"S-sebenarnya ini bukan kemauanku, tapi kemauan dua bayi didalam perut."
Denis dan Niko saling menatap, mereka seolah sedang berbicara dalam hatinya setelah mendengar ucapan Inez.
"Naiklah kemobil, kami akan antar kau kesana untuk membelinya." tegas Niko berlalu masuk kedalam mobilnya.
"Naiklah Nez, tak baik wanita sendirian disini saat gelap begini." Denis berjalan lebih dulu, membuka pintu penumpang belakang mobil untuk Inez.
Setelahnya, Niko mengendarai mobil ketempat penjual pemelni yang Inez maksudkan tadi. karena Niko dan Denis juga merasa lapar, mereka akhirnya ikut memesan pemelni dengan isi ikan.
"Maaf nona, pemelni isi daging domba sudah habis terjual." ucap penjual itu.
Dengan mata yang berkaca-kaca, Inez mengelus perutnya yang sudah terlihat sedikit buncit itu sambil menundukkan kepalanya.
"Inez, kenapa kau tidak pesan pemelni dengan isian yang lain saja?" ucap Denis menawarkan, tetapi Inez hanya menggelengkan kepalanya.
Melihat Inez yang terus mengelus perutnya, penjual itu pun berkata.
"Maaf tuan dan nona, sebaiknya kalian pergi ketempat yang menjual pemelni isi daging domba saja didepan sana. karena bumil yang sedang ngidam ada mitosnya jika tidak dituruti, maka bayi akan mengeluarkan banyak liur saat lahir kedunia." jelas penjual itu pada Niko, Denis dan Inez.
"Semua itu hanya mitoskan pak?" tanya Denis pada penjual itu.
"Iya memang hanya mitos sih tuan, tapi faktanya ada yang seperti itu, anaknya diusia lima tahun masih mengeluarkan air liur yang berlebih."
Mendengar ucapan penjual itu, Denis dan Niko bergidik geli membayangkan jika itu adalah anak dari mereka.
"Kau punya stock daging domba lagi?" tanya Niko menimpali.
"Ada tuan, tapi belum diolah, karena itu stock untuk besok." ucap penjual itu.
"Kalau begitu olah sekarang sebanyak yang nona ini inginkan, kami bayar dua kali lipat dari pendapatanmu sehari." tegas Niko yang sudah merasa lelah jika harus berpindah tempat.
"Oh, baiklah tuan, tetapi akan sedikit lama, apa nona mau menunggunya?" ucap penjual itu sopan.
Niko dan Denis melihat kearah Inez, hingga akhirnya Inez menganggukkan kepalanya. selagi menunggu pelmeni isi daging domba itu dibuat, Denis dan Niko memakan pesanannya lebih dulu.
"Tuan Niko, aku ingin disuapi pelmeni yang sudah kau gigit setengahnya itu." Inez menunjuk pelmeni bekas gigitan yang masih ada disumpit tangan Niko dengan bibir mengerucut.
Niko menelan pelmeni yang tersisa di tenggorokannya, lalu menatap mata Inez dengan tatapan yang teduh.
"Kau atau bayi dikandunganmu yang menginginkannya Inez?" ucap Niko.
"Bayinya tuan, bayi ini ingin memakan bekas gigitan tuan Niko dan tuan Denis dengan disuapi." ucap Inez jujur.
Denis tersedak saat namanya juga disebut dalam keinginan sijabang bayi. melihat itu Inez langsung memberinya minum, lalu mengusap punggungnya Denis dengan lembut.
"Ah sudah, cukup Inez." ucap Denis.
Entah mengapa, perasaan Niko saat ini menjadi tidak karuan melihat Inez yang reflek mengelus punggung Denis. sama halnya dengan Denis, ia merasakan hal aneh saat punggungnya dielus Inez.
"Khm! kau jadi ingin aku suapi pelmeni bekas gigitannya Nez?" tanya Niko memastikan. karena pelmeni dipiring Niko hanya tersisa satu setengah lagi, sementara dipiring Denis masih tersisa tiga buah setengah lagi.
