Bab 10 | USG

Niko terus menggenggam tangan Inez disepanjang area kampusnya. hingga membuat semua kaum hawa menjadi semakin iri pada Inez, terutama Bella.

Bella melihat Inez diperlakukan dengan manis oleh Niko saat hendak masuk ke dalam mobil rolls royce phantom merah milik Niko.

"Lucy, kau duduk dibelakang dengan bunga-bunga ini." perintah Niko yang mengambil buket bunga ditangan Inez, kemudian Niko membantu membuka jubah wisuda dan topi toga yang Inez kenakan. setelahnya Niko membukakan pintu penumpang depan untuk Inez, lalu Niko berputar kepintu pengemudi dengan masih membawa jubah dan topi toga ditangan kirinya.

Niko memberikan jubah dan topi toga itu pada Lucy yang duduk dibelakang, memasangkan seat belt pada Inez, lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang kerumah sakit.

"Tuan Niko, kita mau kemana? ini bukan arah pulang kerumah kami." tanya Inez dengan suara pelan.

"Kerumah sakit, aku ingin lihat janin dalam kandunganmu." ucap Niko yang fokus menyetir mobilnya.

"Putar arah tuan. rumah sakit tempat Inez biasa cek kandungan, sudah kita lewati sejak tadi." ucap Lucy kali ini.

"Mulai sekarang sudah tidak disana. kau harus datang kerumah sakit yang sudah aku pilihkan dan setelah dari cek kandunganmu, kita akan mengemasi barang yang perlu kalian bawa untuk pindah rumah, kalian berdua juga harus siapkan surat resign dari tempat kerja itu untuk besok diajukan." tegas Niko.

"Apa??" ucap Inez dan Lucy bersamaan.

"Tuan, kau tidak bisa mengatur hidupku apalagi sampai menyuruh kami resign dan pindah rumah. bagaimana kami bisa hidup jika tidak bekerja? kemudian rumah mana lagi yang biaya sewanya semurah biaya sewa rumah kami saat ini, hm??" ucap Inez mengomeli Niko.

"Inez benar tuan. kecuali jika tuan mau membiayai hidup kami, jika begitu tentu kami akan menuruti permintaan tuan untuk resign dan pindah rumah." ucap Lucy dengan berani, hingga Inez menengok kebelakang menatap tajam pada Lucy.

"Tentu Lucy, seperti perjanjian awal." ucap Niko yang masih fokus menyetir.

Tidak lama kemudian mereka akhirnya sampai, dirumah sakit yang sudah Niko siapkan sebelumnya. Niko dan Inez pun langsung masuk kedalam ruang dokter kandungan tanpa harus mengantri dan lain sebagainya, dokter Alena adalah nama dokter kandungan yang sudah Niko siapkan untuk menangani Inez.

"Selamat siang tuan Niko dan nyonya Inez, silahkan duduk." ucap Alena mempersilahkan mereka berdua, karena Lucy menunggu diluar ruangan.

"Langsung periksa kandungannya saja Alena, aku tidak punya banyak waktu." tegas Niko dengan wajah dinginnya.

"Oh. baiklah, ada yang tidak sabar ingin bertemu babynya ternyata." goda Alena pada Niko yang terlihat begitu akrab.

Akhirnya Alena langsung membawa Inez untuk naik keatas brankarnya, ia mengolesi gel khusus pada kulit perut Inez. lalu menempelkan transducernya dan menggerakkan pada area tersebut, hingga melihatkan dua gambar janin yang sudah terbentuk pada monitor itu.

Setelahnya Niko dan Inez dijelaskan oleh Alena, tentang perkembangan bayi yang ada didalam kandungan Inez. ada hal yang sebenarnya membuat Alena ragu untuk mengatakannya, tapi Alena tidak bisa menyembunyikan dari Niko.

"Jelaskan apa yang terjadi Alena?" ucap Niko yang melihat Alena gelisah.

"Maaf tuan, dari hasil USG ini terekam. ada satu ukuran janin yang terlihat sedikit lebih kecil dari yang satunya lagi disemua parameter, dan semua ini menunjukkan mungkin telah terjadi superfekundasi dikehamilan nyonya."

"Apa itu superfekundasi dok?" tanya Inez yang tidak mengetahuinya.

"Superfekundasi adalah kondisi, ketika sel telur yang dibuahi oleh dua ****** berbeda dalam waktu yang berdekatan. ini merupakan kehamilan yang sangat langka, yang baru aku temui selama 7 tahun aku menjadi dokter kandungan." jelas Alena pada Inez dan Niko.

"Tapi mereka akan baik-baik saja kan dok?" ucap Inez khawatir.

