Eps 17

Suasana rumah Ansel sangat ramai, karena teman-temannya datang untuk berkunjung , mereka menghabiskan waktu untuk bermain game. "Jadi? Sudah memutuskan untuk daftar sekolah dimana? "kata Wily membuka

suara.

"Kamu sendiri dimana ? "Ansel balik tanya.

" Paling nanti di swasta saja" jawab Wily.

" Aku juga sama di swasta saja" kata Diky.

" Yang lain giman?" tanya Ansel.

" Sama, kita di swasta saja " sahut Dimas yang masih fokus pada game nya.

" jangan-jangan kamu mau di luar negri biar sama dengan Naomi ya" celetuk Diky pada Ansel.

"Sembarangan kamu kalo ngomong" elak Ansel.

" Bilang saja iya, kemarin baru saja di tembak sama dianya "sahut Wily menggoda Ansel.

" Enak saja, belum kepikiran buat pacaran " balas Ansel.

" Tapi kalo tidak ada cewek yang mau sama kamu, Naomi bakal kamu gas kan? " ujar Dimas.

" Mungkin iya " jawab Ansel dengan asal.

Ha..ha.. mereka semua tertawa bersama, saat melihat Ansel yang sedang di tembak oleh Naomi yang artinya di nyatakan perasaannya. " Bisakah kalian diam?" ketus Ansel yang lagi fokus.

" Tenang bro..segitunya bangat kalo marah" kata Diky.

" Jadi apa kamu mau menerima cintanya Naomi ? tanya Wily.

"Entah, membuat aku pusing" jawab Ansel sambil memijit pelipisnya.

" Kenapa pusing, terima saja dia" desak Wily.

" Memang nya cinta itu bisa di paksakan apa ?" sahut Ansel.

" Setidaknya kamu coba dulu, siapa tau kamu benaran suka sama dia"

" Hati tidak bisa di paksakan buat mencintai seseorang, yang ada kalo kita mencintai seseorang kita sendiri yang termakan oleh hati" ujar Ansel.

" Lalu bagaimana sekarang? Apa kamu sudah yakin buat buka hati padanya "

" Tidak tau, lebih baik lihat ke depan dulu" jawab Ansel.

" Ayolah dia cewek cantik dan popular juga " kata Dimas.

" Aku tidak butuh hal itu" jawab Ansel.

"Sudah dari pada jadi berantem, mending makan siang, bibi udah siapin makan siang buat kita" ujar Wily yang melangkah ke dapur untuk makan siang.

Begitulah mereka setiap ke rumah Ansel, mereka akan bebas di rumah Ansel, bahkan kadang mereka sering menginap di rumah temannya itu, semuanya berkumpul di meja makan dan makan siang bersama. Setelah makan siang mereka lanjut main game bersama begitulah kegiatan mereka.

"Mau keluar cari minum yang dingin ?" tanya Dimas.

"Emang mau beli apa?" sahut Diky.

"Boba mungkin " jawab Dimas

"Bagaimana dengan kamu Ansel? Mau beli minuman boba ?" tanya Wily

"Boleh" jawab Ansel

" Okay, aku tinggal dulu "sahut Dimas.

"Hati-hati"jawab mereka serempak dan tetap lanjut main game.

Dimas yang membeli minuman segar untuk mengurangi panasnya terik mentari, dia meminjam sepeda Ansel dari garasi tidak perlu memakai motor, karena tempatnya lumayan dekat. Jalan yang di tempuh untuk mengayun sepeda nya hanya sepuluh menit.

"Selamat siang mas, ada yang bisa kami bantu ?" tanya petugas stand minuman itu.

"Mbak pesan minuman boba nya 5 ya" jawab Dimas.

"Siap mas, di tunggu sebentar" kata petugas itu.

Dimas pun menunggu di meja tempat menunggu antrian, tiba-tiba seorang gadis datang "Bukan kah kamu temannya Ansel ?" tanya Naomi.

" Iya"jawab Dimas kikuk, sebenarnya Dimas rishi kalo dekat sama Naomi melihat dari penampilannya saja meragukan.

"Kebetulan sekali kita bertemu disini, lagi pesan minuman ?"

"Iya" Lagi-lagi hanya itu yang keluar dari mulut Dimas.

"Sama, ini tempat favorit ku" kata Naomi dengan antusias.

"Oh ya ? baru tahu aku "balas Dimas.

"Kamu sendirian?" tanya Naomi.

