Wanita Incaran Mafia

Wanita Incaran Mafia

Bab 1 | Tragedi

Zasha Ineza Polina adalah anak tunggal dari keluarga sederhana. saat ini Inez hanya hidup seorang diri, kedua orang tuanya sudah meninggal dunia sejak ia duduk dikelas 3 SMA. rumah sederhana yang diwariskan orang tuanya sudah di ambil oleh paman dan bibinya, sebagai pelunasan hutang orang tuanya kala di rawat dirumah sakit waktu itu.

Beruntungnya Inez bukanlah anak yang manja, sehingga ia mampu menghidupi dirinya sendiri tanpa belas kasih dari orang lain. sejak orang tuanya tak ada, Inez bekerja paruh waktu disebuah cafe kecil yang ada didekat sekolahnya. Inez juga tinggal dikamar sewa yang kecil, karena uang sisa tabungannya yang ia miliki tidaklah banyak.

Setahun kemudian, Inez lulus dengan nilai yang membanggakan sekolahnya. Inez pun mendapatkan beasiswa untuk bisa melanjutkan studinya disalah satu universitas ternama dikotanya, dengan senang hati Inez menerimanya.

Demi kelangsungan hidup, Inez yang sudah memiliki ijazah SMA pun mulai menyebar lamarannya. ia tak pernah terfikir akan bekerja sebagai apa nanti, intinya selama itu pekerjaan yang baik, ia akan menerimanya. tak menunggu lama, tiga hari setelah Inez menyebar lamarannya, ia langsung mendapatkan kabar baik dari Prometheus Club Hotel.

Kemudian Inez datang ke Prometheus Club Hotel untuk interview, ia berhasil lolos dan diterima bekerja. meski hanya sebagai room attendant disana, namun Inez merasa bersyukur karena hotel itu termasuk hotel yang besar dikotanya.

***

Hampir empat tahun sudah Inez kerja diPrometheus Club Hotel, kehidupan Inez dalam ekonomi saat ini semakin membaik. karena Inez bekerja dengan giat meskipun ia juga sedang kuliah, semua rasa sedih yang ia alami tidak pernah membuat Inez jatuh terpuruk.

Saat ini Inez sedang disibukkan dengan skripsi untuk kelulusan gelar sarjana, biasanya Inez bekerja dipagi hari dan kuliah disore hari sampai malam hari. namun dikarenakan bahan skripsi yang ia buat hanya bisa dikerjakan diwaktu pagi sampai sore harinya, maka Inez terpaksa meminta pihak management

Prometheus Club Hotel untuk menukar jam kerjanya.

"Inez, kamu yakin akan menukar shift kemalam hari? saya takut kamu nanti tidak nyaman, sebab pekerja dishift malam itu hanya sedikit." Jelas Rossa sang manager, yang saat ini sedang berbicara dengan Inez dioffice Rossa.

"Inez yakin bu, sebab Inez tidak punya pilihan lain. Inez masih butuh kerja Bu." ucap Inez menundukkan kepalanya.

"Hm, baiklah Inez. saya akan mengatur nanti, yang terpenting jaga kesehatan dirimu. jangan sampai skripsimu jadi terbengkalai, karena bekerja malam." Rossa tersenyum menatap kagum pada Inez, yang terlihat kuat meski rapuh.

"Baik bu Rossa, terimakasih." ucap Inez lalu pergi dari officenya Rossa.

Keesokan harinya, Inez sudah tidak lagi bekerja dishift pagi. semua temannya bingung karena Inez tidak hadir saat mereka briefing, Lucy yang merupakan sahabat Inez ditempatnya bekerja pun tidak mengetahui jika Inez pindah shift.

Lucy sempat khawatir dengan Inez. tapi saat Rossa datang memberitahu pada supervisor housekeeping, Lucy menjadi lega mendengarnya.

"Huh! anak itu kenapa gak cerita sama gue sih kalau pindah shift malam." monolog Lucy kesal, ia merasa seperti bukan sahabatnya Inez lagi.

Setelah briefing, mereka semua mulai bekerja sesuai job desknya sendiri. Lucy ataupun Inez tidak bertukar kabar hari itu, sebab Prometheus Club Hotel saat ini sedang ada acara besar. sehingga Lucy sangat sibuk, sedangkan Inez juga sibuk dengan bahan skripsinya.

Malam harinya Inez mulai bekerja, ia mencoba membiasakan dirinya dengan situasi yang sedikit berbeda. ternyata suasana diPrometheus Club Hotel pada malam hari lebih horor dari pada pagi hari, karena bar lounge akan sangat ramai jika hari semakin malam. namun akhirnya Inez jadi terbiasa dengan shift malamnya, hal yang terpenting adalah ia harus menjaga penuh kesadarannya.

Apalagi saat para tamu yang kembali ke room mereka dalam keadaan mabuk, jika pekerja wanita tidak sadar penuh maka bisa jadi mangsanya pria hidung belang yang mabuk. hari terus berlalu, ini adalah hari ke-22 dimana Inez full bekerja dishift malam pada bulan ini.

Saat ini Inez merasa tubuhnya sangat lelah, namun karena ini adalah shift malam terakhir. Inez bertahan untuk tetap masuk bekerja, kebetulan hari ini diPrometheus Club Hotel sedang low season. Inez berfikir dirinya akan kerja lebih santai dari biasanya, kemudian ia pun mulai bekerja sesuai job desknya.