"Mereka sehat nyonya, superfekundasi bukanlah suatu penyakit. dan ini baru dugaanku saja, untuk lebih pasti. kita akan melakukan tes DNA, saat kedua bayi ini lahir saja." jelas Alena lagi.

"Baiklah kalau begitu, terimakasih Alena." Niko langsung menggenggam tangan Inez dan mengajaknya keluar.

"Tunggu tuan Niko, bisakah kita bicara sebentar? ada hal yang harus aku sampaikan." ucap Alena meminta, lalu Niko menyuruh Inez dan Lucy untuk masuk lebih dulu kedalam mobilnya.

"Katakanlah." wajah Niko terlihat dingin dan datar didepan Alena, tapi melihat itu Alena justru tersenyum.

"Niko, aku minta maaf atas hal yang sudah terjadi pada 7 tahun yang lalu. sebenarnya aku tidak pernah sekalipun mengkhianatimu, aku hanya takut saat mengetahui siapa dirimu sebenarnya saat itu. jadi, aku membuat cerita agar kau mau meninggalkan aku."

"Sudahlah Alena, semua sudah berlalu. jalani saja hidup ini masing-masing, karena sampai kapanpun kita tidak akan bisa bersama." ucap Niko dingin.

"Tapi kenapa Niko?? kau tidak bisa bersama denganku yang ceritanya hanya dibuat-buat, tetapi kau bisa bersama dengannya saat faktanya memang nyata, bahkan sampai dia hamil hah??" Alena mulai kesal.

"Hei! aku menemuimu karena kau dokter kandungan wanita terbaik, bukan karena hal yang diluar dari tugasmu." tegas Niko lalu pergi menuju mobilnya, dimana Inez dan Lucy sudah ada didalamnya.

"Tuan, apa ada hal penting yang dokter Alena katakan padamu tadi?" tanya Inez saat Niko sibuk memasang seat beltnya.

"Ah, tidak ada." wajah Niko terlihat datar, membuat Inez merasa curiga.

"Sungguh tak ada tuan?? tapi kenapa wajahmu terlihat seperti orang kesal?" ucap Inez lagi, untuk memastikan Niko.

"Tak apa, aku hanya lelah." lalu Niko memaksakan sedikit senyum, ia mulai melajukan mobilnya kerumah Inez.

Selama diperjalanan dari rumah sakit kerumah kecil yang Inez sewa, mereka hanya terdiam. hingga akhirnya mereka bertiga masuk kedalam rumah kecil itu, Niko bersandar pada kursi tamu kecil dan ia merasakan kenyamanan yang sudah lama tidak ia rasakan lagi.

"Kau mau minum teh atau kopi tuan?" ucap Lucy menawarkan Niko, lalu Niko memilih kopi.

Sementara Inez pergi kedalam kamar, untuk merapikan barang-barang yang akan mereka bawa kerumah barunya yang sudah Niko siapkan.

bruk

bruk

"Aauw." Niko bergegas kedalam kamar saat mendengar suara Inez merintih.

Dengan gerakan cepat Niko membantu Inez yang jatuh tersungkur tertimpa kardus, setelah menyingkirkan kardus itu. Niko mengangkat tubuh Inez dan merebahkannya diatas kasur, setelah memastikan tidak ada yang terluka, Niko mengelus lembut perut buncit Inez yang sudah masuk usia lima bulan.

"Kalian harus kuat ya nak. jangan buat mommy kalian sakit, daddy menunggu kalian lahir didunia ini." ucap Niko lembut sambil terus mengelus perut buncitnya Inez, hal itu membuat hati Inez berdebar tidak karuan hingga Inez mengeluarkan air mata dipipinya.

"Hei, kenapa menangis hm??"

"Aku hanya terharu tuan, andaikan saja semua ini bukan kesalahan. pasti akan terasa begitu menyenangkan, hidupku akan bahagia dengan orang yang aku cintai dan juga mencintaiku."

"Apa maksudmu?"

"Hanya sebuah mimpi tuan, aku punya mimpi bisa memiliki keluarga kecil yang bahagia suatu saat nanti. seperti menikah dengan orang yang aku cintai dan mencintai diriku, lalu memiliki anak yang dibuat dan dibesarkan dengan rasa cinta kami. tetapi semua itu kini hanya tinggal mimpi, dan mimpi itu tak akan pernah bisa terwujud kecuali ada orang yang bisa menerimaku apa adanya setelah ini." lirih Inez.

Niko memejamkan matanya sejenak, lalu mendekatkan wajahnya pada Inez yang berbaring diatas kasur.

"Lahirkan mereka. setelahnya semua mimpimu akan terwujud, percayalah."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!