Denis dan Niko masih berada di balkon ruang acara pernikahan, mereka saling diam untuk waktu yang cukup lama. hingga akhirnya Inez menghampiri keduanya, karena ia sangat khawatir dengan baby twinnya yang ditinggal bersama Irina dan Olga dirumah.
"Maaf tuan Denis, tuan Niko. apa kalian belum selesai bicaranya? aku khawatir dengan baby twin dirumah." lirih Inez menatap sendu pada keduanya.
"Antarkan istrimu Denis. aku menunggu dimansion, ada banyak pekerjaan yang tidak bisa kita tunda lagi." ucap Niko yang melangkah hendak pergi, namun Inez mencekal lembut tangannya Niko.
"Tuan Niko, bisakah kau sering-sering berkunjung kerumah untuk bertemu Valdo? dan, bisakah kau menungguku?" ucap Inez lirih menatap matanya Niko.
Niko yang memiliki perasaan pada Inez, tersenyum mendengar pertanyaan itu.
"Tentu, aku adalah daddynya Valdo. dan aku juga akan menjadi suamimu nanti, jadi kau juga harus merawat dirimu untuk diriku nanti." ucap Niko lalu pergi meninggalkan keduanya disana.
Setelah kepergian Niko, Denis meraih tangan Inez untuk ia genggam. lalu ia dan Inez melangkah keluar ruang acara menuju rolls royce phantomnya Denis yang terparkir rapih disana.
Denis membukakan pintu penumpang depan, lalu memasangkan seat beltnya pada Inez sebelum ia duduk dikursi pengemudi. tak seperti biasanya, sikap Denis terlihat manis hari ini. sehingga membuat Inez teringat pada Niko, yang menjemput dirinya dan Lucy diacara wisuda pada beberapa bulan yang lalu.
35 menit kemudian, Denis dan Inez tiba dirumah. kedatangan mereka disambut dengan dekorasi pesta kecil yang indah lengkap dengan kue pernikahan, semua dibuat dengan rasa cinta para pelayan untuk Denis dan Inez dirumah itu.
"Selamat menempuh hidup baru tuan Denis dan nyonya Inez, semoga kalian berbahagia selalu." ucap Irina mewakili ucapan selamat para pelayan yang lain.
"Terimakasih untuk Irina dan semua, aku sungguh terharu dengan semua ini. tapi maaf aku ingin kekamar melihat baby twinku, jadi kalian nikmati pesta ini lebih dulu ya... aku menyusul." ucap Inez tersenyum pada semuanya, lalu ia melangkah pergi menuju kamarnya di lantai atas tanpa menunggu jawaban para pelayannya.
"Nikmatilah pesta ini lebih dulu, akan aku susul nanti bersama Inez." ucap Denis lalu menyusul Inez ke kamarnya.
Dikamar itu, Denis melihat Inez saat ini sedang memandang baby twin tertidur didalam boxnya. ia membuka jas dan rompi yang dikenakan, meletakkannya asal diatas kasur king size milik Inez. kemudian Denis menghampiri Inez dan berdiri tepat dibelakang tubuhnya, Inez hendak berbalik badan saat merasakan hembusan nafas ditelinganya. namun Denis mencekalnya, dengan memeluk pinggang Inez dari belakang.
"Biarkan seperti ini Inez. seharusnya baby twin bisa melihat kita seperti ini, karena aku yakin mereka juga bahagia." bisik Denis ditelinga saat Inez mencoba melepaskan, ia juga mengecup rambut Inez yang terdapat hiasan pernikahan.
"Ma-af tuan, apa tidak sebaiknya kita berganti pakaian lalu turun kebawah?" cicit Inez yang merasa jantungnya berdegup kencang.
"Hmm. Nez, siapa aku bagimu saat ini?" ucap Denis membalikkan tubuh Inez, untuk menghadap pada dirinya. Denis menatap mata Inez dalam, untuk tahu jawaban yang sebenarnya dari Inez.
"A-yah dari Revaldi dan su-a-miku." Inez benar-benar dibuat gugup oleh Denis.
"Ya, kau benar. aku bukan hanya ayah dari anakmu Revaldi, tapi aku suamimu dan bukan tuanmu. jadi jangan panggil tuan lagi padaku, kau paham hm??"
"Lalu aku harus panggil dirimu apa?" mata Inez kini menatap mata Denis.
"Panggil namaku, atau daddy Valdi, atau kau juga bisa memanggil dengan panggilan sayangmu untukku, misalnya bee mungkin." ucap Denis mengulum bibirnya sendiri menahan senyum.
"Baiklah, daddy. mungkin itu akan lebih sopan, agar Revaldi juga terbiasa nanti memanggilnya."