Setelah selesai, Inez kembali kepantry untuk merapihkan peralatan kerjanya dan pergi beristirahat. tetapi saat Inez akan pergi, seorang tamu pria datang menghampirinya.

"Permisi nona, bisa tolong antarkan extra handuk kekamar 901??" ucap pria itu menatap Inez.

"Ah, bisa tuan. akan saya antar segera." ucap Inez tersenyum.

Melihat senyum Inez, otak jahat si pria itu pun aktif. pria itu memberikan botol minuman jeruk yang sudah ia campur dengan obat perangsang kepada Inez. dan dengan segala rayuan pria itu pun menyaksikan Inez meminumnya, lalu ia pergi setelah Inez masuk kepantry.

Saat Inez mengambil 2 handuk bersih didalam pantry, seketika tubuhnya jadi terasa panas. dengan cepat Inez keluar pantry untuk memberikan handuknya pada pria itu, namun pria itu ternyata sudah menghilang.

"Ah iya, aku hampir lupa. tamu tadi kan minta diantarkan handuknya!" monolog Inez, lalu berjalan kekamar 901 sambil menahan rasa panas ditubuhnya.

Jarak pantry dan kamar 901 cukup jauh, Inez yang tidak kuat lagi menahan rasa panas ditubuhnya pun berlari kekamar 901. Inez mengetuk pintu kamar sesuai prosedur hotel dengan sisa kesadaran yang ia miliki, namun setelah pintu di buka Inez yang langsung melihat toilet pun menerobos masuk.

Inez menutup pintu kamar mandi dan membuka pakaiannya, lalu menyalakan shower untuk menyiram tubuhnya yang terasa panas dan gerah itu. tanpa Inez sadari, ternyata didalam toilet ada Niko yang juga sedang terangsang obat ulah dari teman-temannya.

Niko tersenyum dengan kehadiran Inez, tanpa memikirkan apapun ia langsung menikmati keperawanan yang Inez jaga selama ini didalam toilet itu. awalnya Inez memberontak sekuat tenaga dan menangis, tapi karena obat perangsang Inez pun akhirnya tak kuasa untuk ikut menikmati permainan Niko.

"Sial! kau masih perawan baby, ugh... akh..." rancau Niko sambil memainkan pinggulnya naik turun, hingga akhirnya mereka berhenti setelah mendapatkan puncaknya masing-masing.

"Thank you baby." ucap Niko mencium kening Inez, lalu Niko keluar dari toilet.

"Sial kau Niko! sudah menuntaskannya dengan gadis itu sendirian." umpat Denis kesal, menahan panas ditubuh.

"Cih! gadis itu masih disini, tuntaskan saja jika kau mau bekasku itu. selagi baru aku yang menjebol dirinya." ucap Niko jujur dengan setengah sadar.

Mendengar itu, Denis langsung masuk kedalam toilet. melihat tubuh Inez yang seksi tanpa sehelai benangpun, hasrat Denis semakin tak tertahankan. hingga akhirnya Denis ikut menikmati tubuh seksi Inez didalam toilet itu, ia pun tak perduli lagi. bahwa gadis yang dihadapannya itu baru saja terjamah oleh Niko sahabatnya, karena yang ada difikiran Denis adalah menuntaskan dengan cepat hasratnya saat ini juga.

Sedangkan Inez yang masih dalam pengaruh obat perangsang, hanya bisa mengikuti permainan lawannya hingga Inez mendapatkan puncak untuk kedua kalinya dengan pria yang berbeda.

***

Pukul 04.00 dini hari, Inez merasakan sakit diseluruh tubuhnya. ia membuka kedua matanya, lalu mendudukkan diri untuk mengumpulkan kesadarannya. betapa terkejutnya Inez, saat melihat dirinya ada diantara dua pria diatas kasur tanpa sehelai benangpun.

"Arggghhhh!!" Inez berteriak, membuat kedua pria itu terbangun kaget.

"Siapa kalian?? apa yang kalian sudah lakukan padaku?? kenapa kalian tega?" ucap Inez dengan Isak tangisnya.

"Hei, kau tak perlu berteriak! bukankah kau hanya seorang gadis yang ingin menjadi ******?!" Niko berkata tegas.

Mendengar itu, Inez jadi semakin sesak dan menangis sejadi-jadinya.

"Hei, sudahlah jangan menangis. kami akan membayar dua kali lipat dari tarif yang kau buka semalamnya, sebutkan tarifmu berapa semalam?" ucap Denis menimpali.

Inez sangat geram mendengar dua pria yang sedang menghinanya itu. ia diam menghentikan tangisnya, lalu berdiri dan menampar dua pria itu bergantian.

Plak

Plak

"Dengar! aku bukan orang seperti yang kalian berdua maksudkan itu!! kalian pria yang tidak bermoral! menjijikan." ucap Inez lantang. dengan cepat Inez memakai pakaiannya yang ia ingat ada ditoilet, lalu pergi meninggalkan kamar itu dengan perasaan yang tidak karuan.

Sedangkan Denis dan Niko hanya diam saling bertukar pandang, mereka coba mengingat lagi kejadian semalam. tapi mereka masih belum mengingat jelas, sebab efek miras yang mereka minum terlalu keras.

Lalu bagaimanakah keadaan Inez??

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!