" Iya "jawab Dimas singkat. 'Ya iyalah pakai tanya lagi, kalo ada orang berarti bukan sendiri 'batin dimas.

" Rumah kamu daerah sini ?" tanya Naomi.

"Tidak, aku hanya main ke rumah sepupu" bohong Dimas, tidak mungkin dia jujur lagi main ke rumah Ansel bisa minta alamatnya nanti.

" Oh..bukan nya nama kamu Dimas ya "

" Iya "

" Kira-kira kamu mau daftar sekolah dimana?" tanya Naomi.

"Masih mikir-mikir dulu, bagaimana dengan mu ? " kata Dimas.

"Mungkin daftar di Negri saja "

" Itu bagus"

" Makasih, kalo Ansel gimana kamu tahu dia mau daftar kemana?"

" Kalo itu aku tidak tahu" alibi Dimas .

" Aku pikir kamu tahu"

"Kenapa? Biar bisa satu sekolah dengan Ansel? " tanya Dimas spontan.

" Tau aja kamu" balas Naomi dengan senyum.

' Ya iyalah tahu, orang kamu aja terlalu percaya diri bangat suka sama Ansel 'batin Dimas.

Mereka berdua pun diam tidak melanjutkan obrolan lagi, sambil menunggu pesanan jadi Dimas membaca buku-buku yang di sediakan oleh pihak stand minuman itu. Setelah menunggu akhirnya pesanan Dimas sudah jadi dan langsung membayar nya.

"Aku duluan ya Naomi "kata Dimas.

"Iya, silahkan" balas Naomi.

🍁🍁🍁

Akhirnya laki-laki itu segera meninggalkan stand minuman kekinian itu, dan mengayunkan sepedanya menuju rumah Ansel. Sampai di rumah Ansel laki-laki itu menaruh kembali sepeda ke dalam garasi.

" Minuman datang" kata Dimas saat memasuki ruang tamu.

"Kamu sudah datang" tanya Ansel .

"Iya, ini pesanan kalian "jawab Dimas sambil memberikan minuman itu pada sahabat-sahabatnya.

"Segar bangat" kata Wily.

"Iya ini, pas dengan cuacanya" kata Diky.

"Oh iya aku mau cerita" sahut Dimas.

"mau cerita apa? "tanya mereka tidak sabaran.

"Aku tadi , tidak sengaja ketemu Naomi waktu beli minuman ini" jawab Dimas.

"Terus ? "desak Wily.

"Ya bercerita saja" jawab Dimas

"Masa itu doang " sahut Diky tidak percaya.

"Lah, aku harus apa? Tanya makanan dan minuman kesukaannya gitu!! "sewot Dimas.

"Ya bukan gitu juga, kali dia nyari kekasih pujaan hati nya " celetuk Wily.

"Mulai lagi kalian " kesal Ansel.

"Tadi dia nanya, mau daftar sekolah dimana?" kata Dimas lagi.

"Terus kamu jawab apa ? "tanya Diky.

"Ya..aku jawab aja masih mikir, terus katanya dia mau daftar di sekolah negri" jelas Dimas.

"Wow Wow" takjub Wily.

"Aku rishi saat dekat sama Naomi" ujar Dimas.

"Kenapa rishi, dia kan wanita cantik" kata Diky.

"Iya cantik, sekali tanya udah kayak wartawan saja" ketus Dimas.

Mereka pun tertawa dan menyetujui sikap Naomi, yang seperti wartawan saja kalo sedang bertanya. "Untung saja kamu tidak jawab kita mau daftar sekolah dimana" kata Wily.

"Bisa-bisa ia nanti ikutan daftar bareng sama kita, dan nempel terus sama ayang nya " balas Diky yang melihat Ansel sedang menghabiskan minuman nya.

"Ada-ada saja, ya sudah kita lanjut lagi main game nya"

"Bagaiman kalo kita taruhan saja "cetus Diky.

"Taruhan apa?" tanya mereka.

"Yang kalah, dia yang milih sekolah kita, gimana?" sahut Diky.

"Boleh" jawab Ansel.

"Baiklah kita semua nya setuju" kata Dimas.

"Okay.jangan ada yang curang dalam bertanding"

Akhirnya mereka pun memulai pertandingan bermain game, permainan mereka hanya bertanding biasa. Yang menentukan sekolah yang mereka daftar nanti, sepertinya mereka akan sekolah di tempat yang sama.

...****************...

Mohon dukungannya ya teman-teman, jangan lupa like dan kasih bintang 🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!