? " sahut Alferd

" Jangan, tunggu mereka pas ke sekolah saja" balas Rony dengan senyum licik.

"Apakah kamu ingin merencanakan sesuatu pada gadis itu ?" tanya Alferd dengan waspada.

"Mungkin memberi nya sebuah ucapan" jawab Rony dan menghisap rokok itu sampai dalam.

Rencana apa yang akan di lakukan Rony terhadap Grace, semoga saja dia tidak menyakiti Grace atau pun mempermainkan gadis yang tidak bersalah itu nanti.

🍁🍁🍁

Suasana keluarga Garendra masih keliatan sepi, mereka masih istirahat untuk acara makan malam di luar karena kelulusan anak tunggal mereka.

Jadi acara nya di buat makan malam bersama para pembantu keluarga itu.

" Pa.. ayo bangun sudah sore ini "sahut mama Rosa pada suami nya.

"Iya ma, lima menit lagi ya, papa masih nagntuk mungkin efek pulang dari luar kota "jawab suaminya dengan mata terpejam.

" Janji ya pa, lima menit, tidak boleh lebih" kata mama Rosa dan melihat suaminya masih tertidur pulas . Mama Rosa pun siap-siap mandi dan masih menyiapkan keperluan suami nya nanti. Masuk kamar mandi mama Rosa langsung membersihkan diri dengan cepat tidak banyak waktu yang di butuh kan, hanya lima belas menit mama Rosa selesai mandi.

Dia melihat suaminya masih tidur pulas dengan bantal di atas wajah Belum bangun juga rupanya kata mama Rosa.

"Pa, ayo bangun nanti kita keburu malam" kata mama Rosa pada suaminya.

"Iya ma, ini papa sudah bangun" jawab sang suami sambil menguap.

"Ya sudah kalo begitu, mama siap- siap ganti baju dulu, nanti mama siapkan baju papa di atas kasur" sahut mama Rosa dan meninggalkan sang suami yang masih mengumpulkan nyawa nya.

Setelah mama Rosa sudah siap, dia pun menyiapkan keperluan suami nya dulu, semua sudah beres sang mama menuju ke kamar anak nya yang di lantai dua.

Tok..tok..tok.. mama Rosa mengetuk pintu kamar anak nya "Masuk " teriak Ansel dari dalam kamar.

" Anak mama sudah bangun rupa nya" tanya mama Rosa.

"Sudah ma, dari tadi "jawab Ansel sambil main game dari ponsel merek apel .

" Syukurlah anak mama sudah bangun, ya sudah kamu siap-siap mandi, nanti jam enam sore kita berangkat makan malam bersama" sahut mamanya.

" Iya ma, Ansel siap dulu "jawab Ansel.

Bagus anak mama balas sang mama dan menutup pintu kamar sang anak .

"Bibi..bibi panggil" mama Rosa pada bibi Iyem

Iya bu, ada apa bu jawab bibi Iyem sambil mendekat pada sang nyonya

Bibi dan pak Danang, siap-siap nanti jam enam sore kita akan malam bersama di luar untuk perayaan hari kelulusan Ansel, bibi tidak perlu masak malam ini kata mama Rosa panjang lebar.

" Baik bu, nanti bibi sampaikan pada pak Danang " jawab bibi Iyem.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!