Inez mengangguk dan kembali duduk diantara Niko dan Denis, lalu Inez pun menghadap pada Niko dan membuka mulutnya seolah siap untuk disuapi. dengan perlahan Niko menyuapkan pelmeni bekas gigitannya itu pada Inez, hingga akhir Inez tersenyum menatap wajah Niko yang tampan.
"Terimakasih tuan, suapan tanganmu membuatku teringat akan ayah yang selalu menyuapiku dikala masih kecil." ucap Inez haru hingga mengeluarkan air mata, Niko yang melihat pun segera mengusap air mata dipipi Inez dengan begitu lembut.
Setelah mengunyah pelmeni dari Niko, kini Inez berganti mengunyah pelmeni dari suapan tangan Denis. dan tidak lama dari itu, pelmeni yang dipesan Inez pun datang. ia melahap tiga porsi pelmeni isi daging domba itu sendiri, hingga membuat kedua pria itu hampir tidak mempercayainya.
***
Pukul 05.30 pagi, Denis dan Niko yang baru tiba dimansionnya langsung pergi istirahat dikamarnya masing-masing. karena mereka hanya memiliki waktu dua jam untuk bisa beristirahat, meski sebenarnya mereka sangatlah lelah. tapi mereka tak akan pernah berhenti bekerja, karena ada banyak kehidupan orang yang selalu bergantung padanya.
Pukul 08.30 pagi. seperti biasa, diruang kerja mansion Moonlight. Denis dan Niko sudah disibukkan dengan berkas yang menumpuk, dengan rasa malas mereka membuka semua berkas itu hingga selesai tepat pada pukul 10.00.
"Nik, apa kau tahu usia kandungan Inez saat ini berapa??" tanya Denis.
"Kalau tidak salah empat atau lima bulan, aku tidak ingat dengan jelas." ucap Niko santai.
"Hm! terlalu lama menunggu, kenapa tidak kita lakukan saja tes DNA sejak dini Niko?" ucap Denis yang mulai kesal.
"Tidak, jangan lakukan itu Denis. sebab itu bisa membuat janinnya keguguran. bersabarlah sebentar lagi." jelas Niko pada Denis.
"Lalu apa yang akan kau lakukan jika janin dalam kandungannya, adalah anakmu Niko?" tanya Denis dengan tatapan mata yang serius.
"Entahlah Denis, kau sudah bertanya padaku untuk kedua kalinya soal ini. sekarang aku yang ingin bertanya, kau akan melakukan apa jika janin itu ternyata adalah anakmu??"
"Aku pun sama denganmu Niko, tidak tahu harus bagaimana jika itu terjadi. aku tak mungkin menikahinya, karena itu hanya akan menjadi beban bagiku." jujur Denis pada Niko.
Tokk
Tokk
Tokk
"Masuk!" ucap Denis.
"Ada apa Dave??" ucap Niko.
"Maaf bos. transaksi sig sauer P226 yang kita kirim sudah tiba di amerika pada pukul 06.15 pagi tadi melalui jalur laut, mohon dicek mutasi rekeningnya agar kami bisa langsung serah terima." ucap Dave dengan sopan.
Dengan cepat Niko membuka layar tab untuk mengecek mutasi rekening bank yang ia miliki, tertulis sejumlah uang 175 Triliun yang masuk ke rekening itu.
"Lakukan serah terima sekarang Dave." perintah Niko, yang langsung dilakukan oleh Dave.
Prok
Prok
Prok
"Fantastis! bisakah kita merayakannya bersama lagi malam ini?" ucap Denis.
"Tentu, tetapi tidak sampai mabuk. aku tak ingin mencari masalah, apalagi ada Alvaro sekarang dimansion ini." tegas Niko pada Denis.
"Hei Niko, adakan pesta diPrometheus Club Hotel saja bagaimana??"
Mendengar prometheus club hotel. Niko memijat keningnya dengan satu tangan, karena Niko teringat dengan Inez yang bekerja sebagai room attendant diprometheus club hotel.
"Inez, kehamilanmu sudah mulai besar. apa kau masih bekerja jadi room attendant diprometheus club hotel itu? andai aku bukan terlahir dari keluarga mafia, sudah pasti aku akan menikahi dirimu sebagai bentuk pertanggung jawaban diriku yang telah menikmati keperawananmu." monolog Niko dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments