Eps 9

Dalam rumah nenek Grace, orang-orang masih berdatangan untuk melayat dan memberi doa pada kakek mereka, ada yang menangis karena mereka dulu sangat dekat pada kakek dan sering di bantu oleh sang kakek ketika mereka kesusahan.

"Bangun kak, kenapa kakak meninggalkan aku" sahut adiknya sang kakek sambil menangis.

"Sudah lah dek, kita ikhlas kan saja semua nya" jawab nenek sebagai kakak ipar.

" Belum siap kak , belum siap kehilangan kakak ku" balas nya sambil menangis meraung-raung.

Semua orang ikutan menangis, ada yang memberi tangisan kesedihan atau tangisan pura-pura, kita tidak tahu, biarlah mereka yang merasakan ketulusan hati mereka masing-masing. Grace yang sedang sibuk membagikan minuman untuk para tamu melayat karena banyak nya tamu datang, hingga minuman kurang.

Grace menuju dapur untuk mengambil stok minuman, sebelum masuk dapur dia mendengar suara yang sedang menceritakan nama nya sendiri.

"Kenapa sih bapak, malah ngasih cincin warisan pada anak Petani itu " sahut tante nomor satu.

" Iya, harus nya dia tidak pantas mendapatkan warisan itu" kata tante nomor dua.

"Mereka memang tidak pantas mendapatkan apa-apa dari bapak mertua kita, cukup sawah saja yang di kasih sama bapak, mereka lebih cocok bekerja sebagai petani" ketus tante nomor satu.

" Betul, namanya juga anak petani" sinis Tante bungsu.

"Setuju kan kamu, kalo kita minta balik cincin bapak mertua kita, mereka tidak pantas mendapat kan nya, dasar kampungan" kata tante nya dengan sangat kejam.

Grace yang mendengar perkataan tante nya merasa sakit, kakeknya belum di makam kan mereka sudah mau merebut harta warisan saja, Grace merasa kecewa pada mereka, dia pun mencari ibunya ke dalam.

" Ibu..? " panggil Grace

" Iya nak, ada apa, sudah selesai bagi minuman untuk para tamu kita "tanya sang ibu.

"Sudah bu, bu.. Grace mau bicara sesuatu sama ibu dan bapak ini sangat penting ibu "kata Grace dengan wajah panik

"Memang nya ada apa? Sampai segitu nya nak" tanya bapak Hermanto.

"Kita ke rumah saja ya pak" sahut Grace yang sudah berjalan duluan.

Kedua orang tua Grace saling menatap satu sama lain, dan menuruti keinginan putri mereka, siapa tau ada yang penting yang mau di sampaikan oleh Grace pada mereka. Sampai di rumah mereka, Grace langsung menutup pintu dan melihat keadaan sekitar.

"Kenapa pintunya di tutup nak, memang nya ada apa ? " tanya pak Hermanto .

Grace tidak menjawab, gadis itu menangis di depan ke dua orang tua nya, sang ibu pun mendekat pada sang putri. "Ada apa nak, kenapa menangis ?" tanya ibu Mira lembut.

Grace langsung memeluk ibunya dengan erat dan menangis dalam pelukan sang ibu. "Putri bapak kenapa menangis, siapa yang jahatin kamu nak?" tanya bapak Hermanto dengan cemas, dia belum pernah menangis seperti ini.

" Bapak..ibu..apa keluarga kita tidak pantas bahagia? "kata Grace dengan suara parau.

"Maksud kamu apa nak, tolong jelaskan dulu dengan jelas, jangan membuat bapak dan ibu cemas seperti ini?" tanya sang ibu.

" Tadi Grace ke dapur dan tidak sengaja mendengar ucapan tante "jawab Grace.

"Memang nya apa yanga di katak oleh tante mu?" tanya ibunya.

" Kata tante Grace tidak pantas mendapat warisan kakek, mereka ingin meminta cincin kakek dari Grace, katanya anak petani tidak pantas mendapatkan warisan dari kakek" jawab Grace dengan jujur.

" Berani nya mereka bicara seperti di belakang kita" sahut bapak Hermanto yang sudah tersulut emosi.

"Sabar pak, kita masih berduka, jangan terpancing emosi dulu " kata ibu sambil menenangkan suami nya.

" Tapi bu, kenapa mereka bicara seperti itu, apa salah kita bu, memang salah kita menjadi seorang petani?" balas bapak kecewa.

"Mau gimana lagi pak, setiap orang punya jalan cerita masing-masing yang sudah di tentukan sang pencipta" ujar ibu Mira.

" Bapak belum di makam kan, dan mereka berani membicarakan warisan, sedangkan ibu masih ada."

" Sudah pak, jangan seperti itu, kita berdoa buat mereka agar hati mereka bisa berubah "kata bu Mira dengan tenang.

"Sungguh tega mereka, padahal mereka hidup serba bisa, dan bapak ini di anggap sama mereka" sahut bapak.

Grace sambil memeluk bapak nya dengan erat. Pak Hermanto membalas pelukan sang putri, dan mencium kepala Grace dengan sayang.

" Nak, berjanjilah pada bapak, kelak kalo kamu jadi orang yang hidup serba ada, bapak mohon jangan menjadi orang yang tinggi hati, tapi ingatlah orang yang selalu di bawah, karena kelak kita tidak tahu kehidupan kita seperti apa" sahut bapak Hermanto pada Grace.

"Grace janji sama bapak, kelak menjadi orang yang menjadi berkat buat semua orang terutama buat kalian "jawab Grace sambil menangis dan mempertahan kan pelukan nya pada sang bapak.

"Sudah, bikin ibu ikutan menangis ini" celetuk ibu Mira

"Hehe, ibu jangan nangis !. kita harus semangat terus " sahut bapak Hermanto.

Akhirnya mereka pun tersenyum walau hati mereka sakit saat ucapan keluarga yang lain tentang mereka, sebisa mungkin akan mereka di tutupi karena tidak elok membenci kepada orang lain, terutama pada keluarga sendiri.

" Jadi nak, untuk cincin dari kakek apa yang akan kamu lakukan "tanya bapak membuka suara.

"Grace akan memberikan pada cucu laki-laki tertua dari kakek pak" jawab Grace dengan yakin.

"Bapak bangga pada mu nak, jika itu yang terbaik, dari pada nanti timbul konflik karena harta warisan lebih baik seperti itu" balas bapak.

" Ya sudah, ibu dan bapak ke rumah nenek lagi, tetaplah kita bersikap biasa, seolah kita tidak tahu pembicaraan tante mu itu " kata bapak lagi.

"Iya pak. "Jawab Grace, kemudian ke dua orang tua nya, kembali ke rumah nenek nya, karena masih ada tamu yang datang untuk melayat.

" Bapak dan ibu, percayalah,, suatu saat nanti kami anak-anak mu yang akan membawa nama kalian, dan membuat kalian bangga, percayalah" tekad Grace pada diri nya sendiri.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!