"Baiklah momi. sekarang kau gantilah pakaian, aku akan mengantarmu turun untuk ikut berpesta. maaf, aku tak bisa menemanimu disini untuk beberapa malam nanti, karena banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan." jelas Denis pada Inez dengan wajah yang sendu, hingga Inez tersenyum melihatnya.
"Tak apa daddy, kami akan mengerti dan menunggumu disini." ucap Inez tulus, kemudian Inez pergi mengganti pakaiannya dikamar kecil.
Sementara Inez mengganti pakaian, Denis membuka dan melihat dompet milik Inez yang hanya terdapat satu foto keluarga. satu gold card, ktp milik Inez dan satu black card milik Niko yang terlihat disana. sedangkan untuk uang cashnya hanya ada 400ribu, Denis kemudian membuka dompet miliknya. mengambil satu black card dan sejuta uang cash, untuk ia masukkan kedalam dompet milik Inez.
"Daddy, sedang apa?" tanya Inez yang melihat Denis meletakkan dompetnya.
"Hanya menambah uang cash dan satu black card milikku didompetmu momi, jadi mulai sekarang. kau memiliki dua black card didompetmu, dan aku harap kau lebih sering menggunakan milikku dibanding milik Niko." jelas Denis pada Inez, yang hanya dijawab Inez dengan anggukan kecil.
***
Dimansion Moonlight. Niko kini sedang berkutat pada berkas yang menumpuk diruang kerjanya, seharusnya Niko bisa menyelesaikan dalam waktu dua jam. namun entah mengapa sudah hampir tiga jam Niko belum menyelesaikannya.
Otaknya terasa penuh dengan bayang Inez, yang mengajukan pertanyaan tadi dibalkon ruang acara pernikahan. ingin rasanya Niko memeluk erat tubuh Inez, namun semua terhalang dengan status Inez yang sudah menjadi istri Denis.
"Aaarrrrrhggghhh!!! Sial!!!" teriak Niko kesal memukul dinding ruang kerjanya, hingga membuat Dave dan Steve yang diluar ruangan kaget dengan suara itu.
Dack!!
Dack!!
"Aarrrrggghhh!!" Niko masih berteriak. Dave akhirnya terpaksa masuk kedalam ruangan, karena khawatir dengan Niko.
"Hentikan Niko!!" teriak Dave kali ini, Dave tak perduli dengan tatapan mata Niko yang seperti ingin membunuhnya. Dave justru semakin berani mendekati Niko yang sedang marah itu, karena ia sangat khawatir.
"Lihat dirimu Niko! kau terluka hanya karena tak terima dengan keputusan yang kau buat sendiri, tak bisakah kau bersabar Niko?! hanya satu tahun... " Dave mencoba menyadarkan Niko.
Sementara diluar, Denis yang baru saja sampai dimansion langsung berjalan menuju ruang kerja. tapi Denis ditahan masuk oleh Steve, karena kondisi Niko saat ini sedang dalam keadaan marah.
"Lepaskan aku Steve, aku akan bicara sendiri dengan Niko." tekan Denis pada Steve dengan sorot mata yang tajam.
Niko dan Dave terdiam, saat melihat Denis yang sudah ada didalam ruang kerja itu. ruangan terlihat berantakan, ditambah noda darah yang mengotori dinding ruangan itu.
"Dave. keluarlah, aku akan bicara pada Niko dan kami akan baik-baik saja." ucap Denis, lalu menghela nafasnya.
Dave yang mengerti, akhirnya keluar meninggalkan mereka berdua didalam. setelahnya, Denis menghampiri Niko dan mengajaknya untuk duduk, Denis dan Niko kini duduk saling berhadapan.
"Niko, aku ingin negosiasi denganmu. 18 tahun bersama, bukan waktu yang sebentar. kau dan aku tentunya tidak ingin saling melukai, tapi ini soal hati. jadi bagaimana jika pernikahanku ini diakhiri dalam tiga bulan? lalu setelah kau dan Inez menikah tiga bulan, aku menikahi Inez lagi."
Pyarrr!!
bunyi Niko melemparkan gelas ke arah dinding, jadi pecah berkeping-keping.
"Apa kau gila Denis?!" Niko menekan amarahnya.
"Tidak Nik, kau dengar dulu penjelasan yang aku ingin katakan." ucap Denis membela dirinya, Niko pun terdiam.
"Inez akan menjadi milik kita bersama Nik, dengan kau yang tetap menjadi suami sahnya Inez. sedangkan aku, tak apa jika dijadikan suami keduanya. asal Inez tetap menjadi istriku, dan istri kita berdua Nik. aku rela mengalah tentang status padamu Nik, tapi aku tidak rela jika sepenuhnya menyerahkan Inez. kau paham maksudku Nik, kau jauh lebih cerdas dari diriku." ucap Denis menatap Niko dengan mata yang sedikit merah.
"Apa dia mau melakukan poliandri??"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments